40 dalam penelitian ini berupa dokumen yaitu
pre-modifier
dalam novel TDVC versi bahasa Inggris data Bsu dan terjemahannya dalam Bahasa Indonesia
data Bsa. Selain dokumen sebagai data objektif, penelitian ini juga melibatkan informan atau
raters
sebagai sumber data afektif yang akan menjadi tolok ukur dalam penarikan simpulan. Karena penelitian ini adalah penelitian yang
berorientasi pada produk maka peneliti tidak melakukan wawancara sebagai salah satu cara memeroleh data.
C. Teknik Pengumpulan Data dan Cuplikan
Untuk memeroleh data dokumen, peneliti mencatat dan mengkaji dokumen tersebut sesuai dengan tujuannya, yaitu mengelompokkan
pre- modifier
dalam novel berdeasarkan fungsinya dalam kelompok nomina dan menganalisis teknik penerjemahan
pre-modifier
dalam novel tersebut. Dalam mengumpulkan data yang berasal dari informan, peneliti menyusun semacam
open-ended questionnaire
untuk diisi oleh para informan yang telah dipilih berdasarkan kriteria tertentu. Dalam teknik pengumpulan data ini peneliti
menerapkan
criterion-based selection sampling technique
untuk menentukan informan yang dilibatkan. Dalam penelitian di bidang penerjemahan ini
informan disebut dengan
raters. Raters
ini dipilih berdasarkan kriteria tertentu yaitu orang-orang yang fasih dalam bidang penerjemahan.
Rater
yang dipilih bisa berasal dari kalangan akademisi dan praktisi penerjemahan, seperti dosen
dan penerjemah profesional. Besar kecilnya jumlah
rater
tidak menjadi tolok ukur utama dalam analisis data. Jumlah
rater
yang kecil namun memiliki
41 pengetahuan yang dalam tentang kajian penelitian lebih memenuhi syarat untuk
mendapatkan data yang valid dibandingkan dengan informan dalam jumlah banyak yang tidak memiliki pengetahuan di bidang penelitian yang dikaji. Itulah
mengapa dalam penelitian ini teknik cuplikan yang digunakan adalah teknik
purposive sampling.
Dalam penelitian ini peneliti melibatkan tiga
raters
yang berasal dari kalangan akademisi penerjemahan yang tentu saja memahami struktur kalimat
bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia.
Rater
tersebut bertugas memeriksa keakuratan dan keberterimaan terjemahan
pre-modifier
dalam novel yang oleh peneliti disajikan dalam bentuk kuesioner. Tingkat keakuratan terjemahan
tersebut disimbolkan dalam bentuk angka dengan skala 1-3. Berikut adalah kriteria penilaian keakuratan terjemahan menurut Nababan 2004 dengan
modifikasi dari peneliti:
Tabel 2. Skala Keakuratan Terjemahan
Skor Keterangan
1 unsur
pre-modifier
diterjemahkan dengan akurat ke dalam Bsa. Terjemahan tersebut jelas menurut penilai rater dan tidak
memerlukan revisi.
2 unsur
pre-modifier
diterjemahkan dengan kurang akurat ke dalam
Bsa. Terjemahan tersebut mudah dipahami namun memerlukan sedikit revisi.
3 unsur
pre-modifier
tidak diterjemahkan dengan akurat ke dalam Bsa
atau tidak diterjemahkan sama sekali. Dalam terjemahan tersebut terdapat beberapa masalah berhubungan dengan pemilihan unsur-
unsur leksikal dan hubungan antara frase, klausa, dan unsur kalimat.
42
Scoring system
tersebut, seperti yang telah diulas sebelumnya adalah cara untuk menentukan keakuratan terjemahan. Jadi data tetap dianalisis secara
kualitatif.
Raters
diminta untuk mengemukakan analisis singkatnya terhadap masing- masing data yang dianalisis untuk memberikan gambaran terhadap
peneliti tentang deskripsi keakuratan data tersebut. Setelah memeroleh data dari para
peneliti kemudian menganalisis tingkat kesepadanan terjemahan
pre- modifier
tersebut untuk ditarik simpulan akhir tentang kualitas terjemahan yang dihasilkan.
Dalam mengukur tingkat keberterimaan terjemahan, peneliti mengacu pada konsep tentang keberterimaan itu sendiri. Konsep tersebut berkaitan
dengan penggunaan struktur kalimat Bsu dan pemilihan kata- kata serta istilah- istilah dalam Bsu. Apabila terjemahan tersebut dipandang tidak sesuai dengan
kaidah-kaidah Bsu, seperti penggunaan kosakata yang tidak tepat, maka terjemahan tersebut kurang beterima. Berikut adalah
scoring system
dengan skala 1-3 untuk tingkat keberterimaan terjemahan
pre-modifier
yang akan diteliti dalam tesis:
Tabel 3. Skala Keberterimaan Terjemahan
Skor Keterangan
1 Terjemahan
pre-modifier
berterima. Terjemahan tersebut alami, dan tidak memerlukan revisi.
2 Terjemahan
pre-modifier
kurang berterima karena terdapat kejanggalan, atau ketidaksesuaian dalam struktur Bsa. Terdapat
penggunaan istilah-istilah yang tidak atau kurang dikenal dalam Bsa. 3
Terjemahan tersebut tidak berterima, karena terdapat kesalahan fatal
43 dalam teks terjemahan. Terjemahan tersebut sama sekali tidak sesuai
dengan struktur Bsa maupun budaya Bsa. Atau terdapat penghilangan atau pelesapan unsur
pre-modifier
dalam Bsa yang memengaruhi isi kalimat. Pemertahanan teks Bsu dalam Bsa juga
membuat terjemahan menjadi tidak berterima.
Untuk skor 2 dan 3, para
rater
diminta untuk membarikan penjelasan tentang skor tersebut dan bila mungkin memberikan alternatif lain untuk terjemahan
yang dirasa kurang berterima tersebut.
D. Teknik Pengembangan Validitas Data