6
Melalui berbagai macam kegiatan pendampingan tersebut mereka mampu mengenal dan menerima diri dengan segala kekurangan serta kelebihan yang
mereka miliki, mampu menemukan identitas diri memiliki gambaran diri yang sehat dan mempunyai kepercayaan diri serta harga diri yang seimbang, mampu mengolah
dan mengarahkan segala perasaan hati yang positif dan negatif yang muncul dalam hati mereka, mampu mengembangkan perilaku, cara dan gaya hidup yang produktif,
serta mampu mengembangkan motivasi, potensi yang ada di dalam dirinya secara maksimal.
Maka dari itu lewat upaya-upaya kegiatan tersebut, diharapkan perkembangan keterlibatan kaum muda dalam hidup menggerejanya semakin kental
dan aktif. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan tali persaudaraan sebagai perwujudan iman yang terlibat baik di dalam lingkup Gereja maupun di
masyarakat, sehingga mereka pun dapat membantu sesamanya untuk hidup yang lebih maju dan berkembang. Berdasarkan keprihatinan tersebut penulis terdorong
untuk mengangkat judul skripsi : “UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA SECARA KONTEKSTUAL DI
LINGKUNGAN SANTO YUSUF KADISOBO PAROKI SANTO YOSEPH MEDARI”.
Semoga dengan berjalannya waktu dan semakin berkembangnya upaya- upaya yang telah dilakukan untuk melibatkan kaum muda dalam kehidupan
menggereja secara kontekstual khususnya di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo Paroki Santo Yoseph Medari mampu membawa kaum muda mencapai kedewasaan
7
imannya melalui pengalaman dan pergumulan mereka dalam mencari dan menemukan Tuhan bersama rekan-rekan muda lainnya.
B. Rumusan Permasalahan
Pada bagian rumusan permasalahan terdiri dari empat rumusan, berisi tentang permasalahan yang akan coba dijawab oleh penulis dalam skripsinya seperti
yang tertulis di bawah ini: 1.
Sejauh mana keterlibatan para kaum muda dalam hidup menggereja secara kontekstual di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo?
2. Apa saja upaya yang sudah dilakukan oleh lingkungan Santo Yusuf Kadisobo
untuk meningkatkan keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja secara kontekstual?
3. Apa manfaat dari upaya-upaya tersebut untuk keterlibatan kaum muda dalam
hidup menggereja terhadap pengembangan diri mereka? 4.
Bentuk kegiatan pendampingan seperti apa yang dirasa cocok bagi kaum muda di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo agar mereka semakin terlibat dalam hidup
menggereja?
C. Tujuan Penulisan
Pada bagian tujuan penulisan terdiri dari empat rumusan, berisi tentang tujuan dari penulisan yang akan coba dicapai oleh penulis dalam skripsinya seperti
yang tertulis di bawah ini:
8
1. Mengetahui sejauh mana keterlibatan kaum muda di lingkungan Santo Yusuf
Kadisobo dalam hidup menggerejanya. 2.
Mengetahui bentuk kegiatan dan upaya yang sudah dilakukan lingkungan Santo Yusuf Kadisobo sudah sejauh mana berkembangnya.
3. Agar kaum muda dapat menemukan manfaat dari upaya-upaya yang sudah di
lakukan oleh lingkungan Santo Yusuf Kadisobo untuk meningkatkan keterlibatan mereka dalam hidup menggereja.
4. Memberikan satu bentuk kegiatan yang sesuai untuk semakin meningkatkan
keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja.
D. Manfaat Penulisan
Pada bagian manfaat penulisan terdiri dari empat rumusan, berisi tentang manfaat dari penulisan yang akan coba dicapai oleh penulis, kaum muda, dan
Gereja seperti yang tertulis di bawah ini: 1.
Supaya kaum muda dapat mengembangkan diri, menambah rasa percaya diri dalam diri mereka untuk tampil di depan umum, dan samakin aktif serta ikut
ambil bagian dalam kegiatan-kegiatan di Gereja.
2. Memperoleh bentuk gambaran dari upaya untuk meningkatkan keterlibatan
kaum muda yang telah dilakukan oleh lingkungan Santo Yusuf Kadisobo agar lebih banyak kaum muda yang aktif.
3. Diperoleh manfaat dari bentuk kegiatan yang telah diupayakan oleh lingkungan
Santo Yusuf Kadisobo, serta situasi dan kondisi kaum muda dalam keterlibatan hidup menggereja di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo.
9
4. Tersedianya bentuk kegiatan yang sekiranya sesuai untuk meningkatkan
keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo.
E. Metode Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode deskriptif- analitis. Melalui metode ini penulis akan menggambarkan dan menganalisa
permasalahan yang ada untuk dicarikan alternatif pemecahan yang tepat. Untuk mendapatkan data yang diperoleh, penulis mengadakan survei dengan
menggunakan kuesioner, wawancara, dan untuk mendapatkan analisis yang baik penulis melengkapinya dengan membaca serta studi pustaka. Data-data yang
diperoleh nantinya akan dianalisis guna mengetahui seberapa besar perkembangan keterlibatan para kaum muda dalam hidup menggereja secara kontekstual di
lingkungan Santo Yusuf Kadisobo Paroki Santo Yoseph Medari.
F. Sistematika Penulisan
Pada bagian sistematika penulisan terdiri dari lima rumusan, berisi tentang sitematika penulisan dari tiap bab penulisan yang akan coba dicapai oleh penulis
seperti yang tertulis di bawah ini: BAB I : Pada bab ini penulis akan memaparkan mengenai pendahuluan yang
berisikan tentang: latar belakang penulisan skripsi, rumusan permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
10
BAB II : Pada bab ini penulis akan memaparkan pengertian-pengertian kaum muda, ciri-ciri kaum muda, permasalahan kaum muda, situasi kaum muda, peranan kaum
muda, bentuk hidup menggereja, konsep keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja, dan hidup menggereja secara kontekstual sebagai praksis perwujudan
Iman Kristiani. BAB III : Pada bab ini penulis akan memaparkan penelitian mengenai keterlibatan
kaum muda dalam hidup menggereja secara kontekstual yang terdiri dari metode penelitian yang digunakan, memaparkan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan,
dilanjutkan pembahasan hasil penelitian dan mencermati data yang ada untuk ditindak lanjuti, dan yang terakhir adalah menarik kesimpulan dari penelitian
tersebut. BAB IV : Pada bab ini terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama berisi tentang latar
belakang penyusunan kegiatan pendampingan kaum muda di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo. Bagian ke dua berbicara mengenai tujuan kegiatan kaum muda.
Bagian ke tiga bentuk kegiatan pendampingan yang cocok dan sesuai dengan karakter kaum muda di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo.
BAB V : Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran dari penulis demi membangun keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja secara kontekstual.
11
11
BAB II KETERLIBATAN KAUM MUDA DAN HIDUP MENGGEREJA
SECARA KONTEKSTUAL
Pada bab ke dua ini akan dibahas tiga hal, yakni: Pengertian Kaum Muda, Bentuk Hidup Menggereja dan Pembinaanya, dan Hidup Menggereja Secara
Kontekstual Sebagai Praksis Menghayati Iman Kristiani. Berikut adalah
pembahasannya.
A. Kaum Muda
1. Pengertian Kaum Muda Secara Umum
Kata muda berarti belum sampai setengah umur. Namun, Shelton 1987:9 berpendapat bahwa kaum muda adalah mereka yang berusia antara 15-24 tahun dan
sedang mengalami tahap pertumbuhan fisik dan perkembangan mental, emosional, sosial, moral, serta religius.
Sedangkan tokoh lain yakni Mangunhardjana 1986:11-12 berpendapat bahwa kaum muda diperuntukkan untuk menunjuk kaum, golongan, atau kelompok
orang yang masih muda usianya, yang berumur 15 sampai 21 tahun. Kaum muda dalam ilmu psikologi disebut remaja yang mencakup muda-mudi usia SMA dan
usia studi Perguruan Tinggi semester I-IV. Dengan demikian kaum muda adalah seorang pribadi yang sedang berada
dalam taraf perkembangan dengan segala perubahan emosional, sosial, dan psikologis yang dialami pada kerangka waktu tertentu. Pada masa perkembangan