d. Pendengaran Lemah
Manajer perlu belajar untuk mendengar secara efektif agar mampu mengatasi hambatan ini. Berbagai kebiasaan sehubungan dengan pendengaran
lemah meliputi: mendengar hanya dipermukaan saja, hanya memberikan sedikit perhatian pada apa yang sedang dikatakan, memberikan pengaruh, melalui baik
perkataan maupun tanda-tanda, menunjukkan kejengkelan atau kebosanan terhadap bahan pembicaraan dan mendengar dengan tidak efektif.
e. Ketidaktepatan Penggunaan Bahasa
Salah satu kesalahan besar yang terdapat dalam komunikasi adalah anggapan bahwa pengertian terletak dalam kata-kata yang digunakan, sebagai
contoh: Perintah Manajer untuk mengerjakan “secepat mungkin” bisa berarti satu jam, satu hari atau satu minggu. Disamping itu, bahasa non-verbal yang tidak
konsisten seperti nada suara, ekspresi wajah dan sebagainya dapat mengehambat komunikasi. Dengan demikian jelaslah bahwa arus komuniukasi dari atasan
kebawahan komunikasi dari atasan ke bawahan belum tentu berjalan dengan mulus, sesuai dengan yang diharapkan karena dipengaruhi berbagai faktor.
2.2 Kompetensi 2.2.1 Pengertian Kompetensi
Istilah kompetensi menurut Webster Dictionary mulai muncul pada Tahun 1596. Istilah ini diambil dari kata latin “Competere” yang artinya “to be suitabel”.
Kemudian ini secara sunstansial mengalami perubahan dengan masuknya berbagai isu dan pembahasan mengenai konsep kompetensi dari berbagai literatur.
Universitas Sumatera Utara
Pengertian kompetensi adalah karakteristik yang mendasari seseorang berkaitan dengan efektivitas kinerja individu dalam pekerjaannya atau
kerekteristik dasar yang memiliki hubungan kausal atau sebagai sebab akibat dengan kriteria yang dijadikan acuan, efektif atau berkinerja prima atau superior
di tempat kerja atau pada situasi tertentu. Menurut Spencer dalam Moeheriono, 2009:4 kompetensi terletak pada
bagian dalam setiap manusia dan selamanya ada pada kepribadian seseorang yang dapat memprediksikan tingkah laku dan performansi secara luas pada semua
situasi dan tugas pekerjaan atau jobs task. Adapun makna yang terkandung dalam defenisi kompetensi ini adalah:
a. Karakteristik dasar underlying characteristic kompetensi adalah bagian dari kepribadian yang mendalam dan melekat pada seseorang serta
mempunyai prilaku yang dapat dipresiksi pada berbagai keadaan tugas pekerjaan.
b. Hubungan kausal causally related berarti kompetensi dapat menyebabkan atau digunakan untuk memprediksi kinerja sesorang, artinya
jika mempunyai kompetensi yang tinggi, maka akan mempunyai kinerja yang tinggi pula sebab akibat.
c. Kriteria criterian referenced yang dijadikan sebagai acuan bahwa kompetensi secara nyata akan memprediksi seseorang dapat bekerja
dengan baik, harus terukur dan spesifik atau terstandar. Memiliki SDM adalah keharusan bagi perusahaan. Mengelola SDM
berdasarkan kompetensi diyakini bisa lebih menjamin keberhasilan mencapai
Universitas Sumatera Utara
tujuan. Sebagian besar perusahaan memakai kompetensi sebagai dasar dalam memilih pekerja, mengelola kinerja, pelatihan dan pengembangan serta pemberian
kompensasi. Analisis kompetensi disusun sebagian besar untuk pengembangan karier,
tetapi penentuan tingkat kompetensi dibutuhkan untuk mengetahui efektivitas tingkat kerja yang diharapkan. Keterampilan skill, pengetahuan knowledge,
dan sikap attitude merupakan faktor yang menentukan penilaian terhadap kompetensi sumber daya manusia dalam menghasilkan tingkat kinerja pada suatu
perusahaan. Hutapea dan Thoha 2008:28 mengungkapkan bahwa ada tiga komponen
utama pembentukan kompetensi yaitu pengetahuan yang dimiliki seseorang, kemampuan, dan prilaku individu. Pengetahuan knowledge adalah informasi
yang dimiliki seseorang karyawan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai bidang yang digelutinya tertentu, misalnya bahasa komputer.
Pengetahuan karyawan turut menentukan berhasil tidaknya pelaksanaan tugas yang dibebankan kepadanya, karyawan yang mempunyai pengetahuan yang
cukup meningkatkan kinerja di perusahaa misalnya harus mengetahui teori pekerjaan, mampu berfikir kreatif dan memahami aturan dalam pekerjaan.
Keterampilan skill merupakan suatu upaya untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan perusahaan kepada seseorang karyawan yang
baik dan maksimal, misalnya seorang programmer computer. seorang karyawan dituntut harus mampu memecahkan masalah, mampu berkomunikasi dengan baik
dan mampu bekerja sama. Disamping pengetahuan dan kemampuan karyawan,
Universitas Sumatera Utara
hal yang paling perlu diperhatikan adalah sikap prilaku karyawan. Sikap attitude merupakan pola tingkah laku karyawan di dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya sesuai degan peraturan perusahaan. Apabila karyawan mempunyai sifat mendukung pencapaian organisasi misanya, mengenal
pekerjaannya, disiplin, dan patuh maka secara otomatis segala tugas yang dibebankan kepadanya akan dilaksanakan sebaik-baiknya . Dimensi dari
kompetensi yaitu: Kompetensi knowledge, skill, dan attitude cenderung lebih nyata dan
relatif berada di permukaan ujung sebagai kerteristik yang dimiliki manusia. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah kemampuan dan
kemauan untuk melakukan tugas dengan kinerja yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan.
2.3 Kinerja Karyawan