Teknik Pengambilan Sampel Kesulitan Penelitian

j. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggulterhadap Kadar Trigliserida k. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul terhadap Rasio Kadar Kolesterol TotalHDL l. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul terhadap Rasio HDLLDL m. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul terhadap Tekanan Darah n. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul terhadapKadar Glukosa Darah Puasa

G. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan data teknik sampling dilakukan dengan metode non random sampling jenis purposive sampling. Pada metode ini, tidak semua orang yang memasuki kriteria inklusi mendapat kesempatan yang sama untuk dapat dijadikan sebagai responden. Pada purposive sampling, respoden dipilih berdasarkan pertimbangan subjektif peneliti yaitu bahwa responden tersebut dapat memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian Sastroasmoro dan Ismael, 2010. Purposive sampling dilakukan untuk menjadi pertimbangan tertentu bagi peneliti terkait ciri maupun kondisi populasi yang telah diketahui. Responden yang digunakan hanyalah penyandang DM tipe 2 baik pria maupun wanita yang di jumpai di RSUD Kabupaten Temanggung, memenuhi kriteria inklusi dan bersedia menjadi responden. Jumlah sampel yang digunakan, yaitu 120 orang dengan jumlah minimum sampel pada penelitian korelasi, yaitu 30 orang.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah skinfold caliper dengan merk pi zhi hou du ji untuk mengukur abdominal skinfold thickness yang dilakukan oleh peneliti. Spektrofotometer Sysmex Chemix-180 Jepang, seri : 5830-0605 untuk mengukur kadar trigliserida yang dilakukan oleh laboran di laboratorium RSUD Kabupaten Temanggung.

I. Tata Cara Penelitian 1. Observasi awal

Observasi awal dimulai dengan mencari informasi terkait rumah sakit umum daerah RSUD yang tepat untuk dapat dijadikan lokasi penelitian. Lokasi penelitian dikatakan tepat dengan indikator prevalensi penyandang diabetes melitus tipe 2 yang tinggi.

2. Permohonan izin dan kerja sama

1. Permohonan izin diajukan ke Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada untuk memenuhi etika penelitian Ethical Clearance menggunakan sampel biologis manusia, yaitu darah dan hasil penelitian dapat dipublikasikan. 2. Permohonan izin diajukan ke Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Temanggung sebagai lokasi penelitian setelah mendapat izin dari Komisi Etik Penelitian Kedokteran. 3. Permohonan izin diajukan ke bagian Litbangkespol daerah Temanggung, sebagai perizinan melakukan penelitian di daerah Kabupaten Temanggung. 4. Permohonan kerjasama diajukan ke bagian laboratorium RSUD Kabupaten Temanggung untuk mengukur beberapa parameter tertentu kadar trigliserida yang ditentukan dalam penelitian.

3. Pembuatan informed consent dan leaflet

Pembuatan informed consent dilakukan sesuai standar yang ditetapkan oleh Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Sedangkan leaflet dibuat sebagai sarana informasi dan edukasi bagi responden terkait penjelasan tentang penelitian.

4. Pencarian calon responden

Responden ditentukan setelah adanya izin dari Litbangkespol RSUD Kabupaten Temanggung. Calon responden yang bersedia diminta untuk mengisi dan menandatangani informed consent sebagai bentuk kerjasama. Sebelum dilakukan penelitian, responden akan diberi penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian oleh peneliti. Pencarian responden dilakukan secara langsung tatap muka yaitu dengan menunggu penyandang DM tipe 2 yang kontrol di RSUD Kabupaten Temanggung yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Apabila responden yang datang tersebut tidak berpuasa, maka peneliti memohon responden untuk datang kembali ke RSUD Kabupaten Temanggung dalam kondisi berpuasa selama 8-10 jam dan meminta nomor telepon responden yang berguna untuk mengingatkan responden untuk berpuasa dan memberikan konfirmasi ulang mengenai waktu dan tempat pelaksanaan pengukuran antropometri. Peneliti juga membuat surat undangan pada para penyandang DM tipe 2 di puskesmas dan dinas kesehatan di daerah Temanggung untuk mengikuti penelitian. Peneliti memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian kepada calon responden. Informasi yang disampaikan meliputi pengenalan mengenai pengukuran antropometri dan manfaatnya, serta pentingnya untuk mengetahui korelasinya terhadap profil lipid, kadar glukosa darah puasa, dan tekanan darah. Hal tersebut diharapkan dapat menjadi deteksi dini para penyandang DM tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung terkait mencegah terjadinya komplikasi seperti dislipidemia dan supaya calon responden terdorong untuk terlibat dalam penelitian ini. Media sosialisasi yang digunakan adalah dalam bentuk leaflet yang berjudul “Type 2 Diabetes”. Leaflet ini bertujuan sebagai sarana edukasi sekaligus informasi terkait penelitian. Cakupan informasi yang terdapat di leaflet mencakup pengukuran antropometri dan perannya untuk mengetahui distribusi dan akumulasi lemak di tubuh, serta pemeriksaan penunjang di laboratorium untuk mengetahui profil kesehatan. Informasi dalam leaflet disusun secara singkat, padat dan informatif yang dilengkapi ilustrasi sehingga mudah dipahami oleh calon responden. Calon responden yang bersedia ikut dalam penelitian diminta untuk mengisi dan menandatanganinya informed consent.

5. Validitas dan realibilitas instrumen penelitian

Dalam suatu penelitian dibutuhkan instrumen yang valid dan reliable untuk mendapatkan hasil yang akurat. Instrumen yang valid adalah instrumen yang dapat mengukur variabel yang diinginkan. Sedangkan instrumen yang reliable merupakan instrumen yang dapat digunakan beberapa kali akan menghasilkan data yang sama. Salah satu parameter yang harus dipenuhi untuk validitas dan reliabilitas instrumen adalah nilai coefficient of variation CV Sugiyono, 2010. Nilai CV yang baik didapat dari perhitungan simpangan baku dibagi dengan nilai rata-rata beberapa kali dan dikalikan dengan 100, sehingga didapat nilai CV 5. Pada uji realibilitas instrumen diketahui bahwa nilai CV pada responden wanita adalah 2, sedangkan pada responden pria adalah 1,36. Berdasarkan nilai koefisien variasi yang dihasilkan tersebut, dapat dikatakan validitas dan realibilitas instrumen penelitian ini memiliki nilai presisi yang baik. Kalibrasi alat juga dilakukan dalam penelitian ini. Hal ini ditujukan dengan harapan dapat memberikan hasil penelitian yang akurat. Kalibrasi alat dilakukan pada Skinfold Calliper dengan cara menggunakan anak timbang untuk memastikan jarum caliper berada tepat di angka nol. Kalibrasi alat pada penelitian ini dilakukan tiap 10 kali pengukuran. Sedangkan untuk alat pengukur trigliserida, kalibrasi dilakukan oleh pihak laboratorium rumah sakit.

6. Pengambilan sampel darah dan pengukuran parameter

Pada penelitian ini, parameter yang digunakan peneliti adalah abdominal skinfold thickness dan kadar trigliserida. Pengambilan darah responden yang telah menandatangani informed consent dapat berpuasa selama 8-10 jam sebelum waktu pengambilan darah serta tidak sakit pada hari yang bersangkutan, dilakukan oleh Laboratorium RSUD Kabupaten Temanggung. Pengukuran abdominal skinfold thickness dilakukan dengan menggunakan skinfold caliper dan dilakukan oleh peneliti sendiri. Teknik pengukurannya adalah dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk memegang lapisan lemak bawah kulit. Rahang skinfold caliper menjepit lapisan lemak dengan posisi vertikal. Abdominal skinfold thickness diukur dari lateral umbilicus sepanjang 5 cm. Pada saat pengambilan data AST, responden diminta untuk melepaskan baju agar membantu validitas hasil pengukuran. Pengambilan sampel darah pada responden dilakukan oleh tenaga ahli dari laboratorium RSUD Kabupaten Temanggung.

7. Pembagian hasil pemeriksaan

Hasil pengukuran parameter dibagikan kepada responden secara langsung oleh peneliti. Proses pemberian hasil pemeriksaan tersebut disertai dengan penjelasan kepada responden terkait hasil pemeriksaan. Data yang diperoleh diolah dengan program computer secara statistik. Langkah awal yang digunakan adalah kategorisasi data sejenis, yaitu menyusun dan menggolongkan data dalam kategori-kategori dan dilakukan interpretasi.

J. Analisis Data Penelitian

Interpretasi data dilakukan dengan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk untuk melihat distribusi normal suatu data. Suatu data dikatakan

8. Pengolahan data

normal bila nilai Asymp.Sig p lebih besar dari 0,05. Apabila distribusi data telah diketahui, maka dapat dilakukan pengujian selanjutnya yaitu uji korelasi dan komparasi. Data diuji korelasinya dengan analisis Spearman. Hal ini dikarenakan didapatkan distribusi data yang tidak normal. Taraf kepercayaan yang digunakan pada penelitian ini adalah 95. Tabel IV. Uji Hipotesis Berdasarkan Kekuatan Korelasi, Nilai p, dan Arah Korelasi Dahlan, 2011 No Parameter Nilai Interpretasi 1 Kekuatan korelasi r 0,0 - 0,2 0,2 - 0,4 0,4 - 0,6 0,6 - 0,8 0,8 – 1 Sangat lemah Lemah Sedang Kuat Sangat kuat 2 Nilai p P 0,05 P 0,05 Korelasi bermakna Tidak terdapat korelasi 3 Arah korelasi + positif - negatif Searah Berlawanan arah Analisis komparatif juga dilakukan pada data abdominal skinfold thickness menggunakan uji Mann-Whitney karena ada distribusi data yang tidak normal. Data abdominal skinfold thickness yang dibandingkan adalah nilai abdominal skinfold thickness nilai median dan abdominal skinfold thickness nilai median.

K. Kesulitan Penelitian

Kesulitan dalam penelitian ini adalah dalam pencarian responden, dimana tidak semua penyandang DM dan memenuhi kriteria inklusi eksklusi, berkenan menjadi responden dalam penelitian. Selain itu, adanya responden yang tidak berpuasa pada saat pengambilan data, sehingga tidak dapat diambil datanya. Hal ini cukup menghambat dan berdampak pada lama waktu pencarian responden untuk mendapatkan jumlah sampel yang sesuai. 40 BAB IV Penelitian ini termasuk dalam penelitian payung dengan judul Korelasi Pengukuran Antropometri terhadap Profil Lipid, Kadar Glukosa Darah Puasa, dan Tekanan Darah pada Diabetes Melitus tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung. Penelitian dilakukan di poliklinik penyakit dalam RSUD Djojonegoro Temanggung, Jawa Tengah untuk mengetahui korelasi antara abdominal skinfold thickness dengan kadar trigliserida dalam darah pada diabetes melitus tipe 2. Pengukuran abdominal skinfold thickness merupakan bagian dari metode antropometri yang seringkali digunakan untuk pendeteksian dini prediksi dan evaluasi suatu penyakit yang berkaitan dengan profil lipid. Salah satu lipid yang paling sederhana, disimpan dalam jumlah besar di bawah kulit dan di rongga abdominal adalah trigliserida. Tingginya kadar trigliserida hipertrigliseridemia dapat menjadi indikator paling potensial terjadinya cardiovascular disease. Gibney dan Wolmarans, 2008. Responden dalam penelitian ini adalah penyandang diabetes melitus tipe 2. Hal ini dikarenakan DM tipe 2 erat kaitannya dengan resistensi insulin. Pada resistensi insulin sering ditemui kasus dislipidemia yang salah satunya ditandai dengan peningkatan kadar trigliserida dalam darah. Pada penelitian dilakukan desain potong lintang cross-sectional, yang merupakan rancangan studi epidemiologi dimana cara pengamatan observasi dilakukan serentak pada individu-individu dari populasi tunggal dalam suatu saat atau periode. PEMBAHASAN Desain potong lintang tidak dapat menggambarkan perjalanan penyakit, baik insidensi maupun prognosisnya. Hal ini menjadi salah satu kelemahan dari penelitian ini, dimana peneliti tidak dapat menyelidiki secara spesifik perjalanan penyakit pasien. Perjalanan penyakit pasien hanya dapat diketahui dari beberapa hasil wawancara kemungkinan recall bias cukup besar. Beberapa kelemahan lain dari penelitian ini antara lain adalah penggalian informasi pada responden yang kurang mendalam. Hal ini mempengaruhi munculnya bias ketika pembahasan analisis data. Jumlah sampel sudah mencukupi dan sesuai dengan syarat penelitian, yaitu minimal 30 sampel untuk dapat mewakili hasil penelitian. Penggunaan rancangan potong lintang membuat minimnya tindak lanjut follow up yang dapat diberikan. Tindak lanjut yang dilakukan pada penelitian ini adalah pemberian hasil cek laboratorium dan leaflet pada pasien.

A. Karakteristik Responden