89
C. PEMBAHASAN
Pada bagian ini peneliti membahas kembali secara singkat fungsi-fungsi
pre-modifier
yang merupakan data penelitian, teknik-teknik penerjemahan
pre- modifier
yang muncul pada data tesis, tingkat keakuratan, serta tingkat keberterimaan
terjemahan tersebut.
Fungsi-fungsi
pre-modifier
yang diklasifikasikan dalam penelitian ini didasarkan pada penjelasan Santosa 2003.
Fungsi-fungsi tersebut meliputi fungsi
describing
dan
classifying.
Setelah dilakukan analisis , ditemukan 129 data yang berupa
describing pre-modifier
dan 23 data yang tergolong
classifying pre-modifier
. Rumusan masalah yang kedua adalah tentang teknik penerjemahan
pre-modifier
tersebut. Teknik-teknik yang dijadikan acuan adalah teknik penerjemahan yang dirumuskan oleh Molina dan
Albir 2002 karena peneliti menganggap teknik-teknik tersebut sudah mencakup berbagai teknik yang dikemukakan oleh para ahli penerjemahan. Dari delapan
belas teknik yang dirumuskan, peneliti menemukan delapan di antaranya, yaitu: a Padanan Tetap
Established Equivalent
, bTransposisi
Transposition
, c Pengurangan atau Penghilangan
Reduction omission
, d Amplifikasi
Amplification
, e Modulasi
Modulation
, f
Calque
, g Literal, h Peminjaman
Borrowing
atau Naturalisasi
naturalization
.
Established equivalent
atau teknik padanan tetap adalah teknik yang paling banyak muncul pada data, karena sebagian besar kata-kata dalam Bsu
memiliki padanan yang sudah baku atau lazim dalam Bsa dan penerjemah hanya menyesuaikan struktur bahasanya sehingga terjemahan tersebut akurat, alami, dan
mudah dipahami oleh pembaca sasaran. Merujuk pada pengertian teknik, yaitu
90 realisasi dari sebuah strategi, teknik padanan tetap menurut peneliti bukanlah
merupakan teknik khusus, sehingga dapat dikatakan bahwa padanan tetap bukan merupakan teknik penerjemahan. Teknik padanan tetap cenderung lebih mengarah
kepada hasil dari sebuah proses pengalihan pesan dari Bsu ke dalam Bsa dengan proses yang cukup wajar dan mudah. Teknik padanan tetap muncul karena
penerjemah tidak menemukan kesulitan yang berarti. Penerjemah cukup menyesuaikan struktur Bsu dengan struktur Bsa untuk dapat menyampaikan isi
teks. Sedangkan kata-kata yang membentuk unsur
pre-modifier
di dalamnya merupakan kata atau ekspresi yang sudah baku dan dapat diakses melalui kamus
atau berdasarkan kekayaan kosakata penerjemah. Dari analisis data yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa sebagian
besar
describing pre-modifier
diterjemahkan menggunakan teknik padanan tetap
established equivalent
, dan data tersebut memiliki tingkat keakuratan dan keberterimaan yang tinggi. Karena kedua bahasa memiliki konsep deskripsi yang
cenderung serupa, yaitu penggunaan
pre-modifier
dengan kata sifat sebagai salah satu bentuk untuk merealisasikannya maka
pre-modifier
yang berfungsi untuk mendeskripsikan
Thing
dialihkan ke dalam Bsa dengan fungsi yang serupa. Beberapa
classifying pre-modifier
mengalami perubahan bentuk ketika diterjemahkan ke dalam Bsa. Hal tersebut ditunjukkan oleh contoh berikut:
041- TDVC5878
―It‘s the three-digit code on the
paper I gave you.‖
―Tiga nomor kode pada kertas yang saya berikan pada Anda
itu.‖
Dalam Bsu pre-modifier
three-digit
merupakan
classifying pre-modifier
karena berfungsi mengklasifikasikan
Thing
yaitu
code.
Sedangkan dalam Bsa
91
classifier
tersebut berubah fungsi dan bentuk menjadi bagian dari
Thing
Bsa yaitu ‗kode‘. Perubahan fungsi dan bentuk ini tidak tepat karena secara otomatis makna
yang disampaikan berubah. Seharusnya
pre-modifier
bsa direalisasikan ke dalam kata sifat atau kata benda y
ang mendeskripsikan ‗kode‘, yaitu kode yang terdiri dari tiga angka.
Setelah padanan tetap, teknik yang paling banyak muncul adalah teknik reduksi atau pengurangan. Data yang termasuk ke dalam
describing pre-modifier
juga merupakan data yang lebih banyak mengalami reduksi. Reduksi yang terjadi mengakibatkan berkurangnya tingkat keakuratan dan keberterimaan terjemahan.
Hal tersebut jelas terjadi karena ketika sebuah deskripsi dikurangi tingkat kedetailannya maka secara otomatis keakuratan makna yang terkandung menjadi
berkurang, sehingga untuk beberapa kasus tingkat keberterimaan terjemahan pun berkurang. Penghilangan atau reduksi mungkin terjadi karena perbedaan kekayaan
kosakata yang bersifat ekspresif antara Bsu dengan Bsa. Bsa, dalam hal ini bahasa Inggris, merupakan bahasa yang memiliki banyak sekali ungkapan dalam
menggambarkan suatu objek. Teknik amplifikasi merupakan teknik lain yang juga relatif banyak
ditemukan. Hal ini cenderung terkait dengan kata penghubung ‗yang‘ dan
intensifier
‗paling‘, ‗sangat‘, kurang, ‗lebih‘, dan sebagainya yang muncul dalam terjemahan
pre-modifier
dalam TDVC. Penggunaan unsur-unsur kata penghubung dan
intensifier
tersebut berkaitan erat dengan kaidah Bsu yang memang dalam kasus-kasus tertentu merupakan unsur yang wajib hadir dalam sebuah kelompok
nomina yang bersifat deskriptif. Sebagai contoh dalam kelompok nomina
a
92
rough-hewn stone slab with engraved words
. 066-TDVC137177.
Pre-modifier
di dalamnya diterjemahkan menjadi ‗sebuah lempengan batu yang dipotong kasar dengan kata- kata terukir di atasnya.
‘ Penggunaan kata penghubung ‗yang‘ tersebut merupakan keharusan karena dalam kaidah Bsu
modifier
tersebut menjelaskan kondisi lempengan batu yang dimaksudkan dalam salah satu bagian
cerita dalam TDVC tersebut. Teknik selanjutnya yang relatif sering muncul adalah teknik transposisi.
Teknik tersebut lazim untuk digunakan ketika penerjemah merasa perlu atau bahkan harus melakukan perubahan struktural maupun gramatikal. Karena
perbedaan struktur antara Bsu dan Bsa maka teknik transposisi menjadi penting untuk digunakan agar terjemahan yang dihasilkan akurat dan alami berterima.
Penerapan teknik reduksi dan peminjaman kerap kali menimbulkan masalah dalam hal tingkat keakuratan dan keberterimaan. Jika unsur
pre-modifier
dalam sebuah kelompok nomina dihilangkan maka makna yang dialihkan akan menjadi kurang akurat dan dilihat dari fungsinya sebagai unsur penjelas maka
terjemahan yang dihasilkan menjadi kurang berterima karena berkurangnya unsur deskriptif. Seperti dalam contoh data berikut:
003- TDVC511
As a veteran of
la Guerre
d’Algérie, the curator had witnessed this horribly drawn-
out death before. Sebagai seorang veteran dari
la
Guerre d’Algérie, sang kurator telah menyaksikan kematian
yang mengerikan seperti ini.
Reduksi unsur
drawn-out
dalam Bsa mengurangi unsur dramatis dan hiperbolis yang seharusnya muncul untuk menggambarkan
Thing
‘kematian‘ yaitu kematian yang mengerikan yang berlangsung sangat lama. Munculnya unsur
93 tersebut dalam Bsa akan memberikan gambaran kepada pembaca sasaran tentang
proses kematian tokoh tersebut yang berlangsung sangat lama dan menyiksa. Kebalikan dari teknik reduksi atau penghilangan adalah teknik
peminjaman, baik peminjaman murni maupun peminjaman dengan penyesuaian. Ketika suatu istilah Bsu dipertahankan dalam Bsa maka istilah tersebut akan
menjadi kurang berterima di mata pembaca sasaran. Seperti contoh berikut:
022- TDVC2132
The man was stocky and dark, almost Neanderthal, dressed in a
dark double-breasted suit that strained to cover his wide
shoulders. Lelaki it berperawakan pendek
gemuk dan hitam hampir seperti orang Neanderthal, berpakaian
jas double-breast berwarna gelap yang tampaknya menutupi
kebidangan bahunya.
Dalam contoh di atas istilah
double-breast
terdengar kurang alami dan kurang familiar bagi pembaca sasaran. Pemertahanan istilah asing tersebut sebenarnya
kurang tepat untuk dilakukan karena dalam Bsa dapat ditemukan padanan yang tepat untuk istilah tersebut, meskipun mungkin akan lebih panjang menjadi ‗jas dengan
kancing ganda di depannya.‘ Penyesuaian tersebut setidaknya membuat deskripsi tentang
jas tersebut menjadi lebih mudah dipahami.
Selain teknik penerjemahan, peneliti juga menganalisis keakuratan dan keberterimaan terjemahan unsur
pre-modifier
tersebut dengan melibatkan tiga orang
rater
yang dianggap memenuhi kriteria. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan oleh peneliti maka dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar
describing pre-modifier
dalam novel TDVC diterjemahkan dengan akurat. Begitu pula dengan
classifying pre-modifier,
diterjemahkan dengan akurat ke dalam Bsa. Namun begitu ada beberapa data yang diterjemahkan dengan kurang akurat, dan bahkan tidak akurat. Terjemahan
94
describing pre-modifier
dan
classifying pre-modifier
tersebut juga secara umum memiliki keberterimaan yang tinggi. Penggunaan beberapa istilah asing maupun
struktur yang kurang tepat membuat beberapa terjemahan menjadi tidak berterima karena mengakibatkan ketidakalamiahan terjemahan. Namun ketidakberterimaan
data hanya muncul dalam prosentase yang kecil.
95
BAB V SIMPULAN DAN SARAN