mempunyai syarat yang tidak bertentangan dengan norma-norma yang ada.
2.2.3 Televisi Nasional
Televisi nasional merupakan stasiun televisi yang dapat dijangkau dan dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Stasiun televisi di Indonesi pertama kali hadir menemani masyarakat diawali dengan berdirinya TVRI tahun 1962. Selama
27 tahun, masyarakat Indonesia hanya bisa menyaksikan saluran televisi TVRI saja.
Akhirnya, pada tahun 1989, lahirlah stasiun televisi RCTI yang merupakan stasiun televisi swasta nasional pertama di
Indonesia yang mengudara secara terestrial dari Jakarta. Namun, kehadirannya hanya bisa dinikmati masyarakat secara terbatas,
karena harus memiliki antena parabola dan dekoderlah yang dapat menyaksikan RCTI. Dan seiring waktu, pada 21 Maret 1992
dilakukan pembukaan bagi RCTI agar dapat dinikmati masyarakat umum yang bertempat di kota Bandung. Sampai saat ini, Indonesia
telah memiliki 11 stasiun televisi nasional, yaitu TVRI, Trans TV, Antv, Indosiar, RCTI, TPI, SCTV, Global TV, Trans 7, Metro TV
dan TV One www.wikipedia.org
Sabtu, 21 Agustus 2010 pukul 11.01 WIB.
Pada dasarnya, stasiun televisi nasional mempunyai jenis dan ragam program acaranya masing-masing. Jenis program
televisi dapat dibedakan berdasarkan format teknis maupun isinya. Format teknis merupakan format-format umum yang menjadi
acuan terhadap bentuk program televisi, seperti talk show, dokumenter, film, kuis, musik dan sebagainya.
Berdasarkan isinya, program televisi berbentuk berita dapat dibedakan sebagai program hiburan, drama, olahraga dan agama.
Sedangkan untuk program televisi berbentuk berita secara garis besar dikategorikan ke dalam “hard news”, yakni berita-berita
mengenai peristiwa penting yang baru saja terjadi. Dan ada juga “soft news”
, yakni mengangkat berita-berita ringan, seperti kehidupan sehari-hari Baksin, 2006 : 93-95.
2.2.4 Lembaga yang berkaitan dengan Televisi
Sebagai lembaga penyiaran, tentunya televisi memiliki hubungan erat dengan lembaga-lembaga yang terkait dengan
adanya media televisi. Lembaga-lembaga tersebut memiliki tujuan, visi dan misi tersendiri terkait dengan program acara yang
ditayangkan di televisi, diantaranya : 1.
KPI komisi Penyiaran Indonesia KPI adalah sebuah lembaga independen di Indonesia
yang berkedudukan setingkat dengan lembaga negara lainnya
yang berfungsi sebagai regulator penyelenggaraan penyiaran di Indonesia. KPI berdiri sejak tahun 2002 berdasarkan Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 tentang penyiaran.
Dengan adanya UU tersebut, maka mekanisme pembentukan KPI dan rekrutmen anggotanya dapat menjadi
jaminan bahwa pengaturan sistem penyiaran di Indonesia akan dikelola secara partisipatif, transparan dan akuntabel, sehingga
menjamin independensi KPI itu sendiri. KPI terdiri atas KPI Pusat dan KPID atau KPI Daerah,
yang memiliki wewenang dan lingkup tugas meliputi pengaturan penyiaran yang diselenggarakan oleh Lembaga
Penyiaran Publik, Lembaga Penyiaran Swasta dan Lembaga Penyiaran Komunitas.
Visi KPI adalah terwujudnya sistem penyiaran nasional yang berkeadilan dan bermartabat untuk dimanfaatkan sebesar-
besarnya bagi kesejahteraan masyarakat. Sedangkan misi KPI tertuang sebagai berikut :
a Membangun dan memelihara tatanan informasi nasional
yang adil, merata dan seimbang. b
Membantu mewujudkan infrakstruktur bidang penyiaran yang tertib dan teratur, serta arus informasi yang harmonis
antara pusat dan daerah, antar wilayah Indonesia, dan juga antara Indonesia dengan dunia internasional.
c Membangun iklim persaingan usaha di bidang penyiaran
yang sehat dan bermartabat. d
Mewujudkan program siaran yang sehat, cerdas dan berkualitas untuk pembentukan intelektualitas, watak,
moral, kemajuan bangsa, persatuan dan kesatuan, serta mengamalkan nilai-nilai dan budaya Indonesia.
e Menetapkan perencanaan dan pengaturan, serta
pengembangan SDM yang menjamin profesionalitas penyiaran.
Adapun tujuan KPI adalah agar penyiaran
diselenggarakan dengan tujuan untuk memperkukuh integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beiman
dan bertaqwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum dalam rangka membangun masyarakat
yang mandiri, demikratis, adil dan sejahtera, serta menumbuhkan industri penyiaran Indonesia.
Dan untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibentuk tiga bidang dalam organisasi KPI, yaitu :
1. Bidang Kelembagaan, menangani persoalan hubungan
antar kelembagaan KPI, koordinasi KPID dan pengembangankelembagaan KPI.
2. Bidang Struktur Penyiaran, bertugas menangani perijinan,
industri dan bisnis penyiaran. 3.
Bidang Pengawasan Isi Siaran, menangani pemantauan isi siaran, pengaduan masyarakat advokasi dan literasi media.
2. MUI Majelis Ulama Indonesia
MUI merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat yang mewadahi ulama, zu’ma dan cendikiawan Islam di Indonesia
untuk membimbing, membina dan mengayomi kaum muslimin di seluruh Indonesia.
Mejelis yang berdiri pada 7 Rajab 1395 Hijriyah atau 26 Juli 1975 di Jakarta ini, merumuskan lima fungsi dan peran
utamanya, yaitu : a.
Sebagai pewaris tugas-tugas para Nabi warasatul anbiya b.
Sebagai pemberi fatwa mufti c.
Sebagai pembimbing dan pelayan umat ri’ayat wa khadim al ummah
d. Sebagai gerakan Islah wa al Tajdid
e. Sebagai penegak amarma’ruf nahi munkar
Selama 35 tahun dedikasinya sejak tahun 1975 hingga 2010, MUI selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik
untuk masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam, diantaranya :
a Memberikan bimbingan dan tuntunan kepada umat Islam
Indonesia dalam mewujudkan kehidupan beragama dan bermasyarakat yang diridhoi Allah SWT.
b Memberikan nasihat dan fatwa mengenai masalah
keagamaan dan kemasyarakatan kepada pemerintah dan mesyarakat.
c Meningkatkan kegiatan bagi terwujudnya ukhwah
Islamiyah dan kerukunan antar umat beragama dalam memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa
d Menjadi penghubung antara ulama dan umaro pemerintah
guna mensukseskan pembangunan nasional. e
Meningkatkan hubungan serta kerjasama antar organisasi, lembaga Islam dan cendikiawan muslimin dalam
memberikan bimbingan dan tuntunan kepada masyarakat, khususnya umat Islam dengan mengadakan konsultasi dan
informasi secra timbal balik.
2.3 Puasa Ramadhan