Prinsip-Prinsip Belajar Hasil Belajar

13 2 Rangsangan stimulus, peristiwa yang merangsang penginderaan pembelajar disebut stimulus. Dalam seorang terdapat banyak stimulus yang berada dilingkungannya. Suara, sinar, warna, panas, dingin, tanaman, gedung, dan orang adalah stimulus yang selalu berada dilingkungan seseorang. Agar pembelajar mampu belajar optimal, maka ia harus memfokuskan pada stimulus tertentu yang diminati. 3 Memori, memori pembelajar berisi pelbagai kemampuan yang berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dihasilkan dari aktivitas belajar sebelumnya. 4 Respon, tindakan yang dihasilkan yang dihasilkan dari aktualisasi memori disebut respon. Pembelajar yang sedang mengamati stimulus, maka memori yang ada dalam dirinya kemudian memberikan respon terhadap stimulus tersebut. Respon dalam pembelajaran diamati pada akhir proses belajar yang disebut perubahan perilaku atau perubahan kinerja performance.

2.1.3 Prinsip-Prinsip Belajar

Beberapa prinsip belajar lama yang berasal dari teori dan penelitian tentang belajar masih relevan dengan beberapa prinsip lain yang dikembangkan oleh Gagne. Beberapa prinsip yang dimaksud, seperti yang dikutip Anni 2006: 73-74 yaitu: 1 Keterdekatan contiguity Prinsip ini menyatakan bahwa situasi rangsangan stimulus yang hendak direspon oleh pembelajar harus disampaikan sedekat mungkin waktunya dengan respon yang diinginkan. 14 2 Pengulangan repetition Prinsip pengulangan menyatakan bahwa situasi stimulus dan responnya perlu diulang-ulang, atau dipraktikkan, agar belajar dapat diperbaiki dan meningkatkan retensi belajar. 3 Penguatan reinforcement Prinsip ini menyatakan bahwa belajar sesuatu yang baru, akan diperkuat apabila belajar yang lalu diikuti perolehan hasil yang menyenangkan. Dengan kata lain pembelajar akan kuat motivasinya untuk mempelajari sesuatu yang baru apabila hasil belajar yang telah dicapai memperoleh penguatan.

2.1.4 Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar Anni, 2006: 5. Menurut Kingsley dalam Sudjana 2001: 1202 hasil belajar dibagi menjadi tiga macam yaitu keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian serta sikap dan cita-cita. Bloom seperti yang dikutip dalam Anni 2006 membagi hasil belajar menjadi tiga ranah yaitu: 2.1.4.1 Ranah Kognitif cognitive domain Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup kategori berikut: 1 Pengetahuan knowledge Pengetahuan didefinisikan sebagai perilaku mengingat atau mengenali informasi materi pembelajaran yang telah dipelajari sebelumnya. 15 Pengetahuan ini meliputi pengingatan kembali tentang renatangan materi yang luas, mulai dari fakta spesifik sampai teori yang kompleks. Pengetahuan mencerminkan tingkat belajar paling rendah pada ranah kognitif. 2 Pemahaman comprehension Pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan memperoleh makna dari pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dari penerjemahan materi pembelajaran, dan melalui mengestimasikan kecende-rungan masa depan. Hasil belajar ini berada pada satu tahap diatas pengingatan materi sederhana, dan mencerminkan tingkat pemahaman paling rendah. 3 Penerapan application Penerapan mengacu pada kemampuan menggunanakan materi pembelajaran yang telah dipelajari pada situasi baru dan konkrit. Hal ini mencakup penerapan hal-hal seperti aturan, metode, konsep, prinsip-prinsip, dalil, dan teori. Hasil belajar dibidang ini memerlukan tingkat pemahaman yang lebih tinggi daripada tingkat pemahaman sebelumnya comprehension. 4 Analisis analysis Analisis mengacu pada kemampuan memecahkan material kedalam bagian- bagian sehingga dapat dipahami struktur organisasinya. Hal ini mencakup identifikasi bagian-bagian, analisi hubungananatar bagian dan mengenali prinsip-prinsip pengorganisasian. Hasil belajar ini mencerminkan tingkat intelektual yang lebih tinggi daripada pemahaman dan penerapan, karena 16 memerlukan pemahaman isi dan bentuk struktural materi pembelajaran yang dipelajari. 5 Sintesis synthesis Sintesis mengacu pada kemampuan menggabungkan bagian-bagian dalam rangka membentuk struktur yang baru. Hal ini mencakup produksi komunikasi yang unik tema atau percakapan, perencanaan operasional proposal, atau seperangkat hubungan yang abstrak skema untuk mengklasifikasikan informasi. Hasil belajar bidang ini menekankan perilaku kreatif, dengan penekanan dasar pada pembentukan struktur atau pola-pola baru. 6 Penilaian eveluation Penilaian mengacu pada kemampuan membuat keputusan tentang nilai materi pembelajaran pernyataan, novel, puisi, laporan untuk tujuan tertentu. Keputusan itu didasarkan pada kriteria tertentu. Kriteria itu mungkin berupa kriteria internal organisasi atau kriteria eksternal relevansi terhadap tujuan dan pembelajar dapat menetapkan kriteria sendiri. Hasil belajar dibidang ini adalah paling tinggi didalam hirarki kognitif karena berisi seluruh unsur-unsur kategori tersebut dan ditambah dengan keputusan tentang nilai yang didasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan secara jelas. 2.1.4.2 Ranah Afektif affective domain Kategori tujuan pembelajaran afektif adalah sebagai berikut: 17 1 Penerimaan receiving Penerimaan mengacu pada keinginan siswa untuk menghadirkan rangsangan atau fenomena tertentu aktivitas kelas, buku teks, musik, dan sebagainya. Dari sudut pandang pembelajaran, ia berkaitan dengan memperoleh, menangani, dan mengarahkan perhatian siswa. Penerimaan ini mencerminkan tingkat hasil belajar paling rendah didalam ranah afektif. 2 Penanggapan responding Penanggapan mengacu pada partisipasi aktif pada diri siswa. Pada tingkat ini siswa tidak hanya menghadirkan fenomena tertentu tetapi juga mereaksinya dengan pelbagai cara. Hasil belajar dibidang ini adalah penekanan pada kemahiran merespon membaca materi pembelajaran, keinginan merespon mengerjakan tugas secara sukarela, atau kepuasan dalam merespon membaca untuk hiburan. 3 Penilaian valuing Penilaian berkaitan dengan harga atau nilai yang melekat pada objek, fenomena atau perilaku tertentu pada diri siswa. Penilaian ini berentangan dari penerimaan nilai yang lebih sederhana keinginan memperbaiki kelompok, sampai pada tingkat kesepakatan kompleks bertanggung jawab agar berfungsi secara efektif dalam kelompok. Hasil belajar dibidang ini dikaitkan dengan perilaku yang konsisten dan cukup stabil didalam membuat nilai yang dapat dikenali secara jelas. 18 4 Pengorganisasian organization Pengorganisasian berkaitan dengan perangkaian nilai-nilai yang berbeda, memecahkan kembali konflik-konflik antar nilai, dan mulai menciptakan sistem nilai yang konsisten secara internal. Hasil belajar ini dikaitkan dengan konseptualisasi nilai mengenali tanggung jawab individu untuk memperbaiki hubungan antar manusia atau pengorganisasian sistem nilai mengembangkan rencana kerja yang memenuhi kebutuhan sendiri baik dalam hal peningkatan ekonomi maupun pelayanan sosial. 5 Pembentukan pola hidup organization by a value complex Pada tingkat ranah afektif ini, individu siswa memiliki sistem nilai yang telah mengendalikan perilakunya dalam waktu cukup lama sehingga mampu mengembangkannya menjadi karakteristik gaya hidupnya. Perilaku pada tingkat ini adalah bersifat persuasif, konsisten, dan dapat diramalkan. Hasil belajar pada tingkat ini mencakup pelbagai aktivitas yang luas, namun penekanan dasarnya adalah penekanan kekhasan perilkau siswa atau siswa memiliki perlaku yang khas. 2.1.4.3 Ranah Psikomotorik psychomotoric domain Tujuan pembelajaran ranah psikomotorik menunjukkan adanya kemampuan fisik seperti kemempuan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik menurut Simpson dalam Anni 2006: 10 adalah sebagai berikut: 19 1 Persepsi perception Persepsi ini berkaitan dengan penggunaan organ penginderaan untuk memperoleh petunjuk yang memandu kegiatan motorik. Kategori ini berentangan dari rangsangan penginderaan kesadaran akan adanya stimulus, melalui memberi petunjuk pemilihan memilih petunjuk yang relevan dengan tugas, sampai penerjemahan menghubungkan persepsi pada petunjuk dengan tindakan didalam suatu perbuatan tertentu. 2 Kesiapan set Kesiapan mengacu pada pengambilan tipe kegiatan tertentu. Kategori ini mencakup kesiapan mental kesiapan mental untuk bertindak, kesiapan jasmani kesiapan jasmani untuk bertindak, dan kesiapan mental keinginan untuk bertindak. Pada tingkat ini persepsi terhadap petunjuk itu menjadi prasyarat penting. 3 Gerakan terbimbing guided response Gerakan terbimbing berkaitan dengan tahap-tahap awal didalam belajar keterampilan kompleks. Ia meliputi peniruan mengulangi tindakan yang didemonstrasikan oleh guru, dan mencoba-coba dengan menggunakan pendekatan gerakan ganda untuk mengidentifikasikan gerakan yang baik. Kecakapan unjuk kerja ditentukan oleh guru atau oleh seperangkat kriteria yang sesuai. 4 Gerakan terbiasa mechanism Gerakan terbiasa berkaitan dengan tindakan unjuk kerja gerakan yang telah dipelajari itu telah menjadi biasa dan gerakan dapat dilakukan dengan 20 sangat meyakinkan dan mahir. Hasil belajar pada tingkat ini berkaitan dengan keterampilan unjuk kerja dari pelbagai tipe, namun pola-pola gerakannya kurang kompleks dibandingkan dengan tingkatan berikutnya yang lebih tinggi. 5 Gerakan kompleks complex overt response Gerakan kompleks berkaitan dengan kemahiran unjuk kerja dari tindakan motorik yang mencakup pola-pola gerakan yang kompleks. Kecakapan ditunjukkan melalui kecepatan, kehalusan, keakuratan, dan yang memerlukan energi yang minimum. Hasil belajar pada tingkat ini mencakup kegiatan motorik yang sangat terkoordinasi. 6 Penyesuaian adaptation Penyesuaian berkaitan dengan keterampilan yang dikembangkan sangat baik sehingga individu siswa dapat memodifikasi pola-pola gerakan sesuai dengan persyaratan-persyaratan baru atau ketika menemui situasi masalah baru. 7 Kreativitas creativity Kreativitas mengacu pada penciptaan pola-pola gerakan baru untuk disesuaiakan dengan situasi tertentu atau masalah-masalah tertentu. Hasil belajar ini menekankan aktivitas yang didasarkan pada keterampilan yang benar-benar telah dikembangkan. Suprijono 2009: 8 juga berpendapat bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu potensi aspek kemanusian saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorikan oleh pakar 21 pendidikan sebagaimana tersebut diatas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif. Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan para ahli di atas, maka dapat dikatakan bahwa pengertian belajar secara umum mempunyai ciri-ciri perbuatan yang menghasilkan perubahan. 2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Menurut Nur dalam Winarno 2009, mengemukakan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan menjadi tiga macam, yakni; 1 Faktor yang ada pada diri siswa itu sendiri internal, yaitu keadaankondisi jasmani dan rohani siswa. 2 Faktor yang ada pada luar diri siswa eksternal, yaitu kondisi lingkungan di sekitar siswa. 3 Faktor pendekatan belajar approach to learning, yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa melalui kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Anni 2006: 14 menyatakan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap hasil belajar adalah kondisi internal dan eksternal pembelajar. Kondisi internal mencakup kondisi fisik, seperti kesehatan tubuh; kondisi psikis, seperti kemampuan intelektual, emosional; dan kondisi sosial, seperti kemampuan bersosialisasi dengan lingkingan. Sedangkan kondisi eksternal mencakup yang ada di lingkungan pembelajar antara lain variasi dan derajat kesulitan materi stimulus yang dipelajari direspon, tempat belajar, iklim, 22 suasana lingkungan, dan budaya belajar masyarakat akan mempengaruhi kesiapan, proses, dan hasil belajar. Berlandaskan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar tersebut diatas, maka belajar menunjukan suatu proses yang sangat kompleks. Dari sisi ini dapat diambil langkah yang tepat dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan kondisi yang ada. Yang tujuannya untuk menghasilkan pembelajaran yang efektif.

2.2 Tinjauan

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

KEBIJAKAN BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH (BAPEDALDA) KOTA JAMBI DALAM UPAYA PENERTIBAN PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK KARET

110 657 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25