20
kompetensi, sumberdaya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran dan kemampuan rata-rata siswa.
Berdasarkan keteuntasan mata pelajaran TIK di SMP N Bulu sukoharjo, seorang dikatakan tuntas individu apabila memperoleh skor minimal 75 dari
skor total tes. Sedangkan ketuntasan klasikal apabila paling sedikit 75dari jumlah siswa di kelas tersebut tuntas individual.
2.2 Penelitian Yang Relevan
Hasil penelitian berikut dapat menjadi kajian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk
pengembangan penelitian yang dilaksanakan. Penelitian yang dilakukan oleh Tiara Dewi Gustaviana dan Hana
Yunansah 2013 dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Energi dan Perubahannya” menunjukan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara hasil belajar yang
menggunakan tipe NHT dengan menggunakan metode konvesional. Respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah positif. Hal tersebut didapat
dari skor siswa yang seluruhnya berada pada kategori tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Puji Nurhayati 2015 dengan judul “
Pengaruh Model Pembelajaran NHT Terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas II SDN Cangkir, Driyono Gresik” menyimpulkan bahwa model pembelajaran
Kooperatif NHT Number Head Together berpengaruh sangat positif terhadap hasil belajar operasi hitung campuran pada kelas 2. Hal ini sebagaimana
ditunjukkan oleh hasil analisis uji t, bahwa t
hitung
2,802 t
tabel
1,672, dimana
21
model pembelajaran Kooperatif NHT Number Head Together tersebut, mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar operasi hitung
campuran pada kelas 2 SDN Cangkir. Hal tersebut terlihat dari rata-rata nilai posttest
kelas eksperimen yang diterapkan model pembelajaran Kooperatif NHT Number Head Together memiliki rata-rata skor sebesar 69,67, sedangkan kelas
kontrol hanya memiliki rata-rata sebesar 59,42. Penelitian yang dilakukakan Rangga 2013 yang berjudul “ Efektivitas
Metode Pembelajaran NHT dan STAD Terhadap Hasil Belajar Geografi Peserta Didik Kelas XI IPS SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 20132014.
Menyimpulkan sebagai berikut. Pertama, ada perbedaan hasil belajar Geografi antara menggunakan metode pembelajaran Numbered Heads Together NHT,
Student Team Achievement Division STAD dan ceramah pada kompetensi dasar
“Mendeskripsikan pelestarian lingkungan hidup dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan” peserta didik kelas XI IPS SMA Negeri 5 Surakarta
Tahun Pelajaran 20132014. Kedua, hasil belajar Geografi menggunakan metode pembelajaran Numbered Heads Together NHT lebih baik daripada hasil belajar
Geografi menggunakan metode pembelajaran Student Team Achievement Division STAD pada kompetensi dasar “Mendeskripsikan pelestarian lingkungan hidup
dalam kaitannya de ngan pembangunan berkelanjutan” peserta didik kelas XI IPS
SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 20132014. Ketiga, hasil belajar Geografi menggunakan metode pembelajaran Numbered Heads Together NHT
lebih baik daripada hasil belajar Geografi menggunakan metode pembelajaran ceramah pada kompetensi dasar “Mendeskripsikan pelestarian lingkungan hidup
22
dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan” peserta didik kelas XI IPS SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 20132014. Keempat, hasil belajar
Geografi menggunakan metode pembelajaran Student Team Achievement Division STAD lebih baik daripada hasil belajar Geografi menggunakan metode
pembelajaran ceramah pada kompetensi dasar “Mendeskripsikan pelestarian lingkungan hidup dalam kaitannya dengan pemba
ngunan berkelanjutan” peserta didik kelas XI IPS SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 20132014.
Ketiga jurnal penelitian menyimpulkan bahwa pembelajaran model NHT berjalan efektif . Sejalan dengan ketiga jurnal penelitian tersebut, penelitian
denga n judul “Efektivitas Model Pembelajaran Numbered Head Together
Terhadap Hasil Belajar TIK Siswa SMP N 1 Bulu Sukoharjo “ rata-rata hasil
belajar model pembelajaran NHT lebih baik daripada metode ceramah.
2.3 Kerangka Berfikir