30
i. Analisis Sosial
Aktifitas sosial masyarakat pada daerah sepanjang sungai terutama yang dekat dengan sungai adalah faktor yang cukup penting
dalam suatu pengelolaan sungai, sebab apapun yang diupayakan untuk menanggulangi dan memperbaiki lingkungan tersebut, tanpa adanya
persepsi masyarakat yang positif, artinya belum ada kesadaran dan pengetahuan tentang pentingnya sungai, dan lingkungan sungai termasuk
bantaran , maka tidak akan berhasil dengan baik Martono, 205: 35. Selanjutnya dikatakan bahwa Indikasi dari baik dan tidak baiknya persepsi
masyarakat ini, bisa dilihat dari ditemukan atau tidaknya tempat pembuangan sampah di dalam jumlah besar di sungai. Penanganan sampah,
baik sampah padat maupun limbah cair, sangat diperlukan mengingat sampah dan limbah tersebut sangat membahayakan bagi kesehatan
masyarakat secara keseluruhan.
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian penulis tentang pengelolaan sumber daya air berwawasan lingkungan di kawasan pengging
adalah: Susanto, Diyah Saptorini, Indrastuti, Retno Woro Kaeksi,
Dilahur. Evaluasi Potensi Obyek Wisata di Zone Pengembangan Bagian Barat Kabupaten Pacitan Jawa Timur, mendapatkan hasil bahwa penilaian
31
klasifikasi potensi obyek wisata di kabupaten Pacitan yang mendapatkan nilai tinggi untuk pengaruh internal terdapat tiga 3 tempat adalah kawasan
wisata gua Gong, pantai Teleng Ria, dan pantai Srau. Penilaian Pengaruh eksternal, nilai tinggi didapatkan dari 2 obyek wisata yaitu pantai Teleng
Ria, dan pantai Tamperan. obyek wisata yang mendapat penilaian tinggi merupakan obyek wisata yang dapat diprioritaskan pengembangannya.
BTP DAS 1995, Evaluasi DAS Wonogiri Terhadap Kegiatan Rehabilitasi Hutan Dan Lahan, mendapatkan hasil bahwa: a penutupan
lahan yang baik tergantung pada penutupan tanaman, b tanaman hutan yang sudah berusia tua lebih efektif dalam mengendalikan erosi disbanding
tanaman muda. WB Didiet Hanindipto 1993 Kajian Pengendalian Erosi
Dengan Metode Konservasi Tanah Mekanik Dan Vegetasi Dalam Upaya Melestarikan Kemampuan Lingkungan Di Sub Das Tuntang. Mendapatkan
hasil: a metode konservasi tanah mekanik dan vegetatif mampu mengendalikan besarnya erosi permukaan, aliran permukaan, dan
meningkatkan hasil panen dan pendapatan petani. I G.A.A.Rai Asmiwyati
1
, Nurhayati Hadi Susilo Arifin
2 1
PS Arsitektur Pertamanan, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, UNUD,
2
Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, IPB 2003. Perubahan Penggunaan Lahan Pada Lanskap Sawah Teras Dan
Faktor Penyebabnya Di Hokudan Cho, Hyogo Prefecture, Jepang.
32
Penelitiannya mendapatkan hasil bahwa pengelolaan sawah yang dilakukan secara rutin di area tazu kelompok masyarakat yang memiliki hak atas
penggunaan sumber air kolam mempengaruhi keragaman biodiversiti. Sebagai contoh, pemangkasan rumput liar dan vegetasi bambu Bambussa
sp. sangat efektif untuk menurunkan luasan hutan bambu dan spesies liar yang bila tidak ditangani berdampak pada menurunnya keanekaragaman
hayati. Dampak lain yang diperoleh dari tindakan perawatan yang teratur terhadap sistem jaringan irigasi adalah untuk menjaga hak air dan menjaga
keharmonisan antara anggota kelompok. Tindakan tersebut juga dapat menyediakan habitat yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman air dan hewan.
Irsal Las, K. Subagyono, dan A.P. Setiyanto 2006. Isu dan Pengelolaan Lingkungan dalam Revitalisasi Pertanian. Mengemukakan
pendapat bahwa Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan RPPK yang dicanangkan pada 11 Juni 2005 mempunyai enam sasaran utama,
yakni: 1 peningkatan kesejahteraan bagi pertanian dan pengentasan kemiskinan, 2 perluasan kesempatan kerja dan berusaha, 3 ketahanan
pangan, 4 peningkatan daya saing pertanian, 5 pelestarian sumber daya alam dan lingkungan, dan 6 pembangunan daerah. Keenam sasaran tersebut
pada dasarnya dapat disarikan sebagai upaya untuk mengurangi kemiskinan, meningkatkan pendapatan, menjamin ketahanan pangan nasional, serta
mengonservasi, merehabilitasi, dan melestarikan sumber daya alam.
33
C. Kerangka Berpikir