10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan
1. Belajar, Pembelajaran, dan Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Terdapat beberapa pendapat dari para ahli yang mendifinisikan belajar.
1 Howard L. Kingley dalam Baharuddin, 2014:158 berpendapat
bahwa learning is the process by which behaviour in the broader sense is originally or changed through practice or
training belajar adalah proses ketika tingkah laku [dalam arti luas] ditimbulkan atau diubah melalui praktik atau latihan.
2 American Heritage Psychology dalam Baharuddin, 2014:158
secara lebih luas merinci belajar sebagai berikut. to gain knowledge, comprehension, or mastery through
experience or study bertambahnya pengetahuan dan keahlian melalui pengalaman belajar.
to fix in the mind or memory : memorize perpaduan antara berpikir dan mengingat, menghafalkan.
to acquire through experience kesiapan untuk memperoleh pengalaman.
3 James O. Wittaker dalam Baharuddin, 2014:159 berpendapat
bahwa learning maybe defined as the process by which
11
behaviour originates or is altered through training or experience belajar sebagai proses tingkah laku ditimbulkan atau
diubah melalui latihan atau pengalaman. Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan hal-
hal pokok mengenai belajar adalah sebagai berikut. 1
Perubahan dengan mendapatkan kecakapan baru. 2
Latihan atau praktik tersebut terjadi karena usaha. 3
Perubahan tingkah laku aktual maupun potensial. Menurut Sugiharto, dkk. 2007:74, belajar merupakan suatu
proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif
permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Menurut Hilgrad dan Bower Baharuddin Esa Nur
Wahyuni, 2010:13, belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman,
mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan. Pendapat lain dari mengungkapkan bahwa belajar ialah
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya Slameto, 2003:2.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah sebuah proses di mana seseorang mengalami
12
perubahan tingkah laku berupa pemerolehan pengetahuan, penguasaan suatu keterampilan, serta perubahan sikap yang didapat
melalui usaha dan latihan dari pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
Dalam kegiatan belajar terdapat tiga aspek yang dikembangkan yakni aspek kognitif, afektif, dan psikomotrik. Untuk menguasai
ketiga aspek tersebut diperlukan bimbingan dan pengarahan dari seseorang yang ahli. Dengan adanya bimbingan tersebut, diharapkan
dapat mencapai tujuan dari kegiatan belajar. b.
Tujuan Belajar Menurut M. Dalyono 2007:49-51, kegiatan belajar bertujuan
untuk : 1
mengadakan perubahan di dalam diri berupa tingkah laku, 2
mengubah kebiasaan yang buruk menjadi baik dengan belajar melatih diri menjauhi kebiasaan buruk,
3 mengubah sikap dari negatif menjadi positif, tidak hormat
menjadi hormat, dan sebagainya, 4
mengubah keterampilan melalui belajar dan latihan, 5
menambah pengetahuan dalam berbagai bidang ilmu. Belajar tidak hanya sebatas mengetahui suatu ilmu
pengetahuan saja, tetapi lebih dari itu belajar menyangkut pada merubah kebiasaan dan sikap menjadi lebih baik serta berusaha
untuk mendapatkan suatu ketrampilan yang bermanfaat.
13
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Sebagai proses,
belajar membutuhkan
waktu untuk
mendapatkan suatu perubahan tingkah laku. Cepat lambatnya waktu yang dibutuhkan tergantung dari usaha siswa sendiri. Perlu adanya
perhatian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan belajar siswa.
Secara fundamental Dollar dan Miller Abin Syamsudin Makmun, 2004:164 menegaskan bahwa keefektifan belajar itu
dipengaruhi oleh empat hal, yaitu : 1
Adanya motivasi drives, siswa harus menghendaki sesuatu the learner must want something.
2 Adanya perhatian dan mengetahui sasaran cue, siswa harus
memperhatikan sesuatu the learner must notice something. 3
Adanya usaha response, siswa harus melakukan sesuatu the learner must do something.
4 Adanya evaluasi dan pemantapan hasil reinforcement, siswa
harus memperoleh sesuatu the learner must get something. Selain itu, menurut Suharjo 2006:46-47, faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar anak dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1 Faktor individual yang terdapat pada diri anak yang disebut juga
dengan faktor internal. Faktor internal individual yang mempengaruhi belajar antara lain : kematanganpertumbuhan,
intelegensi, latihan, motivasi, dan sifat-sifat pribadi anak. 2
Faktor sosial yang berasal dari luar diri anak yaitu faktor eksternal. Faktor eksternal mencakup : keadaan keluarga,
14
pergaulan anak dengan masyarakat dan kelompok sebaya, tokoh pribadi acuan, dan tuntutan bahan pelajaran oleh guru.
Keberhasilan belajar ditentukan oleh usaha siswa sendiri. Namun, untuk siswa sekolah dasar terkadang ada anak yang belum
menyadari betapa pentingnya kegiatan belajar sehingga terkadang mereka kurang bersungguh-sungguh. Belajar tidak dapat dipaksakan
karena tidak akan menghasilkan manfaat bagi siswa. Siswa perlu menumbuhkan motivasi dan kemauan untuk belajar. Peran guru di
sini adalah untuk membantu siswa menumbuhkan motivasi dan kemauan belajar serta semangat dalam belajar.
d. Pengertian Pembelajaran
Menurut Kimble dan Gramzey Muhammad Thobroni Arif Mustofa 2013:18 pembelajaran adalah suatu perubahan perilaku
yang relatif tetap dan merupakan hasil praktik yang diulang-ulang. Pembelajaran memiliki makna bahwa subjek belajar harus
dibelajarkan bukan diajarkan. Subjek yang dimaksud adalah siswa atau juga pembelajar yang menjadi pusat kegiatan belajar. Lebih
lanjut, Rombepajung Muhammad Thobroni Arif Mustofa 2013:18 juga berpendapat bahwa pembelajaran adalah pemerolehan
suatu mata pelajaran atau pemerolehan suatu ketrampilan melalui pelajaran, pengalaman, atau pengajaran.
Menurut Suharjo 2006:85-86, pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang kompleks. Pembelajaran pada hakikatnya tidak hanya
15
sekedar menyampaikan pesan pembelajaran kepada peserta didik, akan tetapi merupakan aktifitas profesional yang menuntut guru
untuk dapat menggunakan ketrampilan mengajar secara terpadu, serta menciptakan sistem lingkungan yang memungkinkan peserta
didik dapat belajar secara efektif dan efisien. Lebih jauh lagi, beliau berpendapat bahwa pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses
penciptaan stimulasi kepada kelompok peserta didik, baik secara individu atau kelompok sehingga terjadi proses belajar dalam diri
siswa. Berdasarkan beberapa pendapat tokoh di atas, dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan kegiatan interaktif di mana guru memberikan bimbingan yang dilakukan secara
profesional dengan menyusun perencanaan dan persiapan yang matang sehingga peserta didik melakukan suatu aktivitas belajar
berupa pengalaman maupun pengajaran dalam rangka mendapatkan suatu ketrampilan maupun pengetahuan serta dapat merubah
perilakunya menjadi lebih baik. e.
Struktur Pembelajaran Menurut Abin Syamsudin Makmun 2004:155, secara
skematik interrelasi antar komponen dasar suatu model proses belajar mengajar, dapat digambarkan sebagai berikut.
16
Gambar 1. Proses Belajar Mengajar Abin Syamsudin Makmun
Gambar 1 menunjukkan bahwa proses belajar mengajar berupa rangkaian aktivitas atau kegiatan berupa interaksi antara guru dengan
siswa untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Aktivitas meliputi mengajar, belajar, serta evaluasi lalu membuat perencanaan
berdasarkan hasil evaluasi. Sistem lingkungan pembelajaran ini terdiri dari komponen-
komponen yang saling memengaruhi, antara lain: tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, guru dan siswa, jenis kegiatan
yang dilakukan, saranaprasarana belajar yang tersedia, dan penilaian Suharjo 2006:85.
Sistem pendidikan menjadi dasar pedoman dalam pelaksanaan
pembelajaran. Dalam sistem pendidikan telah diatur komponen- komponen dalam pembelajaran. Komponen-komponen tersebut yang
membentuk kegiatan pembelajaran. f.
Pengertian Hasil Belajar Belajar sebagai sebuah proses tentu memiliki tujuan sebagai
puncak dari kegiatan. Menurut Oemar Hamalik 2011:73, tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa
GURU
EVALUAS MENGAJAR
TUJUA BELAJAR
SISW RENCANA
17
siswa telah melakukan perbuatan belajar yang umumnya meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap-sikap yang baru, yang
diharapkan tercapai oleh siswa. Menurut Asep Jihad Abdul Haris 2013:15, hasil belajar
adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran.
Pendapat lain menyatakan bahwa hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku seperti yang telah dijelaskan di muka.
Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris Nana Sudjana,
2005:3. Menurut Purwanto 2010:46, hasil belajar adalah perubahan
perilaku siswa akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam
proses belajar mengajar. Pencapaian itu didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Hasil itu dapat berupa perubahan
dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Dari pendapat tersebut, dapat kita simpulkan jika hasil belajar
berupa perubahan tingkah laku dari peserta didik yang berupa aspek kognitif, afektif, psikomotorik yang didapat setelah melalui proses
belajar. Proses belajar mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan
oleh dua pihak yaitu guru dan siswa. Proses ini dapat terjadi jika
18
adanya timbal balik dari kedua belah pihak. Karena itu, hasil belajar pun juga melibatkan kedua pihak yaitu guru dan siswa.
Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi, yaitu dari siswa dan dari guru. Dari siswa, hasil belajar
merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan
mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat
terselesaikannya bahan pelajaran Abdul Majid, 2014:28. Dimayati dan Mudjiono 2006:3-4 juga berpendapat sama bahwa hasil belajar
merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses
evaluasi belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar untuk sebagian
adalah berkat tindak guru, suatu pencapaian tujuan pengajaran. Pada bagian lain, merupakan peningkatan kemampuan mental siswa.
Hasil belajar dari siswa dapat dilihat dari perubahan tingkah lakunya. Perubahan tersebut memiliki sebuah karakteristik. Menurut
Muhibbin Syah 2003:117, karakteristik perubahan hasil belajar adalah :
1 Perubahan itu intensional
Karakteristik ini mengandung konotasi bahwa siswa menyadari akan adanya perubahan yang dialami atau sekurang-
19
kurangnya dia merasakan adanya perubahan dalam dirinya, seperti penambahan pengetahuan, sikap, dan pandangan tertentu,
ketrampilan, dan seterusnya. 2
Perubahan itu positif dan aktif Positif artinya baik, bermanfaat, serta sesuai dengan
harapan. Hal ini bermakna bahwa perubahan tersebut senantiasa merupakan penambahan, yakni diperoleh sesuatu yang baru
seperti pemahaman dan ketrampilan baru yang lebih baik daripada apa yang telah ada sebelumnya. Adapun aktif artinya
tidak terjadi dengan sendirinya seperti karena proses kematangan, tetapi karena usaha siswa itu sendiri.
3 Perubahan itu efektif dan fungsional
Bersifat efektif berarti berhasil guna, artinya perubahan tersebut membawa pengaruh, makna, dan manfaat tertentu bagi
siswa, sedangkan fungsional berarti dia relatif menetap dan setiap saat apabila dibutuhkan, perubahan tersebut dapat
direproduksi dan dimanfaatkan. g.
Jenis Perubahan pada Siswa dalam Hasil Belajar Hasil belajar menunjukkan sebuah perubahan yang dialami
oleh siswa. Perubahan tersebut berupa bertambahnya pengetahuan, perubahan sikap, serta penguasaan suatu ketrampilan. Perubahan-
perubahan tersebut tentu berguna bagi siswa untuk kelangsungan
20
masa depannya kelak baik bersifat sementara maupun tetap dapat digunakan hingga dewasa.
Menurut Eko Putro Widoyoko 2009:25-28, berbagai perubahan yang terjadi pada diri siswa sebagai hasil proses
pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu output dan outcome. Output merupakan kecakapan yang dikuasai siswa yang
segera dapat diketahui setelah mengikuti serangkaian proses pembelajaran. Ada juga yang menyebut output pembelajaran
merupakan hasil pembelajaran yang bersifat jangka pendek. Prestasi sosial siswa dalam masyarakat merupakan hasil pembelajaran yang
bersifat jangka panjang atau outcome.
Hasil belajar baik yang bersifat output atau outcome sama-
sama bermanfaat untuk siswa. Namun, keduanya sangat berbeda. Output mungkin bersifat ingatan dari pengetahuan sedangkan
outcome bersifat sikap-sikap serta ketrampilan.
2. Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan