absolute advantage pada produksi pakaian. Dikatakan absolute advantage karena masing-masing negara dapat menghasilkan satu macam barang dengan biaya yang
secara absolut lebih rendah dari negara lain.
19
Dasar pemikiran teori Keunggulan Komparatif adalah bahwa perdagangan antara dua negara terjadi apabila masing-masing negara memiliki biaya relatif
yang terkecil atau produkstivitas Tenaga KerjaTK relatif yang terbesar untuk jenis barang yang berbeda.
1.5.2.2. Teori Keunggulan Komparatif
20
Jadi, penekanan pada perbedaan efisiensi atau produktivitas relatif antarnegara dalam memproduksi dua atau lebih jenis barang
yang menjadi dasar terjadinya perdagangan internasional. Titik pangkal teori ini adalah bahwa nilai atau harga per unit dari suatu barang ditentukan oleh jumlah
waktu atau maksimum jam kerja yang diperlukan satu orang TK dan jumlah TK yang dipakai untuk memproduksi satu unit barang tersebut. Menurut teori cost
comparative advantage , suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan
internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana negara tersebut dapat berproduksi relatif lebih efisien serta mengimpor barang di
mana negara tersebut berproduksi relatif kurangtidak efisien.
21
Teori ini mencoba melihat keuntungan atau kerugian dalam perbandingan relatif. Teori ini berlandaskan pada asumsi:
22
1. Labor Theory of Value, yaitu bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh
jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang
19
Ibid . hal. 44.
20
Hamdy Hadi, Op. Cit. hal. 57
21
Gregorius Chandra, dkk, Pemasaran Global: Internasionalisasi dan Internetisasi, Yogyakarta: Andi, 2004. hal. 28.
22
Tulus T.H. Tambunan Op. Cit, hal. 46.
Universitas Sumatera Utara
tersebut, dimana nilai barang yang ditukar seimbang dengan jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk memproduksinya.
2. Perdagangan internasional dilihat sebagai pertukaran barang dengan
barang. 3.
Tidak diperhitungkannya biaya dari pengangkutan dan lain-lain dalam hal pemasaran
4. Produksi dijalankan dengan biaya tetap, hal ini berarti skala produksi tidak
berpengaruh. 5.
Faktor produksi sama sekali tidak mobile antar negara. Oleh karena itu , suatu negara akan melakukan spesialisasi dalam produksi barang-barang
dan mengekspornya bilamana negara tersebut mempunyai keuntungan dan akan mengimpor barang-barang yang dibutuhkan jika mempunyai
kerugian dalam memproduksi.
1.5.2.3. Teori Hecksher dan Ohlin H-O
Teori Hecksher dan Ohlin H-O menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik, negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang
menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah secara intensif. Teori ini mempunyai dua kondisi penting sebagai dasar dari munculnya perdagangan
internasional yaitu ketersediaan faktor produksi dan intensitas dalam pemakaian faktor produksi atau proporsi faktor produksi. Menurut teori ini, tiap negara akan
berspesialisasi pada jenis barang tertentu dan mengekspornya, yang bahan baku atau faktor produksi utamanya berlimpah atau harganya murah di negara tersebut
dan mengimpor barang-barang yang bahan baku atau faktor produksi utamanya
Universitas Sumatera Utara
langka atau mahal.
23
Analisis teori H-O; pertama, harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-
masing negara; kedua, Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor
produksi yang dimilkinya; ketiga, masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang tertentu karena negara
tersebut memilki faktor produksi yang relatif banyak dan murah untuk memproduksinya; dan keempat, masing-masing negara akan mengimpor barang-
barang tertentu karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal untuk memproduksinya.
Suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu
keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi. Basis dari keunggulan komparatif adalah: pertama, faktor endowment, yaitu kepemilikan
faktor-faktor produksi didalam suatu negara.; kedua, faktor intensity, yaitu teknologi yang digunakan didalam proses produksi, apakah labor intensity atau
capital intensity.
24
23
Ibid . hal. 47.
24
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
1.5.3. Teori Hubungan Internasional