1. Memperoleh penukaran valas serta pemindahan dana dari suatu
Negara ke Negara lain clearing. 2.
Memberikan kemudahan untuk dilaksanakan perjanjian atau kontrak jual beli dengan kredit.
3. mempermudah dilakukan “headging” yaitu membantu pedagang
yang melakukan transaksi jual beli valas di pasar yang berbeda, yang bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi resiko akibat
perbandingan kurs.
2.2.7.3. Hubungan Antara Kurs dengan Inflasi
Makin tinggi tingkat pertumbuhan, makin besar kemungkinan untuk impor yang berarti makin besar pula permintaan akan valuta asing.
Kurs valuta asing cenderung naik harga mata uang sendiri turun. Demikian inflasi, akan menyebabkan impor naik dan ekspor turun yang
mengakibatkan kurs valuta asing naik. Disamping faktor-faktor ekonomi, ada faktor non ekonomi misalnya factor politis dan psikologis. Semua
faktor tersebut akan mempengaruhi pergeseran kurva permintaan dan penawaran. Nopirin, 2000:172 - 175.
2.3. Kerangka Pikir
Inflasi merupakan proses kenaikan harga barang secara umum yang berlaku secara terus-menerus, ini tidak berarti bahwa harga barang
itu naik dengan prosentase yang sama mungkin dapat menjadi kenaikan harga umum barang-barang secara selama periode tertentu.
Jumlah Uang Beredar tidak boleh terlalu berlebihan atau kurang. Kontrol Jumlah Uang Beredar perlu dilakukan untuk menciptakan iklim
yang baik bagi stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi, serta kontrol bagi kegiatan kredit. Kontribusi kebijakan moneter terhadap stabilitas
harga sangat penting artinya untuk menekan tingkat inflasi. Judisseno, 2002:21.
Kenaikan pengeluaran pemerintah menyebabkan kenaikan Jumlah uang beredar sehingga laju inflasi juga mengalami peningkatan.
Kebijakan yang diambil oleh Pemerintah yaitu dengan menambah pengeluaran pemerintah akan mengakibatkan anggaran defisit, sehingga
harus sibiayai dengan kenaikan pajak atau pengeluaran Obligasi. Tetapi pada akhirnya pertambahan pengeluaran pemerintah tidak dapat
mendorong kegiatan ekonomi karena kenaikan pengeluaran Pemerintah akan mendorong tingkat bunga naik, sehingga akan menurunkan
investasi, peristiwa ini disebut “Crowding Out”. Nopirin,1993:64. Kenaikan tingkat SBI Sertifikat Bank Indonesia akan
mengakibatkan suku bunga tabungan juga mengalami penurunan, hal tersebut mengakibatkan masyarakat enggan menyimpan uangnya di Bank
dan lebih memilih memegang uang Opportunity Cost, maka hal tersebut mengakibatkan Jumlah Uang Beredar tinggi dan harga barang dan jasa
mengalami peningkatan sehingga laju inflasi meningkat. Permintaan akan
uang oleh Keynes disebut “Liquidity Preference” permintaan uang tergantung dari tingkat bunga. Nopirin,2000:94.
Nilai tukar merupakan harga di dalam bertukaran dan dalam bertukaran antara dua macam mata uang yang berbeda, akan terdapat
perbandingan nilai atau harga antara kedua mata uang tersebut. Perbandingan nilai inilah yang disebut dengan Kurs Valuta Asing,
dengan meningkatnya kurs valuta asing maka akan menyebabkan kenaikan biaya produksi untuk mendorong harga barang, sehingga
mengakibatkan meningkatnya laju inflasi di Indonesia. Nopirin,1993:173.
Gambar 7: Kerangka Pikir “Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Laju Inflasi di Indonesia
Sumber: Peneliti Jumlah uang beredar
X1 Permintaan dan Penawaran
Uang
Pengeluaran Pemerintah X2
Permintaan Barang dan Jasa
Tingkat Suku Bunga SBI X3
Opportunity Cost pemegang uang tunai
Kurs Valuta Asing X4
Biaya Produksi Inflasi Y
Keterangan: Apabila Jumlah Uang Beredar naik, maka ada indikasi permintaan dan
penawaran uang meningkat sehingga laju inflasi meningkat. Pengeluaran Pemerintah yang ditandai dengan peningkatan barang dan
jasa, apabila permintaan barang dan jasa mengalami kenaikan maka inflasi akan meningkat.
Penurunan tingkat Suku Bunga SBI akan mengakibatkan laju inflasi meningkat.
Kenaikan nilai tukar Valuta Asing dalam hal ini nilai mata uang Dollar terhadap Rupiah akan mengakibatkan laju inflasi meningkat.
2.4. Hipotesis