Hubungan reputasi perusahaan dan kualitas pelaporan keuangan (studi empiris pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2015.
HUBUNGAN REPUTASI PERUSAHAAN DAN KUALITAS
PELAPORAN KEUANGAN
(Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2015)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Maria Gracia Layan NIM : 132114053
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(2)
i
HUBUNGAN REPUTASI PERUSAHAAN DAN KUALITAS
PELAPORAN KEUANGAN
(Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2015)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Maria Gracia Layan NIM : 132114053
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(3)
(4)
(5)
iv
PERSEMBAHAN
“AD MAIOREM DEI GLORIAM”
“
Never worry about numbers. Help one person at a time, and always
start with the person nearest you.”
-Mother Teresa-
“Why worry? If you’ve done the very best you can, worrying won’t
make it any better.” –
Walt Disney-
-Skripsi ini kupersembahkan untuk Tuhan Yesus Kristus
-Papa dan mama yang selalu setia berdoa dan mendampingi
-Kakak dan adikku:Prisila dan Cindy
-Sahabat-sahabatku yang turut memberikan semangat dan
hiburan selama penulisan skripsi
-Sahabat setiaku Lukas Juan yang selalu setia menemani dan
sangat banyak membantu serta mendukung penulis
-Semua pihak yang berperan dalam proses pembelajaran
(6)
(7)
(8)
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA selaku Kepala Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
4. Ilsa Haruti Suryandari, S.I.P., M.Sc., Ak. selaku dosen pembimbing akademik.
5. Drs. Gabriel Anto Listianto, M.S.A., Ak. selaku pembimbing yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. M. Trisnawati Rahayu, S.E., M.Si., Ak., QIA., CA dan Nicko Kornelis
Putra, S.E., M.Sc. selaku penguji yang telah membantu dan memberi saran yang bermanfaat.
7. Semua dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang banyak memberi pesan-pesan dan pengalaman yang berguna dalam proses pengembangan diri penulis.
8. Papa dan mama yang selalu memberikan doa dan dukungan. 9. Kakak dan adik yang menjadi motivasi pennulis.
10. Teman-teman MPAT Pak Anto yang banyak memberi masukan dan ide-ide serta selalu mendukung penulis.
(9)
(10)
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xi
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xii
ABSTRAK ... xiii
ABSTRACT ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penulisan ... 4
E. Sistematika Penulisan ... 4
BAB II LANDASAN TEORI ... 6
A. Reputasi Perusahaan ... 6
1. Definisi Reputasi Perusahaan ... 6
2. Pengukuran Reputasi Perusahaan ... 8
B. Kualitas Pelaporan Keuangan ... 11
1. Definisi Kualitas Pelaporan Keuangan ... 11
2. Pengukuran Kualitas Pelaporan Keuangan ... 14
C. Hubungan Reputasi Perusahaan dan Kualitas Pelaporan Keuangan19 D. Penelitian Terdahulu ... 22
E. Kerangka Konseptual ... 25
BAB III METODE PENELITIAN... 26
A. Jenis Penelitian ... 26
B. Populasi Sasaran ... 26
C. Jenis dan Sumber Data ... 27
D. Teknik Pengumpulan Data ... 27
E. Variabel Penelitian ... 27
1. Reputasi Perusahaan ... 27
2. Kualitas Pelaporan Keuangan ... 28
F. Teknik Analisis Data ... 28
1. Mengumpulkan Data ... 28
2. Menentukan Nilai Reputasi Perusahaan ... 29
3. Menghitung Kualitas Pelaporan Keuangan ... 29
(11)
x
a. Mendeskripsikan Variabel Reputasi Perusahaan ... 31
b. Mendeskripsikan Variabel Kualitas Pelaporan Keuangan .. 31
c. Mendeskripsikan Kategori Reputasi Perusahaan ... 31
5. Mengklasifikasikan Data ... 31
a. Mengklasifikasikan Data Reputasi Perusahaan ... 31
b. Mengklasifikasikan Data Kualitas Pelaporan Keuangan .... 32
6. Melakukan Analisis Tabulasi Silang ... 32
7. Membuat Kesimpulan ... 32
a.Menganalisis Arah Hubungan Antar Variabel ... 33
b.Menganalisis Kekuatan Hubungan Antar Variabel ... 33
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 34
A. Populasi Sasaran ... 34
B. Profil Perusahaan ... 35
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 40
A. Analisis Data ... 40
1. Pengumpulan Data ... 40
2. Penentuan Nilai Reputasi Perusahaan ... 40
3. Penghitungan Kualitas Pelaporan Keuangan ... 44
4. Analisis Statistik Deskriptif ... 46
a. Analisis Statistik Deskriptif Reoutasi Perusahaan ... 46
b. Analisis Statistik Deskriptif Akrual Diskresioner Absolut . 48 c. Analisis Statistik Deskriptif Kategori Corporate Image Index ... 51
5. Pengklasifikasian Data ... 52
a. Pengklasifikasian Data Reputasi Perusahaan ... 52
b. Pengklasifikasin Data Kualitas Pelaporan Keuangan ... 54
6. Analisis Tabulasi Silang ... 55
7. Pembuatan Kesimpulan ... 56
a. Kekuatan Hubungan Antar Variabel ... 56
b. Arah Hubungan Antar Variabel ... 57
B. Pembahasan ... 57
BAB VI PENUTUP ... 59
A.Kesimpulan... 59
B.Keterbatasan ... 59
C.Saran ... 59
DAFTAR PUSTAKA ... 61
(12)
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Dimensi Penentuan Corporate Image Index ... 10
Tabel 2. Pedoman untuk Intepretasi Koefisien Korelasi ... 33
Tabel 3. Kriteria Pemilihan Populasi Sasaran ... 34
Tabel 4. Pengumpulan Data ... 40
Tabel 5. Hasil Penentuan Nilai Reputasi Perusahaan ... 41
Tabel 6. Hasil Perhitungan Absolut Akrual Diskresioner ... 44
Tabel 7. Statistik Deskriptif Reputasi Perusahaan ... 46
Tabel 8. Statistik Deskriptif Kualitas Pelaporan Keuangan ... 49
Tabel 9. Frekuensi Kategori Corporate Image Index ... 52
Tabel 10. Pengklasifikasian Excellent Corporate Image dan Non-excelent Corporate Image ... 53
Tabel 11. Pengklasifikasian Kualitas Pelaporan Keuangan ... 54
Tabel 12. Tabulasi Silang antara Reputasi Perusahaan dengan Kualitas Pelaporan Keuangan ... 55
Tabel 13. Tabel Koefisien Hubungan Reputasi Perusahaan dengan Kualitas Pelaporan Keuangan. ... 56
(13)
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian ... 25 Gambar 2. Histogram Skor Corporate Image Index ... 48 Gambar 3. Histogram Akrual Diskresioner Absolut ... 51
(14)
xiii ABSTRAK
HUBUNGAN REPUTASI PERUSAHAAN DAN KUALITAS PELAPORAN KEUANGAN
(Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2015)
Maria Gracia Layan NIM : 132114053 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2017
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan antara reputasi perusahaan yang ditentukan berdasarkan Corporate Image Index dan kualitas pelaporan keuangan yang diukur dengan akrual diskresioner absolut.
Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Jumlah populasi sasaran sebanyak 23 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan menjadi Indonesia’s Most Admirable Companies pada tahun 2010-2015. Teknik analisa data yang digunakan pada variabel penelitian adalah statistik deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa reputasi perusahaan memiliki hubungan yang sangat lemah dan positif terhadap kualitas pelaporan keuangan.
Kats Kunci: Reputasi Perusahaan, Kualitas Pelaporan Keuangan, Corporate Image Index, Akrual Diskresioner Absolut
(15)
xiv ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN CORPORATE REPUTATION AND FINANCIAL REPORTING QUALITY
(Empiricsl Study on Company Listed in Indonesia Stock Exchange in 2010-2015)
Maria Gracia Layan NIM : 132114053 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2017
The aim of this research is to analyze the relationship beetween corporate reputation measured by corporate image index and financial reporting quality measured by absolute discretionary accruals.
The type of the research was empirical study. The target population was 23 companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2010-2015 and also became as
Indonesia’s Most Admirable Companies in 2010-2015. The data analysis technique of this research was descriptive statistics.
The result showed that there was a very weak positive association between corporate reputation and financial reporting quality.
Keywords: Corporate Reputation, Financial Reporting Quality, Corporate Image Index, Absolute Discretionary Accruals.
(16)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebuah perusahaan memperoleh keuntungan ketika memiliki reputasi
yang baik. Tingkat reputasi yang baik mampu meningkatkan nilai intangible
assets perusahaan (Schwaiger, 2005). Reputasi mampu mencipatakan nilai
bagi perusahaan dengan karakteristik tak berwujud yang dimiliki, yang
membuat reputasi sebuah perusahaan tidak mudah untuk ditiru oleh
perusahaan pesaing dan menjadi keunggulan kompetitif bagi perusahaan
(Roberts dan Dowling, 2002). Hal ini memberikan sinyal kepada stakeholders
atas persepsi positif terhadap kinerja perusahaan, sehingga mengharapkan
bahwa perusahaan mampu mempertahankan bahkan meningkatkan reputasi
yang dimiliki.
Perusahaan dengan reputasi yang baik memiliki tuntutan untuk
melakukan pelaporan yang berkualitas. Kualitas pelaporan keuangan
mempengaruhi persepsi para pengguna laporan keuangan dalam pengambilan
keputusan (Bahrami dan Bejan, 2015). Laporan keuangan sebagai bagian dari
pelaporan keuangan menjadi media untuk menyampaikan informasi keuangan
di dalam perusahaan kepada pihak stakeholders yang berguna dalam
pengambilan keputusan (Kieso et al., 2011). Laporan keuangan sebagai
substansi penting dari pelaporan keuangan seharusnya menyediakan
informasi keuangan kepada berbagai pengguna (Kieso et al, 2011). Informasi
(17)
kualitas pelaporan keuangan secara empiris menggunakan atribut akuntansi,
yaitu dengan menghitung nilai akrual diskresioner (Sulistyanto, 2008).
Dalam beberapa dekade terkahir, banyak terjadi skandal akuntansi yang
dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang selama ini dianggap memiliki
reputasi yang baik yang memiliki kerja sama dengan banyak pihak. Hal ini
mengindikasikan bahwa terdapat kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan
dalam pelaporan keuangan yang membawa kehancuran bagi perusahaan
bahkan tatanan ekonomi negara (Sulistyanto, 2008). Skandal akuntansi yang
terjadi menunjukkan bahwa perusahaan telah melakukan manipulasi terhadap
laporan keuangan demi kepentingan pribadi. Fenomena yang terjadi ini
memperlihatkan bahwa selama ini, publik dan pihak-pihak yang melakukan
pendanaan kepada perusahaan, semata-mata percaya bahwa
perusahaan-perusahaan yang bereputasi telah melakukan pelaporan keuangan yang
kredibel karena reputasi perusaahaan seringkali mengelabui pihak
stakeholders.
Cao et al. (2012) menemukan bahwa perusahaan dengan nilai reputasi
yang tinggi cenderung untuk memiliki kualitas pelaporan keuangan yang
lebih baik, ditandai dengan perusahaan cenderung untuk tidak melakukan
restatement.. Bauer dan Boritz (2013) dalam penelitian yang dilakukan
mengatakan bahwa kualitas pelaporan keuangan perusahaan tidak memiliki
bukti yang signifikan memiliki dampak terhadap nilai reputasi perusahaan.
Hasil penelitian terdahulu menunjukkan ketidakkonsistenan hasil
(18)
keuangan. Fenomena yang terjadi juga menunjukkan bahwa skandal
akuntansi yang terjadi dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang
bereputasi, maka perlu dikaji kembali apakah perusahaan yang bereputasi
telah melakukan pelaporan keuangan yang berkualitas sehingga informasi
yang disampaikan bermanfaat bagi para pengguna informasi keuangan dalam
pengambilan keputusan. Selain itu, penelitian terhadap reputasi perusahaan
dan kualitas pelaporan keuangan belum banyak dilakukan di Indonesia.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti ingin
melakukan penelitan tentang bagaimana reputasi perusahaan-perusahaan di
Indonesia memiliki hubungan dengan kualitas pelaporan keuangan yang
dilakukan dengan judul: “Hubungan Reputasi Perusahaan dan Kualitas Pelaporan Keuangan”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah: Apakah ada hubungan reputasi perusahaan dan kualitas pelaporan
keuangan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan reputasi perusahaan dengan kualitas pelaporan
(19)
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Memberikan kontribusi bagi para akademisi dalam bidang akuntansi untuk
melakukan penelitian dan dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian
selanjutnya dalam bidang akuntansi yang terkait dengan reputasi
perusahaan dan kualitas pelaporan keuangan.
2. Memberikan informasi tambahan bagi pihak-pihak yang berkepentingan
dengan pihak perusahaan tentang reputasi perusahaan yang memiliki
keterkaitan dengan pelaporan keuangan yang dilakukan perusahaan.
3. Membuat perusahaan untuk lebih aware dalam mempertahankan reputasi
perusahaan yang akan berpengaruh terhadap persepsi stakeholders sebagai
dasar penilaian yang akan dilakukan.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penulisan dan sistematika penulisan
penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan teori-teori pendukung serta penelitian
(20)
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang jenis penelitian, objek penelitian,
pemilihan sampel, jenis dan sumber data, dan teknik
pengumpulan data serta teknik analisis data.
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini menjelaskan tentang data yang digunakan dalam
penelitian, cara pemilihan sampel dari populasi sasaran, dan
profil perusahaan yang diteliti.
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi pembahasan mengenai hasil analisis data serta
temuan empiris yang diperoleh.
BAB VI PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan atas hasil penelitian dan analisis data
yang dilakukan pada bab sebelumnya, serta keterbatasan dalam
penelitian. Dari kesimpulan dan keterbatasan penelitian,
penulis memberikan saran-saran bagi pihak yang
(21)
6 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Reputasi Perusahaan
1. Definisi Reputasi Perusahaan
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), definisi reputasi
adalah nama baik, sementara definisi perusahaan adalah organisasi berbadan
hukum yang mengadakan transaksi atau usaha. Reputasi perusahaan sering
dianggap bersinonim dengan citra perusahaan. Reputasi dan citra
berdasarkan KBBI memiliki definisi yang berbeda, citra didefinisikan
sebagai gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi,
perusahaan, organisasi, atau produk. Hal ini menunjukkan bahwa reputasi
perusahaan dapat dinilai ketika perusahaan memiliki citra yang memberikan
gambaran tentang identitas sebuah perusahaan.
Reputasi menjadi faktor penentu terbesar dalam keberlangsungan
perusahaan. Pendekatan yang dilakukan perusahan harus meliputi struktur
yang melibatkan para investor, regulator, aktivis orgganisasi, komunitas dan
media. Perusahaan harus bersedia untuk menerima pandangan orang lain
terhadap reputasi perusahaan dengan tujuan untuk intropeksi dan
membangun reputasi yang lebih baik lagi kedepannya. Jika suatu budaya
gagal pada saat reputasi perusahaan dibangun, maka hal tersebut
(22)
Reputasi perusahaan memberikan gambaran kepada stakeholders
terhadap kondisi suatu perusahaan. Hal ini menjadikan reputasi perusahaan
adalah hal penting yang harus diperhatikan oleh pihak perusahaan untuk
membangun reputasi yang baik dan dipertahankan sebagai salah satu aset
yang bernilai bagi perusahaan (Caruana, 1997). Caruana (1997)
mengemukakan delapan atribut dalam menilai reputasi perusahaan oleh
Fortune, yaitu: kualitas manajemen; kualitas produk atau jasa; inovasi; nilai
investasi jangka panjang; kesehatan finansial; kemampuan untuk menarik
minat, membangun talenta orang-orang; tanggung jawab terhadap komunitas
dan lingkungan; serta kebijakan dalam penggunaan aset perusahaan.
Reputasi perusahaan bukanlah hal yang dapat dilihat ataupun
dinyatakan dengan satuan mata uang, maka tak mudah untuk dapat
mengukur dan mengatahui baik atau tidaknya reputasi suatu perusahaan. Hal
ini menjadi nilai tambah bagi perusahaan ketika memiliki reputasi yang baik
karena banyak investor akan memiliki penilaian yang positif terhadap
perusahaan. Walaupun dikatakan sebagai aset, namun reputasi perusahaan
tidaklah seperti aset yang lain dimana memiliki harga yang dapat turun
ataupun naik. Ketika reputasi perusaahan jatuh, maka sangat sulit untuk
membangun kembali seperti sedia kala dan dibutuhkan biaya yang besar
(Cao et al., 2012).
Banyak perusahaan yang ketika mengalami kehancuran reputasi
(23)
bertahun-tahun tetap tidak dapat membangun kembali reputasi yang miliki
seperti sedia kala. Walaupun reputasi menjadi faktor penentu yang penting
bagi suatu perusahaan, banyak perusahaan yang hanya fokus pada reputasi
hanya ketika ada masalah dan kemudian lupa tentang bagaimana cara
reputasi tersebut dibangun. Saat ini perusahaan harus memiliki kewaspadaan
yang konstan terhadap reputasi yang dimiliki karena reputasi perusahaan
yang baik tidak menjamin bahwa reputasi perusahaan tersebut akan tetap
baik selamanya karena bisa saja perusahaan yang bereputasi dapat hancur
secara tiba-tiba.
Reputasi perusahaan memiliki hubungan yang positif dengan kinerja
keuangan perusahaan (Roberts dan Dowling, 2002). Perusahaan dengan
reputasi yang baik akan memiliki laba yang berkelanjutan di masa
mendatang. Hal ini mengindikasikan bahwa laporan keuangan perusahaan
yang merupakan media dari bentuk pelaporan perusahaan kepada
stakeholders atas kinerja perusahaan memiliki kualitas yang baik.
2. Pengukuran Reputasi Perusahaan
Banyak studi tentang reputasi perusahaan yang sejauh ini
menggunakan skor reputasi perusahaan yang diterbitkan oleh Fortune
Magazine. Dalam penelitian ini, reputasi perusahaan akan diproksikan
dengan Corporate Image Index (CII), yang diperoleh malalui survey oleh
Frontier Consulting Group. Corporate Image Index merupakan nilai atas
(24)
Most Admirable Companies dalam acara Corporate Image Award yang
diselenggarakan oleh Frontier Consulting Group bekerja sama dengan
Tempo Magazine. Survei Corporate Image terdiri dari empat kelompok
responden, yang terdiri dari: pihak manajemen dengan porsi penilaian 40%,
pihak investor yang sedang melakukan investasi pada perusahaan dengan
porsi 30%, pihak jurnalis di bidang ekonomi dengan porsi penilaian 20%,
dan pihak publik sebesar 10%.
Corporate Image Index diukur berdasarkan empat dimensi, yaitu:
qualitiy, performance, responsibility, dan attractiveness. Kemudian
dikembangkan menjadi sepuluh atribut, yaitu: customer care, high quality
products / services, trustworthiness, innovativeness, company growth, good
management, responsibility to the environment, social responsibility, ideal &
admirable work place, and employee excellence. Semakin tinggi nilai
Corporate Image Index maka dikatakan bahwa reputasi perusahaan semakin
(25)
Tabel 1. Dimensi Penentuan Corporate Image Index
No. Dimension Measurement Attributes
1. Quality
Good care for consumers High quality product/service Trusted company
Innovative company
2. Performance
Company with growth and development opportunity
Well-managed company
3. Responsibility Eco-friendly company
Company with social responsibility
4. Attractiveness Dream workplace company
Company with high quality employees
Sumber: http://imacaward.com/about/measure-corporate-image/
Berdasarkan ketentuan Corporat Image Award yang dipersembahkan
oleh Frontier Consulting Group bersama dengan Tempo Magazine, kategori
Corporate Image Index diklasifikasikan menjadi dua kategori, sebagai
berikut:
1 = nilai Corporate Image Index (CII) bernilai excellent
2 = nilai Corporate Image Index (CII) bernilai non-excellent
Perusahaan dengan corporate image yang excellent berarti bahwa
perusahaan memiliki Corporate Image Index lebih besar dari 1, berada pada
peringkat tiga besar dari setiap kategori industri, dan memiliki Corporate
Image Index lebih besar dari rata-rata kategori industri. Jika perusahaan tidak
memenuhi kriteria-kriteria tersebut maka perusahaan memperoleh
(26)
B. Kualitas Pelaporan Keuangan
1. Definisi Kualitas Pelaporan Keuangan
Secara teoritis pelaporan keuangan berada pada tingkat tertinggi dalam
kerangka konseptual akuntansi (Godfrey et al., 2010) . Pelaporan keuangan
adalah proses penyampaian informasi keuangan yang merupakan hasil dari
proses akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan untuk
menyampaikan informasi tentang pelaporan entitas yang berguna bagi pihak
stakeholders (Kieso et al., 2011). Informasi akuntansi di dalam laporan
keuangan memiliki karakteristik kualitatif yang membuat laporan keuangan
memiliki informasi yang berguna bagi para pengguna informasi, yaitu dapat
dipahami, relevan, dapat diperbandingkan, dan andal (Kieso et al., 2011).
Ketepatan waktu juga menjadi indikator yang dapat digunakan untuk
mengukur transparansi dan kualitas informasi akuntansi di dalam pelaporan
keuangan (Wahyu, 2010).
Secara umum, suatu pelaporan keuangan dikatakan berkualitas ketika
informasi yang dihasilkan adalah benar dan bermanfaat bagi para pengguna
laporan keuangan dalam melakukan pengambilan keputusan. Informasi yang
digunakan para pemegang saham dalam membuat keputusan atas informasi
dalam pelaporan adalah kualitas laba. Laba yang berkualitas merupakan
keuntungan yang diperoleh atas kinerja baik perusahaan dan tidak
(27)
meningktkan kepercayaan investor atas reputasi yang dimiliki perusahaan
(Luchs et al., 2009).
Tujuan umum dari pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan
informasi keuangan tentang laporan entitas yang berguna dalam
pengambilan keputusan untuk meningkatkan modal investor, peminjam, dan
para kreditor lain dalam menyediakan modal bagi perusahaan (Kieso et al.,
2011). Pelaporan keuangan dilakukan karena perusahaan perlu untuk
melaporkan pertanggungjawaban atas kinerja perusahaan selama periode
tertentu. Informasi keuangan yang disediakan oleh perusahaan membantu
para pengguna untuk membuat keputusan atas investasi modal selanjutnya
kepada perusahaan.
Penilaian atas pelaporan keuangan dibagi ke dalam dua kelompok
besar, yaitu komponen-komponen berbasis akuntansi dan berbasis pasar
(Francis et al., 2004 dalam Indriani dan Khoiriyah, 2010). Kualitas
pelaporan keuangan berbasis akuntansi dapat dinilai berdasarkan kualitas
akrual, persistensi, prediktabilitas, dan perataan laba. Sedangkan kualitas
pelaporan keuangan berbasis pasar dapat dinilai dengan atribut, yaitu
relevansi nilai, ketepatan waktu, dan konservatisme (Indriani dan Khoiriyah,
2010).
Akrual merupakan sistem pencatatan yang dilakukan atas penerimaan
(28)
penerimaan dan pengeluaran kas dilakukan. Akrual menjadi salah satu
komponen yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas pelaporan
keuangan berdasarkan atribut akuntansi (Fanani, 2009). Akrual dapat
digunakan sebagai pendekatan untuk menilai kualitas pelaporan keuangan
karena selain akrual dapat digunakan untuk memprediksi arus kas di masa
depan, juga dapat digunakan untuk memprediksi laba yang diperoleh pada
masa mendatang (Sutisna dan Ekawati, 2016). Terdapat beberapa model
yang dapat digunakan untuk menentukan nilai akrual. Dalam penelitian ini
model yang digunakan adalah model Jones (1991) dimodifikasi.
Total akrual merupakan selisih dari laba bersih perusahaan dengan
arus kas operasi. Dalam menentukan nilai total akrual, diestimasikan nilai
error dari total akrual tersebut yang menunjukkan adanya kemungkinan
manipulasi terhadap nilai akrual. Model Jones (1991) dimodifikasi
memasukan atribut plant, property, and equipment (PPE) di dalam
perhitungan karena PPE memiliki fungsi untuk menilai depresiasi.
Kemudian adalah arus kas operasi, karena akrual mengubah timing
pengakuan arus kas di dalam pencatatan laba. Komponen lain dalam
formulasi model Jones (1991) dimodifikasi adalah perubahan pendapatan
dan perubahan piutang, hal ini dikarenakan pituang menjadi dasar sebagai
(29)
Menurut Healy dan De Angelo dalam (Sutisna dan Ekawati, 2016),
akrual dibedakan menjadi dua, yaitu akrual diskresioner dan akrual
nondiskresioner. Akrual diskresioner merupakan pencatatan secara akrual
yang dilakukan berdasarkan campur tangan manajamen yang dilakukan
secara sengaja dengan maksud dan tujuaan untuk kepentingan pihak
manajemen, sedangkan akrual nondiskresioner adalah pencatatan secara
akrual yang wajar karena adanya faktor-faktor fundamental seperti faktor
ekonomi dan faktor eksternal.
Akrual diskresioner memiliki hubungan yang negatif terhadap kualitas
laba. Menurut Schick (2007) dalam (Sutisna dan Ekawati, 2016), tingkat
akrual diskresioner yang tinggi akan menurunkan prediktabilitas laba di
masa mendatang. Hal ini dikarenakan campur tangan pihak manajemen yang
disengaja akan menurunkan kualitas laba yang sesungguhnya.
2. Pengukuran Kualitas Pelaporan Keuangan
Kualitas pelaporan keuangan dapat dilihat dari kualitas laba yang
disajikan dalam laporan keuangan. Kualitas laba dapat diukur dengan
menghitung tingkat akrual diskresioner. Data yang dibutuhkan adalah arus
kas operasi, total aset, laba bersih, penjualan, perubahan pendapatan,
perubahan piutang, dan property, plant, and equipment yang diperoleh dari
(30)
Total akrual merupakan selisih antara laba bersih dengan arus kas
operasi. Akrual diskresioner merupakan akrual yang terjadi karenan adanya
kebijakan manajemen, sedangkan akrual nondiskresioner adalah akrual yang
terjadi secara wajar mengikuti aktivitas perusahaan. Penelitian ini
menggunakan akrual diskresioner absolut karena ingin mengetahui berapa
besar tingkat manipulasi tanpa menilai arah manajemen laba apakah
maximization income atau minimization income.
Laba bersih menjadi nilai akhir dari laba setelah dikurangi pajak
sehingga laba bersih merupakan nilai bersih dari kinerja perusahaan selama
sebuah periode waktu (Kieso, et al., 2011: 148). Laba bersih
merepresentasikan pendapatan setelah semua pendaptan dan biaya selama
suatu periode dicatat. Menurut PSAK No. 23, didefinisikan “pendapatan
adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas
normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan
kenaikan ekuitas”.
Property, plant, and equipment dikategorikan sebagai aset tetap.
Menurut PSAK No. 16, didefinisikan “aset tetap adalah aset berwujud yang:
(a) dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau
jasa untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan
(31)
Menurut PSAK No. 2, “Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar
kas atau setara kas. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama
pendapatan entitas (prinsipal revenue-producing activities) dan aktivits lain
yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan”. Arus
kas operasi dapat diartikan sebagai arus masuk atau keluar kas atau setara
kas yang berasal dari aktivitas penghasil utama pendapatan utama dan
aktivitas lain entitas selain aktivitas investasi dan aktivitas pendaan.
Menurut PSAK 19, “Aset adalah sumber daya yang: (a) dikendalikan
oleh entitas sebagai akibat peristiwa masa lalu; dan (b) manfaat ekonomis di
masa depan dari aset tersebut diharapkan diterima oleh entitas”. Aset dibagi
menjadi dua kelompok besar, yaitu non-current assets dan current assets.
Piutang dikategorikan ke dalam current assets yang dapat diklasifikasikan
menjadi piutang jangka pendek dan piutang jangka panjang (Kieso, et al.,
2011: 347). Menurut Kieso, et al. (2011: 347), piutang merupakan aset
keuangan yang sering dirujuk sebagai peminjaman yang diklaim sebagai
tagihan kepada pelanggan berupa uang, barang, maupun jasa.
Dalam penelitian ini digunakan model Jones (1991) dimodifikasi. Nilai
absolut dari akrual diskresioner yang tinggi mengindikasikan bahwa kualitas
(32)
a) Menghitung nilai total akrual dengan persamaan seperti di bawah ini:
TAi,t = NIi,t - CFOi,t
b) Menentukan nilai parameter α1, β1, dan β2 dengan persamaan seperti di bawah ini:
TAi,t/Ai,t-1= αi,t(1/A i,t-1) + β1 i,t[(ΔREVi,t–ΔRECEi,t)/Ai,t-1] + β2i,t[PPEi,t/Ai,t-1]+εi,t
c) Menghitung akrual nondiskresioner (NDA) dengan persamaan seperti di
bawah ini:
NDAi,t = αi,t(1/A i,t-1) + β1 i,t[(ΔREVi,t–ΔRECEi,t)/Ai,t-1] + β2i,t[PPEi,t/Ai,t-1]
Nilai α, β1 dan β2 diperoleh dari langkah kedua.
d) Menghitung nilai akrual diskresioner absolut yang merupakan indikator
kualitas pelaporan keuangan dengan cara mengurangi total akrual dengan
akrual nondiskresioner yang diabsolutkan, dengan persamaan seperti di
bawah ini:
|DAi,t| = |TAi,t– NDAi,t|
Keterangan:
TAi,t = Total akrual perusahaan i pada periode t
NIi,t = Laba bersih perusahaan i pada periode t
CFOi,t = Arus kas operasi perusahaan i pada periode t
Ai,t-1 = Total aset perusahaan i pada periode t-1
ΔREVi,t = Perubahan pendapatan perusahaan i pada periode t
(33)
PPEi,t = property, plant, and equipment perusahaan i pada periode t εi,t = error term perusahaan i pada periode t
NDAi,t = Akrual nondiskresioner perusahaan i pada periode t
|DAi,t| = Nilai akrual diskresioner absolut perusahaan i pada periode t
Hasil perhitungan akrual diskresioner absolut digunakan menjadi data
yang akan diklasifikasikan ke dalam kategori pelaporan keuangan.
Klasifikasi data kualitas pelaporan keuangan dapat dilakukan dengan
membagi ke dalam kategori kualitas pelaporan keuangan berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Roychowdhury (2006), sebagai berikut:
1 = (0 – 0,075) : Tidak terindikasi manipulasi laba 2 = (> 0, 075) : Terindikasi manipulasi laba
Pelaporan keuangan yang terindikasi manipulasi laba menunjukkan
bahwa pihak manajemen telah melakukan tindakan kecurangan terhadap
laporan keuangan yang bertujuan untuk membuat kinerja perusahaan tampak
baik di mata para stakeholders (Mulford dan Comiskey, 2002). Tindakan
manipulasi laba dapat menyebabkan proses pelaporan keuangan menjadi
bias, karena penyajian laporan keuangan yang sengaja dibuat salah dapat
menyesatkan para pengguna informasi dalam pengambilan keputusan. Hal
ini dilakukan demi kepentingan manajemen dalam memenuhi target untuk
menyajikan laba yang sesuai dengan keinginan pasar (Roychowdhury,
2006). Dalam rentang 0 - 0,075 dikatakan tidak terindikasi manipulassi laba
(34)
perusahaan bertindak masih dalam prinsip-prinsip akuntansi yang berterima
umum.
C. Hubungan Reputasi Perusahaan dengan Kualitas Pelaporan Keuangan
Menurut Fombrun (1996) dalam Luchs et al. (2009), Strategic management
theory menunjukan bahwa reputasi yang baik akan menciptakan keunggulan
kompetitif yang berkelanjutan bagi perusahaan. Reputasi perusahaan dianggap
sebagai sebuah aset yang unik yang akan berdampak terhadap kinerja perusahaan
(Tan, 2007 dalam Luchs et al., 2009). Reputation effect memberi pandangan
bahwa reputasi perusahaan akan berdampak pada aksi para pemain di dalam
sebuah perusahaan (Weigelt dan Camerer 1988 dalam Cao et al., 2012).
Cao et al. (2012) menjelaskan bagaimana reputasi akan berdampak pada
aksi dari para pemain dengan game theory. Pada sebuah perusahaan, pemain
digambarkan oleh pihak agen dan pihak prinsipal. Pihak agen sebagai pemain
yang mendapat wewenang untuk menjalankan perusahaan akan memiliki
informasi lebih banyak tentang perusahaan, dan pihak prinsipal menjadi pemain
yang menggunakan informasi yang diberikan oleh pihak agen sebagai dasar
untuk membentuk kepercayaan terhadap kinerja pihak agen dan memutuskan
bagaimana harus bertindak atas kinerja pihak agen.
Game theory menjelaskan bagaimana situasi konflik dalam perusahaan
dan kerja sama jika para pemain memiliki tujuan yang sama untuk memenangkan
(35)
permainan yang membutuhkan strategi dan kerja sama dari para pemain. Tujuan
dari kerja sama dan strategi yang dilakukan adalah untuk memenangkan
permainan, yang dalam hal ini adalah reputasi perusahaan. Pihak agen maupun
pihak prinsipal memiliki strategi masing-masing.
Pihak prinsipal sebagai pihak yang memberikan wewenang kepada pihak
agen untuk menjalankan dan mengambil keputusan di dalam perusahaan, tidak
semata-mata percaya bahwa pihak agen dapat selalu bekerja sama dengan baik.
Sebelum kedua pihak tersebut bekerja sama, terlebih dahulu pihak prinsipal
(shareholders) akan mengawasi kinerja manajemen dengan melihat reputasi dari
para manajer, karena reputasi manajemen menjadi dasar dari reputasi yang baik.
Agen yang baik akan bekerja untuk kepentingan prinsipal, sehingga agen yang
memiliki reputasi yang baik akan diberikan gaji yang lebih tinggi dibandingkan
dengan agen dengan reputasi yang kurang baik. Oleh karena itu, pihak prinsipal
akan melakukan pengawasan dan mengeluarkan monitoring costs (Godfrey et al.,
2010). Pihak prinsipal akan menggunakan audit eksternal yang berkualitas (Cao
et al., 2012) dengan tujuan agar ada pihak yang akan mengkomunikasikan
temuan kecurangan atas laporan keuangan (Tuankotta, 2013) yang dihasilkan
oleh pihak agen dan biaya audit dalam mengadakan dewan komisaris untuk audit
internal (Godfrey et al., 2010).
Pihak agen (manajemen) akan bertindak untuk mendapatkan perspektif
yang baik sehingga memiliki reputasi di mata prinsipal. Cao et al. (2012)
(36)
menciptakan budaya kerja yang baik sehingga kinerja perusahaan menjadi
kondusif. Hal ini sangat penting agar para karyawan mampu bekerja secara
professional, khususnya bagi accounting staffs yang berperan dalam proses
pelaporan keuangan. Para accounting staff harus mampu bekerja secara
profesional dan tetap mempertahankan integritas sehingga menghasilkan laporan
keuangan yang berkualitas.
Strategi yang dilakukan oleh agen dan prinsipal mampu mereduksi agency
problem yang muncul akibat perbedaan kepentingan antara agen dan prinsipal
(Cao et al, 2012. Dengan demikian, agen (manajemen) akan bertindak demi
kepentingan prinsipal. Pelaporan keuangan menjadi salah satu sarana
penyampaian kinerja oleh agen (manajemen) kepada prinsipal. Selain sebagai
sarana komunikasi, pelaporan keuangan menjadi dasar bagi prinsipal (owners)
dalam mengambil keputusan. Pelaporan keuangan yang berkualitas akan
memberikan gambaran kinerja perusahaan yang baik yang berkaitan dengan
penyajian kualitas laba (Fanani, 2009). Pelaporan keuangan yang berkualitas
akan meningkatkan kepercayaan shareholders atas kinerja perusahaan.
Shareholders sebagai salah satu unsur pembentuk organisasi (Daft,
2004:23), kepuasan mereka menjadi sangat penting dalam meningkatkan citra
perusahaan. Oleh karena itu, pihak manajemen akan berusaha untuk melakukan
pelaporan keuangan yang menyajikan laba yang berkualiatas yang mampu
mempengaruhi shareholders untuk membuat keputusan agar tetap melakukan
(37)
mengindikasikan bahwa laporan keuangan memiliki transparansi yang tinggi,
dikarenakan tingkat asimetri informasi yang rendah.
Kualitas pelaporan keuangan berhubungan dengan kualitas akrual absolut,
semakin tinggi kualitas akrual yang menunjukan bahwa informasi laba yang
disajikan adalah berkualitas maka pelaporan keuangan yang dilakukan juga
semakin berkualitas. Kualitas pelaporan keuangan yang diukur dengan
menggunakan absolute discretionary acrruals berhubungan negatif dengan
reputasi perusahaan yang ditentukan dengan menggunakan Corporate Image
Index, karena semakin tinggi tingkat discretionary accruals maka Corporate
Image Index akan semakin rendah. Hal ini berarti bahwa ketika informasi laba
dalam laporan keuangan disajikan tidak berkualitas akan berdampak pada
reputasi perusahaan. Dengan demikian, kualitas pelaporan keuangan
berhubungan positif dengan reputasi perusahaan. Semakin baik nilai reputasi
perusahaan maka akan semakin tinggi pula kualitas pelaporan keuangan.
D. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Cao et al. (2012) mengungkapkan bahwa
adanya hubungan positif antara reputasi perusahaan dengan kualitas pelaporan
keuangan dengan proksi misstatements of annual financial statements. Pada
penelitian ini ditemukan bahwa perusahaan-perusahaan yang masuk dalam
kategori America’s Most Admirable Companies cenderung untuk tidak ditemukan melakukan restatements. Hal ini berbanding dengan perusahaan yang
(38)
tidak masuk dalam kategori Most Admired cenderung untuk melakukan
restatements dalam pelaporan keuangan. Restatements dapat menurunkan
tingkat reputasi perusahaan karena perusahaa melakukan eranings restatements
yang berarti bahwa laba yang disajikan sebelumnya adalah bukan yang
sebenarnya.
Paramita (2016) meneliti bahwa reputasi perusahaan memiliki pengaruh
terhadap kualitas pelaporan keuangan. Penelitian ini menggunakan keterjadian
restatements untuk menjelaskan bagaimana reputasi perusahaan dapat
mempengaruhi kualitas pelaporan keuangan. Selain itu, reputasi perusahaan
dapat digunakan sebagai variabel pemoderasi untuk mengetahui hubungan antara
corporate governance dan kualitas pelaporan keuangan. Hasil penelitian ini
menjelaskan bahwa salah satu usaha untuk menghasilkan pelaporan yang
berkualitas dibutuhkan corporate governance yang dapat berfungsi dengan baik.
Bauer dan Boritz (2013) meneliti keterkaitan antara skor Corporate
Reporting Awards sebagai indikator reputasi perusahaan di Kanada dengan
kualitas pelaporan keuangan. Hasil penelitian mereka menjelaskan bagaimana
kualitas laba sebagai indikasi pelaporan keuangan yang berkualitas memiliki
pengaruh yang tidak signifikan terhadap skor Corporate Reporting Awards
perusahaan. Bauer dan Boritz (2013) menyimpulkan bahwa ada banyak
karakteristik kualitatif lainnya yang menentukan apakah sebuah perusahaan
(39)
Penelitian yang dilakukan Luchs et al. (2009) menjelaskan bahwa kualitas
laba menjadi indikator suatu pelaporan keuangan yang berkualitas. Para
pemegang saham percaya pada kualitas laba yang disajikan sebagai informasi di
dalam laporan keuangan yang membantu dalam pengambilan keputusan.
Semakin tinggi tingkat keprcayaan pemegang saham maka semakin banyak
modal yang ditanamkan pada perusahaan. Reputasi perusahaan menjadi dasar
pemegang saham untuk menilai kinerja perusahaan. Kinerja yang baik tampak
pada kualitas laba. Penelitian ini menemukan bahwa kualitas laba menjadi
informasi penting untuk menunjukan bahwa pelaporan keuangan berkualitas dan
mampu meyakini pemegang saham ketika perusahaan juga memiliki tingkat
reputasi yang baik.
Adzor dan Igbawase (2014) melakukan penelitian tentang bagaimana
reputasi perusahaan berhubungan dengan kualitas pelaporan keuangan terhadap
perusahaan di Nigeria dan menemukan bahwa perusahaan yang bereputasi
menyajikan kualitas laba yang unggul. Namun demikian, penelitian ini tidak
menemukan adanya hubungan yang signifikan. Penelitian yang dilakukan oleh
Tan (2007) juga mengungkapkan hal serupa dimana sampel yang digunakan
adalah perusahaan-perusahaan di China.
Penelitian yang dilakukan Marinovic et al. (2016) melakukan penelitian
kredibilitas pelaporan keuangan dengan pendekatan reputasi. Kredibilitas
(40)
dilakukan secara tepat waktu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemegang
saham menjadi tidak yakin ketika suatu proses pelaporan tidak kredibel.
E. Kerangka Konseptual
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui hubungan reputasi perusahaan
dengan kualitas pelaporan keuangan. Dalam mencari hubungan, tidak diketahui
variabel mana yang menyebabkan sesuatu hal, yang diketahui adalah bahwa
kedua variabel yang digunakan saling terkait satu sama lain (Sekaran, 2003).
Kerangka konseptual dari penelitian ini digambarkan menggunakan panah
dengan arah bolak-balik untuk menggambarkan bahwa kedua variabel saling
berkaitan. Tidak digambarkan dengan panah satu arah karena tidak terdapat
variabel dependen dan vaiabel independen dimana variabel independen akan
mempengaruhi variabel dependen. Kerangka konseptual dari penelitian ini
digambarkan seperti di bawah ini.
Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian Reputasi
Perusahaan
Kualitas Pelaporan Keuangan
(41)
26 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi empiris. Studi empiris adalah
penelitian dengan menggunakan data berupa fakta yang objektif, diperoleh
secara hati-hati, benar-benar terjadi dan bebas nilai (Hartono, 2013).
Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder berupa Corporate Image
Index sebagai proksi variabel reputasi perusahaan dan laporan keuangan
perusahaan sebagai sumber data untuk melakukan perhitungan akrual
diskresioner absolut sebagai proksi dari kualitas pelaporan keuangan,
kemudian diolah dan dianalisis untuk menjelaskan hubungan reputasi
perusahaan dan kualitas pelaporan keuangan.
B. Populasi Sasaran
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia dan masuk dalam kategori Indonesia’s Most Admired Company pada tahun 2010-2015. Kriteria dalam penelitian ini adalah:
1. Perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2015.
2. Perusahaan yang secara konsisten masuk dalam kategori Indonesia’s Most Admired Companies pada tahun 2010-2015.
3. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan tahunan lengkap pada
(42)
4. Perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2015 yang
menerbitkan laporan keuangan dengan mata uang rupiah
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan perusahaan yang
diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan Corporate
Image Index yang diperoleh dari website Indonesia’s Most Admirable Companies (www.imacaward.com).
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi
yang dilakukan dengan mengumpulkan, mempelajari, dan menganalisis data
sekunder. Data sekunder yang digunakan berupa dokumen-dokumen yang
berisi informasi-informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu
Corporate Image Index dan laporan keuangan perusahaan untuk mengetahui
data arus kas operasi, total aset, laba bersih penjualan, perubahan pendapatan,
perubahan piutang, dan property, plant, and equipment.
E. Variabel Penelitian
1. Reputasi perusahaan
Reputasi perusahaan merupakan salah satu faktor yang dapat menjadikan
(43)
kepercayaan kepada stakeholders melalui reputasi yang dimiliki.
Reputasi perusahaan dalam penelitian ini akan diproksikan dengan
menggunakan Corporate Image Index.
2. Kualitas Pelaporan Keuangan
Kualitas pelaporan keuangan secara umum didefinisikan sebagai suatu
penilaian atas kualitas informasi yang disajikan di dalam proses
penyampaian laporan keuangan sehingga berguna untuk mengambil
keputusan bagi para pengguna laporan keuangan. Kualitas pelaporan
keuangan dalam penelitian ini diukur berdasarkan atribut akuntansi
dengan proksi akrual diskresioner absolut.
F. Teknik Analisis Data
Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data tentang Corporate Image Award (CIA) untuk
menentukan reputasi perusahaan. Data diperoleh dari
www.imacaward.com, kemudian mengumpulkan data yang dibutuhkan
untuk melakukan perhitungan kualitas pelaporan keuangan yang diperoleh
melalui www.idx.co.id, yaitu data arus kas operasi, total aset, laba bersih
penjualan, perubahan pendapatan, perubahan piutang, dan property, plant,
(44)
2. Menentukan nilai Reputasi Perusahaan
Reputasi perusahaan dalam penelitian ini akan diproksikan dengan
menggunakan nilai Corporate Image Index (CII).
3. Menghitung Kualitas Pelaporan Keuangan
Perhitungan kualitas pelaporan keuangan dalam penelitian ini diproksikan
dengan tingkat akrual diskresioner absolut, dengan perhitungan sebagai
berikut:
a) Menghitung nilai total akrual dengan persamaan seperti di bawah ini:
TAi,t = NIi,t - CFOi,t
b) Menentukan nilai parameter α1, β1, dan β2 dengan persamaan seperti di
bawah ini:
TAi,t/Ai,t-1= αi,t(1/A i,t-1) + β1 i,t[(ΔREVi,t– ΔRECEi,t)/Ai,t-1] + β2i,t[PPEi,t/A i,t-1]+εi,t
c) Menghitung akrual nondiskresioner (NDA) dengan persamaan seperti di bawah ini:
NDAi,t = αi,t(1/A i,t-1) + β1 i,t[(ΔREVi,t–ΔRECEi,t)/Ai,t-1] + β2i,t[PPEi,t/Ai,t-1]
Nilai α, β1 dan β2 diperoleh dari langkah kedua.
d) Menghitung nilai akrual diskresioner absolut yang merupakan indikator kualitas pelaporan keuangan dengan cara mengurangi total akrual dengan akrual nondiskresioner yang diabsolutkan, dengan persamaan seperti di bawah ini:
(45)
Keterangan:
TAi,t = Total akrual perusahaan i pada periode t
NIi,t = Laba bersih perusahaan i pada periode t
CFOi,t = Arus kas operasi perusahaan i pada periode t
Ai,t-1 = Total aset perusahaan i pada periode t-1
ΔREVi,t = Perubahan pendapatan perusahaan i pada periode t
ΔRECEi,t = Perubahan piutang perusahaan i pada periode t
PPEi,t = property, plant, and equipment perusahaan i pada periode t εi,t = error term perusahaan i pada periode t
NDAi,t = Akrual nondiskresioner perusahaan i pada periode t
|DAi,t| = Nilai absolut akrual diskresioner perusahaan i pada periode t
4. Mendeskripsikan Variabel
Peneliti menggunakan IBM SPSS Statistics 23 untuk statistik deskriptif.
Analisis statistik deskriptif merupakan teknik statistik yang digunakan
untuk memberi gambaran sifat-sifat data (Boedijoewono, 2012). Tujuan
dilakukan analisis deskriptif adalah untuk memberi gambaran secara
umum mengenai variabel yang digunakan dalam penelitian. Deskripsi
variabel dilakukan dengan menganalisis histogram untuk mengetahui
sebaran data. Histogram adalah grafik yang berbentuk batang yang
menggambarkan nilai data, dimana tiap nilai menempati suatu jumlah area
yang sama dalam area yang tertutup (Cooper dan Schindler, 2006). Oleh
karena dalam penelitian ini ada dua variable, maka deskripsi dilakukan
(46)
a. Mendeskripsikan Variabel Reputasi Perusahaan
Data variabel reputasi perusahaan digambarkan dalam bentuk tabel
untuk mengetahui range, mean, nilai maksimum dan nilai minimum
data serta histogram untuk mengetahui distribusi frekuensi dari data
variabel reputasi perusahaan.
b. Mendeskripsikan Variabel Kualitas Pelaporan Keuangan
Data variabel kualitas pelaporan keuangan digambarkan dalam bentuk
tabel untuk mengetahui range, mean, nilai maksimum dan nilai
minimum data serta histogram untuk mengetahui distribusi frekuensi
data kualitas pelaporan keuangan.
c. Mendeskripsikan Kategori Reputasi Perusahaan
Kategori reputasi perusahaan digambarkan dalam bentuk tabel untuk
mengetahui jumlah dan persentasi dari masing-masing kategori.
5. Mengklasifikasikan Data
a. Mengklasifikasikan Data Reputasi Perusahaan
Pengklasifikasian reputasi perusahaan berdasarkan ketentuan dari
Corporate Image Award. Klasifikasi reputasi perusahaan dibagi
menjadi 2 kategori, sebagai berikut:
1 = nilai Corporate Image Index (CII) bernilai excellent
(47)
b. Mengklasifikasikan Data Kualitas Pelaporan Keuangan
Klasifikasi data kualitas laporan keuangan dilakukan dengan membagi
ke dalam kategori kualitas pelaporan. Kategori yang digunakan adalah
sebagai berikut:
1 = (0 – 0,075) : Tidak terindikasi manipulasi laba 2 = (> 0, 075) : Terindikasi manipulasi laba
6. Melakukan Analisis Tabulasi Silang
Tabel silang (Crosstab) merupakan sebuah tabel silang yang terdiri dari
satu baris atau lebih dan satu kolom atau lebih (Santoso, 2016). Analisis
tabulasi silang digunakan untuk menyajikan data dalam bentuk tabel
sehingga dapat terlihat hubungan antar variabel, yang meliputi baris dan
kolom dengan menggunakan data berskalan nominal dan ordinal atau
kombinasi diantaranya.
7. Membuat Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini adalah melakukan analisis hasil
dari tabulasi silang antar variabel dengan melihat nilai Cramer’s V. Koefisien Cramer’s V digunakan untuk data berskala nominal dan paling baik untuk tabel berukuran 2 x 2, serta variabel yang diguanakan dalam
penelitian dianggap setara artinya bahwa variabel yang digunakan tidak
saling menentukan satu dengan yang lainnya (Santoso, 2014). Kemudian
peneliti akan menarik kesimpulan dengan melihat arah dan kekuatan
(48)
a. Menganalisis arah hubungan antar variabel
Terdapat dua arah dalam hubungan antarvariabel, yaitu:
1) Angka korelasi positif menunjukkan bahwa hubungan antar
variabel adalah searah. Hal ini berarti bahwa jika nilai satu variabel
meningkat, maka nilai variabel yang lain juga akan meningkat.
2) Angka korelasi negatif menunjukkan bahwa antar variabel
penelitian memiliki hubungan yang berlawanan. Hal ini berarti
bahwa kenaikan satu variabel akan diikuti dengan menurunnya
nilai variabel yang lain.
b. Menganalisis kekuatan hubungan antar variabel
Nilai korelasi alat statistik yang digunakan akan menunjukkan
kekuatan hubungan antar variabel. Ukuran yang digunakan untuk
menjelaskan koefisien korelasi variabel penelitian seperti tabel di
bawah ini (Sugiyono, 2014).
Tabel 2. Pedoman untuk Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat kuat
(49)
34 BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Populasi Sasaran
Penelitian ini menggunakan data sekunder pada perusahaan yang secara
berturut-turut menjadi Indonesia’s Most Admirable Company dan tedaftar di situr resmi Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2015. Subjek penelitian ini
adalah seluruh perusahaan yang secara berturut-turut menjadi Indonesia’s Most Admirable Companies dan tedaftar di situs resmi Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2010-2015. Objek penelitian ini adalah laporan keuangan yang
diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan daftar skor
Corporate Image Index yang dapat diperoleh dari website Indonesia’s Most Admirable Company (www.imacaward.com). Populasi sasaran pada
penelitian ini adalah perusahaan yang menjadi Indonesia’s Most Admirable Companies dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010, 2011, 2012,
2013, 2014 dan 2015. Kriteria populasi sasaran dapat dijelaskan dengan tabel
berikut:
Tabel 3. Kriteria Pemilihan Populasi Sasaran
Kriteria Populasi Sasaran Jumlah Perusahaan yang Mendapat Corporate Image Index secara
berturut-turut tahun 2010-2015
85
Perusahaan yang Mendapat Corporate Image Index secara berturut-turut tahun yang tidak melaporkan laporan tahunan secara lengkap tahun 2009-2015
(59)
Perusahaan yang menggunakan mata uang US$ (3) Jumlah Populasi Sasaran 23
(50)
B. Profil Perusahaan
Tabel-tabel di bawah ini merupakan profil perusahaanyang menjadi populasi
sasaran pada penelitian ini.
1. Ace Hardware Indonesia Tbk
Kode Perusahaan ACES
Alamat Perusahaan Kawan Lama Building 5th Fl. Menara Karya 23rd Fl.
Jln. Puri Kencana No. 1 Meruya Kembangan, Jakarta 11610 No. Telepon 021) 582-2222
Sektor Trade, Services and Investment Sub Sektor Retail Trade
2. PT Adhi Karya Tbk
Kode Perusahaan ADHI
Alamat Perusahaan Jln. Raya Pasar Minggu Km.18 Jakarta 12510
No. Telepon (021) 797-5312
Sektor Property, Real Estate and Building Construction
Sub Sektor Building Construction
3. PT Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart) Kode Perusahaan AMRT
Alamat Perusahaan Jl. M.H. Thamrin No. 9 Cikokol, Tamgerang 15117
No. Telepon (021) 557-55966
Sektor Trade, Services and Investment Sub Sektor Retail Trade
4. PT Astra Otoparts Tbk
Kode Perusahaan AUTO
Alamat Perusahaan Jl. Raya Pegangsaan Dua Km. 2,2 Kelapa Gading, Jakarta 14250 No. Telepon (021) 460-3550
Sektor Miscellaneous Industry Sub Sektor Automotive and Components
(51)
5. PT Bayu Buana Tbk
Kode Perusahaan BAYU
Alamat Perusahaan Jl. Ir. H. Judana III No. 2A Jakarta 10210
No. Telepon (021) 235-09999 ext. 9941 Sektor Trade, Services and Investment Sub Sektor Tourism, Restaurant and Hotel
6. PT Enseval Putra Mega trading
Kode Perusahaan EPMT
Alamat Perusahaan Pulo Lentut No. 10 Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta 13920
No. Telepon (021) 468-22422
Sektor Trade, Services and Investment
Sub Sektor Wholesale (Durable and Non-Durable Goods)
7. PT Gajah Tunggal Tbk
Kode Perusahaan GJTL
Alamat Perusahaan Wisma Hayam Wuruk 14th Fl. Jl. Hayam Wuruk No. 8, Jakarta No. Telepon (021) 380-5916
Sektor Miscellaneous Industry Sub Sektor Automotive and Components
8. PT Hero Supermarket Tbk
Kode Perusahaan HERO
Alamat Perusahaan Graha Hero, CBD Bintaro Jaya Sektor 7 Blok B7/A7 Pondok Jaya, Pondok Aren, Tangerang Selatan 15224 No. Telepon (021) 8378-8388
Sektor Trade, Services and Investment Sub Sektor Retail Trade
9. PT Indomobil Suzuki International
Kode Perusahaan IMAS
Alamat Perusahaan Jl. MT. Haryono Kav. 8. Jakarta Timur
– 13330
No. Telepon (021) 856 4850
Sektor Miscellaneous Industry Sub Sektor Automotive and Components
10. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Kode Perusahaan INTP
Alamat Perusahaan Wisma Indocement 8th Fl. Jl. Jend. Sudirman Kav. 70-71, Jakarta
(52)
No. Telepon (021) 251-0057, 570-3871 Sektor Basic Industry and Chemicals Sub Sektor Cement
11. PT First Media
Kode Perusahaan KBLV
Alamat Perusahaan Citra Graha Building 4th Fl., Suite 401 Datascrip 9th Fl., Jln. Selaparang Blok B-15 Kav. 9
Jln. Jend. Gatot Subroto Kav. 35 - 36, Jakarta 12950
No. Telepon (021) 557-7727, 527-8811 Sektor Trade, Services and Investment Sub Sektor Advertising, Printing and Media
12. PT Kalbe Farma Tbk
Kode Perusahaan KLBF
Alamat Perusahaan Kalbe Building 3rd Fl.
Warugunung-Karangpilang, Surabaya 60221 Jln. Let. Jend. Suprapto Kav. 4, Cempaka Putih, Jakarta 10510
No. Telepon (021) 428-73688, 894-243908 Sektor Consumer Goods Industry Sub Sektor Pharmaceuticals
13. PT Matahari Putra Prima Tbk
Kode Perusahaan MPPA
Alamat Perusahaan Menara Matahari Lippo Life 20th Fl. Jl. Boulevard Palem Raya No. 7 Lippo Karawaci 1200, Tangerang 15811 No. Telepon (021) 546-9333, 547-5333, 5478 Sektor Trade, Services and Investment Sub Sektor Retail Trade
14. PT Mustika Ratu Tbk
Kode Perusahaan MRAT
Alamat Perusahaan Graha Mustika Ratu Jl. Gatot Subroto Kav. 74-75, Jakarta 12870-Indonesia No. Telepon (021)830675459
Sektor Consumer Goods Industry Sub Sektor Cosmetics and Household
(53)
15. PT Mayora Indah Tbk
Kode Perusahaan MYOR
Alamat Perusahaan Jl. Tomang Raya No. 21-23 Jakarta No. Telepon 021) 565-5311
Sektor Consumer Goods Industry Sub Sektor Food and Beverages
16. PT Holcim Indonesia Tbk
Kode Perusahaan SMCB
Alamat Perusahaan Talavera Suite 15th Fl., Talavera Office Park Plaza Summarecon, Jln. Perintis Kemerdekaan No. 42
Jln. Letjen. TB Simatupang No. 22-26, Jakarta 12430
No. Telepon (021) 2986-1000
Sektor Basic Industry and Chemicals Sub Sektor Cement
17. PT Selamat Sempurna Tbk
Kode Perusahaan SMSM
Alamat Perusahaan Wisma ADR Jl. Pluit Raya I No. 1 Jakarta
No. Telepon (021) 661-00-33, 669-02-44 Sektor Miscellaneous Industry Sub Sektor Automotive and Components
18. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
Kode Perusahaan TLKM
Alamat Perusahaan Graha Merah Putih 5th Fl. Jl. Gatot Subroto No. 52, Jakarta
No. Telepon (021) 521-5109
Sektor Infrastructure, Utilities and Transportation
Sub Sektor Telecommunication
19. PT Total Bangun Persada Tbk
Kode Perusahaan TOTL
Alamat Perusahaan Jl. Letjen S. Parman No. 106 Jakarta 11440
No. Telepon (021) 566-6999
Sektor Property, Real Estate and Building Construction
(54)
20. Surya Toto Indonesia Tbk
Kode Perusahaan TOTO
Alamat Perusahaan Jl. Tomang Raya No. 16-18 Jakarta 11430
No. Telepon (021) 292 986 86
Sektor Basic Industry and Chemicals Sub Sektor Ceramics, Glass, Porcelain
21. PT Tempo San Pasific Tbk
Kode Perusahaan TSPC
Alamat Perusahaan Gedung Tempo Scan Tower Jl. H. R. Rasuna Said Kav. 3-4 Jakarta 12950 No. Telepon 2921-8888 (5438)
Sektor Consumer Goods Industry Sub Sektor Pharmaceuticals
22. PT Unilever Indonesia Tbk
Kode Perusahaan UNVR
Alamat Perusahaan Graha Unilever Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 15 Jakarta
No. Telepon (021)526 2112
Sektor Consumer Goods Industry Sub Sektor Cosmetics and Household
23. PT Wijaya Karya (WIKA)
Kode Perusahaan WIKA
Alamat Perusahaan WIKA Building Jl. D. I. Panjaitan Kav. 9, Jakarta 13340
No. Telepon (021) 819-2808, 850-8640, 850-8650 Sektor Property, Real Estate and Building
Construction
(55)
40 BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data
1. Pengumpulan Data
Data mengenai nilai reputasi perusahaan yang berupa skor Corporate
Image Index (CII) beserta kategori reputasi dapat dilihat pada tabel 5. Data
mengenai kualitas pelaporan keuangan berupa hasil perhitungan akrual
diskresioner absolut dapat dilihat pada tabel 6. Data mengenai klasifikasi
kategori reputasi perusahaan dapat dilihat pada tabel 10. Data mengenai
klasifikasi kualitas pelaporan keuangan dapat dilihat pada tabel 11. Data
mengenai perusahaan yang menjadi populasi sasaran dapat dilihat pada
lampiran 1. Data mengenai komponen perhitungan akrual diskresioner
absolut dapat dilihat pada lampiran 2. Berikut adalah penumpulan data
dalam tabel.
Tabel 4. Pengumpulan Data
Data Penyajian
Corporate Image Index (CII) beserta kategori reputasi
Tabel 5
Kualitas pelaporan keuangan berupa hasil perhitungan akrual diskresioner absolut
Tabel 6
Klasifikasi kategori reputasi perusahaan Tabel 10 Klasifikasi kualitas pelaporan keuangan Tabel 11 Perusahaan yang menjadi populasi sasaran Lampiran 1 Komponen perhitungan akrual diskresioner
absolut
Lampiran 2
2. Penentuan Nilai Reputasi Perusahaan
Hasil penentuan nilai reputasi perusahaan yang diproksikan dengan skor
(56)
Tabel 5. Hasil Penentuan Nilai Reputasi Perusahaan
NO KODE EMITEN
2010 2011
CII KATEGORI CII KATEGORI 1 ACES 3,729 Excellent 3,694 Excellent 2 ADHI 3,909 Excellent 3,793 Excellent 3 AMRT 3,812 Excellent 3,864 Excellent 4 AUTO 4,05 Excellent 4,139 Excellent 5 BAYU 3,49 Non-Excellent 3,678 Non-Excellent 6 EPMT 3,473 Non-Excellent 3,834 Excellent 7 GJTL 3,81 Non-Excellent 3,74 Non-Excellent 8 HERO 3,349 Non-Excellent 3,495 Non-Excellent 9 IMAS 3,714 Non-Excellent 3,648 Non-Excellent 10 INTP 3,917 Excellent 3,954 Excellent 11 KBLV 3,386 Non-Excellent 3,611 Non-Excellent 12 KLBF 3,973 Excellent 4,002 Excellent 13 MPPA 3,516 Non-Excellent 3,477 Non-Excellent 14 MRAT 3,081 Excellent 3,861 Excellent 15 MYOR 3,524 Non-Excellent 3,604 Non-Excellent 16 SMCB 3,912 Non-Excellent 3,941 Excellent 17 SMSM 3,45 Non-Excellent 3,574 Non-Excellent 18 TLKM 3,94 Excellent 3,928 Excellent 19 TOTL 3,753 Non-Excellent 3,77 Non-Excellent 20 TOTO 3,847 Excellent 3,833 Excellent 21 TSPC 3,546 Non-Excellent 3,712 Excellent 22 UNVR 4,144 Excellent 4,213 Excellent 23 WIKA 3,908 Non-Excellent 3,829 Excellent Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017
(57)
Tabel 5. Hasil Penentuan Nilai Reputasi Perusahaan (Lanjutan)
NO KODE EMITEN
2012 2013
CII KATEGORI CII KATEGORI 1 ACES 3,598 Excellent 1,794 Excellent 2 ADHI 3,908 Excellent 1,855 Excellent 3 AMRT 3,851 Excellent 1,667 Excellent 4 AUTO 4 Excellent 2,283 Excellent 5 BAYU 3,672 Non-Excellent 0,951 Non-Excellent 6 EPMT 3,603 Excellent 1,172 Excellent 7 GJTL 3,417 Non-Excellent 0,923 Non-Excellent 8 HERO 3,495 Non-Excellent 0,688 Non-Excellent 9 IMAS 3,61 Non-Excellent 0,477 Non-Excellent 10 INTP 3,64 Excellent 1,315 Excellent 11 KBLV 3,514 Non-Excellent 1,12 Excellent 12 KLBF 4,025 Excellent 1,865 Excellent 13 MPPA 3,477 Non-Excellent 0,839 Non-Excellent 14 MRAT 3,758 Excellent 1,511 Excellent 15 MYOR 3,606 Non-Excellent 0,599 Non-Excellent 16 SMCB 3,629 Excellent 1,21 Non-Excellent 17 SMSM 3,265 Non-Excellent 0,47 Non-Excellent 18 TLKM 3,908 Excellent 2,187 Excellent 19 TOTL 3,718 Non-Excellent 0,943 Non-Excellent 20 TOTO 3,936 Excellent 1,911 Excellent 21 TSPC 3,665 Non-Excellent 0,695 Non-Excellent 22 UNVR 4,158 Excellent 2,858 Excellent 23 WIKA 3,916 Excellent 1,662 Excellent Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017
(58)
Tabel 5. Hasil Penentuan Nilai Reputasi Perusahaan (Lanjutan)
NO KODE EMITEN
2014 2015
CII KATEGORI CII KATEGORI 1 ACES 1,73 Excellent 2,181 Excellent 2 ADHI 1,748 Excellent 1,37 Excellent 3 AMRT 1,563 Excellent 1,667 Excellent 4 AUTO 2,653 Excellent 2,742 Excellent 5 BAYU 0,796 Non-Excellent 0,706 Non-Excellent 6 EPMT 1,52 Excellent 1,669 Excellent 7 GJTL 0,769 Non-Excellent 0,691 Non-Excellent 8 HERO 0,839 Non-Excellent 0,717 Non-Excellent 9 IMAS 0,512 Non-Excellent 0,382 Non-Excellent 10 INTP 1,267 Excellent 1,302 Excellent 11 KBLV 1,276 Excellent 1,091 Excellent 12 KLBF 1,852 Excellent 1,959 Excellent 13 MPPA 0,788 Non-Excellent 0,717 Non-Excellent 14 MRAT 1,262 Excellent 1,302 Excellent 15 MYOR 0,568 Non-Excellent 0,645 Non-Excellent 16 SMCB 1,188 Non-Excellent 1,181 Excellent 17 SMSM 0,468 Non-Excellent 0,399 Non-Excellent 18 TLKM 2,251 Excellent 2,545 Excellent 19 TOTL 0,583 Non-Excellent 2,356 Excellent 20 TOTO 1,758 Excellent 1,802 Excellent 21 TSPC 0,656 Non-Excellent 0,536 Non-Excellent 22 UNVR 2,689 Excellent 2,734 Excellent 23 WIKA 1,71 Excellent 1,322 Excellent Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017
(59)
3. Penghitungan Kualitas Pelaporan Keuangan
Hasil penghitungan tingkat kualitas pelaporan keuangan dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 6. Hasil Perhitungan Absolut Akrual Diskresioner
No .
KODE
EMITEN 2010 2011 2012 2013 1 ACES 0,14758 0,34771 0,36701 0,32445 2 ADHI 0,09686 0,00045 0,05467 0,05313 3 AMRT 0,08725 0,04969 0,06500 0,12723 4 AUTO 0,10477 0,13094 0,07857 0,12259 5 BAYU 0,05705 0,15620 0,02079 0,10216 6 EPMT 0,10798 0,07354 0,10539 0,22012 7 GJTL 0,14479 0,22433 0,08734 0,14173 8 HERO 0,07455 0,13596 0,18203 0,33393 9 IMAS 0,40126 0,36870 0,37641 0,25848 10 INTP 0,21354 0,17871 0,13919 0,14390 11 KBLV 0,18153 0,30872 0,04037 0,12959 12 KLBF 0,15895 0,14603 0,19036 0,26785 13 MPPA 0,49779 0,03720 0,02534 0,11385 14 MRAT 0,14177 0,15902 0,12252 0,00401 15 MYOR 0,31978 0,21804 0,17393 0,14594 16 SMCB 0,34524 0,18300 0,24297 0,23110 17 SMSM 0,20575 0,18661 0,10832 0,12414 18 TLKM 0,16662 0,12210 0,18684 0,13863 19 TOTL 0,00021 0,03844 0,01904 0,16551 20 TOTO 0,20460 0,18874 0,21661 0,11204 21 TSPC 0,06837 0,10442 0,09822 0,06779 22 UNVR 0,28314 0,19845 0,30658 0,24465 23 WIKA 0,06145 0,02360 0,08869 0,13409 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017
(60)
Tabel 6. Hasil Perhitungan Absolut Akrual Diskresioner (Lanjutan)
No. KODE
EMITEN 2014 2015 1 ACES 0,18188 0,08645 2 ADHI 0,18145 0,09011 3 AMRT 0,09917 0,0477 4 AUTO 0,14205 0,0658 5 BAYU 0,11299 0,00105 6 EPMT 0,08486 0,03043 7 GJTL 0,19765 0,12566 8 HERO 0,19338 0,06584 9 IMAS 0,06418 0,03422 10 INTP 0,15254 0,12898 11 KBLV 0,18045 0,00872 12 KLBF 0,12677 0,12122 13 MPPA 0,09637 0,13975 14 MRAT 0,1265 0,06393 15 MYOR 0,29142 0,05658 16 SMCB 0,23516 0,23365 17 SMSM 0,05091 0,15374 18 TLKM 0,13992 0,10189 19 TOTL 0,07926 0,02622 20 TOTO 0,18203 0,19735 21 TSPC 0,17708 0,06891 22 UNVR 0,46903 0,28026 23 WIKA 0,08023 0,1713 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017
(61)
4. Analisis Statistik Deskriptif
Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan program IBM SPSS
Statistics 23. Hasil pengujian statistik deskriptif nilai reputasi perusahaan
dan kualitas pelaporan keuangan dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Analisis Statistik Deskriptif Reputasi Perusahaan
Tabel berikut ini merupakan hasil pengujian statistik deskriptif
variabel reputasi perusahaan.
Tabel 7. Statistik Deskriptif Reputasi Perusahaan
Skor Corporate Image Index
N Valid 138
Missing 0
Mean 2,54531
Range. 3,831
Minimum ,382
Maximum 4,213
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017
Berdasarkan tabel 5.3 terdapat 138 data valid dan tidak ada data
missing. Data missing 0 menjelaskan bahwa tidak ada data yang
terlewat (hilang) atau bernilai nol. Range adalah perbedaan jarak
antara nilai maksimum dan minimum sebesar 3,831 yang menunjukan
sebaran data Corporate Image Index memiliki sebaran data luas.
Corporate Image Index yang terendah pada populasi sasaran
adalah 0,382. Perusahaan yang memperoleh skor tersebut adalah PT
Indomobil Suzuki Internasional pada tahun 2015. Berdasarkan data
(62)
tahun 2010-2015 yang diperoleh perusahaan mengalami fluktuasi. Hal
tersebut dapat dilihat Corporate Image Index pada tahun 2010 bernilai
3,714 dan mengalami penurunan pada tahun 2011 dan 2012 menjadi
3,648 dan 3,61. Pada tahun 2013 menjadi 0,477 karena terdapat
perubahan komposisi dalam penilaian Corporate Image Index,
mengalami kenaikan pada tahun 2014 menjadi 0,512 dan turun
menjadi 0,382 pada tahun 2015.
Skor Corporate Image Index pada populasi sasaran yang paling
tinggi adalah 4,213. Perusahaan yang memperoleh skor tersebut
adalah PT Unilever Indonesia Tbk pada tahun 2011. Berdasarkan data
yang digunakan dalam penelitian ini, skor Corporate Image Index
tahun 2010-2015 yang diperoleh perusahaan mengalami fluktuasi. Hal
tersebut dapat dilihat Corporate Image Index pada tahun 2010 bernilai
4,144 dan naik pada tahun 2011 menjadi 4,213 dan turun pada tahun
2012 menjadi 4,158. Pada tahun 2013 menjadi 2,858 karena terdapat
perubahan komposisi dalam penilaian Corporate Image Index,
mengalami penurunan pada tahun 2014 menjadi 0,689 dan naik
menjadi 2,734 pada tahun 2015.
Analisis statistik deskriptif dari reputasi perusahaan dapat
(63)
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017
Gambar 2. Histogram Skor Corporate Image Index
Berdasarkan gambar 5.1, perusahaan paling banyak memiliki
Corporate Image Index dengan nilai diantara 3,000 sampai 4,000
sebanyak 61 perusahaan. Perusahaan yang mempunyai Corporate
Image Index dengan nilai di atas 4,000 sebanyak 8 perusahaan.
Perusahaan yang mempunyai Corporate Image Index dengan nilai di
antara 1,000 sampai 2,000 sebanyak 43 perusahaan. Perusahaan yang
mempunyai skor Corporate Image Index dibawah 1,000 terdapat 26
(64)
b. Analisis Statistik Akrual Diskresioner Absolut
Tabel berikut ini merupakan hasil pengujian statistik deskriptif
variabel Kualitas Pelaporan Keuangan.
Tabel 8. Statistik Deskriptif Kualitas Pelaporan Keuangan
Akrual Diskresioner Absolut
N Valid 138
Missing 0
Mean ,1492728
Range ,49759
Minimum ,00021
Maximum ,49779
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017
Berdasarkan tabel 5.4 terdapat 138 data valid dan tidak ada data
missing. Data missing 0 menjelaskan bahwa tidak ada data yang
terlewat (hilang) atau bernilai nol. Range adalah perbedaan jarak
antara nilai maksimum dan minimum sebesar 0,49759 yang
menunjukan bahwa data akrual diskresioner absolut memiliki sebaran
data yang luas.
Akrual diskresioner absolut yang terendah pada populasi sasaran
adalah 0,00021. Akrual diskresioner absolut tersebut diperoleh oleh
PT Total Bangun Persada Tbk pada tahun 2010. Berdasarkan data
yang digunakan dalam penelitian ini, akrual diskresioner absolut tahun
2010-2015 yang diperoleh perusahaan mengalami fluktuasi. Hal
tersebut dapat dilihat akrual diskresioner absolut pada tahun 2010
bernilai 0,00021 dan mengalami kenaikan pada tahun 2011 menjadi
(65)
diperoleh akrual diskresioner absolut masing-masing 0,16551,
0,07926, dan 0,02622. Akrual diskresioner absolut yang mendekati
nol berarti bahwa perusahaan tidak terindikasi melakukan manipulasi
laba yang berdampak pada pelaporan keuangan yang berkualitas.
Akrual diskresioner absolut yang paling tinngi pada populasi
sasaran adalah 0,49779. Akrual diskresioner absolut tersebut diperoleh
oleh PT Matahari Putra Prima Tbk pada tahun 2010. Berdasarkan
data yang digunakan dalam penelitian ini, akrual diskresioner absolut
tahun 2010-2015 yang diperoleh perusahaan mengalami fluktuasi. Hal
tersebut dapat dilihat akrual diskresioner absolut pada tahun 2010
bernilai 0,49779 dan turun pada tahun 2011 menjadi 0,03720, pada
tahun 2012 turun menjadi 0,02534. Tahun 2013-2015 diperoleh akrual
diskresioner absolut masing-masing 0,11385, 0,09637, dan 0,13975.
Semakin jauh akrual diskresioner absolut dari nol berarti bahwa
perusahaan lebih besar terindikasi melakukan manipulasi laba yang
(66)
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017
Gambar 3. Histogram Akrual Diskresioner Absolut
Berdasarkan gambar 5.2, terdapat lebih dari 50 perusahaan yang
memiliki akrual diskresioner absolut lebih besar dari nilai rata-rata
(mean). Hal ini mengindikasikan bahwa banyak perusahaan yang
melakukan manipulasi laba untuk menghasilkan laporan keuangan
yang tampak baik.
c. Analisis Statistik Deskriptif Kategori Corporate Image Index
Frekuensi jumlah perusahaan dengan kategori excellent dan
(1)
Tabel 11. Perhitungan Akrual Diskresioner Absolut 2014
NO KODE
EMITEN
TA2014/A2013
(1) NDA2014 (2)
DAA2014
|3|=|(1)-(2)|
1 ACES 0,118315797 -0,063560008 0,1818758
2 ADHI 0,175200248 -0,006253835 0,18145408 3 AMRT -0,028989000 -0,128157979 0,09916898 4 AUTO 0,064562830 -0,077490833 0,14205366 5 BAYU 0,069259018 -0,043735926 0,11299494 6 EPMT 0,027741763 -0,057114845 0,08485661 7 GJTL 0,058810466 -0,138834747 0,19764521 8 HERO 0,020132753 -0,173245504 0,19337826 9 IMAS 0,021692868 -0,042490797 0,06418366 10 INTP 0,024580827 -0,127958896 0,15253972 11 KBLV 0,070681063 -0,109765542 0,18044661 12 KLBF 0,038951993 -0,087818809 0,1267708 13 MPPA 0,033636507 -0,062736026 0,09637253 14 MRAT 0,075562677 -0,050936807 0,12649948
15 MYOR 0,180596950 -0,110822048 0,291419
16 SMCB -0,032369810 -0,26753135 0,23516154 17 SMSM -0,035656941 -0,086567751 0,05091081 18 TLKM -0,066666146 -0,206584583 0,13991844 19 TOTL 0,030862799 -0,048401147 0,07926395 20 TOTO 0,047661003 -0,134366984 0,18202799 21 TSPC 0,030565192 -0,14651008 0,17707527 22 UNVR 0,173622280 -0,295408398 0,46903068 23 WIKA 0,125381005 0,045153954 0,08022705
(2)
Tabel 12. Perhitungan Akrual Diskresioner Absolut 2015
NO KODE
EMITEN
TA2015/A2014
(1) NDA2015 (2)
DAA2015
|3|=|(1)-(2)|
1 ACES 0,040595533 -0,04585675 0,08645228
2 ADHI 0,058292777 -0,03182171 0,09011449
3 AMRT -0,162078398 -0,11437493 0,04770346 4 AUTO -0,036694896 -0,10249501 0,06580011 5 BAYU -0,020177361 -0,02123025 0,00105289
6 EPMT 0,013805564 -0,01662554 0,0304311
7 GJTL -0,022020358 -0,14768272 0,12566237 8 HERO -0,088007052 -0,15384987 0,06584282
9 IMAS 0,010389854 -0,02383495 0,0342248
10 INTP 0,000270490 -0,12871156 0,12898205 11 KBLV -0,065130599 -0,05641323 0,00871737
12 KLBF 0,089304421 -0,03191598 0,1212204
13 MPPA 0,070223631 -0,0695304 0,13975403
14 MRAT 0,027015796 -0,03691216 0,06392796 15 MYOR -0,046044358 -0,1026286 0,05658424
16 SMCB 0,002878721 -0,2307754 0,23365413
17 SMSM 0,038054567 -0,11568669 0,15374126 18 TLKM -0,307685564 -0,20579439 0,10189117
19 TOTL 0,000492004 -0,02572469 0,0262167
20 TOTO 0,075199231 -0,1221543 0,19735353
21 TSPC -0,015432092 -0,08434112 0,06890903 22 UNVR 0,114865059 -0,16539892 0,28026398
(3)
Lampiran 3
(4)
Tabel 1. Tabel Silang Reputasi Perusahaan dan Kualitas Pelaporan Keuangan
Kualitas_Pelaporan_Keuangan * Reputasi_Perusahaan Crosstabulation
Count
Reputasi_Perusahaan
Total Excellent Non-Excellent
Kualitas_Pelaporan_ Keuangan
Tidak Terindikasi
Manipulasi Laba 14 19 33
Terindikasi Manipulasi
Laba 64 41 105
Total 78 60 138
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017
Tabel 2. Koefisien Hubungan Reputasi Perusahaan dan Kualitas Pelaporan Keuangan
Symmetric Measures
Value
Approximate Significance
Nominal by Nominal Phi ,159 ,061
Cramer's V ,159 ,061
N of Valid Cases 138
(5)
xiii
ABSTRAK
HUBUNGAN REPUTASI PERUSAHAAN DAN KUALITAS PELAPORAN KEUANGAN
(Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2015)
Maria Gracia Layan NIM : 132114053 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2017
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan antara reputasi perusahaan yang ditentukan berdasarkan Corporate Image Index dan kualitas pelaporan keuangan yang diukur dengan akrual diskresioner absolut.
Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Jumlah populasi sasaran sebanyak 23 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan menjadi Indonesia’s
Most Admirable Companies pada tahun 2010-2015. Teknik analisa data yang
digunakan pada variabel penelitian adalah statistik deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa reputasi perusahaan memiliki hubungan yang sangat lemah dan positif terhadap kualitas pelaporan keuangan.
Kats Kunci: Reputasi Perusahaan, Kualitas Pelaporan Keuangan, Corporate
(6)
xiv
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN CORPORATE REPUTATION AND FINANCIAL REPORTING QUALITY
(Empiricsl Study on Company Listed in Indonesia Stock Exchange in 2010-2015)
Maria Gracia Layan NIM : 132114053 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2017
The aim of this research is to analyze the relationship beetween corporate reputation measured by corporate image index and financial reporting quality measured by absolute discretionary accruals.
The type of the research was empirical study. The target population was 23 companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2010-2015 and also became as
Indonesia’s Most Admirable Companies in 2010-2015. The data analysis technique of this research was descriptive statistics.
The result showed that there was a very weak positive association between corporate reputation and financial reporting quality.
Keywords: Corporate Reputation, Financial Reporting Quality, Corporate Image Index, Absolute Discretionary Accruals.