ternyata Kabupaten Gresik masih memiliki potensi sector Pertanian yang cukup besar, sector pertanian mempunyai peranan di urutan ketiga yakni sebesar 10,41.
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian
Mengingat bahwa realisasi pendapatan daerah tahun 2003 hanya berlangsung 9 bulan akibat adanya penyesuaian tahun anggaran dari bulan april sampai dengan bulan
Maret menjadi bulan bulan Januari sampai dengan bulan Desember, maka data dalam penelitian ini dilakukan penyesuaian. Penyesuaian data dimaksud dilakukan mulai tahun
19871988 sampai dengan tahun 2003 dengan cara pergeseran Triwulan IV tahun sebelumnya menjadi Triwulan I tahun bersangkutan, sehingga diperoleh data tahunan
mulai bulan Januari hingga bulan Desember. Data pendapatan daerah yang semula dimulai pada bulan April sampai dengan
bulan Maret tahun berikutnya, disesuaikan menjadi data tahunan yang dimulai pada bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun bersangkutan. Sehingga diperoleh
keseragaman data tahunan selama 12 bulan, hal ini di lakukan agar hasil perhitungan dan analisis data bisa optimal. Perhitungan penyesuaian data tersebut sebagaimana
terlampir Lampiran 5-8.
4.2.1. Derajat Desentralisasi Fiskal
Dalam penelitian ini Derajat Desentralisasi Fiskal DDF di Kabupaten Gresik dilihat dari rasio PAD terhadap total pendapatan daerah tampak pada tabel 4.2 sebagai
berikut :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
TABEL 4.2 DERAJAT DESENTRALISASI FISKAL
KABUPATEN GRESIK TAHUN 1988-2008 TAHUN Realisasi
PAD Rp
Realisasi Total Pendapatan Daerah Rp
DDF 1988 1.413.951.636
9.092.770.164 15,55
1989 1.028.181.802 5.837.149.429
17,61 1990 1.584.592.675
5.344.826.182 29,65
1991 1.850.871.084 5.817.490.354
31,82 1992 2.080.041.915
5.996.768.256 34,69
1993 2.356.470.832 8.230.438.135
28,63 1994 2.926.903.964
11.077.281.999 26,42
1995 3.168.924.490 15.006.981.596
21,12 1996 4.305.019.401
16.359.661.602 22,24
1997 5.811.866.070 26.858.749.104
21,64 1998 9.411.810.872
32.459.101.821 29,00
1999 15.728.982.702 51.338.223.076
30,64 2000 15.146.975.231
49.222.687.310 30,77
2001 14.462.459.102 53.021.897.982
27,28 2002 17.435.772.088
92.937.722.379 18,76
2003 22.857.994.979 124.543.140.698
18,35 2004 32.464.795.392
249.209.458.397 18,03
2005 50.324.021.762 310.396.091.440
16,21 2006 59.811.702.093
388.497.835.692 15,40
2007 73.186.337.984 425.841.802.589
17,19 2008 87.961.119.316
474.988.244.204 18,52
Rata-rata 20.253.275.971 112.479.920.115
23,27 Sumber : Perhitungan APBD Kabupaten Gresik, 1988-2008, data diolah
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Berdasarkan Tabel 4.2 rata-rata realisasi penerimaan PAD selama periode selama periode 1988 - 2008 sebesar Rp 20.253.275.971,-. Penerimaan PAD yang paling
besar terjadi pada tahun 2008 yaitu Rp 87.961.119.316,- sedangkan penerimaan PAD yang paling kecil selama periode 1988 - 2008 terjadi pada tahun 1989 yaitu sebesar Rp
1.028.181.802,- ,dilihat dari realisasi penerimaan PAD selama periode 1988 - 2008 tersebut, PAD di Kabupaten Gresik mulai tahun 1989 sampai dengan 2008 terus
mengalami peningkatan. Dilihat dari realisasi penerimaan total pendapatan total pendapatan adalah
sebesar Rp 112.479.920.115,- dengan total pendapatan daerah yang paling tinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar Rp 474.988.244.204,- sedangkan yang paling rendah
terjadi pada tahun 1990 sebesar Rp 5.344.826.182,-. Sama halnya dengan PAD, total pendapatan daerah di Kabupaten Gresik selama periode 1988 - 2008 selalu mulai tahun
1990 selalu mengalami perkembangan kecuali pada tahun 2000 yang mengalami penurunan.
Derajat Desentralisasi Fiskal DDF menunjukkan kontribusi PAD terhadap total pendapatan daerah. Dalam tabel 4.2 tersebut selama periode penelitian 1988 - 2008
derajat desentralisasi fiskal tertinggi pada tahun 1992 yaitu sebesar 34,69, sedangkan derajat desentralisasi fiskal terendah terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 15,40.
Tetapi kalau dilihat secara keseluruhan derajat desentralisasi fiskal di Kabupaten Gresik masih rendah, hal ini ditunjukkan selama periode penelitian 1988 - 2008 derajat
desentralisasi fiskal masih di bawah 50, belum bias mencapai angka lebih dari 50 yang berarti bahwa ketergantungan fiskal Kabupaten Gresik masih tinggi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.2.2. Perkembangan Ekonomi Daerah