1
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini, peneliti akan membahas latar belakang masalah, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penulisan dan
sistematika penulisan.
A. Latar Belakang
Sebagai umat beragama ibadat merupakan tindakan pokok sebagai manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Orang beriman katolik
memandang perayaan Ekaristi sebagai bentuk ibadat yang paling utama dan pokok. Perayaan Ekaristi sebagai sumber iman dan puncak seluruh hidup kristiani
yang menunjuk bahwa Ekaristi tidak terpisahkan dengan kehidupan sehari-hari umat. Dalam Gereja Paroki dan seluruh Gereja, Ekaristi merupakan salah satu
sakramen Gereja. Seluruh sakramen Gereja berpusat pada sakramen Ekaristi. Ekaristi sebagai pelaksanaan diri Gereja di bidang Liturgi. Sebagai sakramen yang
merupakan tanda dan sarana persatuan dengan Allah dan dengan sesama manusia. Ekaristi adalah Gereja dalam bentuk sakramen yang merupakan perayaan umat di
mana menandakan kehadiran Tuhan dalam umat yang sungguh-sungguh dihayati dalam iman. Ekaristi menjadi bentuk ikatan dengan sesama dalam bentuk ibadat
yang dasarnya berasal dari agama Yahudi, melalui Perjamuan Terahkir. Di dalam sakramen Ekaristi, Gereja merayakan dan mengenang misteri sengsara, wafat, dan
kebangkitan Yesus Kristus dalam penyelamatan umat manusia. Perayaan Ekaristi inilah yang terus dirayakan Gereja sampai saat ini.
2
Sudah sejak awal Gereja merayakan Ekaristi sebagai pusat dan puncak kehidupannya. Begitu pula sejak awal berdirinya, Gereja di Kuasi Paroki Santo
Yusup Bandung Gunungkidul melaksanakan Ekaristi sebagai sesuatu yang penting dan dilaksanakan dalam gereja untuk mendukung perkembangan iman
umat. Melihat luasanya Wilayah Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung Gunungkidul, paroki mempunyai 9 kapel dan 1 gereja Paroki yang tersebar di
beberapa daerah untuk memenuhi kebutuhan Ekaristi umat. Paroki dengan totalitas memberikan pelayanan pada umat di wilayahnya dengan segala
keterbatasanya mengingat wilayah yang luas dan jumlah kapel yang cukup banyak. Gereja Paroki juga berusaha memberikan kenyamanan pada umat dalam
mengikuti Peryaan Ekaristi dengan fasilitas yang mendukung dan juga melaksanakan perayaan yang menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa
sesuai dengan situasi umat yang ada di desa. Dengan totalitas pelayanan Gereja yang diberikan oleh Paroki, Gereja Paroki mengharapkan agar setiap umat di
wilayahnya atau lingkungan untuk rajin mengikuti Perayaan Ekaristi di gereja seperti yang ada pada Konsili Vatikan II yang mementingkan partisipasi aktif
umat dalam perayaan itu sendiri: “Orang beriman harus yakin bahwa penampilan Gereja terutama terletak dalam peran serta penuh dan aktif seluruh umat” SC 41;
30 dan 48. Di Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung selain menjadi umat pada Perayaan Ekaristi ada juga pembagian tugas dalam Perayaan Ekaristi yang
melibatkan umat. Untuk meningkatkan keterlibatan umat ada pembagian tugas yang sudah terjadwal dalam Perayaan Ekaristi yang dibagi untuk setiap
lingkungan baik tugas koor, parkir, dana kolekte, persembahan dls. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Lingkungan Xaverius Siyono terdiri dari 38 keluarga dengan jumlah total umat 107 orang yang terdiri dari dewasa dan anak-anak. Dari semua gereja dan
kapel yang ada di wilayah Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung, umat di lingkungan Xaverius Siyono biasanya mengikuti perayaan Ekarisiti di gereja
Wilayah Santo Yusup Bogor yang berjarak ± 1 Km dan gereja Paroki Santo Yusup Bandung yang berjarak ± 4 Km mengingat kedua gereja inilah yang paling
dekat. Karena jumlah gereja yang banyak dan jumlah romo paroki yang hanya 2 maka di gereja wilayah Santo Yusup Bogor setiap bulan hanya diadakan Perayaan
Ekaristi pada Minggu petama dan Minggu ketiga selain hari raya. Sebagian Perayaan Ekarisiti dipusatkan di gereja Paroki Santo Yusup Bandung yaitu misa
hari Sabtu sore, Minggu pagi, Jumat pertama, Jumat legi, dan misa pagi harian hari Selasa, Rabu, Kamis, Jumat dan Sabtu.
Hidup orang beriman Katolik yang ekaristis tentu mengandaikan bahwa seseorang pernah dan mempunyai kebiasaan
habitus
untuk merayakan Ekaristi, entah setiap hari, setiap Minggu atau setiap jangka waktu tertentu. Sulit untuk
menentukan dan memberi penilaian secara kasatmata apakah umat di Lingkungan Xaverius Siyono ini sudah aktif mengikuti perayaan Ekaristi atau belum. Hal ini
dikarenakan umat bebas memilih untuk ikut Perayaan Ekaristi atau tidak, hadir di gereja wilayah atau di paroki, hadir pada Misa sore atau pagi, mengikuti Misa
setiap hari atau tidak, rutin Misa setiap Minggu atau tidak, jumlah umat lingkungan yang mengikuti Ekaristi sulit untuk dihitung karena berbaur dengan
umat yang lain sedangkan tidak ada absensi untuk perayaan Ekaristi seperti di sekolah. Dalam bertugas juga sulit untuk menentukan secara kesuluruhan umat
4
lingkungan apakah sudah aktif atau belum karena tidak semua umat mendapatkan tugas dan terkadang tugas hanya dilaksanakan oleh pengurus lingkungan ataupun
orang-orang yang sama di setiap tugas lingkungan. Partisipasi aktif disaat menjadi umat dalam Perayaan Ekaristi juga sulit untuk dinilai apakah seseorang secara
serius mengikuti rangkaian Perayaan Ekaristi baik itu saat doa bersama, doa pribadi, nyanyian bersama dan jawaban-jawaban doa, karena itu berkaitan dengan
pribadi masing-masing umat. Hal keaktifan inilah yang harus diketahui untuk semakin mengembangkan iman umat ke depannya, terlebih perayaan Ekaristi
merupakan suatu yang sakral dan suci bagi umat katolik. Iman tidak hanya diungkapkan dalam ibadat
liturgia
tetapi juga diwujutkan lewat perbuatan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai warga yang
hidup di desa dan di tengah masyarakat umat Lingkungan Xaverius Siyono melihat bahwa pelayanan terhadap Gereja dan masyarakat menjadi sesuatu yang
penting. Gotong royong dan kekerabatan menjadi tradisi yang mengakar pada pribadi orang desa. Yesus Kristus datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk
melayani Mrk. 10:45 inilah yang mendasari Gereja untuk melakukan pelayanan. Pelayanan Gereja ditujukan ke dalam, kepada sesama anggota jemaat dengan
menjadi pengurus lingkungan, wilayah dan dewan paroki. Pelayanan Gereja juga terbuka ke luar, bagi masyarakat luas dengan mengutamakan mereka yang miskin,
hina, sakit, terasing dan tertindas. Gereja Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung juga menekankan pelayanan
diakonia
sebagai tugas Gereja. Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung membentuk bidang diakonia pelayanan kemasyarakatan terdiri
dari Tim Kerja PSE, Tim Kerja Pendidikan, Tim Kerja Kesehatan, Tim Kerja PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Pangruktiloyo, Tim Kerja Seni Budaya, Tim Kerja HAK Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan, dan Tim Kerja APP. Keterlibatan umat dalam
pelayanan baik di Gereja maupun dimasyarakat masih ada yang secara terpaksa ataupun sukarela, seperti pembentukan pengurus lingkungan masih tidak ada yang
bersedia sehingga harus ditunjuk dan dipilih bersama, begitupun dalam pembentukan tim kerja yang lain. Apakah umat di lingkungan Xaverius Siyono
sudah melibatkan diri dalam pelayanan terhadap sesama, tetangga, ataupun masyarakat di sekitar mereka yang kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel di
sekitarnya. Penulis sebagai warga lingkungan St. Xaverius Siyono mempunyai kesan
kepada umat bahwa ada umat yang aktif mengikuti perayaan Ekaristi dan ada juga yang sebaliknya. Padahal Ekaristi merupakan pusat dan puncak kekuatan hidup
umat Kristiani harus dihayati dan dimaknai bagi diri sendiri serta kita juga diutus untuk mewartakan melalui segala tindakan kita dalam kehidupan sehari-hari.
Keterlibatan umat dalam pelayanan
diakonia
menjadi hal yang penting dalam mewujutkan Kerajaan Allah di dunia ini seperti yang sudah Yesus ajarkan dan
wariskan kepada kita semua. Namun pada kenyataannya bagaimana keterlibatan umat dalam pelayanan tersebut apakah sudah baik atau belum. Oleh sebab itu,
pada skripsi ini penulis merasa tertarik untuk meneliti apakah keakktifan umat mengikuti perayaan Ekaristi berpengaruh terhadap keterlibatan umat dalam tugas
pelayanan
diakonia
. Maka penulis menuliskan judul Skipsi yaitu: “PENGARUH KEAKTIFAN MENGIKUTI PERAYAAN EKARISTI
TERHADAP KETERLIBATAN TUGAS PELAYANAN DIAKONIA UMAT PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
LINGKUNGAN SANTO XAVERIUS SIYONO KUASI PAROKI SANTO YUSUP BANDUNG GUNUNGKIDUL”.
B. Rumusan Masalah