Pada diagram sebar dapat diamati bahwa titik-titik menyebar secara acak dengan penyebaran yang cenderung menjauhi garis linier. Pola hubungan antara AST
dengan kadar trigliserida adalah hubungan yang positif nilai = 0,003, artinya dengan semakin meningkatnya nilai AST, maka kadar trigliserida juga akan
meningkat.
2. Korelasi
abdominal skinfold thickness dengan kadar trigliserida pada diabetes melitus tipe 2 pada responden wanita
Hasil uji korelasi Spearman didapatkan adalah nilai signifikansi sebesar p=0,649 yang menunjukkan adanya korelasi yang tidak bermakna antara AST
dan kadar Trigliserida. Nilai korelasi Spearman sebesar 0,060 menunjukkan arah korelasi yang positif searah dengan kekuatan korelasi yang sangat lemah. Arah
korelasi positif menunjukkan bahwa semakin besar nilai AST semakin besar kadar trigliserida dalam darah.
Korelasi tidak bermakna antara AST dengan kadar trigliserida memungkinkan terjadi karena adanya berbagai faktor. Faktor yang berpengaruh
antara lain adalah gaya hidup responden merokok, vegetarian, dan sebagainya serta konsumsi obat-obatan yang mempengaruhi profil lipid responden. Pada
penelitian ini, penggalian informasi terkait hal tersebut pada penelitian ini belum mendalam. Hal inilah yang menjadi kelemahan dari penelitian ini, sehingga tidak
dapat dilakukan penggalian informasi mengenai penyebab ketidak bermaknaan hasil korelasi penelitian ini.
Hasil pada penelitian ini didukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Poerwowidjojo 2011 yang menyatakan bahwa adanya korelasi positif bermakna
antara abdominal skinfold thickness terhadap kadar trigliserida dengan kekuatan korelasi lemah, nilai r=0,375 dan p=0,004. Penelitian tersebut menggunakan
responden wanita di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Nilai koefisien korelasi r yang didapat oleh peneliti relatif lebih rendah dibandingkan penelitian
tersebut. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa secara umum korelasi antara abdominal skinfold thickness terhadap kadar trigliserida sama-sama menghasilkan
hasil korelasi positif. Hasil pada penelitian ini juga didukung dengan penelitian terkait metode
antropometri dengan profil lipid dalam darah juga dilakukan oleh Abubakar, et al. 2009. Penelitian tersebut dilakukan pada 52 wanita sehat yang berusia 19-32
tahun. Responden dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan BMI. Pada hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa, tidak terdapat korelasi yang bermakna
secara statistik antara profil lipid kolesterol total, trigliserida, LDL, HDL dan parameter antropometri BMI, skinfold thickness, lingkar pinggang, lingkar
panggul. Berikut nilai-nilai yang didapat, antara lain adalah nilai p pada korelasi dengan kadar trigliserida adalah p=0,001.
Hasil penelitian yang menunjukkan adanya korelasi sangat lemah dapat disebabkan karena dalam penelitian dijumpai distribusi kadar trigliserida yang
tidak normal. Jumlah responden yang digunakan juga mempengaruhi nilai signifikansi korelasi yang berbeda. Semakin banyak responden yang terlibat
dalam penelitian, semakin terpenuhi pula karakteristik responden yang
diharapkan.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Taylor, et al. 2010 menyatakan bahwa terdapat hubungan positif bermakna antara pengukuran adiposit sentral
dengan insidensi penyakit diabetes. Pengukuran adiposit sentral dilakukan dengan pengukuran subscapular skinfold thickness dan abdominal skinfold thickness.
Kedua nilai tersebut dijumlahkan dan dinyatakan hubungan jumlah nilai subscapular skinfold thickness dan abdominal skinfold thickness dengan insidensi
penyakit diabetes mellitus. Hal ini memperkuat bahwa pengukuran antropometri dapat menjadi faktor yang mempengaruhi hasil korelasi. Semakin banyak
kombinasi antropometri yang digunakan semakin besar menggambarkan total lemak dalam tubuh.
Berikut adalah gambaran diagram sebar korelasi AST dan kadar trigliserida. Diagram tersebut menunjukkan bahwa adanya persebaran secara acak
antara data AST dengan kadar trigliserida. Pola hubungan ini merupakan pola hubungan positif nilai = 4,083, yang artinya dengan semakin meningkatnya nilai
AST, maka kadar trigliserida juga akan meningkat.
Gambar 10. Diagram Sebar Korelasi AST terhadap Kadar Trigliserida pada Responden Wanita
60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya korelasi positif tidak bermakna dengan kekuatan korelasi sangat lemah antara abdominal skinfold
thickness terhadap kadar trigliserida pada responden pria dengan nilai r= 0,074 dan p= 0,647. Korelasi positif tidak bermakna juga ditemukan pada responden
wanita dengan nilai r=0,060 dan nilai p=0,649.
B. Saran
1. Penelitian ini dapat dikembangkan dengan menyeimbangkan jumlah responden antara pria dan wanita agar didapatkan hasil penelitian yang
lebih kuat ketika dilakukan perbandingan antara pria dan wanita. 2. Pengukuran antropometri yang dilakukan sebaiknya berupa pengukuran
kombinasi tidak hanya satu parameter agar dapat menggambarkan kondisi tubuh responden secara keseluruhan.
3. Pada pemilihan responden sebaiknya dibuat rentang usia tertentu untuk membatasi, sehingga dapat diperoleh data yang lebih spesifik dan tidak
menimbulkan bias. 4. Perlunya dilakukan penggalian informasi lebih mendalam terhadap subyek
penelitian, terlebih terkait gaya hidup responden merokok, vegetarian, dan lain sebagainya.