Analisis Data ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Tabel 6. Hasil Perhitungan Absolut Akrual Diskresioner Lanjutan No. KODE EMITEN 2014 2015 1 ACES 0,18188 0,08645 2 ADHI 0,18145 0,09011 3 AMRT 0,09917 0,0477 4 AUTO 0,14205 0,0658 5 BAYU 0,11299 0,00105 6 EPMT 0,08486 0,03043 7 GJTL 0,19765 0,12566 8 HERO 0,19338 0,06584 9 IMAS 0,06418 0,03422 10 INTP 0,15254 0,12898 11 KBLV 0,18045 0,00872 12 KLBF 0,12677 0,12122 13 MPPA 0,09637 0,13975 14 MRAT 0,1265 0,06393 15 MYOR 0,29142 0,05658 16 SMCB 0,23516 0,23365 17 SMSM 0,05091 0,15374 18 TLKM 0,13992 0,10189 19 TOTL 0,07926 0,02622 20 TOTO 0,18203 0,19735 21 TSPC 0,17708 0,06891 22 UNVR 0,46903 0,28026 23 WIKA 0,08023 0,1713 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017 4. Analisis Statistik Deskriptif Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan program IBM SPSS Statistics 23. Hasil pengujian statistik deskriptif nilai reputasi perusahaan dan kualitas pelaporan keuangan dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Analisis Statistik Deskriptif Reputasi Perusahaan Tabel berikut ini merupakan hasil pengujian statistik deskriptif variabel reputasi perusahaan. Tabel 7. Statistik Deskriptif Reputasi Perusahaan Skor Corporate Image Index N Valid 138 Missing Mean 2,54531 Range. 3,831 Minimum ,382 Maximum 4,213 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017 Berdasarkan tabel 5.3 terdapat 138 data valid dan tidak ada data missing. Data missing 0 menjelaskan bahwa tidak ada data yang terlewat hilang atau bernilai nol. Range adalah perbedaan jarak antara nilai maksimum dan minimum sebesar 3,831 yang menunjukan sebaran data Corporate Image Index memiliki sebaran data luas. Corporate Image Index yang terendah pada populasi sasaran adalah 0,382. Perusahaan yang memperoleh skor tersebut adalah PT Indomobil Suzuki Internasional pada tahun 2015. Berdasarkan data yang digunakan dalam penelitian ini, skor Corporate Image Index tahun 2010-2015 yang diperoleh perusahaan mengalami fluktuasi. Hal tersebut dapat dilihat Corporate Image Index pada tahun 2010 bernilai 3,714 dan mengalami penurunan pada tahun 2011 dan 2012 menjadi 3,648 dan 3,61. Pada tahun 2013 menjadi 0,477 karena terdapat perubahan komposisi dalam penilaian Corporate Image Index, mengalami kenaikan pada tahun 2014 menjadi 0,512 dan turun menjadi 0,382 pada tahun 2015. Skor Corporate Image Index pada populasi sasaran yang paling tinggi adalah 4,213. Perusahaan yang memperoleh skor tersebut adalah PT Unilever Indonesia Tbk pada tahun 2011. Berdasarkan data yang digunakan dalam penelitian ini, skor Corporate Image Index tahun 2010-2015 yang diperoleh perusahaan mengalami fluktuasi. Hal tersebut dapat dilihat Corporate Image Index pada tahun 2010 bernilai 4,144 dan naik pada tahun 2011 menjadi 4,213 dan turun pada tahun 2012 menjadi 4,158. Pada tahun 2013 menjadi 2,858 karena terdapat perubahan komposisi dalam penilaian Corporate Image Index, mengalami penurunan pada tahun 2014 menjadi 0,689 dan naik menjadi 2,734 pada tahun 2015. Analisis statistik deskriptif dari reputasi perusahaan dapat dijelaskan dengan gambar histogram berikut: Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017 Gambar 2. Histogram Skor Corporate Image Index Berdasarkan gambar 5.1, perusahaan paling banyak memiliki Corporate Image Index dengan nilai diantara 3,000 sampai 4,000 sebanyak 61 perusahaan. Perusahaan yang mempunyai Corporate Image Index dengan nilai di atas 4,000 sebanyak 8 perusahaan. Perusahaan yang mempunyai Corporate Image Index dengan nilai di antara 1,000 sampai 2,000 sebanyak 43 perusahaan. Perusahaan yang mempunyai skor Corporate Image Index dibawah 1,000 terdapat 26 perusahaan. b. Analisis Statistik Akrual Diskresioner Absolut Tabel berikut ini merupakan hasil pengujian statistik deskriptif variabel Kualitas Pelaporan Keuangan. Tabel 8. Statistik Deskriptif Kualitas Pelaporan Keuangan Akrual Diskresioner Absolut N Valid 138 Missing Mean ,1492728 Range ,49759 Minimum ,00021 Maximum ,49779 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017 Berdasarkan tabel 5.4 terdapat 138 data valid dan tidak ada data missing. Data missing 0 menjelaskan bahwa tidak ada data yang terlewat hilang atau bernilai nol. Range adalah perbedaan jarak antara nilai maksimum dan minimum sebesar 0,49759 yang menunjukan bahwa data akrual diskresioner absolut memiliki sebaran data yang luas. Akrual diskresioner absolut yang terendah pada populasi sasaran adalah 0,00021. Akrual diskresioner absolut tersebut diperoleh oleh PT Total Bangun Persada Tbk pada tahun 2010. Berdasarkan data yang digunakan dalam penelitian ini, akrual diskresioner absolut tahun 2010-2015 yang diperoleh perusahaan mengalami fluktuasi. Hal tersebut dapat dilihat akrual diskresioner absolut pada tahun 2010 bernilai 0,00021 dan mengalami kenaikan pada tahun 2011 menjadi 0,03844, pada tahun 2012 turun menjadi 0,01904. Tahun 2013-2015 diperoleh akrual diskresioner absolut masing-masing 0,16551, 0,07926, dan 0,02622. Akrual diskresioner absolut yang mendekati nol berarti bahwa perusahaan tidak terindikasi melakukan manipulasi laba yang berdampak pada pelaporan keuangan yang berkualitas. Akrual diskresioner absolut yang paling tinngi pada populasi sasaran adalah 0,49779. Akrual diskresioner absolut tersebut diperoleh oleh PT Matahari Putra Prima Tbk pada tahun 2010. Berdasarkan data yang digunakan dalam penelitian ini, akrual diskresioner absolut tahun 2010-2015 yang diperoleh perusahaan mengalami fluktuasi. Hal tersebut dapat dilihat akrual diskresioner absolut pada tahun 2010 bernilai 0,49779 dan turun pada tahun 2011 menjadi 0,03720, pada tahun 2012 turun menjadi 0,02534. Tahun 2013-2015 diperoleh akrual diskresioner absolut masing-masing 0,11385, 0,09637, dan 0,13975. Semakin jauh akrual diskresioner absolut dari nol berarti bahwa perusahaan lebih besar terindikasi melakukan manipulasi laba yang berdampak pada pelaporan keuangan yang tidak berkualitas. Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017 Gambar 3. Histogram Akrual Diskresioner Absolut Berdasarkan gambar 5.2, terdapat lebih dari 50 perusahaan yang memiliki akrual diskresioner absolut lebih besar dari nilai rata-rata mean. Hal ini mengindikasikan bahwa banyak perusahaan yang melakukan manipulasi laba untuk menghasilkan laporan keuangan yang tampak baik. c. Analisis Statistik Deskriptif Kategori Corporate Image Index Frekuensi jumlah perusahaan dengan kategori excellent dan non- excellent disajikan dalam tabel 5.3 berikut. Tabel 9. Frekuensi Kategori CII Kategori Corporate Image Index Frequency Percent Excellent 78 56,5 Non-Excellent 60 43,5 Total 138 100,0 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017 Berdasarkan tabel 5.3, dari total 138 perusahaan terdapat 78 perusahaan atau sebesar 56,6 dari total 138 perusahaan yang termasuk kategori excellent. Perusahaan yang termasuk kategori non- excellent, yaitu sebanyak 60 perusahaan atau sebesar 43,5 dari total 138 perusahaan. Data kategori reputasi didasarkan pada skor Corporate Image Index lebih dari satu, berada di posisi tiga teratas untuk setiap kategori industri dan memiliki angka di atas rata-rata skor untuk kategori industri. Proporsi data antara perusahaan dengan excellent corporate image dan non-excellent corporate image, yaitu sebesar 56,6-43,5. 5. Pengklasifikasian Data a. Pengklasifikasian Data Reputasi Perusahaan Tabel di bawah ini merupakan hasil pengklasifikasian data kategori corporate image menjadi 2 kategori, yaitu excellent dan non-excellent. Tabel 10. Pengklasifikasian Excellent Corporate Image dan Non- excelent Corporate Image No. KODE EMITEN 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 ACES 1 1 1 1 1 1 2 ADHI 1 1 1 1 1 1 3 AMRT 1 1 1 1 1 1 4 AUTO 1 1 1 1 1 1 5 BAYU 2 2 2 2 2 2 6 EPMT 2 1 1 1 1 1 7 GJTL 2 2 2 2 2 2 8 HERO 2 2 2 2 2 2 9 IMAS 2 2 2 2 2 2 10 INTP 1 1 1 1 1 1 11 KBLV 2 2 2 1 1 1 12 KLBF 1 1 1 1 1 1 13 MPPA 2 2 2 2 2 2 14 MRAT 1 1 1 1 1 1 15 MYOR 2 2 2 2 2 2 16 SMCB 2 1 1 2 2 1 17 SMSM 2 2 2 2 2 2 18 TLKM 1 1 1 1 1 1 19 TOTL 2 2 2 2 2 1 20 TOTO 1 1 1 1 1 1 21 TSPC 2 1 2 2 2 2 22 UNVR 1 1 1 1 1 1 23 WIKA 2 1 1 1 1 1 Sumber : Data sekunder yang diolah, 2017 Keterangan: 1 = Excellent 2 = Non-Excellent b. Pengklasifikasian Data Kualitas Pelaporan Tabel di bawah ini merupakan hasil pengklasifikasian data kualitas pelaporan keuangan yang terbagi menjadi 2 kategori, yaitu yang terindikasi melakukan manipulasi laba dan yang tidak terindikasi melakukan manipulasi laba. Tabel 11. Pengklasifikasian Kualitas Pelaporan Keuangan No. KODE EMITEN 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 ACES 2 2 2 2 2 2 2 ADHI 2 1 1 1 2 2 3 AMRT 2 1 1 2 2 1 4 AUTO 2 2 2 2 2 1 5 BAYU 1 2 1 2 2 1 6 EPMT 2 1 2 2 2 1 7 GJTL 2 2 2 2 2 2 8 HERO 1 2 2 2 2 1 9 IMAS 2 2 2 2 1 1 10 INTP 2 2 2 2 2 2 11 KBLV 2 2 1 2 2 1 12 KLBF 2 2 2 2 2 2 13 MPPA 2 1 1 2 2 2 14 MRAT 2 2 2 1 2 1 15 MYOR 2 2 2 2 2 1 16 SMCB 2 2 2 2 2 2 17 SMSM 2 2 2 2 1 2 18 TLKM 2 2 2 2 2 2 19 TOTL 1 1 1 2 2 1 Tabel 11. Pengklasifikasian Kualitas Pelaporan Keuangan Lanjutan 20 TOTO 2 2 2 2 2 2 21 TSPC 1 2 2 1 2 1 22 UNVR 2 2 2 2 2 2 23 WIKA 1 1 2 2 2 2 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017 Keterangan: 1 = Tidak Terindikasi Manipulasi Laba 2 = Terindikasi Manipulasi Laba 6. Analisis Tabulasi Silang Berikut merupakan tabel output analisis tabulasi silang reputasi perusahaan dan kualitas pelaporan keuangan. Tabel 12. Tabuasi Silang antara Reputasi Perusahaan dengan Kualitas Pelaporan Keuangan Corporate Image Index Total Excellent Non- Excellent Kualitas Pelaporan Keuangan Tidak Terindikasi Manipulasi Laba 14 19 33 Terindikasi Manipulasi Laba 64 41 105 Total 78 60 138 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017 Berdasarkan tabel 5.8, perusahaan dengan excellent corpporate image yang pelaporan keuangannya terindikasi manipulasi laba sebanyak 64 perusahaan. Jumlah perusahaan dengan excellent corpporate image yang pelaporan keuangannya tidak terindikasi melakukan manipulasi laba sebanyak 14 perusahaan. Jumlah perusahaan dengan non-excellent corporate image yang pelaporan keuangannya terindikasi manipulasi laba sebanyak 41 perusahaan. Jumlah perusahaan dengan non-excellent corporate image yang pelaporan keuangannya tidak terindikasi manipulasi laba berjumlah 19 perusahaan. 7. Pembuatan Kesimpulan Pembuatan kesimpulan dalam penelitian ini adalah dengan menilai hasil dari tabulasi silang antar variabel dengan melihat nilai Cramer’s V. Koefisien hubungan reputasi perusahaan dan kualitas pelaporan keuangan disajikan pada tabel 12. Tabel 13. Tabel Koefisien Hubungan Reputasi Perusahaan dengan Kualitas Pelaporan Keuangan. Value Nominal by Nominal Phi ,159 Cramers V ,159 N of Valid Cases 138 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017 a. Kekuatan hubungan antar variabel Berdasarkan tabel 12, nilai koefisien Cramer’s V sebesar 0,159, hal ini menunjukkan bahwa korelasi hubungan reputasi perusahaan dan kualitas pelaporan keuangan adalah sangat rendah. Jadi, terdapat hubungan yang sangat lemah antara reputasi perusahaan dan kualitas pelaporan keuangan. b. Arah hubungan antar variabel Berdasarkan tabel 12, nilai koefisien Cramer’s V adalah positif, hal ini menunjukkan hubungan reputasi perusahaan dan kualitas pelaporan keuangan adalah searah. Arah hubungan yang positif berarti bahwa apabila reputasi perusahaan menigkat, maka akan diikuti kenaikan kualitas pelaporan keuangan.

B. Pembahasan

Berdasarkan analisa data pada nilai koefisien hubungan reputasi perusahaan dan kualitas pelaporan keuangan di atas, dapat diketahui bahwa ada hubungan yang sangat rendah dan positif antara reputasi perusahaan dengan kualitas pelaporan keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa reputasi perusahaan dan kualitas pelaporan keuangan saling terkait satu sama lain. Hubungan yang sangat rendah menjelaskan reputasi perusahaan memiliki kecenderungan memiliki hubungan yang sangat lemah dengan kualitas pelaporan keuangan. Hubungan yang sangat lemah dapat terjadi karena terdapat perhatian terhadap reputasi perusahaan di Indonesia belum cukup populer, sehingga banyak perusahaan yang masih belum concern terhadap reputasi perusahaan. Hal ini membuat perusahaan cenderung untuk melihat reputasi perusahaan berdasarkan persepsi internal yang berusaha untuk mempertahankan reputasi berdasarkan kepentingan pribadi dan tidak berusaha untuk memposisikan diri sebagai pihak eksternal yang percaya dan berharap bahwa perusahaan yang bereputasi dapat dipercaya dalam menyampaikan informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan. Arah hubungan yang positif menjelaskan bahwa reputasi perusahaan mempunyai hubungan yang searah dengan kualitas pelaporan keuangan, dan menjelaskan bahwa apabila perusahaan dengan corporate image yang excellent, maka pelaporan keuangan cenderung untuk tidak terindikasi manipulasi laba. Hal ini berarti reputasi perusahaan dengan corporate image yang excellent cenderung memiliki hubungan dengan kualitas pelaporan keuangan perusahaan yang lebih baik karena pelaporan keuangan tidak terindikasi manipulasi laba. Hasil penelitian ini cenderung mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Cao et al. 2012 dan Luchs et al. 2009 yang mengemukakan bahwa perusahaan dengan reputasi yang lebih tinggi akan menghasilkan pelaporan keuangan yang berkualitas. Hasil ini juga cenderung mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Bauer dan Boritz 2013, Adzor dan Igbawase 2014, Tan 2007 yang kontradiksi menyatakan bahwa tidak terdapat bukti yang signifikan bahwa perusahaan dengan pelaporan keuangan yang berkualitas cenderung memiliki hubungan dengan reputasi perusahaan. 59

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, kesimpulan yang dapat ditarik adalah: Hubungan reputasi perusahaan dan kualitas pelaporan keuangan adalah sangat rendah dengan arah positif. Hubungan yang sangat rendah dapat diartikan bahwa keterkaitan antar variabel sangat lemah dalam memiliki hubungan. Hubungan dengan arah positif berarti bahwa kenaikan reputasi perusahaan akan diikuti kenaikan kualitas pelaporan keuangan.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan sebagai berikut: 1. Penelitian ini menilai kualitas pelaporan keuangan dengan atribut akuntansi, yaitu menghitung akrual diskresioner absolut sebagai proksi dalam mengukur kualitas pelaporan keuangan. 2. Penelitian ini menggunakan purposive sampling sehingga data tidak representatif dan hasil penelitian tidak dapat digeneralisasi.

C. Saran

Berdasarkan keterbatasan dalam penelitian ini, penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya menambahkan proksi dalam mengukur kualitas pelaporan keuangan dengan basis pasar, seperti konservatisme. Selain itu penelitian selanjutnya juga bisa mengukur kualitas pelaporan keuangan dengan menilai keterjadian restatements yang dilakukan oleh perusahaan. 2. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya melakukan random sampling agar data yang diperoleh representatif dan hasil penelitian dapat digeneralisasi. 3. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat menambahkan periode hingga tahun 2016 karena annual reports perusahaan tahun 2016 sudah dapat diakses. 61 DAFTAR PUSTAKA Adzor, Ibiamke N. dan Abanyam Emmanuel Igbawase. 2014. “Do Reputable Companies Have Superior Earnigs Quality? ”. International Journal of Innovative Research Development. Vol 3. 468-473. Bahrami, T. dan K. Bejan. 2015. Firms’ Financial Reporting Transparency dan the Rank of Financial Reporting Transparency. Research Journal of Finance Accounting. Vol. 6. Iss 5:1 –8. Bauer, T. dan J. Efrim Boritz. 2013. Corporate Reporting Award and Financial Reporting Quality. Boedijoewono, Nugroho. 2012. Pengantar Statistika Ekonomi dan Bisnis. Edisi keenam Jilid 1. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan UPP STIM YKPN. Cao, Y., Linda A. Myers dan Thomas C Omer. 2012. Does Company Reputation Matter for Financial Reporting Quality? Evidence from Restatements. Accounting Contemporary Research. Vol. 29. Iss 3: 655- Caruana, A. 1997. Corporate reputation: concept dan measurement. Journal of Product Brand Management Accounting, 62, 109 –118. Chakravarthy, J., E. DeHaan dan S. Rajgopal. 2013. Reputation Repair after a Serious Restatement. Rock Center for Corporate Governance Woeking Paper Series. No. 163. Stanford University. Cooper, Donald R. dan Pamela S. Schindler. 2006. Business Research Methods, Ninth Edition. New York: McGraw-Hill Education. Daft, R. L. 2004. Organization Theory and Design. 8 th Edition. South-Western Learning. Fanani, Zaenal. 2009. “Kualitas Pelaporan Keuangan: Berbagai Faktor Penentu dan Konsekuensi Ekonomis”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Vol. 6. Juni. No. 1: 20-45. Firestein, P. J. 2006. Building and protecting corporate reputation. Strategy Leadership. Vol. 34 Iss 4 pp. 25 - 31. Gofdrey, J., Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton dan Scott Holmes. 2010. Accounting Theory. 7 th Edition. John Wiley Sons Australia, Ltd. Hartono, Jogiyanto. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman. Edisi Kelima. Yogyakarta: BPFE. Hill, Charles W. L. dan Thomas M. Jones. 1992. Stakeholder - Agency Theory. Journal of Management Studies. Vol. 29 Iss. 2 pp. 131-154. http:imacaward.comaboutresearch-methodology Diakses tanggal 17 September 2016. Indriani, R. dan W. Khoiriyah. 2010. Pengaruh Kualitas Pelaporan Keuangan terhadap Informasi Asimetri. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto. Kieso, D.E., Jerry J. Weygdant dan Terry D. Warfield. 2011. Intermediate Accounting IFRS Edition. John Wiley dan Sons, Inc. United States. Luchs, C., M. Stuebs dan L. Sun. 2009. Corporate Reputation and Earnings Quality. Journal of Applied Business Research. Vol. 25. No. 4: 47 –54. Marinovic, I., Ying Liang dan Felipe Varas. 2016. The Credibility of Financial Reporting : A Reputation-Based Approach. Mulford, Charles W. dan Eugene E. Comiskey. 2002. The Financial Numbers Game. John Wiley and Sons, Inc. Paramita, Dhian A. 2016. Pengaruh Karakteristik Corporate Governance terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan Perusahaan Indonesia dengan Reputasi Perusahaan sebagai Variabel Pemediasi Studi pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2015. Skripsi Tidak Dipublikasi. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 2 Revisi 2009. https:staff.blog.ui.ac.idmartanifiles201104PSAK-2-Laporan-Arus- Kas1.pdf. Diakses pada 30 Oktober 2016, pukul 19.30 WIB. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 16 Revisi 2011. https:staff.blog.ui.ac.idmartanifiles201104ED-PSAK-16.pdf. Diakses pada 30 Oktober 2016, pukul 19.35 WIB. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 19 Revisi 2009. https:staff.blog.ui.ac.idmartanifiles201104ED-PSAK-19-revisi-2009- Aset-Tidak-Berwujud.pdf. Diakses pada 31 Oktober 2016, pukul 08.45 WIB. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 23 Revisi 2009. https:staff.blog.ui.ac.idmartanifiles201104ED-PSAK-23-revisi-2009- Pendapatan.pdf. Diakses pada 31 Oktober 2016, pukul 08.56 WIB. Roberts, P. W. dan G. R. Dowling. 2002. Corporate Reputation and Sustained Superior Financial Performance. Strategic Management Journal.

Dokumen yang terkait

Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap voluntary disclosure perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 44 114

Pengaruh faktor-faktor fundamental terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2005-2009

1 4 98

Pengaruh kenerja keuangan perusahaan terhadap return saham Syariah (studi pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index)

0 4 109

Pengaruh pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan (Studi empiris pada perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

1 10 144

Pengaruh pengungkapan corporate social responsibility terhadap profitabilitas dana reputasi perusahaan (studi empiris pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia)

0 14 133

Pengaruh profitabilitas, leverage, umur, dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013)

4 44 154

Analisis kinerja keuangan perbankan sebelum dan sesudah mempunyai unit usaha syariah (studi empiris pada perusahaan perbaukan yang terdaftar di bi)

1 3 142

Pengaruh stuktur modal dan kinerja perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

5 33 119

Pengaruh struktur kepemilikikan dan struktur modal terhadap nilai perusahaan pada perusahaan kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 33 74

Pengaruh kepemilikikan institusi terhadap nilai perusahaan dan kinerja keuangan industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 41 116