Pengelolaan Mata Air Tinjauan Eko Hidraulik Kawasan

110

3. Pengelolaan Mata Air

Air yang melimpah sepanjang tahun dengan kualitas yang cukup baik yang mengalir pada kolam kungkum umbul Sungsang dimanfaatkan oleh pengunjung wisata untuk ngalap berkah tirakat, juga dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari oleh penduduk untuk mandi, cuci dan sebagainya Gambar 23. Adanya mata air yang timbul disepanjang sungai sepanjang tahun, maka penduduk tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga, pikiran dan cukup ekonomis untuk memenuhi kebutuhan keseharian akan air bersih. Gambar 23. Pemanfaatan air bersih oleh masyarakat Pengging Mata air dengan debit yang cukup besar yang berada di sepanjang sungai Karang Duwet, sungai Bukur Ireng, dan sungai Bentar juga dimanfaatkan untuk air irigasi Gambar 24. Namun dengan banyak dibangun konstruksi talud yang tidak memperhatikan lingkungan, akan 111 menyumbat sumber-sumber mata air yang ada. Selain pembangunan talud, sedimentasi yang semakin tinggi juga sangat berpotensi menutup mata air. Gambar 24. Kondisi air sungai di sekitar Umbul Sungsang Vegetasi yang terdapat dikawasan sempadan sungai Bukur Ireng, sungai Karang Duwet maupun sungai Bentar, sebelum pelaksanaan revitalisasi kawasan umbul masih cukup lebat. Vegetasi yang cukup lebat terutama vegetasi beringin dapat berfungsi menyimpan air dan berimplikai pada munculnya sumber mata air. Dengan dibangunnya proyek revitalisasi sub kawasan umbul Sungsang maka banyak diadakan penebangan pohon- pohon yang mengganggu pelaksanaan proyek tersebut, sehingga berpotensi menimbulkan dampak berkurangnya sumber mata air. Meskipun sesudah dilaksanakan pembangunan proyek diadakan penanaman pohon kembali sesuai dengan kontrak kerja pembangunan, namun demikian dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengembalikan kondisi vegetasi tersebut agar dapat berfungsi kembali sebagaimana mestinya. 112 Kondisi vegetasi sebelum dan sesudah pelaksanaan proyek tersebut dapat dilihat pada tabel 21 sampai 23. Hilangnya sumber-sumber mata air juga diakibatkan oleh pembangunan talud disepanjang sungai, yang sebelum pelaksanaan proyek terdapat banyak pohon-pohon besar disepanjang bantaran yang dapat menyimpan mata air, dan setelah dilaksanakan proyek, maka sempadan sungai tersebut berganti menjadi permukaan paving dan talud Gambar 25. Gambar 25. Hilangnya mata air, akibat talud dan pavingisasi Di samping pembangunan oleh pemerintah, kondisi hilangnya mata air tersebut juga terjadi akibat partisipasi masyarakat untuk menarik pengunjung ke kawasan wisata Pengging. Salah satu partisipasi masyarakat tersebut adalah dengan pembangunan Water park oleh pihak swasta. Water park merupakan wisata air yang banyak membutuhkan debit air, dan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dibutuhkan pemompaan dengan debit besar. Dengan adanya pemompaan, maka berpengaruh terhadap turunnya 113 permukaan air, dan pada akhirnya sumber air permukaan akan hilang. Sebelum menjadi waterpark, areal tersebut merupakan daerah terbuka dengan dipenuhi oleh vegetasi bambu dan lahan kosong, dengan banyak mata air . Dalam rangka pelestarian mata air yang ada di kawasan umbul Sungsang, diperlukan penanganan pengeloaan mata air secara tepat, sehingga tidak menyebabkan mampatnya mata air. Contoh kasus mampatnya mata air ini ditunjukkan pada Gambar 26 di bawah ini , yang merupakan ketidak telitian pembangunan pagar dan penutupan paving yang terjadi di sekitar umbul Sungsang, menyebabkan mata air tertekan dan muncul kembali ke permukaan, dengan berdampak rusaknya pagar dan paving tersebut. Apabila kasus-kasus semacam ini dibiarkan, maka akan menyebabkan kematian mata air di kawasan Pengging. Gambar 26. Sumber mata air yang ditutup dengan bangunan 114

4. Peran Masyarakat Dalam Pelestarian Lingkungan