Komponen-komponen Berdoa Jenis-jenis Doa

pendapat Kelcourse 2001 yang mengatakan bahwa manusia yang berdoa untuk meminta pertolongan Tuhan adalah sama halnya dengan bayi yang menangis untuk hehadiran responsif dari ayah dan ibu. Oleh karena itu, Caughey dalam Sharp, 2010 kemudian mendefinisikan doa sebagai interaksi sosial imajiner antara individu dengan sosok yang imajiner. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa berdoa adalah segala bentuk komunikasi yang dilakukan oleh manusia untuk berhubungan dengan yang Ilahi, dimana dalam komunikasi tersebut manusia dapat mengekspresikan pergumulan, penyesalan, kebutuhan, dan keinginan.

2. Komponen-komponen Berdoa

Loewenthal 2000, dalam bukunya The Psychology of Religion : A Short Introduction mengatakan bahwa berdoa melibatkan beberapa komponen, yaitu : a. Komponen Perilaku. Doa melibatkan persiapan perilaku, seperti menjaga jarak dari keramaian, menenangkan pikiran, serta persiapan sikap tubuh - menghadapi ke arah tertentu, berdiri, duduk, membungkuk, berlutut atau gerakan khusus lainnya seperti menari. b. Komponen Linguistik. Individu berdoa menggunakan bahasa, mungkin kata-kata yang sudah ditentukan, ataupun kata-kata mereka sendiri. Suara yang muncul saat berdoa bisa sangat lantang atau tenang, berdoa di dalam hati, atau kadang-kadang beberapa bentuk mencari keheningan batin doa kontemplatif. c. Komponen Kognitif. Doa melibatkan orientasi menuju perspektif religius atau spiritual dalam kehidupan, tujuan, dan makna yang terkandung di dalamnya. d. Komponen Emosional. Doa biasanya memberikan rasa kedekatan kepada Allah, dan mungkin dukungan dan kenyamanan.

3. Jenis-jenis Doa

Poloma dan Pendleton dalam Nelson, 2009 membedakan doa dalam empat kategori, yaitu doa meditatif meditative prayer, doa ritual ritual prayer, doa percakapan colloquial prayer, dan doa permohonan petitionary prayer. Doa meditatif mencakup komponen keintiman dan hubungan pribadi dengan Tuhan, sedangkan tiga jenis doa lainnya mengacu pada bentuk doa yang lebih aktif dan lisan. a. Doa meditatif meditative prayer Jenis doa ini menekankan pada tindakan kontemplasi Argyle, dalam Cole 2010. Seseorang yang terlibat dalam doa meditatif biasanya akan mencari persekutuan dengan Tuhan dengan cara memenangkan diri dan memusatkan diri untuk datang ke hadapan Tuhan, merasakan kehadiran Tuhan, merenung tentang Tuhan, dan mengagumi keagungan Tuhan Breslin, Shevlin Lewis 2010. b. Doa ritual ritual prayer Jenis doa ini menekankan pada kualitas tradisi keagamaan, termasuk di dalamnya pembacaan doa dari buku-buku doa maupun doa hafalan. Doa ritual cenderung dipraktekkan di antara kelompok- kelompok yang kepemimpinannya terdiri dari imam-imam yang mengatur praktek-praktek keagamaan Heiler, dalam Cole 2010. Bentuk doa ini terkadang dilakukan di tempat-tempat tertentu yang dianggap sakral Argyle, dalam Cole 2010. c. Doa permohonan petitionary prayer Jenis doa ini berisi permohonan kepada Tuhan untuk memenuhi kebutuhan material dan spiritual baik bagi diri sendiri maupun orang lain Miller et al., 2011. Caps dalam Spilka, 2005 mengatakan bahwa petitionary prayer merupakan suatu bentuk permintaan kepada Tuhan untuk memberikan apa pun yang diinginkan oleh pemohon. Dalam doa ini, seseorang secara eksplisit meminta bantuan dan campur tangan Tuhan Heiler, dalam Cole 2010. d. Doa percakapan colloquial prayer Jenis doa ini berisi percakapan antara individu dengan Tuhan, sehingga di dalamnya tidak melibatkan permohonan spesifik. Dalam doa ini seseorang berbicara kepada Tuhan sebagai teman dengan menggunakan bahasa percakapan sehari-hari, termasuk di dalamnya ucapan syukur dan ungkapan cinta kepada Tuhan Miller et al., 2011.

4. Efek Psikologis Berdoa