47
3.4.5. Uji Analisis Data
Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas X
1
, X
2
, X
3
, dan X
4
terhadap variabel Terikat Y, maka teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
persamaan Regresi Linier berganda sesuai dengan tujuan yang akan diteliti sebagai berikut :
Y = βo + β
1
X
1
+ β
2
X
2
+ β
3
X
3
+ β
4
X
4
+ e .......Anonim, 2003:L-21 Dimana :
Y : kepuasan Pemakai X
1
: Komunikasi Pemakai-Pengembang X
2
: Partisipasi Pemakai X
3
: Kompleksitas Sistem X
4
: Struktur Organisasi β o : Konstanta
β
1
β
2
β
3
: Koefisien regresi variabel e : Standar Error
3.4.6. Uji Hipotesis
1. Uji F
Model persamaan dalam regresi dihasilkan dari hasil perhitungan dengan menggunakan data masa lalu. Untuk menguji sesuai atau tidaknya model regresi
yang dihasilkan guna mengetahui pengaruh X
1
, X
2
, X
3
dan X
4
terhadap Y digunakan uji F, dengan prosedur sebagai berikut:
1. H
o
: β
j
= 0 model regresi yang dilakukan tidak cocok
48
H
a
: : β
j
≠ 0 model regresi yang dihasilkan cocok Dimana j = 1,2,3,..., k : variabel ke j sampai ke k.
2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat bebas [n-k], dimanan: dimana n:jumlah pengamatan, dan k: jumlah variabel.
3. Dengan F hitung sebesar: R2 k – 1
F
hit
= 1 – R
2
n – k Keterangan:
F
hit
= F hasil perhitungan R2 = koefisien regresi
k = jumlah variabel n = jumlah sampel
Anonim, 2008:L21 4. Kriteria Pengujian:
a. Jika nilai probabilitas signifikansi 0,05 maka H diterima dan Ha ditolak.
b. Jika nilai probabilitas signifikansi 0,05 maka H ditolak dan Ha diterima.
2. Uji t
Y. 1
Ho : i = 0, dimana i = 1, 2, 3,4 tidak terdapat pengaruh signifikan X
1
, X
2
, X
3
,X
4
secara parsial terhadap Y. Hi :
i ≠ 0, dimana i = 1, 2, 3, 4terdapat pengaruh X
1,
X
2,
X
3,
X
4
secara parsial terhadap
2 Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05.
3 Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
a Apabila nilai probabilitas 0,05 Ho diterima dan Hi ditolak.
b Apabila nilai probabilitas 0,05 Ho ditolak dan Hi diterima.
49
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1. Gambaran Koperasi Setia Bhakti Wanita “Jawa Timur”
Bermula dari kumpulan ibu-ibu arisan yang terdiri dari 35 orang. Setiap bulan mereka berkumpul dari anggota satu ke yang lain secara bergiliran. Dan nilai
arisannya sebesar Rp. 2.000 per orang. Dari berkumpul, idepun terus berkembang dengan memunculkan usaha simpan pinjam. Ide ini terlaksana sejak 1975 dengan
besar pinjaman Rp. 5.000 yang diangsur 5 kali. Seiring waktu, modal bertambah, pinjaman bisa semakin ditingkatkan menjadi
Rp. 50.000,- dan biasanya anggota memanfaatkan pinjaman untuk membuka usaha walaupun sifatnya kontemporer. Seperti misalnya membuat kue yang akan dijual
tatkala lebaran atau acara tertentu. Sampai akhirnya, kumpulan ibu-ibu ini menarik perhatian ibu Mursina Zaafril Liyas, separah tokoh koperasi dan pencetus tanggung
renteng. Sejak 1977 Ibu Musia Zaafril Ilyas yang juga pernah menjadi sekretaris
presiden I RI saat di Yogyakarta, mulai datang ke pertemuan arisan untuk memperkenalkan tentang koperasi. Tapi ide pembentukan koperasi ini tidak langsung
diterima ibu-ibu. Kendati demikian Ibu Mersina tidak putus asa, pada setiap pertemuan arisan selalu datang untuk memotivasi agar membentuk koperasi. Karena
dari jumlah anggota, memang sudah memenuhi persyaratan.
49
50
Setelah 4 hingga 5 kali pertemuan dengan Ibu Mursia, baru muncul keinginan untuk mencoba membentuk koperasi. Sedang untuk aktivitas kantor pada waktu itu
dilakukan garasi rumah Ny. Tatiek Yudara yang berada di jalan Gubeng Kertajaya 178 Surabaya.
Dari anggota 35 orang, kemudian beberapa orang mencoba membentuk kelompok baru hingga terbentuk 4 kelompok. Karena anggota sudah banyak,
akhirnya Departemen Koperasi Kodya Surabaya menyarankan untuk mengajukan permohonan badan hukum.
Kemudian pada tanggal 30 Mei 1978, Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita diresmikan oleh Departemen Koperasi Kodya Surabaya dengan wilayah kerja
Kecamatan Gubeng. Dan lima ibu sebagai pendiri yakni, Ibu Mursia, Ny. Atmadji, Ny. Abdulkadir S, Ny. Tini Hasana dan Ny. Tatiek Yudara. Dua tahun kemudian
tepatnya 15 Januari 1980 mendapat badan hukum Depkop Surabaya, dengan Nomor: 4362BHII80.
Waktu terus berlalu, kegigihan pengurus Koperasi yang baru berdiri ini membuahkan hasil. Jumlah anggota terus bertambah sehingga kantorpun berpindah
dari sebuah garasi ke kantor di Jl. Panglima Sudirman. Kantor tersebut milik Puskowanjati yang direlakan untuk ditempatkan dengan sewa relatif murah.
Selama 6 tahun berjalan, anggota meningkat menjadi 2.1913 orang. Perkembangan pesat itulah kemudian menuntut adanya perubahan anggaran dasar.
Jangkauan pun diperluas mencakup wilayah kerja Surabaya Timur. Perubahan anggaran dasar dilakukan lagi di tahun 1988. karena saat itu anggota sudah mencapai
3.341 orang yang terbagi dalam 270 kelompok. Jangkauan tidak lagi sebatas