BEBERAPA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAAN PEMAKAI DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. BANYU BIRU INOVA.

(1)

BEBERAPA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAAN PEMAKAI DALAM PENGEMBANGAN SISTEM

INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. BANYU BIRU INOVA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Untuk Menyusun Skripsi S-1 Jurusan Akuntansi

Oleh :

GADING KAMANDANU JATI 0513315052 / FE / AK

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

2009

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(2)

SKRIPSI

BEBERAPA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAAN PEMAKAI DALAM PENGEMBANGAN SISTEM

INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. BANYU BIRU INOVA

Yang diajukan

GADING KAMANDANU JATI 0513315052 / FE / AK

disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Dra. Ec. Tituk Diah W. MAKs Tanggal………

Mengetahui Wakil Dekan I

Drs. Rahman A. Suwaidi, MS NIP. 19600330 198603 1001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(3)

SKRIPSI

BEBERAPA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAAN PEMAKAI DALAM PENGEMBANGAN SISTEM

INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. BANYU BIRU INOVA

Disusun Oleh:

GADING KAMANDANU JATI 0513315052 / FE / AK

Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Pada tanggal 9 Desember 2012

Pembimbing Utama : Tim Pengguji : Ketua

`

Dra. Ec. Tituk Diah W. MAKs Drs. Ec. Saiful Anwar, M.Si Sekretaris

Dra. Ec. Tituk Diah W. MAKs

Anggota

Drs. Ec. Muslimin, M.Si

Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

DR. Dhani Ichsanuddin Nur, MM NIP. 030 202 389

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(4)

i

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala berkat dan rahmat-Nya yang dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”BEBERAPA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAAN PEMAKAI DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. BANYU BIRU INOVA”

Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur

Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala ketulusan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar – besarnya kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. R. Teguh Soedarto, MP. , selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin. N, MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi., selaku Ketua Progdi Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteram” JawaTimur.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(5)

ii

meluangkan waktu dan tenaganya dalam memberikan bimbingan. Terima kasih atas segala saran, motivasi, dan bimbingannya selama penyusunan skripsi ini.

5. Segenap tenaga pengajar, staff, dan karyawan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

6. Kedua orang tua terima kasih atas segala doa, kasih saying, dukungan, dan

bantuannya secara moril maupun materil yang telah diberikan selama ini. Penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka dengan segala kerendahan hati penulis memohon kepada seluruh pihak untuk memberikan kritik dan saran membangun agar dalam penulisan yang selanjutnya dapat lebih baik dan bermanfaat bagi yang memerlukan.

Surabaya, November 2011 Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(6)

i

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR... x

ABSTRAKSI... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... 7

2.2 Landasan Teori ... 8

2.2.1 Dukungan Manajemen Puncak ... 8

2.2.1.1. Pengertian Manajemen ... 8

2.2.1.2. Fungsi Manajemen ... 8

2.2.1.3. Tingkatan Manajemen... 9

2.2.1.4. Manajemen Puncak Dan Sistem Informasi ... 11

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(7)

ii

2.2.1.6. Teori Pendukung Dukungan ... 13

2.2.1.7. Hubungan Dukungan Manajemen Puncak Dengan Kepuasan Pemakai... 14

2.2.2 Komunikasi Pemakai Pengembang ... 15

2.2.2.1. Pengertian Komunikasi ... 15

2.2.2.2. Tingkatan Komunikasi ... 16

2.2.2.3. Unsur-Unsur Komunikasi Dalam Organisasi... 16

2.2.2.4. Pengertian Komunikasi Pemakai- Pengembang ... 17

2.2.2.5. Perlunya Komunikasi Pemakai Pengembang Dalam Pengembangan Sistem Informasi ... 18

2.2.2.6. Teori ERG ... 19

2.2.2.7. Hubungan Komunikasi Pemakai Pengembang Dengan Kepuasan Pemakai .... 21

2.2.3 Partisipasi Pemakai ... 22

2.2.3.1. Pengertian Partisipasi ... 22

2.2.3.2. Jenis-Jenis Partisipasi Pemakai ... 23

2.2.3.3. Teori Y Dari Mc Gregor Sebagai Teori Pendukung Partisipasi ... 24

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(8)

iii

2.2.4 Sistem Informasi ... 26

2.2.4.1 Pengertian Sistem... 26

2.2.4.2 Pengertian Informasi ... 27

2.2.4.3 Sifat-Sifat Informasi... 27

2.2.4.4 Pengertian Sistem Informasi ... 28

2.2.4.5 Siklus Pengembangan Sistem Informasi ... 29

2.2.4.6 Tipe-Tipe Informasi Yang Dibutuhkan Oleh Setiap Tingkatan Manajemen... 32

2.2.4.7 Pengguna-Pengguna Informasi ... 33

2.2.4.8 Fungsi-Fungsi Yang Dijalankan Oleh Sistem Informasi ... 34

2.2.5 Kepuasan Pemakai... 35

2.2.5.1 Pengertian Kepuasan Pemakai ... 35

2.2.5.2 Teori Pendukung Kepuasan Pemakai... 35

2.2.5.3 Pentingnya Kepuasan Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi... 35

2.3 Kerangka Pikir ... 37

2.4 Hipotesis ... 38

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(9)

iv

3.1.1 Definisi Operasional ... 39

3.1.2 Pengukuran Variabel ... 40

3.2 Teknik Penentuan Sampel ... 43

3.3 Teknik Analisis ... 45

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 52

4.1.1. Sejarah Bisnis dan Awal Berdirinya Bisnis Perusahaan . 52 4.1.2. Strategi Usaha ... 54

4.1.3. Pemasaran ... 55

4.2. Deskripsi Hasil Analisis ... 56

4.3. Uji Kualitas Data ... 60

4.3.1. Uji Validitas ... 60

4.3.2. Uji Reliabilitas ... 65

4.3.3. Uji Normalitas ... 65

4.4. Analisis dan Uji Hipotesis ... 67

4.4.1. Persamaan Regresi Linier Berganda... 67

4.4.2. Uji Asumsi Klasik ... 68

4.4.3. Uji Hipotesis ... 70

4.5.1. Implikasi Penelitian ... 74

4.5.2. Keterbatasan Penelitian ... 74

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(10)

v

5.2. Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(11)

vi

Tabel 4.1 : Distribusi Frekuensi Variabel Dukungan Manajemen Puncak .... 57

Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Variabel Komunikasi Pemakai Pengembang 58 Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi Variabel Partisipasi Pemakai ... 59

Tabel 4.4 : Distribusi Frekuensi Variabel Kepuasan Pemakai ... 60

Tabel 4.5 : Hasil Uji Validitas Pada Variabel Dukungan Manajemen Puncak Putaran Ke-1 ... 61

Tabel 4.6 : Hasil Uji Validitas Pada Variabel Dukungan Manajemen Puncak Putaran Ke-2 ... 61

Tabel 4.7 : Hasil Uji Validitas Pada Variabel Komunikasi Pemakai Pengembang ... 62

Tabel 4.8 : Hasil Uji Validitas Pada Variabel Partisipasi Pemakai Putaran Ke-1 ... 63

Tabel 4.9 : Hasil Uji Validitas Pada Variabel Partisipasi Pemakai Putaran Ke-2 ... 63

Tabel 4.10: Hasil Uji Validitas Pada Variabel Kepuasan Pemakai Putaran Ke-1 ... 64

Tabel 4.11: Hasil Uji Validitas Pada Variabel Kepuasan Pemakai Putaran Ke-2 ... 64

Tabel 4.12 : Hasil Uji Reliabilitas ... 65

Tabel 4.13 : Hasil Uji Normalitas ... 66

Tabel 4.14 : Hasil Uji Normalitas Pada Residual ... 66

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(12)

vii

Tabel 4.17 : Hasil Korelasi Rank Spearman ... 70 Tabel 4.18 : Nilai Fhitung ... 70 Tabel 4.19 : Hasil Uji t ... 71

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(13)

viii

Gambar 1. Tingkatan Dalam Manajemen ... 11

Gambar 2 : Komunikasi ... 15

Gambar 3. Perubahan Data Menjadi Transformasi... 27

Gambar 4. Kerangka Pikir Penelitian... 38

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(14)

SURABAYA

Oleh

Gading Kamandanu Jati

ABSTRAK

Pengembangan sistem informasi adalah tugas kreatif dan harus menghasilkan manfaat ekonomis bagi perusahaan PT. Banyu Biru Inova yang bergerak dalam bidang jasa. Dalam menjalankan kegiatan operasinya, PT. Banyu Biru Inova, menggunakan sistem informasi akuntansi yang berbasis komputer. Dengan komputerisasi tersebut diharapkan informasi yang dihasilkan dapat diandalkan, akurat, tepat waktu, dan berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis adanya pengaruh dukungan manajemen puncak, partisipasi pemakai, komunikasi pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi terhadap kepuasaan pemakai di PT. Banyu Biru Inova

Populasi penelitian ini adalah manajer dan kepala bagian yang ikut andil dan berperan penting dalam pengambilan keputusan yang ada di kantor PT. Banyu Biru Inova Surabaya yang berjumlah 15 orang manajer, teknik yang digunakan adalah sensus. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda untuk menjawab perumusan masalah, hipotesis dan tujuan penelitian.

Hasil analisis regresi linier berganda menyimpulkan bahwa penelitian yang menyatakan “diduga bahwa dukungan manajemen puncak, komunikasi pemakai pengembang dan partisipasi pemakai berpengaruh terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi” teruji kebenarannya.

Kata Kunci : Dukungan Manajemen Puncak, Komunikasi Pemakai Pengembang, Partisipasi Pemakai dan Kepuasan Pemakai

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengembangan sistem informasi yang sesuai memerlukan perpaduan dari berbagai pengetahuan tentang sistem komputer, sistem informasi, dan pengetahuan tentang bagaimana merancang dan menerapkan sebuah sistem informasi, serta bagaimana memperoleh sistem komputer yang diperlukan. Hal ini menyebabkan dibutuhkannya suatu sisitem informasi yang memadai. Sistem ini harus dapat menangkap, mencipta, dan memanipulasi informasi internal dan eksternal secara efektif, sehingga manajemen memiliki pengetahuan untuk mendektesi terjadinya perubahan kondisi yang membutuhkan tanggapan strategis.

Pengembangan sistem informasi diyakini merupakan upaya strategis perusahaan untuk meningkatkan kinerja sekaligus memposisikan diri di papan atas dalam suatu persaingan. Sistem informasi telah menjadi bagian strategis perusahaan untuk mencapai posisinya. Dalam perkembangannya sistem informasi tidak lagi hanya berperan sebagai fungsi pendukung atau suppoter dalam operasi perusahaan namun lebih berperan sebagai penampung atau enabler bagi perusahaan untuk memperoleh keuntungan kompetitif.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(16)

Keterlambatan waktu pelaporan, akurasi, dan reabilitas data merupakan masalah yang menyebabkan tidak memadainya laporan informasi. Masalah ini biasanya terjadi di negara berkembang, terutama di Indonesia. Komputerisasi sistem informasi merupakan suatu alternatif yang dapat mengatasi masalah tersebut. Keunggulan penggunaan sistem informasi yang berbasis komputer, antara lain dapat memproses sejumlah transaksi dengan cepat dan terintregrasi, dapat menyimpan data dan mengambil data dalam jumlah yang besar, dapat mengurangi kesalahan matematis, menghasilkan laporan dengan tepat waktu dalam berbagai bentuk, serta dapat menjadi alat bantu pengambilan keputusan.

Fungsi sistem informasi dalam suatu organisasi adalah sebagai alat Bantu pencapaian tujuan melalui penyedia informasi. Peranan paling penting dalam organisasi tetaplah manusia sebagai penentu keputusan. Peranan teknologi dalam suatu sistem informasi, pada intinya adalah sistem informasi sebagai pengganti kerja manusia. Dan dalam pengembangan sistem hal penting yang harus diperlihatkan adalah faktor manusia.

Dalam tahap perencanaan dan perancangan sistem informasi seharusnya lebih, memperhatiklan faktor manusia tersebut, sebab seandainya dalam tahapan tersebut yang diperhatikan adalah peran teknologinya saja, maka akan muncul permasalahan baru dari faktor manusia tersebut seperti timbulnya ketidakpuasan dalam pekerjaan yang tentu saja akan sangat merugikan organisasi tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(17)

Manajer puncak suatu perusahaan adalah para eksekutif pada puncak organisasi perusahaan yang bertanggung jawab atas kelangsungan hidup dan kesuksesan perusahan. Dalam suatu perusahaan besar, manajer puncak dapat menjadi penyusun strategi, pembangun organisasi dan pemimpin personal. Disamping itu manajer puncak tidak hanya berfungsi sebagai pemberi perintah tetapi berfungsi sebagai mediator dan motivator yang baik yang mempunyai kecakapan dalam pendidikan dan motivasi karyawan serta mengevaluasi kerja mereka. Mengingat perannya yang sangat penting sebagai penyusun strategi perusahaan, dukungan manajemen puncak merupakan faktor yang penting dalam penerapan teknologi informasi dan berpengaruh pada kesuksesan pengembangan sistem informasi dan lebih khusus lagi pada perencanaan sistem informasi.

Dukungan dan keterlibatan manajemen puncak ini memegang peranan yang penting dalam setiap siklus pengembangan sistem dan keberhasilan implementasi sistem informasi. Dukungan tersebut penting tidak hanya alokasi sumber daya yang diperlukan untuk pengembangan tersebut, namun penting bagi strong signal bagi karyawan bahwa perubahan yang dilakukan merupakan suatu yang penting. Selain itu juga memiliki kekuatan dan pengaruh untuk mensosialisasikan pengembangan sistem informasi, yang memungkinkan pemakai untuk berpartisipasi dalam setiap tahap pengembangan sistem dan ini akan berpengaruh pada kepuasan pemakai, oleh karena itu, partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem akan meningkat dengan adanya dukungan dari

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(18)

manajemen puncak. Selain dengan adanya dukungan manajemen puncak, komunikasi pemakai juga dapat mempengaruhi kepuasan pemakai. Hubungan ini perlu dilakukan pada fase proses pengembangan sistem informasi yang berbeda-beda. Apabila pemakai berkomunikasi secara efektif akan memudahkan pertukaran informasi yang sangat penting sekali bagi penentuan kebutuhan sistem dan keberhasilan usaha pengembangan sistem informasi. Struktur organisasi perusahaan baik desentralisasi atau sentralisasi juga akan mempengaruhi tingkat kebutuhan akan informasi yang perlu disediakan dalam suatu perusahaan. Perbedaan struktur organisasional akan mengakibatkan terjadinya perbedaan dalam kebutuhan akan informasi karena tugas dan tanggung jawab yang dihadapi berbeda

Pengembangan sistem informasi adalah tugas kreatif dan harus menghasilkan manfaat ekonomis bagi perusahaan PT. Banyu Biru Inova yang bergerak dalam bidang jasa. Dalam menjalankan kegiatan operasinya, PT. Banyu Biru Inova, menggunakan sistem informasi akuntansi yang berbasis komputer. Dengan komputerisasi tersebut diharapkan informasi yang dihasilkan dapat diandalkan, akurat, tepat waktu, dan berkualitas.

Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada para seksi dan subseksi PT. Banyu Biru Inova, peneliti menemukana bahwa mereka kurang puas dengan sistem informasi yang dihasilkan. Hal ini disebabkan oleh informasi yang dihasilkan kurang sesuai dengan keinginan mereka dalam hal laporan atau tampilan, peralatan yang masih kurang lengkap dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(19)

dokumentasi. Serta laporan yang dihasilkan masih menimbulkan salah penafsiran bagi beberapa kepala seksi dan subseksi.

Kepuasan pemakai adalah hal yang sangat penting dalam proses pengembangan sistem informasi. Karena tujuan dari sistem informasi adalah memenuhi kebutuhan pemakai akan informasi yang mereka perlukan.

Dan penelitian mengenai pengaruh dukungan manajemen puncak, partisipasi, komunikasi terhadap kepuasan pemakai juga pernah dilakukan (Setianingsih dan Indriantoro, 1998). Hasil penelitian tersebut menunjukan adanya pengaruh yang positif antara manajemen puncak dan partisipasi pemakai terhadap kepuasan pemakai, sedangkan komunikasi pemakai tidak berpengaruh langsung terhadap kepuasan pemakai begitu juga dengan penelitian yang dilakukan (Ratih Dwi Lestari, 2006 ) mempunyai pengaruh yang positif antara dukungan manajemen puncak, partisipasi dan komunikasi terhadap kepuasan pemakai. Sesuai dengan latar belakang yang telah dikemukakan dan fenomena yang terjadi pada lingkungan perusahaan maka hal tersebut menarik peneliti untuk mengadakan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasaan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi pada PT. Banyu Biru Inova”

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(20)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukan diatas dapat dirumuskan sebagai berikut :

“Apakah dukungan manajemen puncak, partisipasi pemakai, komunikasi pemakai berpengaruh terhadap kepuasan pemakai dalam kefektifan pengembangan sistem informasi akuntansi”.

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukan diatas, secara garis besar penelitian ini bertujuan untuk menganalisis adanya pengaruh dukungan manajemen puncak, partisipasi pemakai, komunikasi pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi terhadap kepuasaan pemakai di PT. Banyu Biru Inova.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapakan dapat menjadi masukan bagi perusahaan tentang perlunya pengembangan sistem informasi pada perusahaan.

b. Bagi Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian dapat sebagai acuan bagi penelitian dimasa yang akan datang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan adalah :

No. Nama Variabel Uji

1. Lau (2004) Dukungan manajemen puncak,

komunikasi pemakai pengembang, kompleksitas tugas, kompleksitas sistem dan pemakai, partisipasi, kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi

Uji moderating

2. Purnamasari. (2004)

Komunikasi Pemakai, Partisipasi, Dukungan Manajamen Puncak, Kompleksitas Sistem, Struktur Organisasi

Uji moderating

3. Jati (2010) Dukungan manajemen puncak,

partisipasi pemakai, komunikasi pemakai, kepuasan pemakai dalam kefektifan pengembangan sistem informasi akuntansi

Uji Regresi Linier Berganda

(sumber terdahulu)

Adapun hubungan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan saat ini adalah meneliti mengenai pengaruh dukungan manajemen puncak, komunikasi pemakai-pengembang, partisipasi pemakai serta kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi. Perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan saat ini adalah


(22)

penelitian terdahulu meneliti tentang moderating variable, sedangkan pada penelitian yang dilakukan saat ini tidak meneliti mengenai moderating variable melainkan mengenai pengaruh dukungan manajemen puncak, komunikasi pemakai-pengembang dan partisipasi pemakai terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi dengan uji regresi linier berganda, sehingga penelitian ini bukan merupakan replikasi dari penelitian terdahulu karena terdapat perbedaan seperti dikemukakan diatas.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Dukungan Manajemen Puncak 2.2.1.1. Pengertian Manajemen

Menurut Manulang (1996 : 15) manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.

Sedangkan menurut Terry seperti yang dikutip oleh Djati dan Jhon (1992: 3), manajemen lebih menekankan pada segi proses yaitu “manajemen adalah soal proses tertentu yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan penggunaan setiap ilmu dan seni bersama-sama dan selanjutnya menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan”.

Dari pendapat kedua ahli di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah kegiatan pengaturan dan penggunaan berbagai sumber daya (manusia, keuangan, peralatan dan lain-lain) untuk mencapai tujuan


(23)

organisasi dengan melaksanakan lima fungsi manajemen yaitu planning, organizing, staffing, directing, controlling.

2.2.1.2. Fungsi Manajemen

Menurut Komaruddin (1993 : 2) ada lima fungsi manajemen yaitu :

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah penetapan tujuan, policy, prosedur, budget dan program dari suatu organisasi.

b. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian adalah suatu proses manajemen yang menyebabkan orang, fungsi dan faktor jasmaniah dapat bekerja sama untuk membentuk satuan yang dapat di pimpin dan diawasi. Selepas perencanaan manager menetapkan dengan pasti kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan kemudian mengelompokkan kegiatan-kegiatan tersebut menjadi satuan-satuan kerja.

c. Pembimbingan (Staffing).

Pembimbingan adalah suatu kegiatan yang mengupayakan agar satuan-satuan dalam organisasi dapat bergerak bersama-sama menuju sesuatu yang telah dihajatkan. Kegiatan ini memanfaatkan segala saluran yang telah ditetapkan oleh kegiatan pengorganisasian.

d. Pengoordinasian (Directing)

Pengoordinasian mengandung kerja sama dan partisipasi. Kerja sama yang dimaksud adalah kerja sama antara berbagai kegiatan yang merupakan bagian dari kesatuan usaha yang dilaksanakan. Koordinasi


(24)

adalah segala usaha yang diperlukan tertuju kepada tujuan bersama tanpa tumpang tindih kegiatan yang menyebabkan penghamburan pekerjaan. Setiap pengoordinasikan yang baik senantiasa membutuhkan kerja sama yang baik pula.

e. Pengawasan (Controlling)

Kegiatan pengawasan selebihnya ialah membandingkan atau

menilai dengan cara membandingkan ukuran bahu yang diakui dengan kedudukan pekerjaan nyata. Kegiatan ini berakhir pada tindakan perbaikan apabila terdapat sesuatu yang dipandang perlu diperbaiki.

2.2.1.3. Tingkatan Manajemen

Dalam suatu perusahaan selalu ada beberapa tingkatan manajemen. Tingkatan tersebut adalah sebagai berikut (Handoko, 1997: 17) :

1. Manajemen Puncak (Top Level Management)

Manajemen puncak bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen organisasi. Sebutan khas bagi manajer puncak adalah direktur, kepala divisi, dan lain-lain.

2. Manajemen menengah (Middle Management)

Para manajer menengah membawahi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan para manajer lainnya dan kadang-kadang juga karyawan operasional. Sebutan lain bagi manajer menengah adalah manajer departemen, kepala pengawas, dan lain-lain.


(25)

3. Manajemen Lini Pertama (First Line Management)

Tingkatan paling rendah dalam suatu organisasi yang memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional. Bertanggung jawab langsung dalam proses produksi atau pemberian jasa. Para manajer ini sering disebut kepala, mandor dan penyelia (supervisor).

Gambar 1. Tingkatan Dalam Manajemen

Sumber : Handoko, 1997, Manajemen, BPFE Yogyakarta, Hal. 17

2.2.1.4. Manajemen Puncak dan Sistem Informasi

Para manajer sering mengalami kesulitan dalam menggunakan teknologi informasi yang ada. Banyak para manajer puncak juga tidak sanggup untuk mengatasi masalah dalam kegiatan pemrosesan informasi dalam organisasi. Kerangka kerja manajemen sangat penting dalam perencanaan proses, pengembangan struktur organisasi dalam pemrosesan, identifikasi dan pengembangan penggunaan baru, pengoperasian sistem,

Manajemen Puncak

Manajemen Menengah


(26)

pengidentifikasian kebutuhan peralatan dan pegawai. Tujuan dari kerangka kerja adalah untuk membantu manajemen puncak dalam menentukan pokok persoalan mengenai proses informasi oleh karena itu organisasi dapat mengembangkan suatu mekanisme yang melibatkan pemakai dan sistem kepegawaian untuk :

1. Mengatur kebijaksanaan dan peninjau rencana.

2. Memilih alternatif untuk pelaksanaannya. 3. Berpartisipasi dalam perencanaan suatu sistem.

2.2.1.5. Peranan Manajemen Puncak Dalam Pengembangan Sistem Informasi

Menurut Cushing (1983 : 312), peranan manajemen puncak bila dihubungkan denga fungsi sistem meliputi bidang-bidang perencanaan, penetapan kebijaksanaan, review pelaksanaan dan pengambilan keputusan.

Manajemen tingkat atas harus membuat rencana tujuan akhir (goal) yang

menyeluruh dan sasaran antara (objective) dari organisasi dan mengidentifikasikan apa yang dianggap sebagai kunci faktor keberhasilan dalam operasi organisasi agar dapat memberikan petunjuk dan pengarahan pada aktivitas sistem. Manajemen tingkat atas harus mereview rencana sistem jangka panjang dan berusaha untuk mengintegrasikan rencana tersebut dengan usaha perencanaan jangka panjang yang menyeluruh dari organisasi. Manajemen tingkat atas harus berpartisipasi dalam keputusan besar yang berhubungan dengan fungsi sistem, termasuk penerimaan personil penting, perolehan/pembelian peralatan besar dan seleksi


(27)

proyek-proyek sistem yang besar. Review pelaksanaan departemen sistem, personil manajemen yang mempunyai posisi penting dan proyek pengembangan sistem yang besar merupakan peranan penting lainnya dari manajemen tingkat atas. Penetapan kebijaksanaan yang berkaitan dengan seleksi proyek, penetapan harga jasa-jasa komputer, struktur organisasi dan jenjang karir personil sistem juga penting.

Manajemen puncak kemungkinan besar adalah merupakan kelompok yang sangat menaruh perhatian terhadap keefektifan sistem informasi. Kelompok inilah yang mengarahkan berbagai sumber daya untuk proses pengembangan, perawatan, operasional sistem dan bertanggung jawab terhadap hasil sistem tersebut.

Manajemen puncak bertanggung jawab terhadap fungsi perencanaan jangka panjang organisasi. Manajemen puncak mengembangkan tujuan yang bersifat luas dan kooperasional untuk memandu kegiatan operasional dan organisasi yang bersangkutan. Masing-masing subsistem akan mengumpulkan proposal program untuk jangka panjang. Kemudian proposal tersebut akan dievaluasi oleh komisi anggaran (komisi ini beranggotakan manajemen puncak) tentang kemungkinan pengimplementasian sistem yang diajukan. Selanjutnya program tersebut akan direview secara otodidak oleh komisi anggaran dan keputusan akan dibuat sehubungan dengan dilanjutkan atau tidaknya program tersebut.


(28)

 Teori Kelompok

Teori kelompok dalam kepemimpinan ini dasar perkembangannya berakar pada psikologi sosial. Teori yang dikembangkan oleh Filley, House dan Kerr (1976) menyatakan supaya kelompok bisa mencapai tujuannya, maka harus terdapat suatu pertukaran yang positif diantara pemimpin dan pengikutnya. Teori ini juga menunjukkan bahwa para pemimpin yang memperhitungkan dan membantu pengikutnya mempunyai pengaruh yang positif terhadap sikap, kepuasan dan pelaksanaan kerja. Bentuk bantuan yang diberikan oleh pemimpin dapat berupa dukungan pimpinan kepada bawahan.

Bila manajemen puncak memberikan dukungan penuh dalam pengembangan sistem informasi dan dukungan tersebut dapat diterima oleh pemakai informasi, maka akan memberikan kepuasan terhadap pemakai informasi tersebut.

2.2.1.7. Hubungan Dukungan Manajemen Puncak Dengan Kepuasan Pemakai

Para pekerja perusahaan biasanya merasa kurang mendapatkan dukungan manajemen puncak maka pekerja tersebut akan berpikir “Jika pihak manajemen puncak tidak mendukung, mengapa saya harus melakukannya”. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pekerja akan lebih senang melakukan pekerjaan mereka (dalam suatu sistem) jika pihak manajemen puncak juga mendukung usaha mereka.


(29)

Dukungan manajemen puncak diantaranya dalam hal penyediaan sumber daya dan pemberian motivasi. Dengan dukungan tersebut para pekerja (pemakai) akan merasa yakin bahwa sistem informasi yang dikembangkan akan terus bisa berjalan dengan lancar sehingga para pemakai akan merasa puas dengan bekerja di dalam lingkungan sistem tersebut.

2.2.2. Komunikasi Pemakai-Pengembang 2.2.2.1. Pengertian Komunikasi

Menurut Gibson, Donelly, Ivancevich (1997, 51) komunikasi adalah pengiriman (transmisi) pemahaman umum melalui penggunaan isyarat (simbol).

Komunikasi adalah menyampaikan informasi dan suatu sumber melalui suatu saluran kepada penerima atau pengguna (Shanon dan Weaver seperti yang dikutip Wilkinson, 1993: 128).

Menurut Goetsch dan Davis (1997 : 2) komunikasi adalah peralihan suatu pesan (informasi, gagasan, emosi, maksud, perasaan atau segala sesuatu) baik yang diterima maupun di pahami.

Dari pendapat ketiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau informasi antara dua orang atau lebih untuk saling memahami suatu makna dengan melibatkan gagasan dan perasaan.


(30)

Sumber : Goetsch dan Davis, 1997, Manajemen Mutu Total, Pearson Education Asia Ptc., dan PT. Prenhallindo, Jakarta, Hal. 2

2.2.2.2. Tingkatan Komunikasi

Tingkatan ini dijelaskan sebagai berikut : (Goetsch dan Davis, 1997: 2)

1. Komunikasi tingkatan satu lawan satu mencakup satu orang

berkomunikasi dengan satu orang lain contohnya percakapan lewat tatap muka.

2. Komunikasi tingkat tim atau unit adalah komunikasi dalam satu

kelompok sebaya.

3. Komunikasi tingkat perusahaan adalah komunikasi di antara kelompok.

Satu pertemuan mencakup berbagai departemen berbeda dalam satu perusahaan adalah suatu peluang bagi komunikasi tingkat perusahaan. 4. Komunikasi tingkat masyarakat (komunitas) terjadi di antara

kelompok-kelompok dalam sebuah perusahaan dan kelompok-kelompok-kelompok-kelompok di luar perusahaan.


(31)

2.2.2.3. Unsur-Unsur Komunikasi Dalam Organisasi

Menurut Gibson, Donnelly dan Ivancevich (1997: 51), unsur-unsur komunikasi ada :

1. Komunikator (orang)

Komunikator dalam sebuah organisasi terdiri dari para manajer, bukan manajer organisasi itu sendiri. Komunikasi dalam organisasi merupakan sarana penting untuk mengkoordinasikan pekerjaan pada bagian-bagian yang terpisah.Setiap komunikator mempunyai pesan, gagasan atau informasi untuk disampaikan kepada seseorang.

2. Persepsi dan Interprestasi

Persepsi adalah kenyataan bagi seseorang, yaitu bagaimana seseorang tersebut memandang pesan yang disampaikan. Di dalam persepsi, seseorang sering kali harus membuat interprestasi.

3. Encoding (Membuat berita dalam Bahasa Sandi).

Bentuk utama encoding adalah bahasa. Fungsi encoding adalah menyediakan bentuk yang dapat mengekspresikan gagasan dan maksud sebagai sebuah pesan.

4. Saluran (Channel)

Fokus manajemen berikut ini menggambarkan beberapa teknologi lebih baru yang digunakan oleh organisasi untuk memberi sarana penyediaan informasi.


(32)

5. Komunikasi tanpa menggunakan kata (non verbal)

Isyarat tanpa kata dapat diinterprestasikan seperti pesan secara verbal kata-kata, contohnya adalah bahasa tubuh.

6. Menerjemahkan Sandi (Decoding)

Decoding adalah istilah teknis untuk peoses pikiran penerima. Penerima menginterprestasikan (decode) pesan dari sudut pengalaman mereka sendiri sebelumnya dan kerangka acuan.

7. Penerima

Komunikasi memerlukan seorang komunikator dan seorang penerima. Komunikasi yang efektif menuntut komunikator mengantisipasi kemampuan decoding dari penerima, untuk mengetahui darimana asal penerima tersebut.

8. Umpan Balik

Proses komunikasi satu arah tidak memungkinkan adanya umpan balik penerima kepada komunikator. Perusahaan perlu mempertimbangkan adanya umpan balik dalam proses komunikasi.

9. Noise

Noise adalah faktor gangguan bila ada, yang dapat mendistorsi pesan yang dimaksud.

2.2.2.4. Pengertian Komunikasi Pemakai Pengembang

Setiap fungsi dapat memandang proyek pengembangan sistem dari sudut pandang masing-masing pihak, dengan asumsi segala sesuatu


(33)

berdasarkan pengetahuan masing-masing. Oleh karena itu diperlukan komunikasi yang lengkap. Komunikasi yang tersamar akan mendorong timbulnya perbedaan persepsi yang di kembangkan.

Definisi dari komunikasi pemakai-pengembang adalah proses penyampaian pesan atau informasi antara pemakai sistem dengan pengembang sistem informasi mulai dari tahap perencanaan sampai tahap implementasi sistem informasi.

Yang dimaksud dengan pemakai di sini adalah pemakai internal yaitu pihak-pihak yang ada dalam lingkungan perusahaan yang menggunakan atau mengambil manfaat dari sistem informasi akuntansi. Yang dimaksud dengan pengembang sistem adalah pihak yang bertanggung jawab untuk mengembangkan sistem informasi, termasuk di dalamnya adalah desainer (system designer), pembangun sistem (System builder) dan spesialis sistem informasi (IS Specialist).

2.2.2.5. Perlunya Komunikasi Pemakai Pengembang dalam Pengembangan Sistem Informasi

Semua personel yang terlibat dalam sistem informasi pasti terdiri dari berbagai macam orang yang berbeda latar belakang, sehingga kemungkinan besar akan menimbulkan berbagai masalah dalam hal sikap dan tanggapan mereka terhadap sistem informasi yang dikembangkan. Banyak perubahan yang akan terjadi jika suatu sistem dikembangkan, dan tidak semua orang akan menerima perubahan tersebut. Problem ini


(34)

cenderung meningkat seiring dengan semakin terotomatisasinya sistem. Untuk mengatasi ini, segala perubahan dan pengembangan yang akan dilakukan haruslah dikomunikasikan kepada seluruh personel yang terlibat dalam sistem tersebut.

Masalah yang hampir serupa adalah mengenai hubungan interpersonal antara orang-orang yang terlibat dalam sistem. Semua personel yang terlibat dalam sistem pasti terdiri dari berbagai latar belakang yang berbeda dalam hal pendidikan, pelatihan, posisinya dalam organisasi dan sikap yang berbeda pula. Sistem akan berjalan dengan sukses jika personel-personel tersebut dapat bekerja sama dengan baik dalam sebuah tim. Sehingga komunikasi antara personel tersebut sangatlah diperlukan untuk menjamin berjalannya sistem dengan sukses.

Rommey dan Steinbart (2000 : 629) mengemukakan bahwa salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan untuk memperkecil reaksi perilaku yang merugikan adalah komunikasi. Menurutnya para pekerja tidak akan mendukung suatu perubahan kecuali kalau alasan dibalik perubahan itu dijelaskan kepada mereka.

2.2.2.6. Teori Pendukung Kepuasan Pemakai-Pengembang Teori ERG

Teori ini berasal dari Clayton Alderfer (1972) yang mengenalkan tiga kelompok inti dari kebutuhan-kebutuhan yaitu: kebutuhan akan


(35)

keberadaan, kebutuhan berhubungan dan kebutuhan untuk berkembang. Diantara ketiga kebutuhan tersebut, yang membentuk keefektifan komunikasi dan kerja sama adalah kebutuhan berhubungan, yaitu suatu kebutuhan untuk menjalin hubungan sesamanya, melakukan hubungan sosial dan kerja sama dengan orang lain. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan interpersonal, yang dapat memberikan kepuasan dalam berinteraksi dalam lingkungan kerja (Thoha, 1992 : 227).

Berdasarkan teori diatas, komunikasi yang efektif diperlukan adanya interaksi dan kerja sama antar individu, sehingga bila interaksi dan kerja sama tersebut dapat berjalan dengan baik dan sesuai harapan maka kepuasan akan tercapai dalam lingkungan kerja. Begitu pula dengan kepuasan pemakai informasi, bila komunikasi antara pemakai dan pengembang berjalan maka kepuasan pemakai akan terwujud.

2.2.2.7. Hubungan Komunikasi Pemakai-Pengembang dengan Kepuasan Pemakai

Romney dan Steinbart (2000: 631) menyatakan bahwa untuk mencegah terjadinya masalah perilaku pemakai adalah salah satunya dengan menjaga agar jalur komunikasi dengan pemakai tetap berjalan dengan lancar. Para manajer dan pemakai harus segera diberikan informasi mengenai perubahan sistem. Mereka harus diberitahu mengenai perubahan apa yang akan terjadi dan mengapa perubahan tersebut dilakukan. Dan


(36)

mereka juga harus diberitahu bagaimana sistem yang baru dapat memberikan mereka keuintungan.

Tujuan dari komunikasi ini adalah membantu karyawan dalam mengenali upaya perusahaan dalam memperbaiki sistem. Bantuan ini bisa memastikan bahwa karyawan tersebut tetap diperlukan dalam upaya pencapaian tujuan dimasa yang akan datang. Komunikasi yang terbuka juga akan mencegah timbulnya berbagai rumor dan salah pengertian.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan komunikasi yang terbuka maka para pemakai akan mengetahui bagaimana sistem yang baru akan mempengaruhi mereka dan pemakai juga akan mengetahui bagaimana posisi mereka selanjutnya dalam sistem yang baru. Sehingga pemakai akan merasakan kepuasan terhadap sistem yang sedang dikembangkan.

2.2.3. Partisipasi Pemakai 2.2.3.1. Pengertian Partisipasi

Menurut Setianingsih (1998 : 195) partisipasi pemakai digunakan untuk menunjukkan keterlibatan personal yang nyata dari pemakai dalam pengembangan sistem informasi, mulai dari tahap perencanaan, pengembangan sampai tahap implementasi sistem informasi.

Sedangkan Bakri dan Hartwick (1994) seperti yang dikutip oleh Restuningdiah (2000 : 121). Istilah user participation dan user involvement berkaitan dengan perilaku dan aktivitas yang dilakukan oleh pemakai dalam

pengembangan sistem informasi. User participation digunakan untuk


(37)

pengembangan sistem informasi, sedangkan user involvemen lebih mengarah pada suatu keadaan psikologis yang subyektif dari individu pada suatu sistem.

2.2.3.3. Jenis – jenis Partisipasi Pemakai

Ada tiga jenis partisipasi pemakai berdasarkan tingkat pengaruh dan kontrol yang diberikan oleh pemakai, yaitu :

a. Partisipasi konsultatif

Dalam partisipasi ini pemakai diajak berunding atau berkonsultasi oleh pengembang dalam menetapkan desain sistem informasi yang baru, walaupun keputusan atas desain sistem terletak pada personel sistem informasi.

b. Partisipasi representatif

Dalam partisipasi ini suatu tim dibentuk dengan perwakilan dari pemakai. Tim ini diberi tanggung jawab mendesain dan mengelola proyek pengembangan sistem.

c. Partisipasi konsensus

Dalam partisipasi ini digunakan pendekatan demokratis, dengan berupaya melibatkan pemakai secara terus – menerus untuk seluruh proses desain sistem.


(38)

2.2.3.4. Teori Pendukung Partisipasi Pemakai  Teori Y dari Mc Gregor

Teori ini dipelopori oleh Mc Gregor (1957) ini diantaranya menyatakan bahwa orang-orang akan mengarahkan dan mengendalikan diri sendiri untuk mencapai tujuan apabila mereka merasa terikat dengan tujuan itu. Dalam kondisi yang sesuai, mereka belajar menerima dan mencari tanggung jawab. (Davis dan Newstrom, 1994 : 162)

Dengan teori diatas maka partisipasi adalah bentuk dari pengarahan dan pengendalian diri sendiri untuk mencapai tujuan. Partisipasi pemakai informasi juga merupakan salah satu bentuk keterlibatan individu dalam kegiatan pengembangan sistem informasi yang berguna untuk mencapai kepuasan pemakai informasi.

2.2.3.5. Hubungan Partisipasi Pemakai Dengan Kepuasan Pemakai

Pengembangan suatu sistem informasi akan menimbulkan perubahan– perubahan dalam cara kerja organisasi secara keseluruhan, yang didalamnya juga terdapat faktor manusia sebagai pemakai sistem. Oleh karena itu pengembangan suatu sistem tidak boleh mengabaikan faktor perilaku manusia sebagai pemakainya. Perancangan sistem harus memasukkan dimensi – dimensi kesesuaian penerimaan teknologi informasi oleh manusia pemakainya, untuk mengurangi sekecil mungkin hambatan yang ada antara manusia dengan sistem informasi yang dikembangkan.


(39)

Untuk mencapai hal tersebut pemakai harus berpartisipasi aktif dalam tahap perancangan sampai tahap penerapan sistem, agar memaksimalkan daya terima pemakai atas sistem yang dikembangkan dan meminimalkan perubahan yang dibawa oleh pemakai setelah sistem diimplementasikan.

Romney dan Steinbart (2000 : 631) mengemukakan bahwa untuk mengatasi masalah perilaku pemakai adalah dengan mendapatkan partisipasi pemakai. Semua pihak yang memakai atau yang dipengaruhi oleh sistem harus berpartisipasi dalam pengembangan sistem dengan cara menyediakan data, memberikan saran dan membantu membuat keputusan. Partisipasi merupakan peningkatan ego.

Bodnar dan Hopwood (2001 : 22) mengemukakan bahwa pihak manajemen, pemakai dan personel sistem adalah penting untuk terlibat dalam tahap desain sistem dan aktifitas – aktifitas selanjutnya dalam sistem informasi. Suatu sistem yang beranggotakan pemakai, analisis dan manajemen perlu dibentuk untuk mengidentifikasi kebutuhan, mengembangkan rincian teknik dan menerapkan sistem yang baru. Masalah–masalah teknik, organisasional dan manajemen akan muncul selama penerapan sistem informasi. Sistem informasi yang baru menciptakan hubungan kerja yang baru antara personel yang ada dalam organisasi, juga mengakibatkan perubahan dalam rincian pekerjaan, dan mungkin perubahan dalam struktur organisasi. Faktor – faktor teknik, perilaku, situasi dan personalia perlu dipertimbangan. Selanjutnya kerja


(40)

sama pemakai terus diperlukan untuik mengoperasikan sistem (misal : memberikan input, memeriksa output).

Dari pendapat kedua ahli diatas dapat disimpulkan bahwa dengan partisipasi pemakai akan meningkatkan penerimaan sistem oleh pemakai, memperkecil hambatan antara pemakai dengan sistem informasi yang dikembangkan, menjaga hubungan kerja antara tiap personel tetap berjalan dengan lancar, kebutuhan pemakai akan lebih tercukupi yang pada akhirnya akan memberikan kepuasan pada pemakai.

2.2.4. Sistem Informasi 2.2.4.1. Pengertian Sistem

Menurut Abdul Halim (1995 : 28) sistem adalah suatu rangkaian kesatuan yang terdiri dari bagian – bagian yang saling terkait dan mempengaruhi yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.

Sistem adalah komponen yang terdiri dari dua atau lebih dan saling berkaitan dan berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu (Romney dan Steinbart, 2000 : 2).

Menurut Wilcoson (19993 : 33) sistem adalah kesatuan yang kompleks yang terdiri dari bagian – bagian yang berbeda yang mempunyai rencana yang sama atau bekerja demi tujuan yang sama dan saling berinteraksi secara teratur atau saling bergantung. Sistem adalah kumpulan dari komponen – komponen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan yang umum, menurut Verzello dan Reuter seperti yang dikutip Jagiyanto (1998: 2).


(41)

2.2.4.1. Pengertian Informasi

Menurut Wilcoson (1993 : 3) informasi terdiri dari data yang telah ditransformasi dan dibuat lebih bernilai melalui pemrosesan.

Informasi adalah data yang diproses lebih jauh sehingga mempunyai arti bagi sipenerima dan mempunyai nilai pengaruh atas tindakan – tindakan, keputusan – keputusan sekarang dan masa datang (Davis dan Olson, 1985 dikutip Halim, 1995 : 29)

Gambar 3. Perubahan Data Menjadi Transformasi

Sumber : Abdul Halim, 1995, Bunga Rampai Sistem

Informasi Akuntansi, BPFE Yogyakarta, Hal. 29

2.2.4.3. Sifat – Sifat Informasi

Informasi menampakkan atribut atau sifat – sifat mempengaruhi

kualitas pengambilan keputusan, sifat – sifat informasi yang penting meliputi hal – hal berikut (Wilcoson, 1993 : 121) :

1. Relevansi

Hubungan natara informasi dan situasi keputusan, serta dengan sasaran perusahaan


(42)

2. Kuantifiabilitas

Sejauh mana informasi dapat dikuantifikasikan (dinyatakan dalam bentuk numerik)

3. Akurasi

Keandalan dan kepresisian informasi

4. Kepadatan

Sejauh mana informasi diringkaskan atau dipadatkan

5. Ketepatan waktu

Kekinian informasi

6. Cakupan

Rentang yang dicakup oleh informasi.

2.2.4.4. Pengertian Sistem Informasi

Menurut Wilcoson (1993 : 4) sistem informasi adalah suatu kerangka kerja dengan mana sumber daya (manusia, komputer) dikoordinasikan untuk mengubah masukan (data) menjadi keluaran (informasi) guna mencapai sasaran – sasaran perusahaan.

Menurut Abdul Halim (1995 : 30) sistem informasi adalah suatu sistem yang mengatur atau memproses data menjadi informasi.


(43)

2.2.4.5. Siklus Pengembangan Sistem Informasi

Sistim informasi berkembang selama masa kehidupan perusahaan. Sistem informasi baru akan menggantikan sistem lama bila sistem lama ini tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan perusahaan yang terus tumbuh dan berubah.

Pengembangan sistim informasi adalah proses modifikasi atau mengubah bagian atau keseluruhan sistem. Setiap proyek pengembangan sistem akan melalui siklus hidup. Pengembangan sistem disebut SDLC

(System Development Life Cycle) karena setiap sistem mempunyai siklus

hidup terbatas, pengembangan sistem mempunyai kegiatan yang bersifat siklus. System Development Life Cycle terdiri dari beberapa tahap. Bodnar dan Hopwood (1995 : 351) membagi System Development Life Cycle menjadi beberapa tahap sebagaimana ditunjukkan dalam tabel berikut ini.

Tabel 1: Tahap-tahap Dalam System Development Life Cycle

General Phase Detailed Phased

Analysis Feasibility Assesment

Information Analysis

Design System Design

Program Development Procedure Development Implementation Conversion

Operation and Maintenance Audit and Review

Sumber : Bodnar dan Hopwood, 1993, Accounting and


(44)

1. Feasibility Assesment

Mendefinisikan secara jelas apa yang harus dilakukan sistem, output apa yang harus dihasilkan, input apa yang harus diterima, bagaimana input data diperoleh, basis data seperti apa yang diperlukan, dan seberapa cepat output harus tersedia. Dalam tahap ini juga dilakukan analisa cost

and benefit dan kelayakan teknis serta menyiapkan rencana

pengembangan. Tahap ini akan menghasilkan dokumen proposal sistem yang berisi seluruh analisis yang telah dilakukan.

2. Informasi Analysis

Pada tahap ini dilakukan pendefinisian sistem secara rinci tentang apa saja yang diperlukan untuk penulisan program komputer bagi sistem yang akan dikembangkan. Tahap ini menghasilkan dokumen kebutuhan sistem yang menyeluruh yang berisi diagram kamus data dan spesifikasi pemakai.

3. Syatem Design

Melibatkan keputusan hardware dan software apa saja yang akan digunakan, mendesain isi dan struktur basis data, dan mendefinisikan modul (program) pembangunan sistem dan bagaimana hubungan antara modul yang satu dengan yang lain. Tahap ini akan menghasilkan dokumen yang menerangkan secara detail bagaimana sistem akan bekerja.


(45)

4. Program Development

Membuat program komputer dan mendesain rinci basis data dan file-file yang digunakan oleh sistem. Setiap modul program yang selesai dibuat akan diuji kebenarannya. Pengujian juga dilakukan setelah program selesai secara keseluruhan.

5. Procedure Development

Menyusun kumpulan dokumen yang terorganisasi yang berkaitan dengan prosedur operasi yang mencakup aplikasi-aplikasi tertentu dan instruksi operasi. Instruksi operasi merupakan pedoman menjalankan program bagi pemakai, personel operasi komputer dan orang lainnya yang terlibat dalam operasi sistem.

6. Coversion

Pengubahan sistem baru mencakup bentuk-bentuk pemotongan dan penggandaan aktivitas pemrosesan. Hal ini dilakukan untuk mengatasi kekurangan dan resiko yang secara potensial dapat merusak sistem baru.

7. Operation and Maintenance

Dalam tahap ini disusun skedul operasi yang berhubungan dengan pemrosesan data perusahaan serta pemeliharaan sistem. Banyak sistem dapat digunakan lama (lebih dari dua puluh tahun), tetapi juga ada sistem yang menjadi usang hanya dalam beberapa tahun saja, sehingga perlu diganti dengan yang baru. Pemeliharaan sistem ini nantinya juga akan mengikuti aliran System Developmeny Life Cycle.


(46)

8. Audit and Review

Menspesifikasikan hakekat setiap audit yang akan dilakukan untuk mengevaluasi operasi sistem serta mengumpulkan dan menelaah tanggapan – tanggapan pemakai dalam sistem setelah sistem dioperasikan.

2.2.4.6. Tipe-Tipe Informasi yang Dibutuhkan oleh Setiap Tingkatan Manajemen

Bodnar dan Hopwood (1993: 3) mengemukakan suatu model karakteristik dari informasi sehubungan dengan beberapa tingkatan yang ada dalam manajemen. Model tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Tipe-tipe Informasi yang Dibutuhkan oleh Setiap Tingkatan Manajemen

Lower Level

Managers

Middle Level `Managers

Top Level Managers Characteristics of

Information

Operation Control

Managemen Control

Strategic Planning

Source Largely Internal External

Scope Well-Defined Narrow

Very Wide

Level of Aggregation Detailed Aggregate

Time Horizon Historical Future

Currency Highly Current Quite Old

Required Accuracy High Low

Frequency of Use Very Frequent Infrequent

Sumber : Bodnar dan Hopwood, 1993, Accounting Information Systems, 5th


(47)

Manajemen tingkat atas umumnya berkepentingan dengan perencanaan strategi jangka panjang dan pengendalian. Laporan akuntansi yang disampaikan pada manajemen tingkat atas terdiri dari item-item yang diringkas dan agregat, seperti laporan penjualan perkuartal berdasarkan produk atau divisi. Manajemen tingkat menengah memerlukan informasi yang lebih detail, seperti laporan penjualan harian atau mingguan berdasarkan produk, karena cakupan kendali mereka lebih sempit. Manajemen tingkat bawah khusus menerima informasi yang hanya berhubungan dengan unit mereka masing-masing, misal total penjualan dari satu departemen.

2.2.4.7. Pengguna - Pengguna Informasi

Menurut Wilcoson (1993 : 8) Informasi dihasilkan oleh sistem informasi perusahaan untuk dimanfaatkan oleh pengguna-pengguna intern maupun ekstern :

1. Pengguna-pengguna Intern

Terdiri dari para manajer dan karyawan perusahaan

2. Pengguna-pengguna Ekstern


(48)

2.2.4.9. Fungsi - Fungsi Yang Dijalankan Oleh Sistem Informasi

Menurut Wilcoson (1993 : 9) meliputi :

1. Pengumpulan data

Tahap penangkapan data (data capture) adalah tahap penarikan data ke dalam sistem. Setelah data di tangkap, data biasanya dicatat pada formulir-formulir yang dinamai dokumen sumber.

2. Pemrosesan data

Tahap validasi dan klasifikasi lebih lanjut dapat dilakukan. Data yang terkumpul dapat diringkas dengan melakukan agregas: terhadap semua transaksi. Data dapat dikelompokkan ke dalam kelompok dokumen yang menyangkut transaksi-transaksi yang sifatnya sama.

3. Manajemen Data

Fungsi manajemen data terdiri dari tiga tahap kunci yaitu menyimpan, pemutakhiran dan pengambilan ulang.

4. Pengendalian dan Keamanan Data

Langkah pengendalian dan tindakan pengamanan lain meliputi otorisasi, laci uang yang terkunci.

5. Penyediaan Informasi

Fungsi ini menempatkan informasi ke tengah pengguna dapat meliputi satu langkah atau lebih.


(49)

6. Prosedur

Adalah rangkaian langkah spesifik yang harus dilalui dalam siklus pemrosesan data.

2.2.5. Kepuasan Pemakai

2.2.5.1. Pengertian Kepuasan Pemakai

Seperti yang dikutip oleh Setianingsih (1998:195), kepuasan

pemakai adalah seberapa jauh pemakai percaya pada sistem informasi yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang mereka butuhkan dan kualitas keputusan sebagai suatu tujuan penting sistem informasi dalam mendukung pembuatan keputusan.

2.2.5.2. Teori Pendukung Kepuasan Pemakai  Teori pemenuhan kebutuhan

Menurut teori ini, kepuasan tergantung pada terpenuhinya atau tidaknya kebutuhan kepuasan itu akan tercapai apabila seseorang mendapatkan apa yang diinginkannya (Mangkunegara, 2001 :121). Dari teori diatas maka informasi yang diperoleh sesuai dengan harapan dan kebutuhan pemakainya, dengan adanya dukungan dan kebijakan perusahaan, maka pemakai informasi tersebut akan merasa puas.


(50)

2.2.5.3. Pentingnya Kepuasan Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi

Kepuasan pemakai mempunyai pengaruh yang potensial dalam tiga

hal yaitu :

1. Pemenuhan tujuan dari departemen MIS. 2. Kualitas semangat kerja dari pemakai. 3. Tingkat kesediaan pemakaian sistem.

Tujuan utama dari departemen MIS dilihat dari sudut pandang

pemakai adalah peningkatan akses terhadap informasi.Dilihat dari sudut pandang departemen MIS,tujuan tersebut salah satunya adalah peningkatan hubungan dengan anggota-anggota dari fungsi-fungsi lain organisasi. Peningkatan hubungan ini bisa mempertinggi kerja sama dalam pengembangan sistem,dengan demikian maka akan memungkinkan realisasi dari tujuan yang bersifat ekonomis.

Kepuasan pemakai juga mempengaruhi kualitas semangat kerja

pemakai.Pekerja yang tidak puas akan merasa pekerjaan yang berhubugan dengan MIS adalah pekerjaan yang tidak menyenangkan.Kepuasan kerja berhubungan dengan perilaki-perilaku yang nyata seperti pergantian karyawan.

2.3. Kerangka Pikir

Berdasarkan landasan teori tersebut,maka dapat dibuatkan


(51)

a. Premis 1

Terdapat hubungan yang signifikan antara partisipasi dan kepuasan pemakai. (Lau, Aplonia, Elfreda, 2004)

b. Premis 2

Partisipasi berpengaruh positif terhadap kepuasan pemakai.(Lau, Aplonia, Elfreda, 2004).

c. Premis 3

Dukungan manajemen puncak yang tinggi secara signifikan akan meningkatkan partisipasi dan kepuasan pemakai. (Setianingsih, Sunarti, 1998)

d. Premis 4

Dukungan manajemen puncak mempunyai pengaruh yang besar terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi. (Suryaningrum, Diah, Hari dan Suhartini, Dwi, 2002).

e. Premis 5

Komunikasi pemakai pengembang berpengaruh positif terhadap kepuasan pemakai .(Setianingsih, Sunarti, 1998).

f. Premis 6

Terdapat hubungan yang signifikan antara partisipasi dan kepuasan kerja.(Lindrianasari)

g. Premis 7

Pengaruh partisipasi dalam pengembangan sistem informasi terhadap kepuasan pemakai cukup besar (Restuningdiah, Nurika, 2000).


(52)

Dari pernyataan diatas maka dapat disusun :

Gambar 4. Kerangka Pikir Penelitian

2.4. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, landasan teori, premis-premis maka

dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

Diduga bahwa dukungan manajemen puncak, komunikasi pemakai pengembang dan partisipasi pemakai berpengaruh terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi.

Dukungan manajemen puncak

X1

Komunikasi pemakai pengembang

X2

Partisipasi pemakai

X3

Kepuasan pemakai

Y


(53)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu satu variabel terikat (dependen variabel) dan tiga variabel bebas (independen variabel).Pola hubungan kedua variabel adalah sebab akibat artinya variabel bebas mempengaruhi variabel terikat.

3.1.1. Definisi Operasional

A. Dukungan manajemen puncak (X1) adalah partisipasi dan keterlibatan

manajemen puncak dalam pengembangan sistem informasi. Partisipasi manajemen puncak dalam hal ini di konsentrasikan pada perilaku eksekutif yang berhubungan dengan perencanaan sistem informasi, pengembangan dan implementasi. Sedangkan keterlibatan manajemen puncak menggambarkan persepsi dan sikap yang berhubungan dalam pengembangan sistem informasi.

B. Komunikasi pemakai pengembang (X2) adalah menunjukkan

kemampuan pengembang dalam berkomunikasi, sehingga pemakai dan pengembang dapat berkomunikasi dengan baik.

C. Partisipasi pemakai (X3) adalah keterlibatan personal yang nyata atau aktivitas pemakai dalam pengembangan sistem informasi mulai dari tahap perencanaan, pengembangan dan implementasi.


(54)

D. Kepuasan pemakai (Y) adalah mengungkapkan keselarasan antara harapan pemakai dan hasil yang diperoleh dari sistem informasi sehubungan dengan partisipasi yang diberikan dalam pengembangan sistem.

Pemakai adalah mereka yang terlibat secara langsung dalam penggunaan unit. Pengembang adalah pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk melaksanakan sistem informasi.

3.1.2. Teknik Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan instrumen yang digunakan oleh Setianingsih (1998) untuk mengukur tingkat partisipasi pemakai, dukungan manajemen puncak, komunikasi pemakai pengembang serta tingkat kepuasan yang dicapai oleh pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi.

A. Dukungan manajemen puncak (X1) adalah partisipasi dan keterlibatan

manajemen puncak dalam pengembangan sistem informasi. Partisipasi manajemen puncak dalam hal ini di konsentrasikan pada perilaku eksekutif yang berhubungan dengan perencanaan sistem informasi, pengembangan dan implementasi. Teknik pengukuran yang digunakan

adalah semantic differential. Dengan 5 item pertanyaan sehingga

menghasilkan data berskala interval. Teknik pengukuran variabel dengan pola:

1 2 3 4 5 6 7


(55)

Jawaban dengan nilai 1 berarti tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan. Nilai 4 merupakan nilai tengah antara sangat setuju dengan sangat tidak setuju. nilai 7 cenderung sangat setuju dengan pernyataan yang diberikan. Kesimpulannya jawaban dengan nilai 1-3 cenderung sangat tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan. Jawaban antara 5-7 berarti cenderung sangat setuju dengan pernyataan yang diberikan.

B. Komunikasi pemakai pengembang (X2) adalah menunjukkan

kemampuan pengembang dalam berkomunikasi, sehingga pemakai dan pengembang dapat berkomunikasi dengan baik. Teknik pengukuran yang

digunakan adalah semantic differential. Dengan 7 item pertanyaan

sehingga menghasilkan data berskala interval.

1 2 3 4 5 6 7

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

Jawaban dengan nilai 1 berarti tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan. Nilai 4 merupakan nilai tengah antara sangat setuju dengan sangat tidak setuju. nilai 7 cenderung sangat setuju dengan pernyataan yang diberikan. Kesimpulannya jawaban dengan nilai 1-3 cenderung sangat tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan. Jawaban antara 5-7 berarti cenderung sangat setuju dengan pernyataan yang diberikan. C. Partisipasi pemakai (X3) adalah keterlibatan personal yang nyata atau

aktivitas pemakai dalam pengembangan sistem informasi mulai dari tahap perencanaan, pengembangan dan implementasi. Teknik


(56)

pengukuran yang digunakan adalah semantic differential. dengan 8 item pertanyaan sehingga menghasilkan data berskala interval.

1 2 3 4 5 6 7

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

Jawaban dengan nilai 1 berarti tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan. Nilai 4 merupakan nilai tengah antara sangat setuju dengan sangat tidak setuju. nilai 7 cenderung sangat setuju dengan pernyataan yang diberikan. Kesimpulannya jawaban dengan nilai 1-3 cenderung sangat tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan. Jawaban antara 5-7 berarti cenderung sangat setuju dengan pernyataan yang diberikan.

D. Kepuasan pemakai (Y) adalah mengungkapkan keselarasan antara

harapan pemakai dan hasil yang diperoleh dari sistem informasi sehubungan dengan partisipasi yang diberikan dalam pengembangan sistem. Teknik pengukuran yang digunakan adalah semantic differential. dengan 6 item pertanyaan sehingga menghasilkan data berskala interval.

1 2 3 4 5 6 7

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

Jawaban dengan nilai 1 berarti tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan. Nilai 4 merupakan nilai tengah antara sangat setuju dengan sangat tidak setuju. nilai 7 cenderung sangat setuju dengan pernyataan yang diberikan. Kesimpulannya jawaban dengan nilai 1-3 cenderung sangat tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan. Jawaban antara 5-7 berarti cenderung sangat setuju dengan pernyataan yang diberikan.


(57)

3.2. Teknik Penetuan Sampel

a. Populasi

Populasi merupakan kelompok subyek / obyek yang memiliki ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok subyek / obyek yang lain, dan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi dari hasil penelitian (Sumarsono, 2002 : 44). Populasi data penelitian ini adalah manajer dan Kepala Bagian yang ikut andil dan berperan penting dalam pengambilan keputusan yang ada di kantor PT. Banyu Biru Inova yang berjumlah 15 orang manajer, yang terdiri dari :

1. Manajer Sumber Daya Manusia,

2. Kepala Seksi Administrasi dan Kepegawaian,

3. Manajer Pemasaran,

4. Manajer Akuntansi,

5. Kepala Seksi Biaya dan Anggaran,

6. Kepala Seksi Administrasi Penjualan,

7. Kepala Bagian Operasi dan Pemeliharaan,

8. Kepala Bagian Promosi,

9. Kepala Bagian Administrasi umum,

10.Kepala Bagian Keuanfan, 11.Kepala Bagian Pergudangan,

12.Kepala Bagian Kepegawaian,

13.Kepala Seksi Penagihan,

14.Kepala Seksi Keamanan,

15.Kepala Seksi Bendahara,

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari sebuah populasi, yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut, karena itu sebuah


(58)

sampel harus merupakan representatif dari sebuah populasi, (Sumarsono, 2002 : 44). Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam peneltian ini adalah teknik sensus karena yang diteliti adalah seluruh populasi yaitu manajer PT. Banyu Biru Inova yang berjumlah 15 orang manajer.

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer merupakan data serta keterangan yang diperoleh secara langsung dari obyek yang diteliti yaitu dengan teknik kuesioner, dengan daftar pertanyaan yang terprogram dan tersetruktur dalam obyek penelitian

3.3.2. Sumber Data

Sumber data yang diambil peneliti dalam penelitian ini berasal dari obyek yang diteliti yaitu Kantor PT. Banyu Biru Inova. Adapun teknik pengumpulan datanya (Nazir, 1988 : 212) dengan menggunakan cara:

1. Wawancara

Pengumpulan data dengan mengadakan wawancara secara langsung dengan petugas, staf ahli yang dapat memberikan penjelasan serta keterangan mengenai masalah yang diteliti.

2. Dokumentasi

Dengan mencatat data-data yang diperlukan yang berasal dari dokumentasi yang dimiliki oleh perusahaan.


(59)

3. Kuesioner

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penelitian dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan yang kemudian diisi oleh responden dengan batas waktu yang ditetapkan oleh peneliti.

4. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap obyek yang akan diteliti, hal ini sangat membantu dalam suatu kegiatan pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis data yang dilakukan dengan metode ilmiah yang hasilnya dapat memberikan suatu kesimpulan yang sangat berguna bagi semua pihak.

3.4. Teknis Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1. Teknik Analisis

Dari hasil pengumpulan data yang dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan model dan alat analisis yang tepat untuk memecahkan masalah penelitian yang sudah dikemukakan sebelumnya.

Bentuk model yang dipilih adalah Regresi Linier Berganda yaitu model yang digunakan untuk menunjukkan pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap variabel terikat. Melalui analisis regresi ini juga dapat dijelaskan bagaimana kontribusi dari masing - masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Bentuk persamaanya sebagai berikut :


(60)

Keterangan :

Y = Kepuasan pemakai (variabel terikat)

X1 = Dukungan Manajemen Puncak (variabel bebas)

X2 = Komunikasi Pemakai - Pengembang (variabel bebas)

X3 = Partisipasi Pemakai (variabel bebas)

a0 = Intercept (nilai Y pada saat X = 0)

a1, a2, a3 = Koefisien Regresi Variabel Bebas

e = Variabel tidak terkontrol (pengganggu) yang mewakili semua

faktor - faktor

3.4.1.1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur itu (kuesioner) mengukur apa yang diinginkan. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut itu dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing-masing butir-butir pertanyaan dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan semua skor pertanyaan.

Apabila korelasi antara skor total dengan skor masing-masing pertanyaan signifikan , maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut mempunyai validitas (Sumarsono, 2002 : 31).

Dasar pengambilan keputusan menurut Santoso (2002:277) :

 Jika r hasil positif, serta r hasil > r tabel, maka butir atau variabel tersebut valid.


(61)

 Jika r hasil tidak positif, serta r hasil < r tabel, maka butir atau variabel tersebut tidak valid.

3.4.1.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah jawaban yang diberikan responden dapat dipercaya atau diandalkan. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur realibilitas dengan uji

statistik Cronbrach Alpha, yaitu dinyatakan dalam nilai  yang dapat

dikatakan reliabel apabila nilai Cronbrach Alpha > 0,60 (Nunnally : 1969, dalam Ghozali, 2001 : 133).

3.4.1.3. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya adalah metode Kolmogorov Smirnov dan metode Shapiro Wilk, dengan mempergunakan program SPSS 10.0 (Sumarsono, 2002 : 40).

Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah :

 Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5%, maka distribusi adalah tidak normal.


(62)

 Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5%, maka distribusi adalah normal.

3.4.1.4. Uji Asumsi Klasik

Persamaan regresi diatas bersifat BLUE (Best Linear Un bias Estimator) artinya koefisien regresi pada persamaan tersebut betul-betul linier dan tidak bias, kondisi ini akan terjadi jika dipenuhi beberapa asumsi, yang disebut asumsi klasik, sebagai berikut :

1. Multikoliniearitas

Persamaan regresi linier berganda diatas diasumsikan tidak terjadi pengaruh antar variabel bebas. Apabila ternyata ada pengaruh linier antar variabel bebas, maka asumsi tersebut tidak berlaku lagi (terjadi bias).

Untuk mendeteksi adanya multikolonieritas dapat dilihat ciri-cirinya sebagai berikut :

a. Koefisien determinasi berganda (R square) tinggi b. Koefisien korelasi sederhananya tinggi

c. Nilai F hitung tinggi (signifikan)

d. Tapi tak satupun (sedikit) diantara variabel bebas yang signifikan

Akibat adanya multikolinier adalah :

1) Nilai standard error (galat baku) tinggi sehingga taraf kepercayaan

(confidence intervalnya) akan semakin melebar. Dengan demikian,


(63)

2) Probabilitas untuk menerima hipotesa Ho diterima (tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat) akan semakin besar ( Awat, 1995 :367 – 375 ).

Identifikasi secara statistik ada atau tidaknya gejala multikolinier dapat dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi

product moment atau Variance inflation Factor (VIF).

VIF = 1 Q – Rj2.

VIF menyatakan tingkat “ pembengkakkan “ varians. Apabila varians lebih besar dari 10. Hal ini berarti terdapat multikolinier pada persamaan regresi linier (Gujarati, 1995 : 339).

2. Heteroskedastisitas

Pada regresi linier nilai nilai residual tidak boleh ada hubungan dengan variabel X. Hal ini bias diidentifikasikasi dengan cara

menghitung korelasi rank Spearman antara residual dengan seluruh

variabel bebas.

Rumus rank Spearman adalah :

 di²

rs = 1 - 6 –––––––– ... ( Gujarati, 1999 : 188 ) N{N ² - 1)

Keterangan :

di = Perbedaan dalam rank antara residual dengan variabel bebas ke- N = Banyaknya data


(64)

3.4.2. Uji Hipotesis

1. Uji Kecocokan Model (Uji F)

Uji F dipergunakan untuk mengetahui kecocokan model variabel bebas terhadap variabel terikat.

2

2

1

) 1 (

hitung F

R k

k n R

 

 (Sudjana, 1992:108) Keterangan:

Fhitung : F hasil perhitungan

R2 : Koefisien determinasi

k : Jumlah variabel independen

n : Jumlah sampel

a. Ho : b1 = b2 = b3 = 0 ; model regresi linier berganda yang dihasilkan tidak cocok untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

H1 : b1  b2  b3  0 ; model regresi linier berganda yang dihasilkan cocok untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

b. Nilai Kritis dalam distribusi F dengan tingkat signifikan () 5% = 0,05 c. Kriteria pengujian yang dipakai dalam uji F adalah :

1. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak dan Hi diterima 2. Jika nilai probabilitas ≥ 0,05, maka Ho diterima dan Hi ditolak


(65)

2. Uji t

Untuk mengetahui signifikan tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan uji t dengan rumus sebagai berikut :

thitung =

) (bi se

bi

... (6)

(Sudjana, 1992 :111). Keterangan :

t hitung : t hasil perhitungan

bi : koefisien regresi

se : standar error

a. Ho : bi = 0 ; tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel

bebas terhadap variabel terikat.

Hi : bi  0 ; terdapat pengaruh yang signifikan variabel bebas

terhadap variabel terikat. b. Tingkat signifikan 5% = 0,05

c. Kriteria pengujian :

1. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak dan Hi diterima 2. Jika nilai probabilitas ≥ 0,05, maka Ho diterima dan Hi ditolak


(66)

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. Sejarah Bisnis dan Awal Berdirinya Bisnis Perusahaan

CV. Banyu Biru didirikan pada tanggal 04 Oktober 1988 yang

kantornya berkedudukan di Jl. Gunung Anyar Harapan Blok ZG - 3 Surabaya. Awal berdirinya CV. Banyu Biru memilih bidang Alat / peralatan keselamatan kerja pemadam kebakaran pasarnya masih terbuka lebar, karena pasar pada saat itu banyak didominasi produksi dari Ex Japan, Australia, Amerika, Malaysia.

CV. Banyu Biru mengawali dengan memasuki pasar dibidang jasa

Pengadaan dan Pengisian Alat / peralatan keselamatan kerja Pemadam Kebakaran, Jasa Instalasi & Pengadaan Fire Hydrant, Jasa Instalasi Fire Alarm tahun 1989 - 1994.

Pada tahun 1995 CV. Banyu Biru mencoba memproduksi tabung Alat Pemadam Kebakaran dengan nama Blue ™ Fire Extinguisher, Blue ™ Fire Hydrant dan Blue ™ Fire Alarm. CV. Banyu Biru dalam memprodusi peralatan tersebut menggandeng beberapa perusahaan UKM yang punya pengalaman pembuatan bejana bertekanan. Sedangkan bejana - bejana tersebut sebelum dipasarkan melaui uji test sampai dengan tekanan 40 kg/cm2. Test Uji bejana dikeluarkan oleh fihak yang telah dipercaya oleh Pemerintah Indonesia antara lain melaui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker), Uji


(67)

Metalurgi dari Institut 10 Nopember Surabaya dan Sertifikat Merk dari Departemen Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Nomor Pendaftaran 555868.

Produk - produk yang dihasilkan oleh CV. Banyu Biru ternyata dapat sambutan baik, karena pada dasarnya didukung oleh peryaratan yang lengkap dari Instasi yang berwenang, serta pengawasan / quality control yang sangat ketat.

CV. Banyu Biru didirikan dengan modal sendiri, dengan pendirinya Sdr. Batut Wahyudi dan dibantu oleh Sdri, Luky Supartina. Perkembangan perusahaan CV. Banyu Biru sangat pesat dari tahun ke tahun, dengan pemasararrya untuk saat ini masih didalam negri dengan dibantu cabang - cabang yang ada diluar pulau sampai dengan saat ini.

Kedepannya CV. Banyu Biru dalam pengembangannya telah mempunyai tenaga yang cukup ahli dibidangnya dan dilatih untuk menguasai bidangnya. Pada bulan Desember 2002 CV. Banyu Biru menduduki Kantor yang baru di Komplek Pertokoan Jl. Gunung Anyar Jaya No. 43 Surabaya, pada tanggal 23 Desember 2006 CV. Banyu Biru berubah menjadi PT. Banyubiru Inova.

Modal awal didapat dari modal sendiri dimana kami (Pemilik PT) mendapatkan modal dari kerja dengan orang, sehingga semua usaha di mulai dari Nol.


(68)

4.1.2. Strategi Usaha

Dengan adanya dukungan undang – undang ketenagakerjaan dan keselamatan kerja atau peraturan mentri dan juga Negara Indonesia merupakan Negara yang sedang berkembang dan semakin ketatnya regulasi yang mengenai keselamatan kerja terhadap bahaya api cukup membantu perusahaan untuk berkembang dan di lihat dari kejadian – kejadian kebakaran yang telah terjadi membuat para pemilik usaha, pemilik gedung terdorong untuk melengkapi alat keselamatan jiwa terhadap bahaya kebakaran. Adapun jenis Produk atau Jasa yang di tawarkan, yaitu :

1. Portable Fire Extinguisher (alat pemadam api ringan), jenis – jenisnya yaitu :

a. Jenis Dry Chemical Powder atau semacam bubuk kimia yang dapat

memadamkan api.

b. Jenis Gas yaitu Benetron 123 /HCFC 123 sebagai Pengganti Halon dan CO2 (Carbon Doxide)

c. Jenis Busa / Aqua Film Forming Foam (AFFF)

2. System kebakaran atau disebut dengan Alarm System, jenisnya yaitu :

a. Konvensional dan Addressable.

b. Hydrant System ada dua yaitu Sprinkler System dan Deluge System. Jasa yang di tawarkan di sini yaitu :

a. Pengisian ulang

b. Jasa Instalasi (Alarm System & Hydrant System) c. Jasa Perancangan (Alarm System & Hydrant System)


(69)

Sifat / Karakter Kompetitor

Pada umunya kompetitor memberikan penjelasan secara terbuka dan ada juga yang merugikan konsumen yaitu seperti :

a. Isi yang tidak akurat

b. Bahan kimia yang tidak standart

c. Tidak adanya material safety data sheet (MSDS)

d. Test Laboratorium.

4.1.3. Pemasaran

Strategy pemasaran yang digunakan oleh Perusahaan PT. Banyu Biru Inova adalah sebagai berikut:

1. Melalu media cetak seperti “Yellow Pages”

2. Melalui perkembangan Media surat atau Brosur seperti :

a. Mengirimkan kepada jasa konsultan

b. Mengirimkan kepada Kontraktor Bangunan c. Mengirimkan kepada si pemilik Proyek

d. Via Email dan Website

Cara mendapatkan pasar adalah :

1. Dengan meningkatkan kualitas dan menonjolkan keunggulan yang di

miliki seperti bahan kimia yang standart dan bermutu dan raw material yang baik.

2. Dengan pelayanan One Stop Shoping apa yang di cari oleh pelanggan


(70)

Jangkauan pemasaran di seluruh Indonesia dengan memupuk buyer – buyer terutama di daerah dengan menjalin hubungan yang baik seperti :

1. Memberikan pelayanan teknik.

2. Harga yang kompetitif atau bisa disebut dengan harga yang baik

Pemasaran yang telah di capai yaitu kami telah melakukan pengadaan

barang hingga ke daerah Papua, kami juga melayani di instansi Pemerintah seperti PLN PJB dari Refilling dan Juga pengadaan barang baru, terus PD Pasar Surya juga, Rumah Sakit daerah di Kediri dan Di Malang, sedangkan untuk di kantor swasta atau di proyek – proyek swasta banyak sekali yang telah kami masuki seperti pabrik garmen di daerah Sidoarjo di pabrik – pabrik di daerah Pasuruan, dan juga terutama di daerah Surabaya. Untuk di proyek pemerintah yang belum tercapai yaitu tentang pengerjaan Installasi kebanyakan masih pengerjaan pengadaan barang.

Perkiraan keuangan saat ini dalam kurun waktu 1 bulan cukup baik meskipun pekerjaan sifat nya setiap minggu tidak selalu, dalam kurun waktu 1 bulan selalu ada permintaan dari konsumen.

4.2. Deskripsi Hasil Analisis

4.2.1. Distribusi Frekuensi Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X1)

Adalah partisipasi dan keterlibatan manajemen puncak dalam pengembangan sistem informasi. Partisipasi manajemen puncak dalam hal ini di konsentrasikan pada perilaku eksekutif yang berhubungan dengan perencanaan sistem informasi, pengembangan dan implementasi. Sedangkan


(71)

keterlibatan manajemen puncak menggambarkan persepsi dan sikap yang berhubungan dalam pengembangan sistem informasi. Berikut ini merupakan distribusi frekuensi variabel dukungan manajemen puncak:

Tabel 4.1 : Distribusi Frekuensi Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X1)

Skor No Uraian

1 2 3 4 5 6 7 Total

1 (X1.1) 0

0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 1 6,7% 14 93,3% 15 100%

2 (X1.2) 0

0% 0 0% 0 0% 0 0% 1 6,7% 0 0% 14 93,3% 15 100%

3 (X1.3) 0

0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 8 53,3% 7 46,7% 15 100%

4 (X1.4) 0

0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 1 6,7% 14 93,3% 15 100%

5 (X1.5) 0

0% 0 0% 0 0% 9 60,0% 1 6,7% 0 0% 5 33,3% 15 100%

6 (X1.6) 0

0% 0 0% 0 0% 0 0% 8 53,3% 1 6,7% 6 40,0% 15 100% Rata-rata prosentase 0% 0% 0% 10,0% 11,1% 12,2% 66,7% 100%

Sumber : Lampiran 1

Berdasarkan tabel 4.1 diatas menjelaskan bahwa rata-rata prosentase tertinggi yaitu skor 5 – 7 sebesar 90% (11,1% responden menjawab skor 5; 12,2% responden menjawab skor 6 dan 66,7% responden menjawab skor 7) yang artinya 90% responden sangat menyetujui dengan pernyataan yang diberikan dengan kata lain dukungan manajemen puncak dinilai sudah baik, terlihat dari manajemen puncak/ manajer memberikan perhatian tinggi terhadap kinerja dari sistem informasi akuntansi, keterlibatan manajemen puncak/ manajer dalam masalah yang berhubungan dengan sistem informasi akuntansi, dan manajemen puncak/ manajer sangat senang dan merasa puas dengan pemakaian sistem informasi akuntansi sekarang ini.


(1)

76

4.5.2. Keterbatasan Penelitian

Beberapa keterbatasan penelitian yang dapat mempengaruhi hasil dari penelitian itu sendiri adalah sebagai berikut :

1. Data penelitian ini berasal dari persepsi responden secara tertulis melalui instrumen kuesioner. Ketidakobyektifan responden dalam mengisi kuesioner dapat mempengaruhi hasil penelitian, sehingga perlu ditambahkan metode wawancara dalam upaya pengumpulan data untuk menghindari kemungkinan tersebut.

2. Kendala yang bersifat situasional, yaitu berupa situasi yang dirasakan responden pada saat pengisian kuisioner tersebut akan dapat mempengaruhi cara menjawab.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh variabel lain yang masih mempengaruhi kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi sehingga dalam penelitian mendatang hendaknya dipertimbangkan variabel-variabel lain, seperti : ketidakpastian tugas, ketidakpastian lingkungan, kompleksitas teknologi dan kompleksitas organisasi.


(2)

77

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini membahas mengenai ”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasaan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi pada PT. Banyu Biru Inova”, yang hasilnya adalah variabel dukungan manajemen puncak memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi, sedangkan variabel komunikasi pemakai pengembang dan partisipasi pemakai tidak memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi

5.2. Saran

Untuk mencapai manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini, maka dikemukakan saran :

1. Bagi perusahaan, hendaknya lebih meningkatkan dukungan terutama manajemen puncak dalam pengembangan sistem informasi akuntansi, mulai dari tahap perencanaan, pengembangan sampai dengan tahap implementasi sistem informasi, agar dukungan tersebut sebagai satu-satunya variabel yang memberikan dampak secara positif terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi.


(3)

78

2. Bagi penelitian selanjutnya, hendaknya dipertimbangkan variabel-variabel lain, seperti: ketidakpastian tugas, ketidakpastian lingkungan, kompleksitas teknologi dan kompleksitas organisasi. Selain itu, memperluas obyek penelitian harus dipertimbangkan juga oleh peneliti


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Buka Teks :

Bodner, George, H., and Hopwood, William, S, 1996. Sistem Informasi

Akuntansi, Edisi Keenam, terjemahan Jusuf, Abadi, Amir, dan Tambunan,

Rudi, M, Salemba Empat, Jakarta.

Custing, Barry, E, 1983, Sistem Informasi Akuntansi dan Organisasi Perusahaan, Edisi Ketiga, Terjemahan Kosasih, Ruchyat, Erlangga, Jakarta.

Davis, Keith, and Newstrom W, John, 1989, Perilaku Dalam Organisasi, Jilid Satu, Terjemahan Dharma, Agus, Erlangga, Jakarta.

Ghozali, Imam, 2002. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi 2, Badan Penerbit Universitas Diponegoro,Semarang.

Gibson, James, L Donelly, James, H, et all, 1997, Manajemen, Edisi Sembilan, Terjemahan Tjiptowrdoyo, Sularno, dan Nurmawan, Imam, SE, Erlangga, Jakarta.

Goetsch, David, L., and Davis, Stanley, B., 2002, Manajemen Mutu Total, Edisi Kedua, Terjemahan Molan, Benyamin, Drs., Pearson Education Asia Ptc. Ltd. Dan PT. Prenhallindo, Jakarta.

Gujarati, Damodar, 1978, Ekonometrika Dasar, Terjemahan Zain Suwarno, Dra, AK,.

Halim., Abdul, Drs, 1995, Bunga Rampai Sitem Informasi Akuntansi BPFE, Yogyakarta.

Handoko, T. Tani, 1997, Manajemen, Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta.

Husein, Umar, 1997. Riset Akuntansi, Cetakan 1, PT. Gramedia Utama Pustaka Utama, Jakarta.

Julistriarsa, Djati, Drs, dan Suprihanto, John, Drs, 1992, Manajemen Umum

Sebuah Pengantar, BPFE, Yogyakarta.

Komaruddin, Prof, Drs, 1993, Manajemen Kantor, Trigenda Karya, Bandung. Manulang, M, 1996, Dasar-dasar Manajemen, Ghalia, Indonesia.

Mangkunegara, Prabu, Anwar, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia


(5)

Mc, Jr and Schell, Georgve, 2001, Management Information Systems, 8th Edition, Prentice – Hall International, Inc.

Nazir, Moh, 1988. Metodologi Penelitian, Penerbit Ghalia, Indonesia.

Romney, B, Marshall, and, Steinbart, John, Paul, 2000, Accounting Information System, 8th edition Prentice – Hall International, Inc.

Santoso, Singgih, 2002. Statistisk Non Parametrik, Penerbit PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Scott, George, M, 1997, Prinsip-prinsip Sistem Informasi Manajemen, Terjemahan Budiman, Nashir, Achmad, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sudjana, 1996, Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.

_______,1992, Teknik Analisis Regresi Dan Korelasi Bagi Para Peneliti, Tarsito, Bandung.

Sugiyono, 2001, Metodologi Penelitian Bisnis, CV. Alfabeta Bandung.

Sumarsono, 2002, Metode Penelitian Akuntansi, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur.

Thoha, Miftah, 1983, Perilaku Organisasi, CV. Rajawali, Jakarta.

Wilkinson, W, Joseph, 1993, Sistem Akuntansi dan Informasi, Edisi Ketiga, Jilid Satu, Terjemahan Maulana, Agus, Bina Rupa Aksara, Jakarta.

Jurnal.

Lau, Alfreda, Aplonia, “Pengaruh Partisipasi Pemakai Terhadap Kepuasan Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi Dengan Lima Variabel Moderating”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 2004.

Lindrianasari, “Correlation Between Expertise and Participation, and Correlation Between Participation and Other Variables in Development Information System.” Seminar Nasional Akuntansi Hal. 385-407.

Restuningdiah, Nurika dan, Indriantoro, Nur, “Pengaruh Partisipasi Terhadap Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi Dengan Kompleksitas Tugas, Kompleksitas Sistem, dan Pengaruh Pemakai sebagai Moderating, Variabel”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol 3, No. 2, Juli 2004, Hal 119-133.

Setianingsih, Sunarti, dan Indriantoro, Nur, “Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak dan Komunikasi Pemakai Pengembangan terhadap Hubungan Partisipasi dan Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi, Vol 1, No. 2, Juli 1998, hal. 192 – 207.


(6)

Suryaningrum, Diah, Hari, dan Dwi, Suhartini, “ Interaksi Dukungan Manajemen Puncak dan Locus of Control terhadap Hubungan Antara Partisipasi Pemakai dan Keberhasilan Sistem Informasi”, Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi, Vol. 2, No. 3 April, 2002, Hal 47-55.

Skripsi :

Fauzi, Fachrul, 2003, Pengaruh Partisipasi Pemakai, Dukungan Manajemen Puncak terhadap Kepuasan Pemakai dengan Sistem Informasi Akuntansi yang Terkomputerisasi Pada PT. Sier Indonesia, UPN “Veteran” Jawa Timur.


Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PEMAKAI AKHIR SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pemakai Akhir Sistem Informasi Akuntansi (Studi Empiris Pada Bank Perkreditan Rakyat Di Kota Surakarta).

0 3 15

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PEMAKAI AKHIR SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pemakai Akhir Sistem Informasi Akuntansi (Studi Empiris Pada Bank Perkreditan Rakyat Di Kota Surakarta).

0 2 19

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. TEJA SEKAWAN COCOA INDUSTRIES SURABAYA.

7 30 116

ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PEMAKAI DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA KOPERASI SETIA BHAKTI WANITA DI SURABAYA.

0 0 100

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. SWADAYA GRAHA GRESIK.

11 64 110

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PEMAKAI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK

0 0 13

FAKTOR-FAKTOR PEMAKAI YANG MEMPENGARUHI MINAT PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI

0 0 14

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. SWADAYA GRAHA GRESIK

0 0 22

KATA PENGANTAR - ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PEMAKAI DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA KOPERASI SETIA BHAKTI WANITA DI SURABAYA

1 3 17

BEBERAPA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAAN PEMAKAI DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. BANYU BIRU INOVA

1 1 20