6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tata Kelola Perusahaan
Tata kelola perusahaan sangat berpengaruh terhadap pembentukan, penetapan, dan pencapaian tujuan serta pengembangan budaya kerja dalam
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dalam perusahaan.
The Organization For Economic Cooperation And Development
OECD; 1999 mendefinisikan tata kelola
corporate governance
sebagai sistem yang digunakan untuk mengarahkan dan mengendalikan kegiatan bisnis dalam perusahaan sedangkan
Pedoman Umum
Good corporate Governance
GCG Indonesia 2006, mengatakan bahwa GCG adalah salah satu pilar dari sistem ekonomi pasar
karena berkaitan dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan yang melaksanakannya maupun terhadap iklim usaha yang kondusif.
Corporate governance
mengatur pembagian hak dan kewajiban pihak-pihak dalam organisasi, yang mana pihak-pihak tersebut termasuk dewan pengurus,
manajer, pemegang saham, dan pemangku kepentingaan lainnya. Kim et al 2009 berpendapat bahwa dalam teori tata kelola perusahaan,
struktur dewan memiliki pengaruh yang kuat pada tindakan yang dilakukan oleh dewan dan manajemen puncak hingga pada akhirnya dapat
mempengaruhi kinerja perusahaan. Menurut Rasyidah 2013, terdapat dua sistem
corporate governance
yang pada umumnya dianut oleh negara-negara di dunia ini, yaitu
one-tier board
sistem satu kamar dan
two-tier board
7 sistem dua kamar atau dualisme. Sistem
two-tier board
banyak digunakan negara-negara di daratan Eropa seperti Jerman dan Belanda. Sedangkan sistem
one-tier board
dianut negara-negara seperti Inggris dan Amerika Serikat. Ticker 2009 didalam Rasyidah 2013 menjelaskan beberapa perbedaan yang
mendasar dari system
one-tier board
dan
two-tier bard
tersebut:
1. One-Tier Board
Sistem
one-tier board
menyatukan peran dewan pengawas dewan komisaris dan dewan pelaksana dewan direksi didalam satu wadah yang
sama yakni
board of directors.
Ticker 2009 di dalam Rasyidah 2013 menyebutkan terdapat empat jenis
board of directors
: a. Semua direktur eksekutif pengurus senior dan manajer merupakan
anggota
board
. Tipe ini digunakan oleh perusahaan kecil, perusahaan keluarga, dan
start-up business
. b. Direktur eksekutif pengurus senior sebagai anggota mayoritas dan
direktur non-eksekutif direktur independen sebagai minoritas. c. Mayoritas anggota
board
adalah direktur non-eksekutif direktur independen, sebagian diantaranya merupakan direktur independen.
d.
Semua direktur non-eksekutif adalah anggota
board. 2.
Two-Tier Board
Pada sistem
two-tier board, corporate governance
dibagi menjadi dua kelompok :
8 a. Dewan pengawas
supervisory board
Dewan pengawas terdiri dari direktur non-eksekutif independen pengurus senior independen dan direktur non-eksekutif tidak
independen pengurus senior tidak independen. Independen dalam hal ini menyangkut ketidakpemilikan modal didalam perusahaan yang
mereka pimpin. b. Dewan pelaksana
executive board
Dewan pelaksana terdiri dari semua direktur pelaksana seperti
Chief Executive Board
CEO, yang bertugas memimpin dan bertanggung jawab untuk kestabilan perusahaan secara menyeluruh
;Chief Financial Officer
CFO, yang mengatur aktivitas keuangan dalama korporasi;
Chief Operator Officer
COO, merupakan manajer senior yang bertanggujawab mengatur operasional korporasi setiap harinya dan
melaporkan kepada CEO serta manajer-manajer lain dibawahnya. Menurut Ramadhani 2015, Indonesia menggunakan
two tiers system
karena sistem hukum Indonesia berasal dari sistem hukum Belanda dan menurut Tambunan 2015, Indonesia termasuk kategori
two-tier board
karena sesuai dengan UU RI Nomor 40 Tahun 2007 tentang perseroan terbatas pasal satu ayat dua yang menyatakan organ perseroan adalah rapat
umum pemegang saham, direksi, dan komisaris. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI