BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang memiliki biodiversitas tinggi. Indonesia memiliki ribuan jenis tumbuhan, yang harus dilestarikan dan dimanfaatkan
dengan baik. Sebagian besar tumbuhan tersebut dapat digunakan sebagai tanaman obat Peoloengan et al. 2006. Indonesia kaya akan sumber bahan obat tradisional yang telah
digunakan oleh sebagian besar rakyat Indonesia secara turun temurun. Keuntungan penggunaan obat tradisional adalah antara lain karena bahan bakunya mudah diperoleh
dan harganya murah. Delapan puluh persen penduduk Indonesia hidup di pedesaan, di antaranya sukar dijangkau oleh obat modern dan tenaga medis karena masalah
distribusi, komunikasi dan transportasi; disamping itu daya beli yang relatif rendah menyebabkan masyarakat pedesaan kurang mampu mengeluarkan biaya untuk
pengobatan modern, sehingga masyarakat cenderung memilih pengobatan secara tradisional Pudjarwoto et al. 1992.
Menurut Djauhariya Hermani 2004 Saat ini Indonesia merupakan salah satu negara penghasil tanaman obat yang potensial, dimana hasil alam yang paling banyak
digunakan sebagai bahan obat adalah tanaman, dan telah digunakan dalam kurun waktu cukup lama. Walaupun obat-obatan modern berkembang cukup pesat, namun potensi
dari tanaman obat tetap tinggi karena dapat diperoleh tanpa resep dokter, dapat diramu sendiri, dan tanaman obat dapat ditanam sendiri oleh pemakainya. Komponen aktif yang
berperan sebagai obat adalah zat-zat kimia yang terkandung di dalam ramuan obat tersebut. Secara kemoterapi, komponen-komponen tersebut antara lain dapat berperan
sebagai absorben, astringen, spasmolitik, anti bakteri dan suportif Pudjarwoto et al. 1992. Beberapa penelitian ekstrak tanaman yang memiliki kemampuan antimikroba
yaitu ekstrak daun cengkeh Eugenia aromatic L. terhadap Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia coli, dan Salmonella paratyphi Kumala 2008, biji
Universitas Sumatera Utara
Mimba Azadirachta indica terhadap Salmonella thypii dan Staphylococcus aureus Ambarwati 2007 dan ekstrak daun ruku-ruku terhadap Staphylococcus aureus
Marianne et al. 2006. Penyakit yang disebabkan oleh mikroba pathogen seperti E. coli menyebabkan penyakit diare Besung 2010, Staphylococcus aureus menyebabkan
penyakit meningitis Jawetz et al. 2001, Salmonella thypii menyebabkan demam typoid, Vibrio cholera menyebabkan penyakit usus manusia Reidl et al. 2002, dan
Candida albicans menyebabkan penyakit kulit Harriott Noverr 2009.
Alpukat Persea americana Mill. merupakan tanaman yang dapat tumbuh subur di daerah tropis seperti Indonesia. Buah alpukat merupakan salah satu jenis buah yang
digemari banyak orang karena selain rasanya yang enak, buah alpukat juga kaya antioksidan dan zat gizi seperti lemak yaitu 9,8 g100 g daging buah Afrianti 2010.
Sebagian besar masyarakat memanfaatkan alpukat pada buahnya saja sedangkan bagian lain seperti biji kurang dimanfaatkan. Biji alpukat memiliki efek hipoglikemik dan
dapat digunakan untuk pengobatan secara tradisional dengan cara dikeringkan kemudian dihaluskan, dan air seduhannya dapat diminum. Biji alpukat dipercaya dapat
mengobati sakit gigi, maag kronis, hipertensi dan diabetes melitus Monica, 2006. Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa biji alpukat memiliki
kandungan berbagai senyawa berkhasiat, salah satunya adalah efek antidiabetes melalui kemampuannya menurunkan kadar glukosa darah Zuhrotun 2007.
Antimikroba alami dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengawet pangan alami yang kini sangat dibutuhkan untuk menggantikan bahan pengawet kimia yang memiliki resiko
bagi kesehatan. Menurut Thongson et al 2004, salah satu strategi mengurangi jumlah kasus food borne-illness dapat dilakukan dengan mengaplikasikan antimikroba pada
saat proses pengolahan pangan untuk menginaktifkan ataupun untuk mencegah pertumbuhan mikroba.
Ekstrak merupakan hasil penyaringan yang berbentuk kering, kental atau cair yangdiperoleh dengan metode tertentu. Ekstraksi merupakan pengikatan senyawa kimia
tertentu oleh pelarut tertentu. Ada beberapa macam metode ekstraksi diantaranya maserasi, perkolasi, dan sokletasi. Untuk memperoleh hasil yang kental dapat
dilakukan penguapan dengan menggunakan evaporator putar Ditjen POM 2000.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian di atas hakikat bahan biji alpukat digunakan sebagai obat secara tradisional. Pada penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap kemampuan
antimikroba ekstrak biji alpukat terhadap beberapa mikroba patogen secara in vitro.
1.2 Permasalahan