Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN

33 0 = jika laki-laki yang menjabat sebagai direktur utama atau CEO pada perusahaan b. Mengklasifikasikan data return on asset Nilai Return on Asset ROA perusahaan digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam penggunaan aktiva di dalam operasi perusahaan dengan membagi antara laba bersih dengan total aset. Berdasarkan pernyataan tersebut, peneliti mengklasifikasikan data return on asset menjadi 4 kategori tingkatan, yaitu sangat rendah, rendah, tinggi, dan sangat tinggi. Klasifikasi data dilakukan dengan membagi nilai ROA menjadi 4 ketegori berdasarkan nilai kuartil smua populasi yang digunakan, kemudian membuat kategori sebagai berikut: Sangat rendah : 1 Rendah : 2 Tinggi : 3 Sangat tinggi : 4 c. Mengklasifikasikan data debt to asset ratio Klasifikasi data debt to asset ratio dilakukan dengan membagi total utang dengan total aset. Berdasarkan pernyataan tersebut, peneliti mengklasifikasikan data return on asset menjadi 4 kategori tingkatan, yaitu sangat rendah, rendah, tinggi, dan sangat tinggi. Klasifikasi data dilakukan dengan membagi nilai ROA menjadi 4 ketegori berdasarkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 nilai kuartil smua populasi yang digunakan, kemudian membuat kategori sebagai berikut: Sangat rendah : 1 Rendah : 2 Tinggi : 3 Sangat tinggi : 4 6. Melakukan Analisis Tabulasi Untuk melihat apakah ada atau tidaknya hubungan antara CEO gender dengan kinerja keuangan dan CEO gender dengan efisiensi investasi maka akan dilakukan analisis tabulasi silang crosstabs yaitu menyajikan data dalam bentuk tabulasi yang meliputi baris dan kolom. Data untuk penyajian crosstabs adalah data berskala nominal dan ordinal Santoso, 2012: 218. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data nominal dan ordinal. Menurut Santoso 2012: 195, untuk melihat hubungan antara variabel bertipe nominal dengan ordinal, maka dapat memakai ukuran korelasi nominal, seperti Cramer ’s V, Lambda, dan lainnya. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan uji Cramer ’s V. Cramer merupakan uji statistik yang ditujukan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel berskala nominal. Menurut Sarwono 2009: 59, nilai koefisien korelasi atau hubungan antara dua variabel, adalah sebagai berikut: 35 Tabel 1 Kriteria Pengujian Kekuatan Hubungan Antara Variabel Nilai korelasi Tingkat Hubungan 0,00 Tidak ada korelasi antara dua variabel 0 - 0,25 Korelasi sangat lemah 0,25 - 0,5 Korelasi cukup 0,5 - 0,75 Korelasi kuat 0,75 – 0,99 Korelasi sangat kuat 1 Korelasi sempurna Koefisien korelasi positif terjadi ketika kedua variabel mempunyai hubungan positif atau searah. Hal ini berarti bila variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan ikut tinggi. Sebaliknya, koefisien korelasi negatif terjadi ketika variabel mempunyai hubungan negatif atau terbalik. Hal ini berarti bila variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan menjadi rendah dan berlaku sebaliknya. Hasil dari Penelitian ini diambil berdasarkan hasil analisis pada tabel tabulasi silang crosstabs antara variabel, serta dengan melihat kekuatan hubungan dan arah hubungan berdasarkan nilai Cramer’s V. 7. Menarik Kesimpulan Kesimpulan pada penelitian ini diambil berdasarkan hasil analisis pada tabel tabulasi silang crosstabs antara variabel dan dibandingkan dengan penelitian terdahulu. 36

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Populasi Sasaran

Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari periode tahun 2011-2015. Subjek penelitian adalah seluruh perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia. Sedangkan objek penelitian ini adalah laporan keuangan yang diungkapkan oleh perusahaan manufaktur yang dapat di unduh pada website BEI tersebut. Populasi sasaran pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011, 2012, 2013, 2014, dan 2015. Kriteria populasi sasaran dapat dijelaskan dengan tabel berikut: Tabel 2 Kriteria Pemilihan Populasi Sasaran Kriteria Populasi Sasaran Jumlah Perusahaan manufakur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2011-2015. 127 Perusahaan manufaktur yang tidak secara berturut-turut melaporkan laporan keuangan selama periode 2011-2015. -7 Perusahaan manufaktur yang mengalami pergantian CEO selama periode tahun 2011-2015 -1 Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang US -27 Jumlah Populasi Sasaran 92 37 Berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh peneliti, terdapat 92 perusahaan manufaktur yang data sesuai dengan kebutuhan penelitian. Kode dan nama perusahaan yang menjadi populasi sasaran penelitian dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3 Populasi Sasaran Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2015 No. Kode Emiten Nama Emiten 1 ADES Akasha Wira International Tbk. 2 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk. 3 ALDO Alkindo Naratama Tbk. 4 ALKA Alakasa Industrindo Tbk. 5 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk. 6 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk. 7 APLI Asiaplast Industries Tbk. 8 ARNA Arwana Citramulia Tbk. 9 ASII Astra International Tbk. 10 AUTO Astra Otoparts Tbk. 11 BAJA Saranacentral Bajatama Tbk. 12 BATA Sepatu Bata Tbk. 13 BIMA Primarindo Asia Infrastructure Tbk. 14 BRNA Berlina Tbk. 15 BTON Betonjaya Manunggal Tbk. 16 BUDI Budi Starch Sweetener Tbk. 17 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 18 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 19 DLTA Delta Djakarta Tbk. 20 DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk. 21 EKAD Ekadharma International Tbk. 22 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk. 23 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk. 24 GGRM Gudang Garam Tbk. 25 GJTL Gajah Tunggal Tbk. 26 HDTX Panasia Indo Resources Tbk. 27 HMSP HM Sampoerna Tbk. 28 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. 29 IGAR Champion Pacific Indonesia Tbk. Sumber: data sekunder yang diolah, 2017 38 Tabel 3 Populasi Sasaran Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2015 lanjutan No. Kode Emiten Nama Emiten 30 IKAI Intikeramik Alamasri Industri Tbk. 31 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk. 32 INAF Indofarma Persero Tbk. 33 INCI Intanwijaya Internasional Tbk. 34 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk. 35 INDS Indospring Tbk. 36 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 37 JECC Jembo Cable Company Tbk. 38 JKSW Jakarta Kyoei Steel Works Tbk. 39 JPFA JAPFA Comfeed Indonesia Tbk. 40 JPRS Jaya Pari Steel Tbk. 41 KAEF Kimia Farma Persero Tbk. 42 KBLI KMI Wire and Cable Tbk. 43 KBLM Kabelindo Murni Tbk. 44 KBRI Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. 45 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk. 46 KIAS Keramika Indonesia Assosiasi Tbk. 47 KICI Kedaung Indah Can Tbk. 48 KLBF Kalbe Farma Tbk. 49 LION Lion Metal Works Tbk. 50 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk. 51 LMSH Lionmesh Prima Tbk. 52 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk. 53 MAIN Malindo Feedmill Tbk. 54 MBTO Martina Berto Tbk. 55 MERK Merck Tbk. 56 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk. 57 MLIA Mulia Industrindo Tbk. 58 MRAT Mustika Ratu Tbk. 59 MYOR Mayora Indah Tbk. 60 MYTX Apac Citra Centertex Tbk. 61 NIPS Nipress Tbk. 62 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk. 63 PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk. 64 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk. 65 PYFA Pyridam Farma Tbk. Sumber: data sekunder yang diolah, 2017