ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PEMAKAI DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA KOPERASI SETIA BHAKTI WANITA DI SURABAYA.
Perguruan Tinggi. Berkat rahmatNya pula memungkinkan saya untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PEMAKAI DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA
KOPERASI SETIA BHAKTI WANITA DI SURABAYA”
Sebagaimana diketahui bahwa penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Walaupun dalam penulisan skripsi ini penulis telah mencurahkan segenap kemampuan yang dimiliki, tetapi penulis yakin tanpa adanya saran dan bantuan maupun dorongan dari beberapa pihak maka skripsi ini tidak akan mungkin dapat tersusun sebagaimana mestinya.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin N, MM, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.
3. Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, Msi, Selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya
4. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, M.Si, Ketua Program Study Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
(2)
6. Kedua orang tuaku, kakak dan adikku tercinta terima kasih atas doa, kasih sayang, dukungan dan bantuannya secara moril maupun materiil yang telah diberikan selama ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penulisan skripsi ini, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi perbaikan di masa mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca.
Surabaya, Mei 2010
Penulis
(3)
DAFTAR GAMBAR ... ……. vii
DAFTAR TABEL ... ...…… viii
DAFTAR LAMPIRAN... ……. xii
ABSTRAKSI ... ……. x
BAB I PENDAHULUAN ... ..…… 1
1.1.Latar Belakang ... ..…… 1
1.2.Perumusan Masalah... ..…… 5
1.3.Tujuan Penelitian... ..…… 5
1.4.Manfaat Penelitian... ..…… 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... ..…… 7
2.1.Penelitian Terdahulu... …..… 7
2.2.Landasan Teori ... …..… 11
2.2.1.Sistem Informasi Akuntansi ... ..…… 11
2.2.1.1.Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ... …….. 11
2.2.1.2.Peranan Sistem Informasi Akuntansi ... …….. 11
2.2.1.3.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Sistem Informasi Akuntansi. 12 2.2.1.4.Pengembang Sistem Informasi... 13
2.2.1.5.Para Pemakai Informasi Akuntansi ... 14
2.2.2.Komunikasi Pemakai... ……. 16
2.2.2.1.Pengertian Komunikasi... …..… 16
2.2.2.2.Proses Komunikasi ... ..…... 17
2.2.3.Partisipasi Pemakai... ... 18
2.2.3.1.Pengertian Partisipasi ... ... 18
2.2.3.2.Prasyarat Partisipasi... ... 20
2.2.4.Kompleksitas Sistem ... ... 20
2.2.4.1.Definisi Kompleksitas Sistem . ... ... 20
2.2.4.2.Pentingnya Kompleksitas Sistem ... ... 21
(4)
2.2.6.1.Pengertian Kepuasan ... 30
2.2.6.2.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan... 25
2.2.6.3.Faktor-faktor yang Mendorong Kepuasan Kerja Pemakai... 25
2.2.7.Teori yang Melandasi Pengaruh Komunikasi Pemakai Terhadap Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi ... 27
2.2.8.Teori yang Melandasi Pengaruh Partisipasi Pemakai Terhadap Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi ... 28
2.2.9.Teori yang Melandasi Pengaruh Kompleksitas Sistem Terhadap Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi ... 29
2.2.10.Teori yang Melandasi Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi ... 30
2.3.Kerangka Pikir ... ... 32
2.4.Hipotesis ... ... 33
BAB III METODE PENELITIAN... ……. 34
3.1.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... ….… 34
3.1.1. Definisi Operasional ... ... 34
3.1.2. Pengukuran Variabel ... ... 35
3.2.Teknik Pengukuran Sampel... …… 41
3.3.Teknik Pengumpulan Data ... …… 42
3.3.1. Jenis Data... ... 42
3.3.2. Sumber Data ... ... 43
3.3.3. Pengumpulan Data ... 43
3.4.Teknik Analisa Dan Uji Hipotesis... …… 44
(5)
3.4.5.Uji Analisis Data ... 47
3.4.6.Uji Hipotesis ... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN ... ……. 49
4.1.Deskripsi Obyek Penelitian ... ……. 49
4.1.1.Gambaran Koperasi Setia Bhakti Wanita ... ……. 49
4.1.2.Jenis Usaha ... ……. 52
4.1.3.Visi dan Misi ... ……. 54
4.1.4.Struktur Organisasi ... ……. 55
4.2.Deskripsi Hasil Penelitian... ……. 56
4.2.1.Deskripsi Variabel Komunikasi Pemakai-Pengembang (X1)..……….... 56
4.2.2.Deskripsi Variabel Partisipasi Pemakai (X2) ... ……. 58
4.2.3.Deskripsi Variabel Kompleksitas Sistem (X3) ... ……. 60
4.2.4.Deskripsi Variabel Struktur Organisasi (X4)... ……. 61
4.2.5.Deskripsi Variabel Kepuasan Pemakai (Y) ... ……. 62
4.3.Deskripsi Hasil Pengujian... ……. 63
4.3.1.Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... ……. 63
4.3.1.l.Pengujian Validitas Variabel ... ……. 63
4.3.1.2.HasilPengujian Reliabilitas ... ……. 68
4.3.1.3.HasilPengujian Normalitas ... ……. 68
4.3.2.Pengujian Asumsi Klasik... ……. 69
4.3.2.1.Uji Multikolineritas ... ……. 69
4.3.2.2.Uji Heteroskedasitas ... ……. 70
4.3.3.Teknik Analisis... ……. 71
4.3.4.Uji F... ……. 73
4.3.5.Uji Hipotesis (Uji t) ... ……. 74
(6)
4.6.Keterbatasan Penelitian ... ……. 81
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... ……. 82
5.1.Kesimpulan ... ……. 82
5.2.Saran ... ……. 82
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(7)
(8)
Pemakai-Pengembang (X1) …... 57
Tabel 4.2 : Rekapitulasi Jawaban Responden Partisipasi Pemakai (X2)... 59
Tabel 4.3 : Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Kompleksitas Sistem (X3) ... 60
Tabel 4.4 : Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Struktur Organisasi (X4) ... 61
Tabel 4.5 : Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Kepuasan Pemakai (Y)... 63
Tabel 4.6 : Hasil Pengujian Validitas Kuesioner Komunikasi Pemakaian-Pengembang (X1)………... 64
Tabel 4.7 : Hasil Pengujian Validitas Kuesioner Partisipasi Pemakai (X2) ... 65
Tabel4.8 : Hasil Pengujian Validitas Kuesioner Partisipasi Pemakai (X2) dengan mengeliminasi pertanyaan 3 ... 66
Tabel 4.9 : Hasil Pengujian Validitas Kuesioner Kompleksitas Sistem (X3) ... 66
Tabel 4.10 : Hasil Pengujian Validitas Kuesioner Struktur Organisasi (X4) ... 67
Tabel 4.11 : Hasil Pengujian Validitas Kuesioner Kepuasan Pemakai (Y)... 66
Tabel 4.12 : Hasil Pengujian Reliabilitas ... 68
Tabel 4.13 : Hasil Pengujian Normalitas... 69
Tabel 4.14 : Hasil Pengujian Multikolineritas... 69
Tabel 4.15 : Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ... 70
Tabel 4.16 : Hasil uji F ... 73
Tabel 4.17 : Hasil uji t ... 74
Tabel 4.18 : Perbedaan Penelitian Sekarang dengan Penelitian Terdahulu ... 80
(9)
Lampiran 2.2 : Tabulasi Jawaban Responden (X2)
Lampiran 2.3 : Tabulasi Jawaban Responden (X2) dengan megeliminasi pertanyaan 3 Lampiran 2.4 : Tabulasi Jawaban Responden (X3) dan (X4)
Lampiran 2.5 : Tabulasi Jawaban Responden (Y)
Lampiran 3.1 : Hasil Uji Validitas Variabel Komunikasi pemakai-pengembang (X1)
Lampiran 3.2 : Hasil Uji Validitas Variabel Partisipasi pemakai (X2)
Lampiran 3.3 : Hasil Uji Validitas Variabel Partisipasi pemakai (X2) dengan mengeliminasi pertanyaan 3
Lampiran 3.4 : Hasil Uji Validitas Variabel Kompleksitas Sistem (X3) Lampiran 3.5 : Hasil Uji Validitas Variabel Struktur Organisasi (X4) Lampiran 3.6 : Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan Pemakai (Y) Lampiran 4. : Hasil Uji Reliabilitas Variabel (X1), (X2),(X3),(X4) dan (Y) Lampiran 5 : Hasil Uji Normalitas
Lampiran 6 : Uji Hipotesis Analisis Regresi Linier Berganda Lampiran 7 : Uji Heteroskedastisitas
Lampiran 8 : UJi Multikolinieritas
(10)
x
DI SURABAYA
Oleh :
Andrik Nur Ardiawan
Abstraksi
Perubahan dan perkembangan yang cepat dewasa ini dapat mempengaruhi sistem informasi, hal itu tampak pada kebutuhan para pemakai sebagai dasar pengambilan keputusan yang berhubungan dengan strategi, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai perusahaan. Dibeberapa perusahaan mereka merasakan bahwa informasi keaungan yang disediakan oleh sistem informasi perusahaan tidak lagi memadai untuk memenuhi semua kebutuhan perusahaan. Hal ini membuktikan sistem informasi adalah komoditas vital bagi perusahaan. Tujuan untuk menganalisis adanya pengaruh antara variabel Komunikasi pemakai-pengembang, partisipasi pemakai, kompleksitas sistem dan struktur organisasi dalam pengembangan Sistem Informasi Akuntansi di koperasi Setia Bhakti Wanita
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kasie dan Staf bagian keuangan yang berjumlah 21 orang dengan teknik pengambilan sampel adalah Purposive Sampling. Variabel penelitian yang digunakan adalah Komunikasi pemakai-pengembang (X1), partisipasi pemakai (X2), kompleksitas sistem (X3) dan struktur organisasi (X4) sedangkan variabel terikat yang digunaka n adalah Kepuasan pemakai (Y). Untuk menjawab perumusan masalah, tujuan dan hipotesis penelitian, analisis yang digunakan adalah analisis Regresi Linier Berganda.
Dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa Komunikasi pemakai-pengembang, partisipasi pemakai, kompleksitas sistem dan struktur organisasi mempengaruhi kepuasan pemakai dalam pengembangan Sistem Informasi Akuntansi di koperasi ,sehingga hipotesis penelitian ini teruji kebenarannya. Berdasarkan koefisien regresi masing-masing variabel bebas menunjukkan bahwa Komunikasi pemakai-pengembang, partisipasi pemakai, dan kompleksitas sistem yang dapat terbukti memiliki pengaruh nyata sedangkan untuk Struktur organisasi tidak berpengaruh nyata terhadap kepuasan pemakai.
Keywords : Komunikasi Pemakai-Pengembang, Partisipasi Pemakai, Kompleksitas Sistem, Struktur Organisasi, Kepuasan Pemakai
(11)
Andrik Nur Ardiawan Abstraksi
Perubahan dan perkembangan yang cepat dewasa ini dapat mempengaruhi sistem informasi, hal itu tampak pada kebutuhan para pemakai sebagai dasar pengambilan keputusan yang berhubungan dengan strategi, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai perusahaan. Dibeberapa perusahaan mereka merasakan bahwa informasi keaungan yang disediakan oleh sistem informasi perusahaan tidak lagi memadai untuk memenuhi semua kebutuhan perusahaan. Hal ini membuktikan sistem informasi adalah komoditas vital bagi perusahaan. Tujuan untuk menganalisis adanya pengaruh antara variabel Komunikasi pemakai-pengembang, partisipasi pemakai, kompleksitas sistem dan struktur organisasi dalam pengembangan Sistem Informasi Akuntansi di koperasi Setia Bhakti Wanita
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kasie dan Staf bagian keuangan yang berjumlah 21 orang dengan teknik pengambilan sampel adalah Purposive Sampling. Variabel penelitian yang digunakan adalah Komunikasi pemakai-pengembang (X1), partisipasi pemakai (X2), kompleksitas sistem (X3) dan struktur organisasi (X4) sedangkan variabel terikat yang digunakan adalah Kepuasan pemakai (Y). Untuk menjawab perumusan masalah, tujuan dan hipotesis penelitian, analisis yang digunakan adalah analisis Regresi Linier Berganda.
Dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa Komunikasi pemakai-pengembang, partisipasi pemakai, kompleksitas sistem dan struktur organisasi mempengaruhi kepuasan pemakai dalam pengembangan Sistem Informasi Akuntansi di koperasi ,sehingga hipotesis penelitian ini teruji kebenarannya. Berdasarkan koefisien regresi masing-masing variabel bebas menunjukkan bahwa Komunikasi pemakai-pengembang, partisipasi pemakai, dan kompleksitas sistem yang dapat terbukti memiliki pengaruh nyata sedangkan untuk Struktur organisasi tidak berpengaruh nyata terhadap kepuasan pemakai.
Keywords : Komunikasi Pemakai-Pengembang, Partisipasi Pemakai, Kompleksitas Sistem, Struktur Organisasi, Kepuasan Pemakai
(12)
1.1. Latar Belakang
Sistem informasi tidak akan pernah berkembang dengan sendirinya, tetapi perlu didukung banyak faktor yang mampu mendukung efektifitas sistem. Salah satu faktor tersebut yang banyak diteliti sebelumnya adalah partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem informasi yang dapat memberikan efektifitas dari sistem informasi itu sendiri yang tercermin melalui kepuasan pemakai dan kualitas jasa sistem informasi. Suatu sistem informasi akan efektif apabila didukung oleh beberapa faktor pendukungnya, diantaranya partisipasi pemakai (Purnamasari, 2004:218).
Seperti masa sekarang ini setiap perusahaan harus bergerak cepat dalam menangani masalah yang timbul akibat kurang baiknya sistem informasi akuntansi. Sistem Informasi akuntansi akan berkembang baik pada suatu perusahaan jika Manajer teliti dalam melihat kesalahan dalam suatu perusahaan dan mengganti sistem lama yang salah dengan sistem yang baru yang dapat mengatasi kesalahan pada sistem yang lama (Setianingsih dan Indirantoro, 1998: 199). Karena setiap sistem informasi akuntansi mempunyai siklus hidup tertentu, maka pengembangan memerlukan suatu kegiatan bersiklus yang terdiri dari beberapa tahap dimulai dengan perencanaan sistem, implementasi sistem dan diakhiri dengan pengoprasian sistem.
Sistem informasi akuntansi adalah suatu kerangka kerja dengan nama sumber daya (manusia, komputer) dikoordinasikan untuk mengubah masukan (data) menjadi
(13)
keluaran (informasi) untuk mencapai sasaran perusahaan dan fungsi sistem informasi akuntansi dalam suatu organisasi adalah sebagai alat bantu pencapai tujuan melalui penyediaan informasi (Moscove dalam Baridwan, 1994:4). Sebagian besar manajer saat ini menyadari bahwa mereka membutuhkan informasi yang relevan dan tepat waktu untuk mengambil suatu keputusan yang tepat, namun di beberapa perusahaan merasa suatu informasi keuangan yang disediakan oleh sistem informasi akuntansi perusahaannya tidak lagi memadai untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Hal ini membuktikan bahwa suatu sistem informasi akuntansi adalah komoditas vital yang harus dimliki oleh perusahaan. Oleh sebab itu kesuksesan suatu sistem informasi akuntansi perusahaan sangat tergantung pada kesesuaian harapan antara sistem informasi akuntansi, pemakai, sponsor dan customer (Simamora, 2000:6-9)
Obyek dalam penelitian ini adalah Koperasi Setia Bhakti Wanita yang berlokasi di Surabaya. Koperasi Setia Bhakti Wanita adalah koperasi yang menangani pinjaman bagi ibu – ibu rumah tangga, Pegawai Negeri dan Pegawai Swasta yang ada di Surabaya. Dari hasil observasi pendahuluan diketahui bahwa sistem informasi akuntansi yang ada pada Koperasi Setia Bhakti Wanita sudah komputerisasi namun dalam aktivitas sehari–hari masih menggunakan manual belum terpusat (LAN) sehingga kepuasan pemakai sistem informasi akuntansi tidak terwujud selain itu juga kurang diperhatikan faktor lain seperti komunikasi pemakai, partisipasi pemakai, kompleksitas sistem dan struktur organisasi.
Informasi yang dihasilkan sistem informasi akuntansi pada Koperasi Setia Bhakti Wanita digunakan oleh para pemakai sebagai dasar pengambilan keputusan
(14)
yang berhubungan dengan penyusunan strategi, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai Koperasi. Pada kenyataannya para pemakai sistem informasi pada Koperasi Setia Bhakti Wanita sebagian dari mereka ada yang kurang puas atas informasi yang dihasilkan, karena informasi yang dihasilkan tersebut tidak sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mereka untuk pengambilan keputusan. Hal ini sangat mempengaruhi keputusan yang diambil oleh para pengambil keputusan (Pengurus, Manajer dan kepala bagian), salah satu hal yang akan dapat terjadi adalah terjadinya kesalahan dalam pengambilan keputusan yang dapat berakibat pada Penurunan Pendapatan. Sehingga Koperasi Setia Bhakti Wanita tidak dapat mencapai pedapatan maksimal hal di sebabkan karena Pengurus, Manajer dan kepala bagian Koperasi Setia Bhakti Wanita salah dalam pengambilan keputusan dan kebijakan penetapan strategi pemasaran yang akan berdampak pada menurunnya jumlah anggota peminjam uang.
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat dilihat Pendapatan Koperasi Setia Bhakti Wanita dalam 3 tahun adalah sebagai berikut:
Tahun Pendapatan 2006 13.106.842.457,28 2007 13.634.546.944,03 2008 12.767.395.179,41
Sumber: Laporan Laba Rugi Koperasi Setia Bhakti Wanita
Dari data di atas dapat diketahui bahwa pada tahun 2006 pendapatan sebesar Rp 13.106.842.457,28, sedangkan pada tahun 2007 pedapatan sebesar Rp 13.634.546.944,03 dan pada tahun 2008 pendapatan sebesar Rp 12.767.395.179,41. Dapat dilihat Penurunan pendapatan pada tahun 2008 sebesar Rp 867.151.764,62.
(15)
Ketidakpuasan pemakai yang ada pada Koperasi Setia Bhakti Wanita tersebut dapat disebabkan karena pemakai kurang berpatisipasi dalam pengembangan sistem informasi akuntansi selain faktor dukungan manajemen dan komunikasi antara pemakai-pengembang masih belum dapat meningkatkan partisipasi pemakai untuk memberikan masukan yang terbaik dalam pengembengan sistem informasi Akuntansi sehingga berakibat pada menurunnya kepuasan para pengguna sistem informasi akuntansi di Koperasi Setia Bhakti Wanita.
Adanya komunikasi dan partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi diharapkan dapat mendesain suatu sistem yang mampu bekerja sama dengan pemakai sistem informasi akuntansi (user), selain itu suatu sistem informasi akuntansi yang dipakai harus sesuai struktur organisasi suatu perusahaan, kesesuaian tersebut dapat mengurangi kompleksitas sistem sehingga tidak terjadi hambatan dalam pemakaian sistem informasi akuntansi, maka diusahakan agar sistem tersebut mudah digunakan dan lebih fleksibel. Karena secanggih apapun sistem yang dibuat, namun dalam perencanaan sistemnya tidak memperhatikan faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan pemakai, maka dapat dipastikan akan terjadi hambatan-hambatan yang disebabkan karena ketidak sesuaian antara teknologi yang digunakan dengan pemakainya.
Sesuai dengan latar belakang yang dikemukakan dalam fenomena yang terjadi pada Koperasi Setia Bhakti Wanita tersebut menarik penelitian untuk mengadakan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Pada Koperasi Setia Bhakti Wanita Di Surabaya”
(16)
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka perumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut:
“Apakah komunikasi pemakai-pengembang, partisipasi pemakai, kompleksitas sistem dan struktur organisasi berpengaruh terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi pada Koperasi Setia Bhakti Wanita di Surabaya?”
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini berdasarkan rumusan masalah adalah sebagai berikut :
Menguji dan membuktikan serta mengetahui variabel komunikasi pemakai-pengembang, partisipasi pemakai, kompleksitas sistem, struktur organisasi berpengaruh terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan Sistem Informasi akuntansi pada Koperasi Setia Bhakti Wanita di Surabaya ?
1.4. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan agar pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengambil manfaat, antara lain:
1. Bagi Peneliti
Sebagai saran untuk menerapkan dan mengaplikasikan teori-teori yang telah diperoleh selama masa studi, serta dapat menambah pengetahuan tentang kondisi perusahaan dan permasalahan yang dihadapinya, sehingga dapat bermanfaat bagi pihak yang memerlukan.
(17)
2. Bagi Koperasi Setia Bhakti Wanita
Manfaat bagi Koperasi Setia Bhakti Wanita dapat menjalankan kegiatan sehari-hari sehingga dapat memuaskan pemakai sistem informasi akuntansi.
3. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan riset untuk mengembangkan penelitian selanjutnya bagi mahasiswa yang mengadakan penelitian terhadap tema ini.
4. Bagi Pihak Lain
Hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas.
(18)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai
bahan masukan serta bahan pengkajian berkaitan dengan penelitian ini adalah :
1. Restuningdiah dan Indriantoro (2000)
a. Judul :
Pengaruh Partisipasi Pemakai Terhadap Kepuasan Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi. Kompleksitas Tugas, Kompleksitas Sistem dan Pengaruh Pemakai Sebagai Moderating Variabel.
b. Permasalahan :
1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara partisipasi
pemakai dengan kepuasan pemakai dalam pengembang sistem informasi.
2. Apakah kompleksitas sistem serta pengaruhnya sebagai variabel
moderating terhadap hubungan antara partisi dan kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi.
c. Hasil :
1. partisipasi Pemakai dalam pengembangan sistem informasi mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan pemakai atas sistem yang dikembangkan. Meskipun pengaruh tidak terlalu
7
(19)
besar yang ditunjukkan dengan koefisien determinasi hanya sebesar 0,096 tetapi partisipasi harus tetap dipertimbangkan 2. Dengan koefesien interaksi antara partisipasi dan dukungan
manajemen puncak positif sebesar 0,469 dan signifikan pada α
0,05 maka dukungan manajemen akan meningkatkan partisipasi pemakai dan berpengaruh positif terhadap kepuasan pemakai sistem informasi.
3. Terdapat pengaruh komunikasi pemakai-pengembang terhadap hubungan partisipasi dan kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa komunikasi pemakai-pengembang tidak berpengaruh secara signifikan pada hubungan partisipasi dengan kepuasan pemakai. Tetapi komunikasi pemakai-pengembang berpengaruh langsung terhadap kepuasan pemakai.
2. Dian Indri Purnamasari (2004)
a. Judul
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keefektifan Pengembangan Sistem Informasi.
b. Permasalahan
Apakah Faktor-faktor partisipasi, komunikasi pemakai, dukungan manajemen puncak, kompleksitas sistem dan struktur organisasi secara signifikan berpengaruh terhadap efektifitas dalam pengembangan sistem informasi.
(20)
c. Hasil
Hasil penelitian yang menunjukan banyak pertentangan dengan hasil penelitian sebelumnya dikarenakan jumlah sampel yang relatif sedikit dan menggunakan mahasiswa Magister Manajemen sebagai proksi dari manajer divisi dalam perusahaan kurang mewakili, sedangka variabel dukungan manajemen puncak ternyata berpengaruh dapat dikarenakan
para responden beranggapan bahwa
dalam pengembangan sistem,
dukungan manajemen puncak mutlak diperlukan.
3. Partiwi (2006)
a. Judul
Pengaruh Komunikasi Pemakai-Pengembang Terhadap Hubungan Partisipasi Dan Kepuasan Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi Pda PT. Excelcomindo Pratama Tbk Area Jawa Timur.
b. Permasalahan
1. apakah ada hubungan antara partisipasi pemakai dengan
kepuasan pemakai dalam proses pengembangan sistem Informasi.
2. Apakah komunikasi pemakai-pengembang berpengaruh
terhadap hubungan anatara partisipasi pemakai dengan kepuasan pemakai dalam pengemnbangan sistem informasi?
c. Hasil Penelitian
1. Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa diduga terdapat
(21)
dalam proses pengembangan sistem informasi dapat terbukti kebenarannya. Hal tersebut ditunjukkan dengan pengaruh sebesar 29,7%.
2. Hipotesis yang kedua yang menyatakan bahwa diduga
komunikasi pemakai-pengembang berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi pemakai dengan kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi telah terbukti kebenarannya. Hal tersebut dibuktikan dengan pengaruh sebesar 0,535 atau sebesar 53,5%.
3. Untuk lebih meningkatkan kepuasan pemakai pada PT.
Excelcomindo Pratama Tbk diperlukan adanya kesesuaian anatara partisipasi pemakai dengan komunikasi pemakai-pengembang yang ada. Kesesuaian tersebut adalah bila pihak manajer memiliki partisipasi pemakai yang tinggi maka perlu pula diimbangi dengan komunikasi pemakai-pengembang yang tinggi pula untuk dapat menciptakan kepuasan pemakai yang lebih baik.
Dari penelitian diatas terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang telah dilakukan sekarang ini. Adapun persamaan dan perbedaan adalah sebagai berikut :
a. Persamaan
Sama-sama meneliti tentang Variabel partisipasi pemakai, komunikasi pemakai, kompleksitas sistem dan kepuasan pemakai.
(22)
b. Perbedaan
Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini Koperasi Setia Bhakti Wanita serta tahun penelitian yang dilakukan sekarang adalah pada tahun 2010 sedangkan penelitian terdahulu dilakukan pada tahun 2000 sampai 2006. 2.2. Landasan Teori
2.2.1 Sistem Informasi Akuntansi
2.2.1.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Moscove dalam Baridwan (1994:4) bahwa sistem informasi akuntansi adalah suatu kompoenen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan mengomunikasikan informasi finansial dan mengambil keputusan yang relevan kepada pihak luar perusahaan (seperti kantor pajak, investor, dan kreditor) dan pihak intern (terutama manajemen)
Menurut Jogiyanto (2000:54), sistem informasi akuntansi adalah sistem akuntansi dengan pengembangan informasi lebih luas dengan menekankan informasi kepada manajemen tanpa mengurangi informasi kepada pihak luar. Sedangkan menurut Widjajanto (2001:4), sistem informasi akuntansi adalah susunan berbagai formulir, catatan , peralatan, termasuk komputer dan perlengkapannya serta alat komunikasi, tenaga pelaksaannya, dan laporan yang terkoordinasikan secara erat yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan oleh manajemen.
2.2.1.2. Peranan Sistem Informasi Akuntansi
Organisasi perusahaan modern yang dilayani oleh sistem informasi akuntansi merupakan suatu badan atau lembaga yang sangat kompleks. Posisi penting dalam
(23)
dunia modern menimbulkan kepentingan dalam aktivitas-aktivitasnya diantara banyak golongan masyarakat. Golongan masyarakat yang langsung tertarik antara lain adalah para pelanggan, leveransir (supplier), pegawai, pemberi kredit atau pemberi pinjaman, pemegang saham dan berbagai instansi pemerintahan yang berkepentingan dalam hal tersebut. Dan akan sangat berguna bila peninjauan sistem informasi akuntansi dari sudut pandang para pemakai informasi akuntansi yang memanfaatkannya sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Hal tersebut dikemukakan oleh Cushing (1991:5) tentang peranan sistem informasi akuntansi dalam suatu organisasi atau perusahaan.
2.2.1.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Sistem Informasi Akuntansi
Terdapat beberapa faktor yang perlu diperhitungkan dalam menyusun sistem informasi akuntansi. Faktor-faktor itu merupakan hal di luar sistem akuntansi, tetapi menentukan keberhasilan dari suatu sistem. Faktor-faktor itu antara lain adalah perilaku manusia dalam organisasi, penggunaan metode kuantitatif, dan juga pengguanaan komputer sebagai alat bantu.
Perilaku manusia dalam organisasi perlu dipertimbangkan dalam menyusun
sistem informasi akuntansi karena sistem informasi itu tidak mungkin berjalan tanpa manusia. Faktor psikologis karyawan, baik yang melaksanakan proses data dalam sistem itu, maupun pihak-pihak yang menerima keluaran (output) dari proses itu perlu dipertimbangkan. Metode kuantitatif, seperti analisa regresi, metode-metode statistik lainnya merupakan alat bantu yang penting bagi manajemen dalam rangka melaksanakan tugasnya dan mengambil keputusan. Metode ini akan lebih nampak
(24)
manfaatnya bila proses data menggunakan komputer. Hal ini terjadi karena kemampuan komputer yang tinggi untuk memanipulasi data (Baridwan, 1994:7). 2.2.1.4. Pengembangan Sistem Informasi
Sistem informasi berkembang selama masa hidup suatu perusahaan. Artinya, suatu sistem informasi yang baru (atau paling tidak yang akan dikembangkan mutunya secara besar-besaran) akan menggantikan sistem yang lama digunakan jika tidak memadai lagi.
Menurut Wilkinson (1993:12) terdapat beberapa tahap siklus pengembangan
sistem antara lain :
1. Perencanaan sistem meletakkan landasan bangun untuk sistem informasi yang
baru atau yang direvisi. Dalam tahap ini disiapkan rencana sistem induk secara usulan (proposal) proyek sistem untuk menjalankan rencana tersebut.
2. Analisis sistem mensurvai dan menganalisis sistem informasi yang sedang
dipakai untuk menentukan jenis informasi yang dibutuhkan pemakai dari sistem yang baru dan persyaratan teknik untuk sistem tersebut.
3. Pengkajian dan pemilihan sistem akan mencakup analisis manfaat biaya yang
terinci untuk rancangan sistem yang dipilih. Juga akan dievaluasi usulan dari pabrik pembuat alat pemrosesan agar bisa memilih peralatan yang sesuai.
4. Implementasi sistem terdiri dari langkah-langkah seperti pelengkapan rician
untuk rancangan yang baru, pengangkatan dan pelatihan (training) karyawan baru, penginstalasian dan penyajian peralatan baru dan penerapan awal dari sistem yang baru itu.
(25)
5. Pengoperasian sistem mencakup operasi rutin, pemeliharaan dan manajemen dari sistem yang baru atau yang ditingkatkan. Secara berkala atau berkesinambungan akan dilakukan evaluasi terhadap interpretasi sistem dan kendala keluaran.
2.2.1.5. Para Pemakai Informasi Akuntansi
Menurut Simamora (2000:6-9) pihak – pihak yang membutuhkan informasi akuntansi terdiri atas berbagai kalangan. Pada umumnya, para pemakai laporan keuangan dapat dibagi kedalam golongan antara lain, para pemakai internal dan para pemakai eksternal.
a. Pemakai Internal
Para manajer dan staf internal dari berbagai entitas bisnis. Manajer – manajer perusahaan memakai informasi akuntansi untuk menetapkan sasaran bagi organisasinya, untuk mengevaluasi kemajuan terhadap sasaran tersebut dan mengambil tindakan korelatif manakala dibutuhkan.
b. Pemakai Eksternal
1. Pemilik perusahaan, para pemilik (owners) telah menanamkan dana
mereka yang berharga ke dalam sebuah organissi bisnis. Orang-orang ini menghendaki wawasan keinginan pendapatan masa lalu, kemungkinan pertumbuhan pada waktu yang akan datang dan prospek arus kas.
2. Para karyawan biasanya berkepentingan dengan penilaian positif
finansial perusahaaan mereka guna menunjukkan suatu indikasi keselamatan kerja mereka. Selain itu kalangan karyawan juga berminat
(26)
pada informasi yang memungkinkan mereka menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, tunjangan, pensiun, dan kesempatan kerja.
3. Para investor pemasok dana yang dibutuhkan untuk memulai kegiatan
usaha. Untuk memutuskan apakah akan membantu permodalan suatu perusahaan, pemodal-pemodal potensial biasanya mengevaluasi besarnya pendapatan yang diperkirakan dapat diperoleh dari investasi mereka.
4. Kreditor adalah pihak yang menyediakan barang–barang, jasa –jasa dan
sumber daya keuangan bagi perusahaan baik dengan memberikan kredit usaha maupun memberikan pinjaman. Kreditor berminat untuk mengetahui kesanggupan sebuah perusahaan melunasi kewajiban– kewajibannya secara tepat waktu dan terjadwal.
5. Badan Pemerintahan membutuhkan informasi dalam upaya mengatur
kegiatan–kegiatan perusahaan dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya. Pemerintahan pusat dan daerah menarik pajak dari perusahaan – perusahaan yang beroperasi. Besarnya pajak terutang yang harus dibayar tentunanya ditetapkan berdasarkan angka yang tertera dalam laporan keuangan.
6. Organisasi Nirlaba (nonprofit organization), seperti yayasan
pendidikan, rumah sakit, panti asuhan pemakai informasi akuntansi untuk merencanakan dan mengelolah aktivtas-aktivitasnya. Mereka ini
(27)
perlu pula menyusun anggaran, menggaji pegawainya, membeli peralatan dan semuanya itu membutuhkan informasi akuntansi.
Masyarakat pada umumnya sering sekali tergantung pada informasi keuangan yang di rangkum dalam laporan – laporan keuangan untuk mengevaluasi tindakan – tindakan perusahaan besar di indonesia. Masyarakat memakai banyak informasi finansial dalam menilai kebutuhan ekonomi perusahan – perusahan di tengah masyarakat.
2.2.2. Komunikasi Pemakai 2.2.2.1.Pengertian Komunikasi
Komunikasi sangat dibutuhkan dalam kelangsungan hidup karena dengan adanya komunikasi individu-individu dapat menyampaikan dan berbagi hal-hal yang dirasakan.
Menurut Gitosudarmo (1996:195) komunikasi adalah suatu proses penyampaian ide, konsep, gagasan atau informasi dari si pengirim kepada si penerima informasi.
Menurut Davis dan Neswtrom (1996:50) komunikasi merupakan cara penyampaian gagasan, fakta, pikiran, perasaan dan nilai kepada orang lain.
Hal yang terpenting tentang komunikasi adalah bahwa paling sedikit harus
melibatkan dua orang, yaitu pengirim (sender) dan penerima (receiver). Satu orang
saja tidak dapat berkomunikasi. Adanya satu penerima atau lebih dapat melengkapi tindakan komunikasi tersebut.
(28)
Dari beberpa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi pemakai menurut peneliti adalah proses penyampaian ide, konsep gagasan atau informasi yang dilakukan oleh pemakai selama proses pengembangan sistem informasi.
2.2.2.2.Proses Komunikasi
Proses Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari pengirim kepada penerima yang disebut proses. Menurut Davis dan Newstrom (1992:152) terdapat enam langkah proses komunikasi, antara lain:
1. Mengembangkan gagasan yaitu mengembangkan gagasan yang ingin disampaikan
pengirim. Ini merupakan langkah yang penting, karena apabila tidak ada pesan yang berharga semua langkah lain sedikit banyaknya akan sia-sia.
2. Penyandian yaitu menyadikan gagasan menjadi kata-kata, bagan atau syimbol lain
yang pantas disampaikan.
3. Penyampaian yaitu menyampaikan dengan cara memilih seperti melalui memo,
telepon, atau kunjungan pribadi.
4. Penerimaan, para penerima perlu menjadi penyimak yang baik dan kemudian
dibahas, jika penerima tidak berfungsi maka pesan itu lenyap.
5. Pengolahan sandi yaitu pengolahan sandi agar pesan yang disampaikan dapat
dimengerti atau dipahami.
6. Penggunaan, penerimaan pesan harus menggunakan pesan yang disampaikan
dengan tidak mengabaikan tugas yang ditetapkan dan dengan tidak menyimpan informasi yang telah diberikan atau melakukan hal-hal lain.
Supaya komunikasi yang disampaikan mudah dimengerti, dalam komunikasi tersebut diperlukan bahasa yang mudah dimengerti oleh penerima komunikasi. Oleh
(29)
karena itu, pemberi komunikasi harus tahu kepada siapa komunikasi tersebut disampaikan, dalam arti tingkat pendidikannya, kemampuannya menerima komunikasi, dan sebagainya.
2.2.3. Partisipasi Pemakai 2.2.3.1. Pengertian Partisipasi
Istilah partisipasi diambil dari istilah bahasa asing yaitu pacticipation yang artinya mengikut sertakan pihak lain pihak lain.
Menurut Setianingsih dan Indriantoro (1998: 195) pemakia adalah mereka yang terlibat seacara langsung dalam penggunaan informasi.
Partsipasi pemakai adalah perilaku pernyataan, dan aktivitas yang dilakukan pemakai selama proses pengembangan sistem informasi (Barki dan Hartwick, 1994 dalam Purnamasari, 2004: 220).
Sedangkan menurut Davis dan Newstrom (1992:179) partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosional orang-orang dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi kepada tujuan kelompok.
Berdasarkan definisi diatas, menurut Mangkunegara (2000:133) terdapat tiga aspek yang sangat penting dalam partisipasi kerja, antara lain :
1. Keterlibatan emosi dan mental pegawai
Berpartisipasi berarti melibatkan emosi dan mental pegawai daripada kegiatan fisik. Keterlibatan psikologis pegawai lebih besar daripada secara fisik.
2. Motivasi untuk menyumbang
Dalam partisipasi, motivasi untuk menyumbangkan ide–ide kreatif dan membangun merupakan aspek yang sangat penting.
(30)
3. Penerimaan tanggung jawab
Partisipasi kerja menuntut pegawai untuk mampu menerima tanggung jawab dalam kegiatan kelompok sehingga mereka dapat bekerja sama dalam satuan unit kerja untuk menapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Restuningdiah dan Indriantoro (2000:121-122) partisipasi pemakai merupakan prilaku, pekerja dan aktivitas yang dilakukan oleh pemakai selama proses
pengembangan sistem informasi. Dan membedakan definisi user involment dengan
user participation perbedaan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Istilah “user participation” sebaiknya lebih digunakan dibandingkan “user
involvement” apabila berkaitan dengan perilaku dan aktifitas yang diakukan oleh pemakai selama proses pengembangan sistem. Lebih jauh dinyatakan bahwa pengukuran perilaku pemakai dan aktifitas harus dipertimbangkan
sebagai prngukuran user participation bukan user involvement.
2. Konsisten dengan disiplin ilmu yang lain, maka “user involvement” digunakan
berkaitan dengan pernyataan psychological dari individu dan didefinisikan
sebagai pentingnya, serta relevansi personal sistem kepada pemakai.
3. Mencatat adanya hubungan implisit antara participation dengan involvement,
dan berpendapat bahwa user participation merupakan penyebab penting bagi
user involvement.
Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa partisipasi pemakai dalam
penelitian ini adalah perilaku atau aktivitas pemakai untuk ikut serta dalam
keseluruhan proses pengembangan sistem informasi dalam rangka mencapai
(31)
2.2.3.2. Prayarat Partisipasi
Keberhasilan partisipasi berkaitan langsung dengan seberapa baik terpenuhinya prasyarat tertentu. Terdapat beberapa prasyarat partisi menurut Davis dan Newstrom (1990:183), antara lain:
1. Harus ada waktu untuk berpartisipasi sebelum diperlukan tindakan. Partisipasi
hampir-hampir tidak tepat dalam situasi darurat.
2. Kemungkinan maslahat seyogyanya lebih besar dari kerugiannya.
3. Bidang garapan partisipasi haruslah dan menarik bagi pegawai, jika tidak pegawai
akan memandang sekedar kerja sibuk.
4. Para peserta hendaklah memiliki kemampuan, seperti kecerdasan dan
pengetahuan teknis untuk berpartisipasi.
5. Para peserta harus mampu berkomunikasi timbal balik untuk berbicara dengan
bahasa orang lain untuk dapat bertukar gagasan.
6. Masing-masing pihak seyogyanya tidak merasa bahwa posisinya terancam oleh
partisipasi.
7. Partisipasi untuk memutuskan arah tindakan dalam organisasi hanya boleh
berlangsung dalam bidang keleluasaan kerja kelompok. Bidang keleluasaan kerja bagi salah satu epartemen adalah wilayah kebijaksanaannya setelah dikurangi semua batasan yang ada.
2.2.4. Kompleksitas Sistem
2.2.4.1.Definisi Kompleksitas sistem
Kompleksitas menurut Robbins (1996:91-100) merujuk pada tingkat
(32)
1. Differensiasi Horisontal
Menunjukkan pada tingkatan differensiasi antara unit-unit berdasarkan orientasi para anggotanya, sifat,dari tugas yang mereka laksanakan dan tingkat pendidikan serta pelatihannya.
2. Differensiasi Vertikal
Merujuk pada kedalaman struktur organiisasi, dimana semakin meningkat differensiasi yang ada pada sebuah perusahaan maka akan semakin meningkat pula kompleksitasnya karena jumlah tingkatan hierarki di dalam organisasi bertambah.
3. Differensiasi Spansial
Merujuk pada sejauh mana lokasi fasilitas dan pegawai organisasi tersebar secara geografis.
2.2.4.2. Pentingnya Kompleksitas Sistem
Organisasi terdidri dari sub sistem yang membutuhkan koordinasi komunikasi dan kontrol agar dapat efektif. Maka makin kompleks sebuah organisasi, makin besar kebutuhan akan alat komunikasi, koordinasi dan kontrol yang efektif. Dengan kata lain, jika kompleksitas meningkat maka akan demikian juga halnya dengan tuntunan terhadap manajemenn untuk memastikan bahwa aktivitas-aktivitas yang di differensiasi dan disebarkan bekerja dengan mulus dan secara bersama kea rah pencapaian tujuan organisasi,Hal tersebut menurut Robbins (1996:101).
Jadi arti kompleksitas bagi manajer adalah ia menciptakan permintaan kebutuhan yang berbeda-beda dari waktu manajer. Makin tinggi kompleksitas makin
(33)
besar pula jumlah perhatian yang harus mereka berikan untuk menghadapi masalah komunikasi, koordinasi dan kontrol.
2.2.5. Struktur Organisasi
2.2.5.1. Pengertian Struktur Organisasi
Pengertian struktur organisasi menurut Wursanto (1996:108) adalah Sususnan hubungan-hubungan antar satuan-satuan organisasi, jabatan-jabatan, wewenang, pertanggung jawaban dalam organisasi , sedangkan menurut Cushway dan Lodge (1993:24) struktur organisasi adalah sebuah kerangka kerja yang menjelaskan bagaimana sumber-sumber daya dan alur-alur komunikasi serta pembuatan keputusan alokasi dan ditangani. Menurut Robbins (2002:176) struktur organisasi adalah penetapan cara tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasi secara formal.
Beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa struktur organisasi adalah suatu sistem atau kerangka kerja yang menjelaskan penetapan cara tugas pekerjaan dibagi, kelompokkan, dan dikoordinasi secara formal.
2.2.5.2. Bentuk-Bentuk Organisasi
Bentuk organisasi memandang oragaisasi dari segi tata-hubungan, wewenang (authority), hak dan tanggung jawab (responsibility) yang ada dalam suatu organisasi. Dalam hal ini, hubungan kerja tersebut bisa diamati dari struktur organisasi yang bentuknya sebagai berikut (Wursanto, 1996:79-91):
(34)
1. Bentuk Organisasi Staff
Dalam organisasi staff hanya terdapat pucuk pimpinan dan staff yang memberikan bantuan pemikiran berupa saran atau nasihat kepada pucuk pimpinan.
2. Bentuk Organisasi Garis atau Lini
Adalah suatu bentuk organisasi di mana pucuk pimpinan dipandang sebagai sumber kekuasaan tunggal.
3. Bentuk Organisasi
Organisasi fungsional disusunan berdasarkan sifat dan macam-macam fungsi sesuai dengan kepentingan organisasi.
4. Bentuk Organisasi fungsional dan Lini
Merupakan perpaduan antara organisasi fungsional dan organisasi lini/garis
5. Bentuk Organisasi fungsional dan Lini dan Staff
Adalah suatu organisasi yang merupakan perpaduan dari tiga bentuk organisasi, yaitu organisasi fungsional, organisasi lini dan organisasi staf.
6. Bentuk Organisasi Lini dan Staff
Yaitu wewenang diserahkan dari pucuk pimpinan kepada unit-unit (satuan-satuan) organisasi yang ada di bawahnya dalam semua bidang pekerjaan dan di bawah pucuk pimpinan ditempatkan staff.
2.2.6. Kepuasan Pemakai 2.2.6.1.Pengertian Kepuasan
Kepuasan sering kali dihubungkan dengan pekerjaan (kepuasan kerja).
(35)
favorableness or unfavorableness with employees view their work” (kepuasan kerja adalah perasaan menyenangkan atau tidak menyenangkan yang dialami pegawai dalam bekerja).
Menurut Mangkunegara (2000:177) kepuasan kerja adalah ”is the way
employee feels abaut his or her job” (kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya).
Berdasarkan pendapat di atas kepuasan kerja adalah suatu perasaan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaannya maupun dengan kondisinya. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upah atau gaji yang diterima, kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan pegawai lainnya, penempatan kerja, jenis pekerjaan, struktur organisasi, perusahaan, dan mutu pengawasan. Sedangkang perasaan yang berhubungan dengan dirinya antara lain umur, kondisi kesehatan, kemampuan dan pendidikan.
Sedangkan menurut Setianingsih dan indriantoro, (1998:87-88) kepuasan pemakai adalah seberapa jauh pemakai percaya pada sistem yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka dan kualitas keputusan sebagai tujuan penting dari sistem informasi dalam mendukung pembuatan keputusan. Apabila suatu sistem informasi mengalami kegagalan, salah satu sebabnya mungkin karena
ketidakmampuan sistem informasi itu memenuhi harapan stockholder yang meliputi:
analisis sistem, pemakai akhir, sponsor dan pelanggan. Dan untuk mengurangi resiko kegagalan sistem informasi, organsasi harus mampu memprediksi hasil upaya yang
(36)
sedang dilakukan untuk mengembangkan sistem informasi. Prediksi lebih awal ini dapat dibuat dalam tahap-tahap proyek pengembangan sistem informasi.
Oleh sebab itu, dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kepuasan pemakai menurut penelitian adalah pengungkapan perasaan senang atau tidak senang yang timbul dalam diri pemakai sehubungan dengan partisi yang diberikannya selama pengembangan sistem informasi.
2.2.6.2.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan
Menurut Mangkunegara (2000:120) ada dua faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu faktor yang ada pada diri pegawai dan faktor pekerjaannya.
1. Faktor Pegawai
Yaitu kecerdasan (IQ), kecakapan khusus, umur, jenis kelamin, kondisi, fisik, pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja. Kecerdasan emosional (EQ), kepribadian, emosi, sikap kerja.
2. Faktor Pekerjaan
Yaitu jenis pekerjaan, struktur organisasi, pangkat (golongan), kedudukan, mutu pengawasan, jaminan finansial, kesempatan, promosi jabatan interaksi sosial dan hubungan kerja.
2.2.6.3.Faktor-Faktor Yang Mendorong Kepuasan Kerja Pemakai
Menurut Robbins (1996, 149-150) menyatakan bahwa faktor-faktor yang lebih penting yang mendorong kepuasan kerja pemakai adalah:
1. Kerja yang secara mental menantang
Karyawan cenderung lebih menyukai pekerjaan yang memberikan mereka kesempatan untuk menggunakan kemampuan dan ketrampilan mereka dan
(37)
menawarkan beragam tugas, kebebasan, dan umpan balik mengenai betapa baik mereka mengerjakan. Karakteristik ini membantu kerja secara mental menantang.
2. Ganjaran yang pantas
Karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka persepsikan sebagai adil. Bila upah dilihat yang didasarkan pada tuntutan pekerjaa, tingkat keterampilan individu, dan standart pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan dihasilkan kepuasan.
3. Kondisi kerja yang mendukung
Karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas dengan baik. Studi-studi memperagakan bahwa karyawan lebih menyukai keadaan sekitar fisik yang tidak berbahaya atau merepotkan.
4. Rekan kerja yang mendukung
Tindakan mengejutkan bila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan mendukung yang menghantarkan pada peningkatan kepuasan kerja. Perilaku seorang atasan juga merupakan determinan utama dari kepuasan.
Kepuasan pemakai (user safisfaction) merupakan salah satu indikator dari
keberhasilan pengembangan sistem informasi. Dari banyak peneliti yang dilakukan untuk menentukan keberhasilan pengembangan sistem informasi, keterlibatan dan partisipasi pemakai dalam perencanaan dan perancangan sistem merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan pemakai.
(38)
2.2.7. Teori yang Melandasi Pengaruh Komunikasi Pemakai-Pengembang Terhadap Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi
Teori yang melandasi pengaruh komunikasi pemakai-pengembang terhadap
kepuasan pemakai adalah Teori ERG (Existance, Relatedness, Growth) ini merupakan
teori Motivasi oleh Clayton Alderfer pada tahun 1972. Teori ini mengenalkan tiga
kelompok inti dari kebutuhan-kebutuhan yaitu kebutuhan akan keadaan (existence),
kebutuhan berhubungan (relatedness), dan kebutuhan untuk berkembang (growth).
Diantara tiga kebutuhan tersebut, yang dapat membentuk komunikasi dan
kerjasama adalah kebutuhan untuk berhubungan (relatedness), yaitu suatu kebutuhan
untuk menjalin hubungan sesamanya, melakukan hubungan sosial dan kerjasama dengan orang lain (Miftah Thota, 2004: 233). Kebutuhan ini merupakan kebutuhan interpersonal, yang dapat memberikan kepuasan dalam berinteraksi di lingkungan kerja.
Komunikasi pemakai-pengembang adalah suatu proses penyampaian ide, konsep, gagasan atau informasi dari si pengirim kepada si penerima informasi. Jadi komunikasi pemakai-pengembang merupakan salah satu sarana dalam penyampaian ide atau gagasan dari pemakai sistem informasi kepada pengembangan sistem informasi sehingga hasil dari pengembangan sistem informasi dapat dipakai oleh pemakai sistem informasi dalam menjalankan kegiatannya.
Kesimpulan dari keterangan di atas adalah untuk mencapai tujuan perusahaan diperlukan komunikasi antar komponen yang ada dalam perusahaan, begitu juga dengan komunikasi pemakai dengan pengembang dalam mengembangkan sistem
(39)
informasi sehingga hasil dari pengembangan sistem informasi dapat dipakai oleh pemakai sistem informasi yang pada akhirnya kepuasan pemakai dapat terwujud. 2.2.8. Teori yang Melandasi Pengaruh Partisipasi Pemakai Terhadap Kepuasan
Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi
Teori yang melandasi pengaruh partisipasi pemakai terhadap kepuasan pemakai adalah Teori Y dikemukakan oleh McGregor, 1960 dalam Lucas (1987:18). Teori Y berasal dari penilakan atas asumsi teori X yang ditentukan oleh McGregor sendiri. Teori Y mengemukakan bahwa (diantaranya) :
1. Pengukuran usaha fisik dan mental dalam bekerja adalah alami dan sama
seperti yang dilakukan dalam bermain. Orang akan berlatih untuk memerintah dan mengendalikan diri sendiri guna mencapai sasaran yang telah mereka sanggupi.
2. Teori Y yang mengemukakan bahwa kemauan untuk mencapai suatu
tujuan berhubungan dengan perhargaan atau hadiah yang diberikan jika tujuan tersebut tercapai. Orang akan belajar bukan hanya untuk menerima tanggung jawab, bahkan mereka akan mencarinya.
3. Dalam keadaan tertentu dianjurkan sesuatu yang disebut rencana Scanlon,
dimana para pekerja diberi hadiah atau penghargaan bila berhasil menurunkan biaya dibawah batas atas yang telah disepakati. Rencana ini menampilkan adanya komisi pekerja yang berperan serta dalam mengemukakan cara-cara baru untuk menurunkan biaya berkenaan dengan produk akhir melalui rencana-rencana penghematan pemotongan biaya.
(40)
Berdasarkan Teori Y McGregor tersebut diatas, bila dihubungkan dengan variabel partisipasi pemakai dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk dari pengarahan dan pengendalian diri sendiri untuk mencapai tujuan adalah partisipasi. Partisipasi mendorong orang-orang untuk menerima tanggung jawab dalam aktivitas kelompok dan merupakan salah satu bentuk keterlibahatan individu dalam kegiatan pengembangan sistem informasi yang bertujuan untuk mencapai kepuasan pemakai informasi tersebut.
2.2.9. Teori yang Melandasi Pengaruh Kompleksitas Sistem Terhadap Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi
Teori yang melandasi hubungan antara kompleksitas sistem terhadap
kepuasan pemakai adalah toeri sikap dan perilaku (theory of attitude and behavior)
yang dikembangkan oleh Triandis (1980) yang menyatakan bahwa pemanfaatan
komputer personal atau PC (personal computer) oleh pemakai yang memiliki
pengetahuan di lingkungan yang dapat memiliki (optional) dipengaruhi oleh afeksinya
(affect) terhadap pemanfaatan PC.
Menurut Robbins yang memandang organisasi terdiri dari sub sistem yang membutuhkan koordinasi, komunikasi dan kontrol agar dapat efektif. Seseorang dengan jabatan manajemen membutuhkan informasi yang sangat komplek sehingga memerlukan sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhannya karena apabila tidak didukung oleh sistem informasi yang baik maka manajer tersebut tidak dapat mengambil keputusan yang akurat sehingga kepuasan pemakai tidak dapat terpenuhi.
Kesimpulan dari penjelasan di atas adalah pemanfaatan sistem informasi tergantung kebutuhan akan informasi tersebut, semakin tinggi jabatan seseorang maka
(41)
membutuhkan informasi yang semakin kompleks untuk itu diperlukan sistem yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut, karena apabila didukung oleh sistem informasi yang baik maka manajer tersebut dapat mengambil keputusan yang akurat sehingga kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi dapat terwujud. 2.2.10.Teori yang Melandasi Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Kepuasan
Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi
Teori yang melandasi hubungan antara struktur organisasi terhadap kepuasan pemakai adalah Teori Kontingensi. Menurut Wilkinson (1993:47), organisasi formal disusun berdasarkan asas-asas yang berlaku. Salah satu prinsip yang banyak dianut dewasa ini, disebut Teori Kontigensi, mengatakan bahwa setiap perusahaan tunduk pada seperangkat kondisi yang khas; karena, struktur organisasi tiap-tiap perusahaan bergantung pada kondisi tertentu (jenis industri, kewajiban hukum, proses-proses intern, dsb) yang dihadapi oleh perusahaan itu. Namun demikian, kebanyakan prinsip yang digunakan didasarkan pada teori organisasi klasik atau tradisional. Prinsip-prinsip ini meliputi wewenang, kesatuan komando, rentang manajemen, dan pembagian tugas.
1. Wewenang adalah kekuasaan manajer untuk menuntut kepatuhan. Wewenang ini
didelegasikan ketingkat manajerial yang rendah, seperti manajer yang berada tiga tingkat dibawah direktur utama.
2. Kesatuan komando mengacu pada jalur wewenang yang jelas, dimana setiap
orang melapor hanya kepada seorang atasan. Bila prinsip ini dilanggar maka kekacauan akan terjadi.
(42)
3. Rentang manajemen disebut juga rentang kendali, mengacu pada jumlah bawahan yang melapor kepada seorang atasan. Dalam pratiknya rentang manajemen berbeda-beda.
4. Pembagian kerja mengacu pada segmentasi operasi dengan membagi-bagi
pekerjaan, perusahaan memperoleh dua manfaat:
a. Memungkinkan spesialisasi karyawan dan manajer.
b. Membantu perusahaan melakukan pengendalian yang lebih efektif atas berbagai
operasi kegiatan.
Setiap perusahaan pasti memiliki struktur yang mengatur tugas dan wewenang, seorang pemimpin atau manajer bertanggung jawab atas semua aktivitas perusahaan sedangkan bawahan atau karyawan bertanggung jawab terhadap tugas masing-masing dimana ia berada, kesemua bagian tersebut memerlukan sistem informasi yang berbeda-beda, agar dapat mencapai tujuan yang sama yaitu tujuan perusahaan maka dari itu bagian pengembangan informasi hendaknya dapat membuat sistem informasi yang dapat mendukung terciptanya komunikasi antara pimpinan dan bawahan yang ada dalam struktur organisasi.
Kesimpulan dari uraian diatas adalah agar suatu kelompok bisa mencapai tujuan-tujuan yang hendak dicapai, maka harus terdapat suatu pertukaran yang positif diantara pemimpin dan pengikut-pengikutnya, komunikasi antar bagian yang ada dalam struktur organisasi dapat tercipta apabila sistem informasi yang digunakan mendukung komunikasi tersebut sehingga kepuasan pemakai dapat tercapai.
(43)
2.3. Kerangka Pikir
Penelitian sekarang ini tentang Kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi dipengaruhi oleh faktor-faktor yang meliputi komunikasi pemakai-pengembang, partisipasi pemakai, kompleksitas sistem dan struktur organisasi.
Berdasarkan uraian diatas, kerangka pikir dirumuskan sebagai berikut:
Gambar Kerangka Pikir Komunikasi
pemakai-pengembang (X1)
Partisipasi pemakai (X 2)
Kompleksitas sistem ( X3)
Kepuasan pemakai (Y)
Struktur organisasi ( X4 )
(44)
2.4. Hipotesis
Perumusan hipotesis yang telah dikemukakan diatas maka dapat disusun hipotesis yang dapat menyelesaikan perumusan masalah dalam penelitian ini. Hipotesis dari penelitian ini adalah :
Diduga komunikasi pemakai-pengembang, partisipasi pemakai, kompleksitas sistem, struktur organisasi berpengaruh terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan Sistem Informasi Akuntansi pada Koperasi Setia Bhakti Wanita di Surabaya ?
(45)
(46)
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepuasan pemakai sebagai variabel terikat (Y). Sedangkan variabel bebasnya adalah komunikasi
pemakai-pengembang (X1) partisipasi pemakai (X2), kompleksitas sistem (X3) dan
struktur organisasi (X4).
Konsep dan definisi operasioanl setiap variabel dengan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah.
a. Variabel Terikat
Kepuasan pemakai (Y) adalah pengungkapan perasaan senang atau tidak senang yang timbul dalam diri pemakai sehubungan dengan partisipasi yang diberikan selama pengembangan sistem informasi, di Koperasi Setia Bhakti Wanita. Meliputi Kepuasan terhadap dukungan dan jasa informasi, keterlibatan dan partisipasi, kepercayaan terhadap sistem informasi yang dihasilkan (Purnamasari, 2004) dan dikembangkang lagi oleh peneliti.
b. Variabel bebas
1. Komunikasi Pemakai-Pengembang (X1) adalah merupakan cara
menyampaikan gagasan, fakta, pikiran, dan nilai kepada orang lain yang bertujuan meminimalisirkan kesalapahaman, sehingga pengembangan sistem informasi di Koperasi Setia Bhakti Wanita dapat
(47)
pemakaian bahasa, insentifikasi (Purnamasari, 2004) dan dikembangkan lagi oleh peneliti.
2. Partisi pemakai (X2) adalah keterlibatan emosi dan mental pegawai
dalam Koperasi Setia Bhakti Wanita yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi yang terbaik kepada perusahaan. Meliputi: pengujian sistem, mengevaluasi hasil pengujian, tanggapan dan saran, partisipasi aktif (Purnamasari, 2004) dan dikembangkan lagi oleh peneliti.
3. Kompleksitas Sistem (X3) adalah persepsi individu terhadap sistem
informasi yang digunakan. Instrumen yang dikembangkan oleh Rizzo (1970) dalam Purnamasari (2004:222)
4. Struktur Organisasi (X4) adalah bagan-bagan yang menggambarkan
struktur fungsional kerja di Koperasi Setia Bhakti Wanita yang menunjukkan pusat-pusat pertanggung jawaban seorang manajer dan garis yang berhubungan dengan pusat pertanggung jawaban. Meliputi pendelegasian keputusan dan gaya manajerial, kuisioner diambil dari penelitian terdahulu (Dian Indri P, 2004) dan dikembangkan oleh peneliti.
3.1.2. Pengukuran Variabel
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian adalah skala interval dan
teknik pengukuran yang digunakan adalah semantic differential. Skala ini tersusun
(48)
sangat negatif terletak sebelah kiri (Sumarsono, 2004: 25).
Skala data yang digunakan adalah skala interval. Dengan pengukuran intervalnya dimulai dengan angka 1 sampai 7 dimana angka 1 menunjukkan nilai terendah, sedangkan angka 7 menunjukkan angka tertinggi.
Berikut ini uraian singkat mengenai teknik pengukuran variabel terikat dan variabel bebasnya dengan menggunakan instrumen yaitu:
1. Kepuasan pemakai (Y)
Variabel ini diukur dengan instrument yang terdiri dari 4 item pertanyaan
dengan menggunakan skala Semantic Defferensial. Digunakan untuk
mengukur kepuasan pemakai atas partisipasinya dalam pengembangan sistem informasi.
Teknik pengukuran variabel.
Sangat Tidak Puas 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Puas
Jawaban dengan nilai 1-3 berarti cenderung sangat tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan. Nilai 4 merupakan nilai tengah antara sangat tidak setuju dengan sangat setuju dan nilai 5-7 berarti cenderung sangat setuju dengan pernyataan yang diberikan.
Variabel ini diukur dengan instrumen yang dikembangkang oleh Galleta dan Lederer (1990) dalam Purnamasari (2004:222) sebanyak 4 item pertanyaan.
(49)
1. Partisipasi dan keterlibatan dalam Operasi dalam pengembangan sistem
2. Dukungan yang diberikan oleh divisi EDP
3. Informasi yang diberikan oleh divisi EDP
4. Sistem Informasi dan lingkungan pendukungnya
2. Komunikasi Pemakai-Pengembang (X1)
Variabel ini diukur dengan instrument yang terdiri dari 12 item pertanyaan
dengan menggunakan skala Semantic Defferensial untuk menilai kualitas
komunikasi pemakai selama proses pengembangan sistem informasi serta kemampuan pemakai sistem dalam berkomunikasi.
Teknik pengukuran variabel.
Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju
Jawaban dengan nilai 1-3 berarti cenderung sangat tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan. Nilai 4 merupakan nilai tengah antara sangat tidak setuju dengan sangat setuju dan nilai 5-7 berarti cenderung sangat setuju dengan pernyataan yang diberikan.
Variabel ini diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh Kettinger (1990) dalam Purnamasari (2004: 222) sebanyak 12 item pertanyaan.
Indikator yang digunakan dalam variabel ini adalah:
1. Memiliki tutur bahasa yang baik.
2. Sensitif terhadap kebutuhan pemakai
3. Berusaha memberikan yang terbaik
(50)
5. Dapat berhubungan dengan para pemakai secara efektif
6. Pendengar yang baik
7. Hasil kerja Pengembang mudah untuk dipahami
8. Mengeskspresikan Ide dengan jelas
9. Pembicaraan pengembang mudah dipahami
10. Mengatakan sesuatu yang tepat waktu
11. Pengembang sangat komunikatif
12. Menanggapi pesan (memo, telepon, laporan) dengan tepat
3. Partisipasi Pemakai (X2)
Variabel ini, diukur dengan instrumen yang terdiri dari 9 item pertanyaan
dengan menggunakan skala Semantic Defferensial untuk mengukur adanya
partisipasi dari pemakai selama proses pengembangan sistem mulai dari tahap perencanaan sampai dengan tahap implementasi.
Teknik pengukuran variabel.
Sangat Rendah 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Tinggi
Jawaban dengan nilai 1-3 berarti cenderung sangat rendah dengan pernyataan yang diberikan. Nilai 4 merupakan nilai tengah antara sangat rendah dengan sangat tinggi dan nilai 5-7 berarti cenderung sangat tinggi dengan pernyataan yang diberikan.
Variabel ini diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh Mc Keen (1994) dalam Purnamasari (2004:222) sebanyak 9 item pertanyaan.
(51)
1. Pimpinan tim proyek dalam melakukan studi kelayakan dan analisa pengembangan sistem informasi
2. Membuat kebijaksanaan pembiayaan pengembangan sistem informasi
3. Bertanggung jawab dalam merancang file, pengkodean program,
menyiapkan prosedur dan dokumentasi sistem yang dikembangkan
4. Menentukan prosedur pengendalian dan keamanan sistem yang
dikembangkan
5. Mengevaluasi dan menyetujui bentuk input, output, layout, layar
monitor dan format laporan
6. Melakukan pengujian terhadap sistem informasi
7. Melakukan pelatihan untuk para pemakai dari sistem yang
dikembangkan
8. Membuat rencana pelaksanaan kegiatan dan laporan kemajuan
pengembangan sistem informasi
9. Tingkat partisipasi dalam membuat rencana pelaksanaan kegiatan dan
Laporan kemajuan pengembangan sistem informasi yang dibuat oleh perancang sistem informasi.
4. Kompleksitas Sistem (X3)
Variabel ini diukur dengan instrument yang terdiri dari 3 item pertanyaan
dengan menggunakan skala Semantic Defferensial.
Teknik pengukuran variabel.
Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju
Jawaban dengan nilai 1-3 berarti cenderung sangat tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan. Nilai 4 merupakan nilai tengah antara
(52)
setuju dengan pernyataan yang diberikan.
Variabel ini diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh Rizzo (1970) dalam Purnamasari (2004:222) sebanyak 3 item pertanyaan yaitu. Indikator yang digunakan dalam variabel ini adalah:
1. Persyaratan sistem telah dispesifikasi dengan jelas
2. persyaratan operasi dalam sistem merupakan hal yang kompleks
3. keseluruhan perencanaan (desain) sistem merupakan tugas yang
kompleks
5. Struktur Organisasi (X4)
Variabel ini, diukur dengan instrumen yang terdiri dari 8 item pertanyaan
dengan menggunakan skala Semantic Defferensial untuk mengetahui apakah
struktur organisasi pada perusahaan responden menerapkan struktur yang tersentralisasi data atau desentralisasi.
Teknik pengukuran variabel.
Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju
Jawaban dengan nilai 1-3 berarti cenderung sangat tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan. Nilai 4 merupakan nilai tengah antara sangat tidak setuju dengan sangat setuju dan nilai 5-7 berarti cenderung sangat setuju dengan pernyataan yang diberikan.
Variabel ini diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh Mc Keen (1994) dalam Purnamasari (2004: 222), sebanyak 8 item petanyaan yaitu. Indikator yang digunakan dalam variabel ini adalah:
(53)
pengembangan produk
2. Wewenang telah didelegasikan kepada Bapak/Ibu untuk bidang
penerimaan dan pemutusan karyawan manajerial
3. Wewenang telah didelegasikan kepada Bapak/Ibu untuk bidang
pemilihan investasi
4. Wewenang telah didelegasikan kepada Bapak/Ibu untuk bidang
pengembangan Jasa baru
5. Pimpinan Bapak/Ibu telah memberikan tugas dengan memberikan
penjelasan yang sangat jelas dan rinci
6. Perusahaan tempat Bapak/Ibu bekerja menggunakan buku pedoman
yang menjelaskan tugas-tugas dan hak-hak karyawan
7. Keputusan-keputusan yang berlaku dibuat oleh eksekutif senior tanpa
melibatkan Bapak/Ibu
8. Gaya-gaya manajerial dari pimpinan langsung dimana Bapak/Ibu
bekerja disesuaikan dengan situasi dan kondisi 3.2. Teknik Pengukuran Sampel
a. Populasi
Populasi merupakan kelompok Subyek atau obyek yang memiliki ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik tertentu yang berbebeda dengan kelompok Subyek dan Obyek yang lain, dan kelompok tersebut akan di kenali generalisasi dari hasil penelitian (Sumarsono, 2002:44). Pada penelitian ini
(54)
Bhakti Wanita di Surabaya yang terlibat dalam penggunaan sistem informasi akuntansi guna memperlancar pelaksanaan tugas dan wewenang yang sesuai dengan bidangnya dengan jumlah 71 orang
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut (Sumarsono, 2004:04). Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, jadi semua populasi adalah orang-orang yang menggunakan sistem informasi akuntansi. Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini difokuskan pada Kepala Seksi dan Staff pada bagian keuangan dan didasarkan atas pertimbangan, antara lain:
1. Kasie dan Staff yang hanya menggunakan sistem informasi akuntansi.
2. Hanya Kasie dan Staff bagian keuangan yang menjadi sampel dalam
penelitian ini.
3. Kasie dan Staff bagian keuangan yang telah bekerja minimal 3 tahun.
Berdasarkan ketentuan di atas maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 21 orang.
3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data utama yang diambil langsung dari angket yang diisi oleh responden. Hasil pengukuran data yang bersifat langsung dari sumber data ini selanjutnya akan menjadi dasar analisis
(55)
terikat sebelumnya (Nazir, 1999:212). 3.3.2. Sumber Data
Sumber data diperoleh dari Koperasi Setia Bhakti Wanita dimana data diambil dari hasil kuesioner yang dibagikan pada bagian manajer.
3.3.3. Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer, menggunakan beberapa metode (Nazir, 1999:24) sebagai berikut :
a. Observasi
Menggunakan pengamatan langsung kepada obyek yang diteliti guna mencocokkan hasil dari wawancara sehingga mendapatkan keyakinan terhadap kebenaran data.
b. Wawancara atau interview
Mengadakan wawancara baik pimpinan maupun staff perusahaan untuk mendapatkan data yang diperlukan guna menunjang serta mempermudah penulisan tentang masalah yang diteliti dalam penelitian.
c. Dokumenter
Teknik pengumpulan data historis perusahaan yang telah di dokumentasi dan masih berlaku saat ini.
d. Kuesioner
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan daftar pertanyaan yang telah disiapkan.
(56)
3.4.1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal atau tidak dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya metode
Kolmogorov Smirnov atau metode Shapiro Wilk (Sumarsono, 2002:40). Nilai
signifikansi atau nilai probabilitas < 0.05 maka distribusi adalah tidak normal (Simetris). Dan nilai signifikansi atau nilai probabilitas >0,05 maka distribusi adalah normal (simetris).
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduannya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.
3.4.2. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur itu (kuesioner) mengukur apa yang diinginkan. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing-masing butir pertanyaan dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan semua skor pernyataan. Apabila korelasi antara skor total dengan skor masing – masing pertanyaan signifikan(ditunjukkan dengan taraf signifikan < 0,05), maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut mempunyai validitas (Sumarsono, 2002:31).
(57)
Uji reliabilitas adalah pengujian yang dimaksudkan untuk menunjukkan sifat suatu alat ukur dalam pengertian apakah alat ukur yang digunakan cukup akurat, stabil atau konsisten dalam mengukur apa yang ingin diukur. Pengukuran reliabilitas
menggunakan nilai cronbach Alpha, suatu kuesioner dikatakan reliabel bila memiliki
nilai cronbach Alpha lebih besar dari 0,60 (Ghozali, 2001:133).
3.4.4. Uji Asumsi Klasik
Persamaan regresi harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator),
artinya pengambilan keputusan yang BLUE, maka harus dipenuhi diantara tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier, Apabila ada salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar, maka persamaan regresi yang diperoleh
tidak lagi bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), sehingga pengambilan
keputusan melalui uji F dan uji t menjadi bias, yaitu : 1. Autokolerasi
Autokorelasi dapat diidefinisikan sebagai ”korelasi antara data observasi yang
diurutkan berdasarkan urut waktu (data time series) atau data yang diambil
pada waktu tertentu (data cross sectional)”(Gujarati, 1999:201). Jadi dalam model regresi linier diasumsikan tidak terdapat gejala autokorelasi. Artinya
nilai residual (Y observasi – Y prediksi) pada waktu ke –t (et) tidak boleh
ada hubungan dengan nilai residual periode sebelumnya (et-1).
(58)
Uji asumsi multikolinieritas digunakan untuk menunjukkan adanyan hubungan linier antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi. Salah satu cara yang digunakan untuk mngetahui ada tidaknya multikolinieritas yaitu dengan
melihat besarnya nilai Variance Inflastion Factor (VIF). VIF ini dapat
dihitung dengan rumus :
1 VIF =
Tolerance
Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang
tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Nilai tolerance yang umum dipakai adalah 0,10 atau sama dengan nilai VIF di bawah 10, maka tidak terjadi muktikolinieritas (Ghozali, 2001:57).
3. Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali, 2001:69). Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidak adanya heterodastisitas dapat diuji dengan alat rank spearman yaitu dengan membandingkan antara nilai residual dengan seluruh variabel bebas.
Menurut Santoso (2001:301) deteksi adanya hesteroskedastisitas adalah :
1. Jika nilai probabilitasnya > 0,05 berarti bebas hesteroskedastisitas.
2. Jika nilai probabilitasnya < 0,05 berarti ada hesteroskedastisitas.
(59)
Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas X1, X2, X3, dan X4 terhadap
variabel Terikat (Y), maka teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah persamaan Regresi Linier berganda sesuai dengan tujuan yang akan diteliti sebagai berikut :
) Y = βo + β1 X1 + β2 X 2 + β 3 X3 + β4 X 4 + e ...(Anonim, 2003:L-21
Dimana :
Y : kepuasan Pemakai
X1 : Komunikasi Pemakai-Pengembang
X2 : Partisipasi Pemakai
X3 : Kompleksitas Sistem
X4 : Struktur Organisasi
β o : Konstanta
β1β2 β3 : Koefisien regresi variabel
e : Standar Error 3.4.6. Uji Hipotesis
1. Uji F
Model persamaan dalam regresi dihasilkan dari hasil perhitungan dengan menggunakan data masa lalu. Untuk menguji sesuai atau tidaknya model regresi
yang dihasilkan guna mengetahui pengaruh X1, X2, X3 dan X4 terhadap Y
digunakan uji F, dengan prosedur sebagai berikut:
1). Ho : βj = 0 (model regresi yang dilakukan tidak cocok)
(60)
Dimana j = 1,2,3,..., k : variabel ke j sampai ke k.
2). Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat bebas [n-k], dimanan: dimana n:jumlah pengamatan, dan k: jumlah variabel.
3). Dengan F hitung sebesar:
R2 / (k – 1)
Fhit =
(1 – R2) / (n – k )
Keterangan:
Fhit = F hasil perhitungan
R2 = koefisien regresi k = jumlah variabel
n = jumlah sampel (Anonim, 2008:L21)
4). Kriteria Pengujian:
a). Jika nilai probabilitas (signifikansi) > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak.
b). Jika nilai probabilitas (signifikansi) < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.
2. Uji t
Y).
1) Ho : i = 0, dimana i = 1, 2, 3,4 (tidak terdapat pengaruh signifikan X1, X2,
X3,X4 secara parsial terhadap Y).
Hi : i ≠ 0, dimana i = 1, 2, 3, 4(terdapat pengaruh X1, X2, X3, X4 secara
parsial terhadap
2) Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05.
3) Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
a) Apabila nilai probabilitas >0,05 Ho diterima dan Hi ditolak.
b) Apabila nilai probabilitas <0,05 Ho ditolak dan Hi diterima.
(61)
(62)
4.1. Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1. Gambaran Koperasi Setia Bhakti Wanita “Jawa Timur”
Bermula dari kumpulan ibu-ibu arisan yang terdiri dari 35 orang. Setiap bulan mereka berkumpul dari anggota satu ke yang lain secara bergiliran. Dan nilai arisannya sebesar Rp. 2.000 per orang. Dari berkumpul, idepun terus berkembang dengan memunculkan usaha simpan pinjam. Ide ini terlaksana sejak 1975 dengan besar pinjaman Rp. 5.000 yang diangsur 5 kali.
Seiring waktu, modal bertambah, pinjaman bisa semakin ditingkatkan menjadi Rp. 50.000,- dan biasanya anggota memanfaatkan pinjaman untuk membuka usaha walaupun sifatnya kontemporer. Seperti misalnya membuat kue yang akan dijual tatkala lebaran atau acara tertentu. Sampai akhirnya, kumpulan ibu-ibu ini menarik perhatian ibu Mursina Zaafril Liyas, separah tokoh koperasi dan pencetus tanggung renteng.
Sejak 1977 Ibu Musia Zaafril Ilyas yang juga pernah menjadi sekretaris presiden I RI saat di Yogyakarta, mulai datang ke pertemuan arisan untuk memperkenalkan tentang koperasi. Tapi ide pembentukan koperasi ini tidak langsung diterima ibu-ibu. Kendati demikian Ibu Mersina tidak putus asa, pada setiap pertemuan arisan selalu datang untuk memotivasi agar membentuk koperasi. Karena dari jumlah anggota, memang sudah memenuhi persyaratan.
(63)
untuk mencoba membentuk koperasi. Sedang untuk aktivitas kantor pada waktu itu dilakukan garasi rumah Ny. Tatiek Yudara yang berada di jalan Gubeng Kertajaya 178 Surabaya.
Dari anggota 35 orang, kemudian beberapa orang mencoba membentuk kelompok baru hingga terbentuk 4 kelompok. Karena anggota sudah banyak, akhirnya Departemen Koperasi Kodya Surabaya menyarankan untuk mengajukan permohonan badan hukum.
Kemudian pada tanggal 30 Mei 1978, Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita diresmikan oleh Departemen Koperasi Kodya Surabaya dengan wilayah kerja Kecamatan Gubeng. Dan lima ibu sebagai pendiri yakni, Ibu Mursia, Ny. Atmadji, Ny. Abdulkadir S, Ny. Tini Hasana dan Ny. Tatiek Yudara. Dua tahun kemudian tepatnya 15 Januari 1980 mendapat badan hukum Depkop Surabaya, dengan Nomor: 4362/BH/II/80.
Waktu terus berlalu, kegigihan pengurus Koperasi yang baru berdiri ini membuahkan hasil. Jumlah anggota terus bertambah sehingga kantorpun berpindah dari sebuah garasi ke kantor di Jl. Panglima Sudirman. Kantor tersebut milik Puskowanjati yang direlakan untuk ditempatkan dengan sewa relatif murah.
Selama 6 tahun berjalan, anggota meningkat menjadi 2.1913 orang. Perkembangan pesat itulah kemudian menuntut adanya perubahan anggaran dasar. Jangkauan pun diperluas mencakup wilayah kerja Surabaya Timur. Perubahan anggaran dasar dilakukan lagi di tahun 1988. karena saat itu anggota sudah mencapai 3.341 orang yang terbagi dalam 270 kelompok. Jangkauan tidak lagi sebatas
(64)
diantaranya masuk dalam wilayah kerja Kopwan Setia Bhakti Wanita.
Jangkauan pun diperluas lagi yang mencakup wilayah Surabaya dan sekitar dengan demikian AD kembali mengalami perubahan yang diusahakan dalam rapat anggota 9 Februari 1996. di tahun tersebut anggota telah mencapai 6.303. ketika anggota mencapai 9.832 pada tahun 2001, muncul keinginan memperluas wilayah kerja hingga seluruh Nusantara, walaupun kemudian tidak terlaksana.
Baru tahun 2006, wilayah kerja bisa menjadi seluruh Jawa Timur. Dengan demikian sejak 11 September 2006 Kopwan Setia Bhakti Wanita mengalami alih bina dari kantor Dinas Koperasi dan Sektor Informal Kota Surabaya ke Kantor Dinas Koperasi dan PKM Propinsi Jawa Timur dengan nomor Badan Hukum 518.1/PAD/BH/22/2006. pada 17 Oktober 2006 Kopwan Setia Bhakti Wanita telah tercatat dalam Tambahan Berita Negara dengan Nomor 83.
Omset & Asset, rasa memiliki, merupakan salah satu kunci dari perkembangan Kopwan Setia Bhakti Wanita. Dari awal yang hanya bermodalkan Rp. 300.000,- kini omset telah berkembang menjadi lebih Seratus milyar Rupiah. Sementara Asset, yang menjadi Puluhan Milyar Rupiah.
Gedung berlantai dua di atas tanah 1.400 m2 yang dimiliki data ini juga tak lepas dari kontribusi seluruh anggota. Seperti pada pembangunan gedung tahap pertama, anggota merelakan SHU-nya selama 3 tahun demi keinginan menaiki gedung kantor sendiri. Begitu pula pada pembangunan gedung tahap II, setiap anggota menyumbangkan Rp. 16.000,-. Sedang gedung tahap III merupakan hasil usaha selama 25 tahun perjalanan Kopwan Setia Bhakti Wanita.
(65)
Adapun jenis usaha yang dijalankan Koperasi Setia Bhakti Wanita “Jawa Timur” yaitu:
1. Simpan Pinjam
Produk simpanan Kopwan Setia Bhakti Wanita:
a. Simpanan Anggota/Sukarela adalah simpanan yang dapat disetor maupun
ditarik setiap saat dengan setoran minimal Rp. 2.500,-
b. Simpanan Harian adalah simpanan dengan bunga harian yang dapat disetor
dan ditarik setiap saat.
c. Simpanan Setia Plus adalah simpanan dengan terbatas minimal Rp. 500
ribu yang diwujudkan dalam bentuk bilyet dengan jangka waktu 6 bulan dan 1 tahun.
d. Simpanan Berjangka adalah investasi aman, terpercaya sekaligus
memberikan bunga yang kompetitif. Dana dapat disimpan sesuai kebutuhan penyimpanan yaitu 1, 3, 6 dan 12 bulan dengan sistem perpanjangan otomatis tanpa perlu instruksi pada saat jatuh tempo.
2. Produk Pinjaman
a. Pinjaman dengan sistem tanggung renteng. Pinjaman ini diperuntukkan
bagi anggota secara berkelompok dengan sistem tanggung renteng. Untuk pinjaman pada anggota ini besarnya dihitung berdasarkan plafon kelompok. Ada beberapa jenis pinjaman yakni: Pinjaman SP 1, Pinjaman SP2, Pinjaman SP3.
(66)
pinjaman UKM.
3. Swalayan
Usaha ini berawal dari tuntutan anggota agar Kopwan Setia Bhakti Wanita juga melayani barang kebutuhan sehari-hari anggota. Sesuai dengan
keputusan dalam rapat anggota, maka dibukalah Waserda. Namun seiring
dengan perkembangan anggota yang mencapai sepuluh ribu lebih, tuntutan-pun
berkembang dari Waserda menjadi swalayan.
4. Learning Center
Unit ini dibentuk pada tahun 2004 setelah Kopwan Setia Bhakti Wanita mendapat tugas dari Kementrian Negara Koperasi dan UKM RI untuk mensosialisasikan sistem tanggung renteng. Disamping itu juga ditunjang dari data yang menunjukkan banyaknya tamu yang berkunjung ke tempat Kopwan
Setia Bhakti wanita untuk studi banding. Di unit inilah, peserta learning center
akan mendapatkan materi tentang pengelolaan koperasi dan aplikasi sistem tanggung renteng. Dalam hal ini materi tidak hanya diberikan dalam kelas tetapi peserta juga bisa melihat langsung bagaimana pelaksanaan sistem tanggung renteng dikelompokkan anggota. Kemudian dilengkapi dengan simulasi sistem tanggung renteng.
(1)
82
1. Kurangnya instrumen pengukur khususnya pada variabel Struktur Organisasi, yang menyebabkan variabel Struktur Organisasi tidak berpengaruh terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi.
2. Data yang dianalisis dalam penelitian ini menggunakan instrumen yang mendasarkan pada persepsi jawaban responden melalui survey dengan kuesioner. Hal ini akan menimbulkan masalah jika persepsi responden berbeda dengan keadaan sesungguhnya, sehingga kesimpulan yang diambil hanya berdasarkan pada data yang dikumpulkan melalui penggunaan instrumen secara tertulis.
3. Kendala yang bersifat situasional, yaitu berupa situasi yang dirasakan responden pada saat pengisian kuisioner tersebut akan dapat mempengaruhi cara menjawab.
(2)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dengan judul Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Kepuasan pemakai dalam pengembangan Sistem Informasi Akuntansi pada Koperasi Setia Bhakti Wanita di SURABAYA”, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
Hipotesis yang menyatakan bahwa diduga Komunikasi pemakai-pengembang(X1), partisipasi pemakai(X2), kompleksitas sistem (X3) dan struktur
organisasi (X4) mempengaruhi kepuasan pemakai (Y) dalam pengembangan Sistem
Informasi Akuntansi di koperasi telah teruji kebenarannya. 5.2. Saran
Dari hasil penelitian serta kesimpulan yang telah diambil maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi Koperasi Setia Bhakti Wanita, hendaknya lebih meningkatkan komunikasi antar staf dan kasie bagian keuangan, agar dapat tercapai kerjasama yang mampu mengatasi masalah yang berada dalam lingkuangan koperasi, terutama masalah yang berhubungan dengan sistem informasi akuntansi.
2. Untuk penelitian yang akan datang, hendaknya menambah jumlah variabel lain seperti Manajemen Puncak serta menambahkan data penelitian atau pengamatannya.
(3)
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Buku Teks
Anonim, 2003, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian Dan Skripsi Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UPN “Veteran” Jawa Timur.
Baridwan, 1994, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi kedua, Cetakan Kedua Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Cushing, 1991, Sistem Informasi Akuntansi Dan Organisasi Perusahaan, Edisi Ketiga Cetakan Kelima Terjemahan Kosasih, Ruchyat, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Davis dan Neswtrom, 1996, Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen, Bagian II, Penerbit Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
Davis, 1996, Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen, Bagian II, Penerbit Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
Davis dan Neswtrom, 1996, Perilaku dalam Organisasi, Jilid 1, Edisi ketujuh, Penerbit Erlangga Jakarta.
Davis dan Neswtrom, 1993, Perilaku dalam Organisasi, Jilid 2, Edisi ketujuh, Penerbit Erlangga Jakarta.
Ghozali, 2000, Aplikasi Analisis Multivarrate Dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Gujarati, Damodar, 1999, Ekonometrika Dasar, terjemahan Sumarsono Zain, Penerbit Airlangga, Jakarta.
Jogiyanto, 2000, Sistem Informasi Berbasis Komputer, Edisi Kedua, Cetakan Ketiga BPFE, Yogyakarta.
Mangkunegara, 2000, Manajemen Sumber daya Manusia Perusahaan, Cetakan Pertama, Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Nasir, 1998, Metode Penelitian, Edisi 3.Penerbit Ghalia, Indonesia Jakarta.
Robbins, 1996, Perilaku Dalam Organisasi, Jilid Pertama, Edisi Bahasa Indonesia, Terjemahan Pujaatmaja, Hadyana, Penerbit PT. Prehallindo, Jakarta.
(5)
Robbins, 2002, Organizational Behavior : Concept, Controversies, Aplikacation , Seventh Edition, Prentice Hall inc, Englewood Cliffs, New Jersey Robbins, 1996, Teori Organisasi, Jilid ketiga, Edisi Bahasa Indonesia,
Terjemahan Jusuf Udaya, Penerbit Arca, Jakarta.
Simamora, 2000, Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Jilid 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Sudjana, 1996, Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti, Edisi Ke III, Penerbit Tarsito, Bandung.
Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi, Edisi revisi, FE, UPN “Veteran” Jawa Timur.
Wursanto, 1996, Dasar-Dasar Ilmu Organisasi, penerbit Andi Yogyakarta. Widjajanto, 2001, Sistem Informasi Akuntansi, Penerbit Erlangga. Jakarta. Wilkinson, 1993, Sistem Akuntansi dan Informasi, Jilid Pertama, Edisi Ketiga,
Cetakan Pertama. Terjemahan Maulana, Agus, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta.
Jurnal
Restuningdiah, Nurika Dan Indriantoro,2000, Pengaruh Partisipasi Terhadap Kepasan Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi Dengan Kompleksitas Tugas, Kompleksitas Sistem Dan Pengaruh Pemakai Sebagai Moderating Variabel, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Volume 3, nomor 2 Halaman 119-133.
Purnamasari, Dian Indri, 2004 , Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Keefektifan Pengembangan Sistem Informasi, Jurnal Widya Manajemen Dan Akuntansi, Volume 4, Nomor 2, Halaman 218 -229
Skripsi
Partiwi, 2006 Pengaruh Komunikasi Pemakai-Pengembang Terhadap Hubungan Partisipasi Dan Kepuasan Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi Pda PT. Excelcomindo Pratama Tbk Area Jawa Timur.
(6)