Koleksi Kitab Kuning Koleksi Perpustakaan

2.3.8. Koleksi Kitab Kuning

Kitab kuning merupakan hasil karya Ulama terkenal pada abad pertengahan, sehingga kitab kuning dinamakan juga dengan kitab Islam klasik yang dibawa dari Timur Tengah pada awal abad ke-dua puluh dan sering juga di sebut dengan kitab kuno Bruinessen 1995, 132. Menurut Yafie 1994, 51 :”Kitab kuning adalah Kitab-kitab yang dipergunakan oleh dunia pesantren yang ditulis dengan huruf Arab dengan bahasa Arab atau Melayu, Jawa, Sunda, dan hurufnya tidak diberi tanda baca harakat, syakal sedangkan Menurut Rahardjo 1985, 55 Kitab kuning adalah karya tulis Arab yang ditulis oleh para sarjana Islam sekitar abad pertengahan, dan sering disebut juga dengan Kitab kuno”. Pendapat Rahardjo tersebut hampir sama dengan pendapat Wahid 1999, 222 yang menyatakan bahwa : kitab kuning adalah kitab-kitab yang ditulis oleh ulama- ulama “asing”, tetapi secara turun-temurun menjadi refrence yang dipedomani oleh para ulama Indonesia sebagi karya tulis yang “independen”, dan ditulis oleh ulama Indonesia sebagai komentar atau terjemahan atas kitab karya ulama. Dalam hal ini Departemen Agama RI 2003, 32 juga mengemukakan bahwa: Kitab kuning secara etimologi adalah kitab-kitab karya ulama yang dicetak diatas kertas berwarna kuning. Dikalangan pondok pesantren sendiri, disamping istilah kitab kuning, beredar juga istilah “kitab klasik”, untuk menyebut jenis kitab yang sama. Kitab-kitab tersebut pada umumnya tidak diberi harakatsyakal, sehingga sering juga disebut “kitab gundul”. Ada juga yang menyebut dengan “kitab kuno”, karena rentang waktu sejarah yang sangat jauh sejak disusunditertibkan sampai sekarang. Menurut Nasuha 1989, 41 bahwa : Kitab Kuning adalah kepustakaan dan pegangan para kiai di pesantren, bahkan para kiai dan kitab kuning tidak dapat dipisahkan. Kitab Kuning merupakan kodifikasi nilai-nilai ajaran Islam. Sedangkan Kiai disebut alim bila ia benar-benar memahami, mengamalkan dan memfatwakan Kitab Kuning. Universitas Sumatera Utara Menurut Zubaidi 2002, 9, bahwa : Kitab kuning adalah kitab atau buku berbahasa Arab yang membahas ilmu pengetahuan agama Islam seperti fiqih, ushul fiqih, tauhid, akhlak, tasawwuf, tafsir al- Qur’an dan ulumul Qur’an, hadis dan ulumul hadis, dan sebagainya yang ditulis oleh Ulama-ulama salaf dan digunakan sebagai bahan pengajaran utama di pondok pesantren. Nasula 2000, 260 juga mengemukakan bahwa : Adapun ruang lingkup materi kitab kuning adalah ilmu-ilmu agama Al-ulum ad-diniyah yang ditulis dengan menggunakan pendekatan naqli dan pendekatan aqli. Materi kitab kuning dalam segala macam dan bentuknya diproses melalui metode-metode penalaran yang dikenal dalam dunia keilmuan, yakni deduktif, induktif, genetika, dan dialektika. Adapun rinciannya sebagai berikut : 1. Metode deduktif istinbath. Metode ini banyak digunakan untuk menjabarkan dalil-dalil keagaam menjadi masalah-masalah fiqh, terutama yang dihasilkan melalui ushul fiqh aliran mutakallimin. 2. Metode induktif istiqra’i adalah mengambil kesimpulan umum dari soal- soal khusus. Metode ini juga dipergunakan oleh ahli fiqh untuk menetapkan suatu hukum. 3. Metode genetika takwini adalah cara berfikir mencari kejelasan suatu masalah dengan melihat sebab-sebab terjadinya, atau melihat sejarah kemunculan masalah itu. 4. Metode dialektika jadali adalah cara berfikir yang uraiannya diangkat dari pertanyaan atau pertanyaan seseorang yang dipertanyakan. Dari pendapat para pakar di atas dapat dipahami bahwa yang di maksud dengan kitab kuning adalah kitab-kitab klasik salaf yang ditulis oleh ulama-ulama salaf yang digunakan sebagai referensi baku dalam disiplin keilmuan islam. Disebut kitab kuning dikarenakan kertas yang digunakan berwarna kuning atau kertas putih yang telah dimakan usia sehingga warna kertas berubah menjadi kuning. Universitas Sumatera Utara Sehubungan dengan itu yang di maksud dengan evaluasi pemanfaatan kitab kuning adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui apakah koleksi kitab kuning sudah dimanfaatkan dengan baik atau belum. Dalam mengevaluasi pemanfaatan kitab kuning digunakan indikator yaitu 1 pelayanan perpustakaan 2 peminjaman kitab kuning 3 membaca kitab kuning di tempat 4 mencatat informasi dari kitab kuning 5 memperbanyak informasi dari kitab kuning menggunakan jasa foto copy. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Menurut Arikunto 2010:3 Penelitian Deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Perpustakaan Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah yang terletak di jl. Jamin Ginting Km 11 Paya Bundung Medan Sumatera Utara.

3.3. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objeksubyek penelitian. Menurut Sugiyono 2006, 90 “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objeksubyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh santrisantriwati tingkat aliyah di Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah yang nenggunakan kitab kuning berjumlah 1.080 santrisantriwati. Universitas Sumatera Utara