Perbedaan Kualitas Hidup antara Tingkat Pendidikan ≤SMP dan SMP

10 Setelah diketahui nilai kualitas hidup SF-36, dilakukan perbandingan antara kelompok usia 40-59 tahun dan 60-75 tahun dengan nilai kualitas hidup sehingga diperoleh hasil pada Tabel IV. Melihat dari Tabel IV, dapat diketahui ada beberapa aspek dari kualitas hidup yang berpengaruh pada kelompok usia, di antaranya fungsi fisik nilai-p 0,01, peran fisik nilai-p 0,04 dan kesehatan secara umum nilai-p 0,04. Menurut Tabel IV, kualitas hidup kelompok usia 40-59 tahun lebih tinggi daripada kelompok usia 60-75 tahun, terutama pada aspek fungsi fisik, peran fisik, dan kesehatan secara umum. Hal ini sesuai dengan Soni 2010, bahwa seiring dengan bertambahnya usia penderita hipertensi memiliki score SF-36 yang rendah daripada orang yang tidak mempunyai penyakit hipertensi. Pada responden yang berusia 65 tahun memiliki nilai kualitas hidup lebih buruk, terutama pada aspek fungsi fisik hal ini dikarenakan semakin bertambahnya usia kemampuan untuk mengolah fisik semakin menurun. Peran fisik juga menurun seiring bertambahnya usia. Namun apabila dilakukan aktivitas fisik seperti aerobik teratur dapat menurunkan risiko peran fisik dan cacat di usia tua Paterson, 2010. Nilai fungsi fisik dan peran fisik yang rendah, dapat mengakibatkan seseorang memiliki tingkat kesehatan yang rendah pula Purwanto, 2011.

3.3. Perbedaan Kualitas Hidup antara Tingkat Pendidikan ≤SMP dan SMP

Perbandingan kualitas hidup juga dilakukan pada tingkat pendidikan yakni ≤SMP dan SMP. Dilihat dari Tabel V tidak ada perbedaan nilai kualitas hidup antara kelompok pendidikan. Ada beberapa aspek pada tingkat pendidikan SMP yang memiliki nilai kualitas hidup lebih besar dari tingkat pendidikan ≤SMP, namun tidak dapat disimpulkan bahwa kualitas hidup responden dengan tingkat pendidikan SMP lebih baik karena berdasarkan perhitungan statistik tidak ada data yang memiliki nilai-p 0,05. Perbedaan kualitas hidup antara responden yang memiliki tingkat pendidikan SMP dan ≤SMP, sedangkan data yang didapat tidak sesuai dengan penelitian tersebut yang dapat disebabkan karena persebaran tingkat ekonomi dan kebutuhan 11 pada responden tidak merata Sri, 2015. Tingkat pendidikan yang rendah dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu faktor sosio ekonomi Basrowi, 2010. Nilai kualitas hidup yang rendah bisa terjadi karena kurangnya pengetahuan yang menyebabkan seseorang memiliki keterbatasan pengetahuan tentang kesehatan dan perilaku kesehatan sehingga kurang motivasi untuk berperilaku sehat untuk menjaga kualitas hidupnya Pampel, 2010. Pada Tabel V dapat dilihat bahwa pada responden dengan tingkat pendidikan SMP memiliki nilai sedikit lebih tinggi, walaupun secara statistik tidak menunjukkan perbedaan statistik antar keduanya. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kualitas hidup masyarakat di Kecamatan Ngemplak tidak dipengaruhi oleh tingkat pendidikan karena pada Tabel V hanya dilihat faktor pendidikan saja, sedangkan kualitas hidup dipengaruhi oleh banyak faktor, sehingga perlu diadakan follow up untuk mengetahui faktor lain yang dapat mempengaruhi. Tabel V. Perbandingan 8 domain pada Score Kuisioner SF-36 antara SMP dan SMP Aspek Pendidikan Nilai-p SMP Mean±SD SMP Mean ± SD Fungsi Fisik 80,6±21,9 83,5±18,4 0,33 Peran fisik 49,8±41,7 59,0±40,5 0,13 Nyeri Tubuh 71,1±22,4 71,4±22,0 0,94 Kesehatan Secara Umum 57,7±13,2 61,2±11,7 0,06 Vitalitas 71,2±16,9 70,4±17,0 0,75 Fungsi Sosial 77,6±22,6 71,3±26,2 0,08 Aspek Emosional 63,0±42,1 70,7±38,0 0,20 Kesehatan Mental 79,1±17,0 78,4±17,1 0,77 Nilai Total 68,8±14,7 70,7±14,4 0,36 Uji statistik dengan independent t-test

3.4. Subkelompok Analisis Perbedaan Kualitas Hidup Faktor Usia dan

Dokumen yang terkait

Evaluasi kualitas hidup responden hipertensi usia 40-75 tahun menggunakan instrumen SF-36 di Kecamatan Ngemplak, Sleman, Yogyakarta (kajian usia dan tingkat penghasilan).

0 0 113

Evaluasi kualitas hidup responden hipertensi usia 40-75 tahun menggunakan instrumen SF-36 di Kecamatan Ngemplak, Sleman, Yogyakarta (kajian usia dan jenis kelamin).

0 0 67

Evaluasi kualitas hidup responden hipertensi menggunakan instrumen SF-36: kajian faktor usia dan jenis kelamin di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY.

0 0 59

Ketaatan terapi responden hipertensi usia 40-75 tahun menggunakan instrumen morisky di kecamatan Ngemplak, Sleman, DIY (kajian usia dan aspek gaya hidup).

0 0 76

Evaluasi kualitas hidup responden hipertensi menggunakan instrumen SF-36:kajian faktor usia dan tingkat penghasilan di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY.

0 0 66

Evaluasi kualitas hidup responden hipertensi usia 40-75 tahun menggunakan instrumen sf-36 di Kecamatan Ngemplak, Sleman, Yogyakarta (kajian usia dan jenis pekerjaan).

0 1 85

Evaluasi kualitas hidup responden hipertensi usia 40-75 tahun menggunakan instrumen SF-36 di Kecamatan Ngemplak, Sleman, Yogyakarta (kajian usia dan body mass index).

0 0 90

Evaluasi kualitas hidup responden hipertensi usia 40-75 tahun menggunakan instrumen sf-36 (kajian usia dan tingkat pendidikan) di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta.

0 0 77

Evaluasi kualitas hidup responden hipertensi menggunakan instrumen SF-36 : kajian faktor usia dan body mass index di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY.

0 0 60

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah pada responden berusia 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman (kajian faktor usia dan tingkat pendidikan).

1 1 95