Landasan Teori TINJAUAN PUSTAKA

b. Perbedaan Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini Koperasi Setia Bhakti Wanita serta tahun penelitian yang dilakukan sekarang adalah pada tahun 2010 sedangkan penelitian terdahulu dilakukan pada tahun 2000 sampai 2006.

2.2. Landasan Teori

2.2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.2.1.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Moscove dalam Baridwan 1994:4 bahwa sistem informasi akuntansi adalah suatu kompoenen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan mengomunikasikan informasi finansial dan mengambil keputusan yang relevan kepada pihak luar perusahaan seperti kantor pajak, investor, dan kreditor dan pihak intern terutama manajemen Menurut Jogiyanto 2000:54, sistem informasi akuntansi adalah sistem akuntansi dengan pengembangan informasi lebih luas dengan menekankan informasi kepada manajemen tanpa mengurangi informasi kepada pihak luar. Sedangkan menurut Widjajanto 2001:4, sistem informasi akuntansi adalah susunan berbagai formulir, catatan , peralatan, termasuk komputer dan perlengkapannya serta alat komunikasi, tenaga pelaksaannya, dan laporan yang terkoordinasikan secara erat yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan oleh manajemen.

2.2.1.2. Peranan Sistem Informasi Akuntansi

Organisasi perusahaan modern yang dilayani oleh sistem informasi akuntansi merupakan suatu badan atau lembaga yang sangat kompleks. Posisi penting dalam dunia modern menimbulkan kepentingan dalam aktivitas-aktivitasnya diantara banyak golongan masyarakat. Golongan masyarakat yang langsung tertarik antara lain adalah para pelanggan, leveransir supplier, pegawai, pemberi kredit atau pemberi pinjaman, pemegang saham dan berbagai instansi pemerintahan yang berkepentingan dalam hal tersebut. Dan akan sangat berguna bila peninjauan sistem informasi akuntansi dari sudut pandang para pemakai informasi akuntansi yang memanfaatkannya sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Hal tersebut dikemukakan oleh Cushing 1991:5 tentang peranan sistem informasi akuntansi dalam suatu organisasi atau perusahaan.

2.2.1.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Sistem Informasi Akuntansi

Terdapat beberapa faktor yang perlu diperhitungkan dalam menyusun sistem informasi akuntansi. Faktor-faktor itu merupakan hal di luar sistem akuntansi, tetapi menentukan keberhasilan dari suatu sistem. Faktor-faktor itu antara lain adalah perilaku manusia dalam organisasi, penggunaan metode kuantitatif, dan juga pengguanaan komputer sebagai alat bantu. Perilaku manusia dalam organisasi perlu dipertimbangkan dalam menyusun sistem informasi akuntansi karena sistem informasi itu tidak mungkin berjalan tanpa manusia. Faktor psikologis karyawan, baik yang melaksanakan proses data dalam sistem itu, maupun pihak-pihak yang menerima keluaran output dari proses itu perlu dipertimbangkan. Metode kuantitatif, seperti analisa regresi, metode-metode statistik lainnya merupakan alat bantu yang penting bagi manajemen dalam rangka melaksanakan tugasnya dan mengambil keputusan. Metode ini akan lebih nampak manfaatnya bila proses data menggunakan komputer. Hal ini terjadi karena kemampuan komputer yang tinggi untuk memanipulasi data Baridwan, 1994:7.

2.2.1.4. Pengembangan Sistem Informasi

Sistem informasi berkembang selama masa hidup suatu perusahaan. Artinya, suatu sistem informasi yang baru atau paling tidak yang akan dikembangkan mutunya secara besar-besaran akan menggantikan sistem yang lama digunakan jika tidak memadai lagi. Menurut Wilkinson 1993:12 terdapat beberapa tahap siklus pengembangan sistem antara lain : 1. Perencanaan sistem meletakkan landasan bangun untuk sistem informasi yang baru atau yang direvisi. Dalam tahap ini disiapkan rencana sistem induk secara usulan proposal proyek sistem untuk menjalankan rencana tersebut. 2. Analisis sistem mensurvai dan menganalisis sistem informasi yang sedang dipakai untuk menentukan jenis informasi yang dibutuhkan pemakai dari sistem yang baru dan persyaratan teknik untuk sistem tersebut. 3. Pengkajian dan pemilihan sistem akan mencakup analisis manfaat biaya yang terinci untuk rancangan sistem yang dipilih. Juga akan dievaluasi usulan dari pabrik pembuat alat pemrosesan agar bisa memilih peralatan yang sesuai. 4. Implementasi sistem terdiri dari langkah-langkah seperti pelengkapan rician untuk rancangan yang baru, pengangkatan dan pelatihan training karyawan baru, penginstalasian dan penyajian peralatan baru dan penerapan awal dari sistem yang baru itu. 5. Pengoperasian sistem mencakup operasi rutin, pemeliharaan dan manajemen dari sistem yang baru atau yang ditingkatkan. Secara berkala atau berkesinambungan akan dilakukan evaluasi terhadap interpretasi sistem dan kendala keluaran.

2.2.1.5. Para Pemakai Informasi Akuntansi

Menurut Simamora 2000:6-9 pihak – pihak yang membutuhkan informasi akuntansi terdiri atas berbagai kalangan. Pada umumnya, para pemakai laporan keuangan dapat dibagi kedalam golongan antara lain, para pemakai internal dan para pemakai eksternal. a. Pemakai Internal Para manajer dan staf internal dari berbagai entitas bisnis. Manajer – manajer perusahaan memakai informasi akuntansi untuk menetapkan sasaran bagi organisasinya, untuk mengevaluasi kemajuan terhadap sasaran tersebut dan mengambil tindakan korelatif manakala dibutuhkan. b. Pemakai Eksternal 1. Pemilik perusahaan, para pemilik owners telah menanamkan dana mereka yang berharga ke dalam sebuah organissi bisnis. Orang-orang ini menghendaki wawasan keinginan pendapatan masa lalu, kemungkinan pertumbuhan pada waktu yang akan datang dan prospek arus kas. 2. Para karyawan biasanya berkepentingan dengan penilaian positif finansial perusahaaan mereka guna menunjukkan suatu indikasi keselamatan kerja mereka. Selain itu kalangan karyawan juga berminat pada informasi yang memungkinkan mereka menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, tunjangan, pensiun, dan kesempatan kerja. 3. Para investor pemasok dana yang dibutuhkan untuk memulai kegiatan usaha. Untuk memutuskan apakah akan membantu permodalan suatu perusahaan, pemodal-pemodal potensial biasanya mengevaluasi besarnya pendapatan yang diperkirakan dapat diperoleh dari investasi mereka. 4. Kreditor adalah pihak yang menyediakan barang–barang, jasa –jasa dan sumber daya keuangan bagi perusahaan baik dengan memberikan kredit usaha maupun memberikan pinjaman. Kreditor berminat untuk mengetahui kesanggupan sebuah perusahaan melunasi kewajiban– kewajibannya secara tepat waktu dan terjadwal. 5. Badan Pemerintahan membutuhkan informasi dalam upaya mengatur kegiatan–kegiatan perusahaan dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya. Pemerintahan pusat dan daerah menarik pajak dari perusahaan – perusahaan yang beroperasi. Besarnya pajak terutang yang harus dibayar tentunanya ditetapkan berdasarkan angka yang tertera dalam laporan keuangan. 6. Organisasi Nirlaba nonprofit organization, seperti yayasan pendidikan, rumah sakit, panti asuhan pemakai informasi akuntansi untuk merencanakan dan mengelolah aktivtas-aktivitasnya. Mereka ini perlu pula menyusun anggaran, menggaji pegawainya, membeli peralatan dan semuanya itu membutuhkan informasi akuntansi. Masyarakat pada umumnya sering sekali tergantung pada informasi keuangan yang di rangkum dalam laporan – laporan keuangan untuk mengevaluasi tindakan – tindakan perusahaan besar di indonesia. Masyarakat memakai banyak informasi finansial dalam menilai kebutuhan ekonomi perusahan – perusahan di tengah masyarakat.

2.2.2. Komunikasi Pemakai

2.2.2.1.Pengertian Komunikasi Komunikasi sangat dibutuhkan dalam kelangsungan hidup karena dengan adanya komunikasi individu-individu dapat menyampaikan dan berbagi hal-hal yang dirasakan. Menurut Gitosudarmo 1996:195 komunikasi adalah suatu proses penyampaian ide, konsep, gagasan atau informasi dari si pengirim kepada si penerima informasi. Menurut Davis dan Neswtrom 1996:50 komunikasi merupakan cara penyampaian gagasan, fakta, pikiran, perasaan dan nilai kepada orang lain. Hal yang terpenting tentang komunikasi adalah bahwa paling sedikit harus melibatkan dua orang, yaitu pengirim sender dan penerima receiver. Satu orang saja tidak dapat berkomunikasi. Adanya satu penerima atau lebih dapat melengkapi tindakan komunikasi tersebut. Dari beberpa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi pemakai menurut peneliti adalah proses penyampaian ide, konsep gagasan atau informasi yang dilakukan oleh pemakai selama proses pengembangan sistem informasi. 2.2.2.2.Proses Komunikasi Proses Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari pengirim kepada penerima yang disebut proses. Menurut Davis dan Newstrom 1992:152 terdapat enam langkah proses komunikasi, antara lain: 1. Mengembangkan gagasan yaitu mengembangkan gagasan yang ingin disampaikan pengirim. Ini merupakan langkah yang penting, karena apabila tidak ada pesan yang berharga semua langkah lain sedikit banyaknya akan sia-sia. 2. Penyandian yaitu menyadikan gagasan menjadi kata-kata, bagan atau syimbol lain yang pantas disampaikan. 3. Penyampaian yaitu menyampaikan dengan cara memilih seperti melalui memo, telepon, atau kunjungan pribadi. 4. Penerimaan, para penerima perlu menjadi penyimak yang baik dan kemudian dibahas, jika penerima tidak berfungsi maka pesan itu lenyap. 5. Pengolahan sandi yaitu pengolahan sandi agar pesan yang disampaikan dapat dimengerti atau dipahami. 6. Penggunaan, penerimaan pesan harus menggunakan pesan yang disampaikan dengan tidak mengabaikan tugas yang ditetapkan dan dengan tidak menyimpan informasi yang telah diberikan atau melakukan hal-hal lain. Supaya komunikasi yang disampaikan mudah dimengerti, dalam komunikasi tersebut diperlukan bahasa yang mudah dimengerti oleh penerima komunikasi. Oleh karena itu, pemberi komunikasi harus tahu kepada siapa komunikasi tersebut disampaikan, dalam arti tingkat pendidikannya, kemampuannya menerima komunikasi, dan sebagainya. 2.2.3. Partisipasi Pemakai 2.2.3.1. Pengertian Partisipasi Istilah partisipasi diambil dari istilah bahasa asing yaitu pacticipation yang artinya mengikut sertakan pihak lain pihak lain. Menurut Setianingsih dan Indriantoro 1998: 195 pemakia adalah mereka yang terlibat seacara langsung dalam penggunaan informasi. Partsipasi pemakai adalah perilaku pernyataan, dan aktivitas yang dilakukan pemakai selama proses pengembangan sistem informasi Barki dan Hartwick, 1994 dalam Purnamasari, 2004: 220. Sedangkan menurut Davis dan Newstrom 1992:179 partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosional orang-orang dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi kepada tujuan kelompok. Berdasarkan definisi diatas, menurut Mangkunegara 2000:133 terdapat tiga aspek yang sangat penting dalam partisipasi kerja, antara lain : 1. Keterlibatan emosi dan mental pegawai Berpartisipasi berarti melibatkan emosi dan mental pegawai daripada kegiatan fisik. Keterlibatan psikologis pegawai lebih besar daripada secara fisik. 2. Motivasi untuk menyumbang Dalam partisipasi, motivasi untuk menyumbangkan ide–ide kreatif dan membangun merupakan aspek yang sangat penting. 3. Penerimaan tanggung jawab Partisipasi kerja menuntut pegawai untuk mampu menerima tanggung jawab dalam kegiatan kelompok sehingga mereka dapat bekerja sama dalam satuan unit kerja untuk menapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Restuningdiah dan Indriantoro 2000:121-122 partisipasi pemakai merupakan prilaku, pekerja dan aktivitas yang dilakukan oleh pemakai selama proses pengembangan sistem informasi. Dan membedakan definisi user involment dengan user participation perbedaan tersebut adalah sebagai berikut. 1. Istilah “user participation” sebaiknya lebih digunakan dibandingkan “user involvement” apabila berkaitan dengan perilaku dan aktifitas yang diakukan oleh pemakai selama proses pengembangan sistem. Lebih jauh dinyatakan bahwa pengukuran perilaku pemakai dan aktifitas harus dipertimbangkan sebagai prngukuran user participation bukan user involvement. 2. Konsisten dengan disiplin ilmu yang lain, maka “user involvement” digunakan berkaitan dengan pernyataan psychological dari individu dan didefinisikan sebagai pentingnya, serta relevansi personal sistem kepada pemakai. 3. Mencatat adanya hubungan implisit antara participation dengan involvement, dan berpendapat bahwa user participation merupakan penyebab penting bagi user involvement. Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa partisipasi pemakai dalam penelitian ini adalah perilaku atau aktivitas pemakai untuk ikut serta dalam keseluruhan proses pengembangan sistem informasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

2.2.3.2. Prayarat Partisipasi

Keberhasilan partisipasi berkaitan langsung dengan seberapa baik terpenuhinya prasyarat tertentu. Terdapat beberapa prasyarat partisi menurut Davis dan Newstrom 1990:183, antara lain: 1. Harus ada waktu untuk berpartisipasi sebelum diperlukan tindakan. Partisipasi hampir-hampir tidak tepat dalam situasi darurat. 2. Kemungkinan maslahat seyogyanya lebih besar dari kerugiannya. 3. Bidang garapan partisipasi haruslah dan menarik bagi pegawai, jika tidak pegawai akan memandang sekedar kerja sibuk. 4. Para peserta hendaklah memiliki kemampuan, seperti kecerdasan dan pengetahuan teknis untuk berpartisipasi. 5. Para peserta harus mampu berkomunikasi timbal balik untuk berbicara dengan bahasa orang lain untuk dapat bertukar gagasan. 6. Masing-masing pihak seyogyanya tidak merasa bahwa posisinya terancam oleh partisipasi. 7. Partisipasi untuk memutuskan arah tindakan dalam organisasi hanya boleh berlangsung dalam bidang keleluasaan kerja kelompok. Bidang keleluasaan kerja bagi salah satu epartemen adalah wilayah kebijaksanaannya setelah dikurangi semua batasan yang ada. 2.2.4. Kompleksitas Sistem 2.2.4.1.Definisi Kompleksitas sistem Kompleksitas menurut Robbins 1996:91-100 merujuk pada tingkat diferenssiasi yang ada di dalam sebuah organisasi. Dimana diffensiasi terbagi menjadi: 1. Differensiasi Horisontal Menunjukkan pada tingkatan differensiasi antara unit-unit berdasarkan orientasi para anggotanya, sifat,dari tugas yang mereka laksanakan dan tingkat pendidikan serta pelatihannya. 2. Differensiasi Vertikal Merujuk pada kedalaman struktur organiisasi, dimana semakin meningkat differensiasi yang ada pada sebuah perusahaan maka akan semakin meningkat pula kompleksitasnya karena jumlah tingkatan hierarki di dalam organisasi bertambah. 3. Differensiasi Spansial Merujuk pada sejauh mana lokasi fasilitas dan pegawai organisasi tersebar secara geografis.

2.2.4.2. Pentingnya Kompleksitas Sistem

Organisasi terdidri dari sub sistem yang membutuhkan koordinasi komunikasi dan kontrol agar dapat efektif. Maka makin kompleks sebuah organisasi, makin besar kebutuhan akan alat komunikasi, koordinasi dan kontrol yang efektif. Dengan kata lain, jika kompleksitas meningkat maka akan demikian juga halnya dengan tuntunan terhadap manajemenn untuk memastikan bahwa aktivitas-aktivitas yang di differensiasi dan disebarkan bekerja dengan mulus dan secara bersama kea rah pencapaian tujuan organisasi,Hal tersebut menurut Robbins 1996:101. Jadi arti kompleksitas bagi manajer adalah ia menciptakan permintaan kebutuhan yang berbeda-beda dari waktu manajer. Makin tinggi kompleksitas makin besar pula jumlah perhatian yang harus mereka berikan untuk menghadapi masalah komunikasi, koordinasi dan kontrol. 2.2.5. Struktur Organisasi 2.2.5.1. Pengertian Struktur Organisasi Pengertian struktur organisasi menurut Wursanto 1996:108 adalah Sususnan hubungan-hubungan antar satuan-satuan organisasi, jabatan-jabatan, wewenang, pertanggung jawaban dalam organisasi , sedangkan menurut Cushway dan Lodge 1993:24 struktur organisasi adalah sebuah kerangka kerja yang menjelaskan bagaimana sumber-sumber daya dan alur-alur komunikasi serta pembuatan keputusan alokasi dan ditangani. Menurut Robbins 2002:176 struktur organisasi adalah penetapan cara tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasi secara formal. Beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa struktur organisasi adalah suatu sistem atau kerangka kerja yang menjelaskan penetapan cara tugas pekerjaan dibagi, kelompokkan, dan dikoordinasi secara formal.

2.2.5.2. Bentuk-Bentuk Organisasi

Bentuk organisasi memandang oragaisasi dari segi tata-hubungan, wewenang authority, hak dan tanggung jawab responsibility yang ada dalam suatu organisasi. Dalam hal ini, hubungan kerja tersebut bisa diamati dari struktur organisasi yang bentuknya sebagai berikut Wursanto, 1996:79-91: 1. Bentuk Organisasi Staff Dalam organisasi staff hanya terdapat pucuk pimpinan dan staff yang memberikan bantuan pemikiran berupa saran atau nasihat kepada pucuk pimpinan. 2. Bentuk Organisasi Garis atau Lini Adalah suatu bentuk organisasi di mana pucuk pimpinan dipandang sebagai sumber kekuasaan tunggal. 3. Bentuk Organisasi Organisasi fungsional disusunan berdasarkan sifat dan macam-macam fungsi sesuai dengan kepentingan organisasi. 4. Bentuk Organisasi fungsional dan Lini Merupakan perpaduan antara organisasi fungsional dan organisasi linigaris 5. Bentuk Organisasi fungsional dan Lini dan Staff Adalah suatu organisasi yang merupakan perpaduan dari tiga bentuk organisasi, yaitu organisasi fungsional, organisasi lini dan organisasi staf. 6. Bentuk Organisasi Lini dan Staff Yaitu wewenang diserahkan dari pucuk pimpinan kepada unit-unit satuan- satuan organisasi yang ada di bawahnya dalam semua bidang pekerjaan dan di bawah pucuk pimpinan ditempatkan staff. 2.2.6. Kepuasan Pemakai 2.2.6.1.Pengertian Kepuasan Kepuasan sering kali dihubungkan dengan pekerjaan kepuasan kerja. Menurut Mangkunegara 2000:117 mengemukakan bahwa “job satiscaction is the favorableness or unfavorableness with employees view their work” kepuasan kerja adalah perasaan menyenangkan atau tidak menyenangkan yang dialami pegawai dalam bekerja. Menurut Mangkunegara 2000:177 kepuasan kerja adalah ”is the way employee feels abaut his or her job” kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya. Berdasarkan pendapat di atas kepuasan kerja adalah suatu perasaan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaannya maupun dengan kondisinya. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upah atau gaji yang diterima, kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan pegawai lainnya, penempatan kerja, jenis pekerjaan, struktur organisasi, perusahaan, dan mutu pengawasan. Sedangkang perasaan yang berhubungan dengan dirinya antara lain umur, kondisi kesehatan, kemampuan dan pendidikan. Sedangkan menurut Setianingsih dan indriantoro, 1998:87-88 kepuasan pemakai adalah seberapa jauh pemakai percaya pada sistem yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka dan kualitas keputusan sebagai tujuan penting dari sistem informasi dalam mendukung pembuatan keputusan. Apabila suatu sistem informasi mengalami kegagalan, salah satu sebabnya mungkin karena ketidakmampuan sistem informasi itu memenuhi harapan stockholder yang meliputi: analisis sistem, pemakai akhir, sponsor dan pelanggan. Dan untuk mengurangi resiko kegagalan sistem informasi, organsasi harus mampu memprediksi hasil upaya yang sedang dilakukan untuk mengembangkan sistem informasi. Prediksi lebih awal ini dapat dibuat dalam tahap-tahap proyek pengembangan sistem informasi. Oleh sebab itu, dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kepuasan pemakai menurut penelitian adalah pengungkapan perasaan senang atau tidak senang yang timbul dalam diri pemakai sehubungan dengan partisi yang diberikannya selama pengembangan sistem informasi. 2.2.6.2.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Menurut Mangkunegara 2000:120 ada dua faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu faktor yang ada pada diri pegawai dan faktor pekerjaannya. 1. Faktor Pegawai Yaitu kecerdasan IQ, kecakapan khusus, umur, jenis kelamin, kondisi, fisik, pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja. Kecerdasan emosional EQ, kepribadian, emosi, sikap kerja. 2. Faktor Pekerjaan Yaitu jenis pekerjaan, struktur organisasi, pangkat golongan, kedudukan, mutu pengawasan, jaminan finansial, kesempatan, promosi jabatan interaksi sosial dan hubungan kerja. 2.2.6.3.Faktor-Faktor Yang Mendorong Kepuasan Kerja Pemakai Menurut Robbins 1996, 149-150 menyatakan bahwa faktor-faktor yang lebih penting yang mendorong kepuasan kerja pemakai adalah: 1. Kerja yang secara mental menantang Karyawan cenderung lebih menyukai pekerjaan yang memberikan mereka kesempatan untuk menggunakan kemampuan dan ketrampilan mereka dan menawarkan beragam tugas, kebebasan, dan umpan balik mengenai betapa baik mereka mengerjakan. Karakteristik ini membantu kerja secara mental menantang. 2. Ganjaran yang pantas Karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka persepsikan sebagai adil. Bila upah dilihat yang didasarkan pada tuntutan pekerjaa, tingkat keterampilan individu, dan standart pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan dihasilkan kepuasan. 3. Kondisi kerja yang mendukung Karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas dengan baik. Studi-studi memperagakan bahwa karyawan lebih menyukai keadaan sekitar fisik yang tidak berbahaya atau merepotkan. 4. Rekan kerja yang mendukung Tindakan mengejutkan bila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan mendukung yang menghantarkan pada peningkatan kepuasan kerja. Perilaku seorang atasan juga merupakan determinan utama dari kepuasan. Kepuasan pemakai user safisfaction merupakan salah satu indikator dari keberhasilan pengembangan sistem informasi. Dari banyak peneliti yang dilakukan untuk menentukan keberhasilan pengembangan sistem informasi, keterlibatan dan partisipasi pemakai dalam perencanaan dan perancangan sistem merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan pemakai. 2.2.7. Teori yang Melandasi Pengaruh Komunikasi Pemakai-Pengembang Terhadap Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Teori yang melandasi pengaruh komunikasi pemakai-pengembang terhadap kepuasan pemakai adalah Teori ERG Existance, Relatedness, Growth ini merupakan teori Motivasi oleh Clayton Alderfer pada tahun 1972. Teori ini mengenalkan tiga kelompok inti dari kebutuhan-kebutuhan yaitu kebutuhan akan keadaan existence, kebutuhan berhubungan relatedness, dan kebutuhan untuk berkembang growth. Diantara tiga kebutuhan tersebut, yang dapat membentuk komunikasi dan kerjasama adalah kebutuhan untuk berhubungan relatedness, yaitu suatu kebutuhan untuk menjalin hubungan sesamanya, melakukan hubungan sosial dan kerjasama dengan orang lain Miftah Thota, 2004: 233. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan interpersonal, yang dapat memberikan kepuasan dalam berinteraksi di lingkungan kerja. Komunikasi pemakai-pengembang adalah suatu proses penyampaian ide, konsep, gagasan atau informasi dari si pengirim kepada si penerima informasi. Jadi komunikasi pemakai-pengembang merupakan salah satu sarana dalam penyampaian ide atau gagasan dari pemakai sistem informasi kepada pengembangan sistem informasi sehingga hasil dari pengembangan sistem informasi dapat dipakai oleh pemakai sistem informasi dalam menjalankan kegiatannya. Kesimpulan dari keterangan di atas adalah untuk mencapai tujuan perusahaan diperlukan komunikasi antar komponen yang ada dalam perusahaan, begitu juga dengan komunikasi pemakai dengan pengembang dalam mengembangkan sistem informasi sehingga hasil dari pengembangan sistem informasi dapat dipakai oleh pemakai sistem informasi yang pada akhirnya kepuasan pemakai dapat terwujud. 2.2.8. Teori yang Melandasi Pengaruh Partisipasi Pemakai Terhadap Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Teori yang melandasi pengaruh partisipasi pemakai terhadap kepuasan pemakai adalah Teori Y dikemukakan oleh McGregor, 1960 dalam Lucas 1987:18. Teori Y berasal dari penilakan atas asumsi teori X yang ditentukan oleh McGregor sendiri. Teori Y mengemukakan bahwa diantaranya : 1. Pengukuran usaha fisik dan mental dalam bekerja adalah alami dan sama seperti yang dilakukan dalam bermain. Orang akan berlatih untuk memerintah dan mengendalikan diri sendiri guna mencapai sasaran yang telah mereka sanggupi. 2. Teori Y yang mengemukakan bahwa kemauan untuk mencapai suatu tujuan berhubungan dengan perhargaan atau hadiah yang diberikan jika tujuan tersebut tercapai. Orang akan belajar bukan hanya untuk menerima tanggung jawab, bahkan mereka akan mencarinya. 3. Dalam keadaan tertentu dianjurkan sesuatu yang disebut rencana Scanlon, dimana para pekerja diberi hadiah atau penghargaan bila berhasil menurunkan biaya dibawah batas atas yang telah disepakati. Rencana ini menampilkan adanya komisi pekerja yang berperan serta dalam mengemukakan cara-cara baru untuk menurunkan biaya berkenaan dengan produk akhir melalui rencana-rencana penghematan pemotongan biaya. Berdasarkan Teori Y McGregor tersebut diatas, bila dihubungkan dengan variabel partisipasi pemakai dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk dari pengarahan dan pengendalian diri sendiri untuk mencapai tujuan adalah partisipasi. Partisipasi mendorong orang-orang untuk menerima tanggung jawab dalam aktivitas kelompok dan merupakan salah satu bentuk keterlibahatan individu dalam kegiatan pengembangan sistem informasi yang bertujuan untuk mencapai kepuasan pemakai informasi tersebut. 2.2.9. Teori yang Melandasi Pengaruh Kompleksitas Sistem Terhadap Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Teori yang melandasi hubungan antara kompleksitas sistem terhadap kepuasan pemakai adalah toeri sikap dan perilaku theory of attitude and behavior yang dikembangkan oleh Triandis 1980 yang menyatakan bahwa pemanfaatan komputer personal atau PC personal computer oleh pemakai yang memiliki pengetahuan di lingkungan yang dapat memiliki optional dipengaruhi oleh afeksinya affect terhadap pemanfaatan PC. Menurut Robbins yang memandang organisasi terdiri dari sub sistem yang membutuhkan koordinasi, komunikasi dan kontrol agar dapat efektif. Seseorang dengan jabatan manajemen membutuhkan informasi yang sangat komplek sehingga memerlukan sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhannya karena apabila tidak didukung oleh sistem informasi yang baik maka manajer tersebut tidak dapat mengambil keputusan yang akurat sehingga kepuasan pemakai tidak dapat terpenuhi. Kesimpulan dari penjelasan di atas adalah pemanfaatan sistem informasi tergantung kebutuhan akan informasi tersebut, semakin tinggi jabatan seseorang maka membutuhkan informasi yang semakin kompleks untuk itu diperlukan sistem yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut, karena apabila didukung oleh sistem informasi yang baik maka manajer tersebut dapat mengambil keputusan yang akurat sehingga kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi dapat terwujud. 2.2.10.Teori yang Melandasi Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Teori yang melandasi hubungan antara struktur organisasi terhadap kepuasan pemakai adalah Teori Kontingensi. Menurut Wilkinson 1993:47, organisasi formal disusun berdasarkan asas-asas yang berlaku. Salah satu prinsip yang banyak dianut dewasa ini, disebut Teori Kontigensi, mengatakan bahwa setiap perusahaan tunduk pada seperangkat kondisi yang khas; karena, struktur organisasi tiap-tiap perusahaan bergantung pada kondisi tertentu jenis industri, kewajiban hukum, proses-proses intern, dsb yang dihadapi oleh perusahaan itu. Namun demikian, kebanyakan prinsip yang digunakan didasarkan pada teori organisasi klasik atau tradisional. Prinsip-prinsip ini meliputi wewenang, kesatuan komando, rentang manajemen, dan pembagian tugas. 1. Wewenang adalah kekuasaan manajer untuk menuntut kepatuhan. Wewenang ini didelegasikan ketingkat manajerial yang rendah, seperti manajer yang berada tiga tingkat dibawah direktur utama. 2. Kesatuan komando mengacu pada jalur wewenang yang jelas, dimana setiap orang melapor hanya kepada seorang atasan. Bila prinsip ini dilanggar maka kekacauan akan terjadi. 3. Rentang manajemen disebut juga rentang kendali, mengacu pada jumlah bawahan yang melapor kepada seorang atasan. Dalam pratiknya rentang manajemen berbeda-beda. 4. Pembagian kerja mengacu pada segmentasi operasi dengan membagi-bagi pekerjaan, perusahaan memperoleh dua manfaat: a. Memungkinkan spesialisasi karyawan dan manajer. b. Membantu perusahaan melakukan pengendalian yang lebih efektif atas berbagai operasi kegiatan. Setiap perusahaan pasti memiliki struktur yang mengatur tugas dan wewenang, seorang pemimpin atau manajer bertanggung jawab atas semua aktivitas perusahaan sedangkan bawahan atau karyawan bertanggung jawab terhadap tugas masing-masing dimana ia berada, kesemua bagian tersebut memerlukan sistem informasi yang berbeda-beda, agar dapat mencapai tujuan yang sama yaitu tujuan perusahaan maka dari itu bagian pengembangan informasi hendaknya dapat membuat sistem informasi yang dapat mendukung terciptanya komunikasi antara pimpinan dan bawahan yang ada dalam struktur organisasi. Kesimpulan dari uraian diatas adalah agar suatu kelompok bisa mencapai tujuan-tujuan yang hendak dicapai, maka harus terdapat suatu pertukaran yang positif diantara pemimpin dan pengikut-pengikutnya, komunikasi antar bagian yang ada dalam struktur organisasi dapat tercipta apabila sistem informasi yang digunakan mendukung komunikasi tersebut sehingga kepuasan pemakai dapat tercapai.

2.3. Kerangka Pikir

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PEMAKAI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (Studi Pada Minimarket Di Kabupaten Ciamis)

0 3 22

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PEMAKAI AKHIR SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pemakai Akhir Sistem Informasi Akuntansi (Studi Empiris Pada Bank Perkreditan Rakyat Di Kota Surakarta).

0 3 15

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PEMAKAI AKHIR SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pemakai Akhir Sistem Informasi Akuntansi (Studi Empiris Pada Bank Perkreditan Rakyat Di Kota Surakarta).

0 2 19

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PEMBERIAN KREDIT SIMPAN PINJAM PADA NASABAH DI KOPERASI WANITA SETIA BHAKTI WANITA SURABAYA.

2 7 90

BEBERAPA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAAN PEMAKAI DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. BANYU BIRU INOVA.

1 1 95

TAP.COM - ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN ... 22245 47675 1 PB

1 4 3

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PEMAKAI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK

0 0 13

ANALISIS GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA KOPERASI (PENDEKATAN SISTEM INFORMASI STUDI KASUS KOPERASI SETIA BHAKTI WANITA di SURABAYA)

0 0 18

KATA PENGANTAR - ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PEMAKAI DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA KOPERASI SETIA BHAKTI WANITA DI SURABAYA

1 3 17

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PEMBERIAN KREDIT SIMPAN PINJAM PADA NASABAH DI KOPERASI WANITA SETIA BHAKTI WANITA SURABAYA

0 0 13