meneruskan  kegiatan  bisnis  hariannya.  Secara  matematis  current ratio dapat dirumuskan sebagai berikut Riyanto, 2001:
Lancar Hutang
Lancar Aktiva
 Ratio
Current
e.  Risiko Bisnis Risiko  Bisnis  adalah  ketidakpastian  yang  melekat  dalam
proyeksi  tingkat  pengembalian  aktiva  masa  depan.  Risiko  bisnis adalah  suatu  fungsi  dari  ketidakpastian  yang  inheren  di  dalam
proyeksi  pengembalian  atas  modal  yang  diinvestasikan  di  dalam sebuah  perusahaan  yang  mencakup  intrinsic  business  risk,
financial leverage risk, dan operating leverage risk Bringham dan Houston, 2006.
Menurut  Weston  1989  dalam  yuniningsih  2002  proksi risiko  bisnis  diukur  dengan  hasil  pengembalian  yang  diharapkan
sebelum pajak EBIT terhadap total aset perusahaan. Perhitungan standar  deviasi  adalah  dengan  menggunakan  rata-rata  perusahaan
sampel  selama  tahun  bersangkutan.  Secara  matermatis  risiko bisnis dapat diformulasikan sebagai berikut:
Aktiva Total
EBIT RISK
B
C.  Populasi dan Sampel Penelitian 1.  Populasi
Sugiyono  2009  mendefinisikan  populasi  adalah  wilayah generalisasi  yang  terdiri  atas  obyek  atau  subyek  yang  mempunyai
kualitas  dan  karakteristik  tertentu  yang  ditetapkan  oleh  peneliti  untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dari penelitian ini
adalah  perusahaan  yang  tercatat  dalam  perhitungan  indeks  LQ  45 periode  2012-2014  yang  berjumlah  45  perusahaan,  yang  mempunyai
saham  yang  paling  likuid  dan  memiliki  nilai  kapitalisasi  yang  tinggi. Hal  ini  dilakukan  karena  perusahaan  yang  masuk  dalam  perhitungan
indeks  LQ  45  dianggap  mempunyai  struktur  modal  yang  optimal  dan memengaruhi  keadaan  pasar  serta  memiliki  prospek  pertumbuhan  dan
kondisi  keuangan  yang  cukup  baik.  Sementara  penelitian  terdahulu biasanya meneliti pada beberapa sektor bahkan bahkan satu sektor saja,
sehingga memberikan manfaat pada sektor tertentu.
2.  Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi, dimana sampel yang baik adalah  sampel  yang  dapat  mewakili  sebanyak  mungkin  karakteristik
dari  seluruh  populasi.  Teknik  yang  digunakan  dalam  pengambilan sampel  menggunakan  metode  purposive  sampling  yaitu  metode
penentuan  sampel  dengan  pertimbangan  tertentu  Sugiyono,  2009 dengan menggunakan karakteristik sebagai berikut:
a.  Perusahaan-perusahaan non-perbankan
yang masuk
dalam perhitungan  indeks  LQ  45  secara  konsisten  selama  periode
pengamatan 2012-2014. b.  Perusahaan  yang  selalu  menyajikan  laporan  keuangan  selama
periode pengamatan 2012 –2014.
c.  Perusahaan  yang  memiliki  data  yang  lengkap  selama  periode pengamatan  2012
–2014.  Apabila  dalam  proses  penelitian  terdapat perusahaan  yang  tidak  dapat  dihitung  rasionya,  maka  akan
dikeluarkan dari perhitungan.
D.  Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data 1.  Jenis Data
Jenis  data  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  data kuantitatif.  Sugiyono  2010  mendefinisikan  data  kuantitatif  sebagai
data  yang  berbentuk  angka.  Data  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini adalah  data  sekunder,  yaitu  data  yang  tidak  secara  langsung  diberikan
kepada pengumpul data. Data berupa laporan keuangan perusahaan LQ 45  yang  memenuhi  kriteria  sampel  penelitian  yang  terdaftar  di  Bursa
Efek  Indonesia  tahun  2012-2014  yang  diperoleh  dari  Indonesian Capital Market Directory yang dapat diakses melalui www.idx.co.id.
2.  Teknik Pengumpulan Data
Teknik  pengumpulan  data  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini yaitu  dengan  metode  dokumentasi.  Metode  dokumentasi  adalah
pengumpulan  data  dengan  dokumen  yang  dapat  berupa  laporan
keuangan yang telah dikumpulkan dan dipublikasikan.
E.  Teknik Analisis Data 1.  Uji Normalitas
Uji  normalitas  data  bertujuan  untuk  menguji  apakah  dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen keduanya
mempunyai  distribusi  normal  atau  tidak  Ghozali,  2011.  Uji normalitas
data dalam
penelitian ini
menggunakan Kolmogorov-Smirnov  Test  untuk  masing-masing  variabel.  Hipotesis
yang digunakan adalah: H
: data residual tidak berdistribusi normal H
a
: data residual berdistribusi normal Jika data memiliki tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 atau 5
maka dapat disimpulkan bahwa H diterima, sehingga data dikatakan
berdistribusi normal Ghozali, 2011.
2.  Uji Asumsi Klasik
Uji  asumsi  klasik  dalam  model  regresi  dilakukan  untuk menghindari  adanya  bias  dalam  pengambilan  keputusan.  Pengujian
asumsi klasik yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a.  Uji Autokorelasi Uji  Autokorelasi  bertujuan  menguji  apakah  dalam  model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t  dengan  kesalahan  pengganggu  pada  periode  t-1  sebelumnya
Ghozali, 2011.
Salah  satu  uji  formal  yang  paling  populer  untuk  mendeteksi autokorelasi  adalah  uji  Durbin-Watson,  dasar  pengambilan
keputusan ada tidaknya gejala autokorelasi adalah: Tabel 1. Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi
Hipotesis nol Keputusan
Jika Tidak ada autokorelasi positif
Tolak 0  d dl
Tidak ada autokorelasi positif No desicison
dl ≤ d ≤ du Tidak ada korelasi negatif
Tolak 4
– dl  d  4 Tidak ada korelasi negatif
No decision 4
– du ≤ d ≤ 4 - dl Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif    Tidak ditolak
du  d  4 – du
Jika  regresi  kita  memiliki  autokorelasi,  maka  ada  beberapa  opsi penyelesainnya antara lain Ghozali, 2011:
1  Tentukan  apakah  autokorelasi  yang  terjadi  merupakan  pure autocorrelation  dan  bukan  karena  kesalahan  spesifikasi  model
regresi.  Pola  residual  dapat  terjadi  karena  adanya  kesalahan spesifikasi  model  yaitu  ada  variabel  penting  yang  tidak
dimasukkan  ke  dalam  model  atau  dapat  juga  karena  bentuk fungsi persamaan regresi tidak benar.
2  Jika  yang  terjadi  adalah  pure  autocorrelation,  maka  solusi autokorelasi  adalah  dengan  mentransformasi  model  awal
menjadi model difference. b.  Uji Multikolinearitas
Uji  multikolinearitas  bertujuan  untuk  menguji  apakah  dalam model  regresi  ditemukan  adanya  korelasi  antar  variabel  bebas
independen.  Dalam  model  regresi  yang  baik  seharusnya  tidak terjadi  korelasi  di  antara  variabel  bebas  atau  independen  Ghozali,
2009. Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan  variance  inflation  factor  VIF  dari  hasil  analisis  dengan
menggunakan  SPSS.  Apabila  tolerance  value  lebih  tinggi  daripada 0,10 atau VIF lebih kecil daripada 10 maka dapat disimpulkan tidak
terjadi multikolinearitas. c.  Uji Heteroskedastisitas
Penyimpangan  asumsi  klasik  adalah  heteroskedastisitas, artinya varian variabel dalam model tidak sama. Konsekuensi adanya
heteroskedastisitas  dalam  model  regresi  adalah  penaksiran  yang diperoleh  tidak  efisien,  baik  dalam  sampel  kecil  maupun  besar,
walaupun  penaksiran  yang  diperoleh  menggambarkan  populasinya dalam  arti  tidak  bias.  Uji  heteroskedastisitas  dilakukan  dengan  uji
Glejser.  Uji  Glejser  dilakukan  dengan  meregresikan  variabel  bebas terhadap  nilai  absolut  residual.  Model  regresi  tidak  mengandung
heteroskedastisitas  jika  nilai  signifikansi  variabel  bebas  terhadap nilai  absolut  residual  statistik  diatas  α  =  0,05  atau  diatas  tingkat
kepercayaan 5 Ghozali, 2011.
3.  Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi  linier  berganda  merupakan  prosedur  yang  dipergunakan untuk  melihat  pengaruh  satu  variabel  terhadap  variabel  lain  dan  juga
memprediksi nilai
variabel tergantung
berskala interval
dengan