Uji Hipotesis Secara Parsial

a Pengaruh secara parsial antara Tingkat Jumlah Uang Beredar X 1 Langkah-langkah pengujian : terhadap Laju Inflasi di Indonesia Y i. Ho : β 1 Hi : β = 0 tidak ada pengaruh 1 ii. α = 0,05 dengan df = 4 ≠ 0 ada pengaruh iii. t hitung β Se β 1 1 = = 2,429 iv. level of significani = 0,052 0,025 berarti t tabel v. pengujian sebesar 2,228 Gambar 13 Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial Faktor Tingkat Jumlah Uang Beredar X 1 terhadap Laju Inflasi di Indonesia Y Sumber Berdasarkan perhitungan diperoleh t : lampiran 4 hitung sebesar 2,429 t tabel sebesar 2,228 Ho ditolak dan H i diterima pada level signifikan 5 , sehingga secara parsial Tingkat Jumlah Uang Beredar X 1 berpengaruh secara nyata terhadap Laju Inflasi di Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho 2,429 -2,228 2,228 Indonesia Y. Hal ini didukung juga dengan nilai signifikansi dari Tingkat Jumlah Uang Beredar X 1 sebesar 0,036 yang lebih kecil dari 0,05. Nilai r 2 parsial untuk variabel Tingkat Jumlah Uang Beredar sebesar 0,370, yang artinya bahwa Tingkat Jumlah Uang Beredar X 1 b Pengaruh secara parsial antara Pengeluaran Pemerintah X secara parsial mampu menjelaskan variabel terikat Laju Inflasi di Indonesia Y sebesar 37 , sedangkan sisanya 63 dijelaskan oleh variabel lain. 2 Langkah-langkah pengujian : terhadap Laju Inflasi di Indonesia Y i. Ho : β 1 Hi : β = 0 tidak ada pengaruh 1 ii. α = 0,05 dengan df = 4 ≠ 0 ada pengaruh iii. t hitung β Se β 3 3 = = -1,690 iv. level of significani = 0,052 0,025 berarti t tabel v. pengujian sebesar 2,228 Gambar 14 Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial Pengeluaran Pemerintah X 3 terhadap Laju Inflasi di Indonesia Y Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho -1,690 2,228 - 2,228 Sumber Berdasarkan pehitungan diperoleh t : Lampiran 4 hitung sebesar -1,690 t tabel sebesar - 2,228 maka Ho diterima dan H i ditolak, pada level signifikan 5 , sehingga secara parsial Pengeluaran Pemerintah X 2 tidak berpengaruh secara nyata terhadap Laju Inflasi di Indonesia Y. Hal ini didukung juga dengan nilai signifikansi dari Pengeluaran Pemerintah X 2 sebesar 0,122 yang lebih besar dari 0,05. Nilai r 2 parsial untuk variabel Pengeluaran Pemerintah sebesar 0,221 yang artinya Pengeluaran Pemerintah X 3 c Pengaruh secara parsial antara Tingkat Suku Bunga SBI X secara parsial mampu menjelaskan variabel terikat Laju Inflasi di Indonesia Y sebesar 21,1 , sedangkan sisanya 78,9 dijelaskan oleh variabel lain. 3 Langkah-langkah pengujian : terhadap Laju Inflasi di Indonesia Y vi. Ho : β 1 Hi : β = 0 tidak ada pengaruh 1 vii. α = 0,05 dengan df = 4 ≠ 0 ada pengaruh viii. t hitung β Se β 3 3 = = 12,117 ix. level of significani = 0,052 0,025 berarti t tabel x. pengujian sebesar 2,228 Gambar 15 Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial Tingkat Suku Bunga SBI X 3 terhadap Laju Inflasi di Indonesia Y Sumber : Lampiran 4 Berdasarkan perhitungan diperoleh t hitung sebesar 12,117 t tabel sebesar 2,228 maka Ho ditolak dan H i diterima, pada level signifikan 5 , sehingga secara parsial Tingkat Suku Bunga SBI X 3 berpengaruh secara nyata terhadap Laju Inflasi di Indonesia Y. Hal ini didukung juga dengan nilai signifikansi dari Tingkat Suku Bunga SBI X 3 sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Nilai r 2 parsial untuk variabel Tingkat Suku Bunga SBI sebesar 0,937 yang artinya Tingkat Suku Bunga SBI X 3 secara parsial mampu menjelaskan variabel terikat Laju Inflasi di Indonesia Y sebesar 93,7 , sedangkan sisanya 6,3 dijelaskan oleh variabel lain. Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho 12,117 2,228 - 2,228 d Pengaruh secara parsial antara Kurs Valuta Asing X 4 Langkah-langkah pengujian : terhadap Laju Inflasi di Indonesia Y xi. Ho : β 1 Hi : β = 0 tidak ada pengaruh 1 xii. α = 0,05 dengan df = 4 ≠ 0 ada pengaruh xiii. t hitung β Se β 3 3 = = -0,079 xiv.level of significani = 0,052 0,025 berarti t tabel xv. pengujian sebesar 2,228 Gambar 16 Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial Kurs Valuta Asing X 5 terhadap Laju Inflasi di Indonesia Y Sumber : Lampiran 4 Berdasarkan perhitungan diperoleh t hitung sebesar -0,079 t tabel sebesar 2,228 maka Ho diterima dan H i ditolak, pada level signifikan 5 , sehingga secara parsial Kurs Valuta Asing X 4 tidak berpengaruh secara nyata terhadap Laju Inflasi di Indonesia Y. Hal ini didukung juga dengan nilai signifikansi dari Kurs Valuta Asing X 4 sebesar 0,939 yang lebih besar dari 0,05. Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho -0,079 2,228 - 2,228 Nilai r 2 parsial untuk variabel Kurs Valuta Asing sebesar 0,0006 yang artinya Kurs Valuta Asing X 3 secara parsial mampu menjelaskan variabel terikat Laju Inflasi di Indonesia Y sebesar 0,06 , sedangkan sisanya 99,94 dijelaskan oleh variabel lain.

4.4. Pembahasan

Dengan melihat hasil regresi yang didapat maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa untuk Laju Inflasi di Indonesia : Secara Simultan Tingkat Jumlah Uang Beredar X 1 , Pengeluaran Pemerintah X 2 , Tingkat Suku Bunga SBI X 3 dan Kurs Valuta Asing X 4 berpengaruh secara signifikan nyata terhadap Laju Inflasi di Indonesia Y Jumlah Uang Beredar memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Laju Inflasi di Indonesia, dapat diartikan bahwa Jumlah Uang Beredar tidak boleh terlalu berlebihan atau kurang. Kontrol Jumlah Uang Beredar perlu dilakukan untuk menciptakan iklim yang baik bagi stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi, serta kontrol bagi kegiatan kredit. Kontribusi kebijakan moneter terhadap stabilitas harga sangat penting artinya untuk menekan tingkat inflasi. Jika jumlah uang beredar yang ada mengalami peningkatan maka akan berakibat pada peningkatan pada permintaan dan penawaran barang karena tingkat inflasi yang rendah. Pengeluaran Pemerintah tidak berpengaruh signifikan nyata terhadap Laju Inflasi di Indonesia, hal ini disebabkan karena tingginya pengeluaran pemerintah menyebabkan investasi turun, ini menyebabkan meningkatnya jumlah penawaran akan barang yang diakibatkan dengan turunnya tingkat inflasi di Indonesia. Tingkat Suku Bunga SBI berpengaruh signifikan nyata terhadap Laju Inflasi di Indonesia, dapat diartikan bahwa tingginya tingkat suku bunga menyebabkan tingginya masyarakat untuk menyimpan uangnya di bank sehingga akan mengurangi jumlah uang beredar yang ada sehingga laju inflasi mengalami penurunan. Variabel Tingkat Suku Bunga SBI Merupakan faktor yang paling dominan terhadap laju inflasi di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai r 2 parsial untuk variabel Tingkat Suku Bunga SBI sebesar 0,937 yang artinya Tingkat Suku Bunga SBI X 3 secara parsial mampu menjelaskan variabel terikat Laju Inflasi di Indonesia Y sebesar 93,7 , sedangkan sisanya 6,3 dijelaskan oleh variabel lain. Kurs Valuta Asing tidak berpengaruh signifikan nyata terhadap Laju Inflasi di Indonesia, hal ini disebabkan karena dengan menurunnya nilai kurs valuta asing akan menyebabkan jumlah impor berkurang sehingga akan mengurangi jumlah uang beredar sehingga laju inflasi di Indonesia akan mengalami penurunan.