28
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitan ini merupakan jenis penelitian observasional analitik non eksperimental karena tidak memberikan perlakuan pada responden. Pengukuran
variabel dilakukan dengan pendekatan cross-sectional
potong lintang. Pendekatan
cross-sectional potong lintang berarti pendekatan dimana
pengukuran variabel-variabelnya dilakukan hanya satu kali dan pada suatu saat tertentu Notoatmodjo, 2010.
Tujuan utama penelitian observasional analitik adalah untuk menggali bagaimana dan mengapa suatu fenomena kesehatan itu terjadi. Penggalian
informasi kemudian dilanjutkan dengan dilakukan analisis korelasi antara fenomena, baik antara faktor resiko dan faktor efek, antar faktor resiko maupun
antar faktor efek Notoadmodjo, 2010. Data penelitian yang digunakan adalah data primer, karena langsung didapat dari pasien.
Penelitian dilakukan dengan menganalisis korelasi antara abdominal skinfold thickness dengan kadar trigliserida pada penyandang diabetes melitus tipe
2. Faktor resiko dalam penelitian ini adalah abdominal skinfold thickness, sedangkan kadar trigliserida sebagai faktor efek. Perolehan korelasi antar data
penelitian didapat dari pengolahan data secara statistik dan komputerisasi.
B. Variabel Penelitian 1. Variabel utama
1 Variabel bebas independent dari penelitian ini adalah abdominal skinfold thickness responden.
2 Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah kadar trigliserida dalam darah responden.
2. Variabel pengacau
1 Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, umur, kondisi puasa sebelum penelitian.
2 Variabel pengacau tidak terkendali dalam penelitian ini adalah kondisi patologis, aktivitas dan gaya hidup responden, obat-obat yang dikonsumsi.
C. Definisi Operasional
1. Responden adalah penyandang diabetes melitus tipe 2 di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Temanggung, dengan rentang umur 40 tahun ke atas yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian ini. 2. Karakteristik penelitian meliputi demografi, pengukuran antropometri dan
hasil pemeriksaan laboratorium. Karakteristik demografi yang digunakan meliputi usia penyandang DM tipe 2. Pengukuran antropometri meliputi
abdominal skinfold thickness tebal lipatan kulit daerah abdomen. Hasil pemeriksaan laboratorium yang diteliti adalah kadar trigliserida dalam darah.
3. Pengukuran dan standar yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain :
a. Abdominal skinfold thickness dilakukan dengan mengukur ketebalan lapisan lemak di bawah kulit subkutan yaitu dengan mencubit bagian abdomen
secara vertikal kira-kira 5cm dari umbilicus yang merupakan indikator total lemak tubuh. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan skinfold caliper.
Nilai normal yang digunakan untuk abdominal skinfold thickness pada pria dan wanita adalah nilai median abdominal skinfold thickness yang didapat dari
hasil penelitian. b. Kadar trigliserida diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium RSUD
kabupaten Temanggung setelah responden dengan kondisi puasa 8-10 jam sebelum diambil sampel darah. Nilai standar yang digunakan pada penelitian
ini adalah menurut the National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III NCEP-ATP III normal jika kadar kurang dari 150 mgd,
borderline high jika kadar 150-199mgdL, tinggi jika kadar 200-499mgdL Semenkovich, et.al., 2011.
D. Responden Penelitian