Kerjasama Internasional Kerangka Teori Penelitian

Robert Keohane dan Joseph Nye berpendapat bahwa hubungan antarnegara Barat dicorakkan oleh Interdepedensi Kompleks. Ketika terdapat derajat interdepedensi yang tinggi, negara-negara akan membentuk institusi-institusi internasional untuk menghadapi masalah-masalah bersama. Institusi-institusi memajukan kerjasama lintas batas-batas internasional dengan menyediakan informasi dan mengurangi biaya. Instituís-institusi itu dapat berupa organisasi internacional formal atau dapat berupa serangkaian persetujuan yang agak formal yang menghadapi aktivitas-aktivitas atau isu-isu bersama. 33 Neoliberalisme sangat memuja pasar. Neoliberalisme percaya bahwa tidak hanya faktor produksi, konsumsi, dan distribusi yang tunduk pada hukum pasar, tapi seluruh aspek kehidupan. Dia juga mengkriktik dan menolak segala campur tangan negara, termasuk minggir dari aktivitas program kesejahteraan karena program ini menimbulkan déficit. Dengan mengurangi program kesejahteraan, kas negara akan diringankan. Situasi ini memungkinkan pemerintah untuk menurunkan pajak pada para pelaku bisnis, yang pada gilirannya akan memicu gairah baru berproduksi. 34 Tujuan utama suatu negara melakukan kerjasama internasional adalah untuk memenuhi kepentingan nasionalnya yang tidak dimiliki di dalam negeri. Untuk itu, negara tersebut perlu memperjuangkan kepentingan nasionalnya di luar negeri. Dalam kaitan itu, diperlukan suatu kerjasama untuk mempertemukan

1.5.4. Kerjasama Internasional

33 Ibid. hal. 64-65. 34 Khudori. Op. Cit. hal. 3. Universitas Sumatera Utara kepentingan nasional antarnegara. 35 Dalam melakukan kerjasama, sekurang-kurangnya harus dimiliki dua syarat utama, yaitu, pertama, adanya keharusan untuk menghargai kepentingan nasional masing-masing anggota yang terlibat. Tanpa adanya penghargaan tidak mungkin dapat dicapai suatu kerjasama seperti yang diharapkan semula. Kedua, adanya keputusan bersama dalam mengatasi setiap persoalan yang timbul. Untuk mencapai keputusan bersama, diperlukan komunikasi dan konsultasi secara berkesinambungan. Frekuensi komunikasi dan konsultasi harus lebih tinggi daripada komitmen. Dalam kerjasama antarnegara masalah bukan hanya terletak pada identifikasi sasaran-sasaran bersama dan metode untuk mencapainya, tetapi terletak pada pencapaian sasaran itu. Kerjasama akan diusahakan apabila manfaat yang diperoleh diperkirakan akan lebih besar daripada konsekuensi-konsekuensi yang harus ditanggungnya. Oleh sebab itu, keberhasilan kerjasama dapat diukur dari perbandingan besarnya manfaat yang dicapai terhadap konsekuensi yang ditanggung. Di samping itu, keberhasilan kerjasama ditentukan oleh sifat dari tujuan kerjasama yang hendak dicapai. 36 Dr. Budiono mengelompokkan kerjasama internasional dalam empat bentuk. Pertama, kerjasama global, dimana sejarah kerjasama ini dapat ditelusuri dari terbentuknya kerjasama Westphalia 1648 dan merupakan akar kerjasama global. Selanjutnya terbentuk kerjasama oleh negara-negara yang mengalami dampak akibat pecahnya PD I dan II dan kemudian tanggal 26 Juni 1945 sebuah perjanjian sanfransisco yang merupakan titik tolak dari berdirinya PBB yang merupakan forum kerjasama global. Kedua, kerjasama regional, merupakan kerjasama 35 Sjamsumar Dam dan Riswandi, Loc. Cit.. 36 Sjamsumar Dam dan Riswandi, Kerja Sama ASEAN, Latar Belakang, Perkembangan, dan Masa Depan. Jakarta: Pustaka Relajar, 1995. hal. 16. Universitas Sumatera Utara antarnegara yang secara geografis letaknya berdekatan. Selain kedekatan geografis, kesamaan pandangan politik dan kebudayaan maupun struktur produktifitas ekonomi juga turut menentukan terwujudnya suatu kerjasama. Ketiga, kerjasama fungsional, dimana kerjasama ini tidak dapat dilepaskan dari power. Kerjasama ini berangkat dari prakmatisme pemikiran yang mensyaratkan adanya kemampuan pada masing-masing mitra kerjasama. Dan keempat, kerjasama ideologi. Kerjasama ini lebih banyak dipakai oleh kelompok kepentingan yang ingn berusaha mencapai tujuannya dengan memanfaatkan berbagai kemungkinan yang terbuka di forum global. 37 Organisasi internasional merupakan, ”any cooperative arrangement instituted among states, usually by a basic agreement, to perform some mutually advantageous functions implemented through periodic meetings and staff activities” .

1.5.5. Organisasi Internasional