Pembiayaan Pembangunan Daerah Sebagai Unsur Penting Dalam Perencanaan

Dengan peranan pemerintah sebagaimana di sebutkan, maka kegiatan ekonomi tidak akan berjalan dengan baik tanpa campur tangan pemerintah, termasuk pengaruhnya terhadap pembangunan yang dilaksanakan di daerah. Salah satu masalah pokoknya sebagaimana dikemukakan Arsyad 1999: 298 adalah terletak pada penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah yang bersangkutan Endogenous development dengan menggunakan potensi sumber daya manusia, kelembagaan dan suber daya fisik secara lokal daerah. Orientasi ini mengarahkan pada pengambilan inisiatif-inisiatif yang berasal dari daerah tersebut dalam proses pembangunan untuk menciptakan kesempatan kerja baru dan peningkatan kegiatan ekonomi. Dengan demikian pelaksanaan pembangunan ekonomi daerah memerlukan suatu perencanaan dari pemerintah daerah agar pembangunan ekonomi daerah mempunyai arah, dan dapat mencapai tujuan yang diinginkan serta kebijakan yang diambil sesuai dengan kekhasan daerah yang bersangkutan. Untuk melakukan suatu perencanaan yang baik dan sesuai dengan pembangunan yang dilakukan di daerah memerlukan dukungan dari masyarakat dan sumber daya lokal serta informasi dan data yang lengkap karena kedekatan dengan obyek perencanaan. Karena pembangunan ekonomi daerah tanpa adanya suatu perencanaan yang matang merupakan pembangunan yang tanpa arah sehingga sulit untuk mencapai tujuannya.

2.2.2. Pembiayaan Pembangunan Daerah Sebagai Unsur Penting Dalam Perencanaan

Secara khusus bahwa di dalam hubungannya dengan perencanaan pembangunan termasuk di dalamnya perencanaan pembangunan daerah, maka faktor pembiayaan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. menjadi sangat penting, bahkan komponen pembiayaan termasuk di dalam perencanaan. Dalam kaitan ini, Kunarjo, 1993: V menyatakan bahwa perencanaan dan pembiayaan adalah dua kata yang tidak dapat dipisahkan. Perancanaan tanpa pebiayaan yang memadai hanya angan-angan kosong yang tidak banyak manfaatnya, sedangkan pembiayaan tanpa suatu perencanaan yang baik adalah merupakan suatu pemborosan. Dengan perencanaan yang baik, maka pengeluaran-pengeluaran akan dapat diarahkan kesasaran yang lebih baik, sistematis, efisien dan efektif. Sejalan dengan hal tersebut pembiayaan merupakan salah satu aspek di dalam suatu anggaran. Sedangkan maenurut Mardiasmo, 2002: 122, anggaran merupakan alat perencanaan manajemen untuk mencapai tujuan organisasi. Anggaran sebagai alat perencanaan digunakan untuk: 1. merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi dan misi yang ditetapkan 2. merencanakan berbagai progran dan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi serta merencanakan alternatif pembiayaannya 3. mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan yang telah disusun 4. menentukan indikator kinerja pencapaian strategi. Didalam pelaksanaan otonomi daerah, maka dilihat dari sisi pembiayaan telah ditentukan bahwa untuk Kabupaten dan Kota terdiri dari: 1. Pendapatan Asli Daerah PAD, meliputi: a. Hasil Pajak Daerah b. Hasil Retribusi Daerah c. Hasil Pengelolaan Daerah yang Dipisahkan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah 2. Dana Perimbangan, meliputi: a. Dana Bagi Hasil b. Dana Alokasi Umum DAU c. Dana Alokasi Khusus DAK 3. Lain-lain pendapatan Daerah yang sah Berdasarkan komponen pendapatan daerah tersebut terlihat bahwa terdapat 2 hal pokok dalam hal pendapatan daerah KabupatenKota yaitu pendapatan yang berasal dari daerah sendiri dan pendapatan yang berasal dari pemerintah pusat serta provinsi. Dalam pelaksanaan pembangunan daerah di Indonesia, pembiayaan pembangunan bagi kebanyakan daerah masih sangat mengandalkan sumber pembiayaan pembangunan yang berasal dari pemerintah pusat. Hal ini terlihat pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD, bahwa sekitar dua pertiga total pengeluaran pemerintah daerah dibiayai oleh bantuan dan sumbangan dari pemerintah pusat Shah, dkk., 1994. Berdasarkan kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah PAD di Kabupaten Kota belum sepenuhnya dapat mendukung terselenggaranya pembangunan di daerah. Padahal salah satu kriteria penting penyelenggaraan otonomi daerah adalah adanya kesepadanan antara sumber dana dari pemerintah pusat dengan Pendapatan Asli Daerah PAD, bahkan secara ideal porsi Pendapatan Asli Daerah PAD lebih besar dibandingkan dengan sumber dana yang berasal dari pemerintah pusat. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.3. Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah