52 orang yang memiliki tingkat kedisiplinan akademik pada kategori sangat tinggi. Pada kategori tinggi jumlah siswa putra 32 orang lebih
banyak dibandingkan dengan jumlah siswa putri 14 orang. Pada kategori sedang jumlah siswa putra 8 orang lebih banyak
dibandingkan dengan siswa putri 1 orang. Pada kategori rendah jumlah siswa putra 1 orang lebih banyak dibandingkan dengan
jumlah siswa putri 0 orang. Pada kategori sangat rendah jumlah siswa putra 1 orang lebih banyak dibandingkan jumlah siswa putri
0 orang.
B. Pembahasan
Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan dalam mengikuti kegiatan akademik yang sangat
tinggi berjumlah 126 siswa 68,8. Siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan dalam mengikuti kegiatan akademik yang sangat tinggi
adalah siswa-siswi yang memiliki kesadaran diri untuk mentaati peraturan yang sudah disepakati bersama baik secara lisan atau tertulis. Hal ini
sesuai dengan pendapat Sutari 1982:22 bahwa “disiplin adalah tindakan yang mengandung arti ketaatan, peraturan, keputusan yang telah
ditentukan bersama atau sendiri yang bertujuan untuk mengatasi masalah- masalah yang dihadapi pada diri sendiri, dalam keluarga, sekolah, atau
masyarakat”.
Sejalan dengan pendapat Kenny 1991 bahwa disiplin adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh orang tua atau guru untuk membantu
perilaku anak, semua peringatan dan aturan, pengajaran dan perencanaan. Siswa yang terbiasa mentaati peraturan yang telah disepakati di rumah
besar kemungkinan dapat mematuhi aturan yang berlaku di dalam lingkungan sekolah juga. Disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan
sikap, perilaku, dan tata tertib yang berlaku di dalam rumah atau di dalam lingkungan sekolah. Kehidupan berdisiplin yang dapat mengantarkan
seseorang dalam belajar. Siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan dalam mengikuti
kegiatan akademik yang tinggi berjumlah 46 siswa 25,2. Jumlah ini cukup banyak bila dilihat dari jumlah keseluruhan siswa kelas VII SMP N
2 Gantiwarno Klaten. Peneliti mengartikan tingkat kedisiplinan siswa dalam mengikuti kegiatan akademik yang tinggi sebagai tingkat
kedisiplinan yang cenderung menuju sangat tinggi. Menurut peneliti hasil persentasi dari tingkat tinggi ini kemugkinan dipengaruhi dengan
kurangnya kesadaran diri siswa dalam menjalani perintah dan aturan- aturan yang berlaku di lingkungan sekolah. Menurut Meichati 1979:7
fungsi dari kedisiplinan di sekolah adalah sebagai alat pendidikan dan alat menyesuaikan dalam membentuk sikap dan tingkah laku yang baik, yang
nantinya akan digunakan juga dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Kedua fungsi kedisiplinan tersebut akan
mempengaruhi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Di
sekolah yang kedisiplinannya baik, kegiatan belajar mengajar akan berlangsung dengan tertib, teratur, dan terarah. Sebaliknya jika
kedisiplinannya rendah maka kegiatan belajar mengajarnya juga akan berlangsung dengan tidak tertib, akibatnya kualitas pendidikan sekolah
ikut rendah. Siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan dalam mengikuti
kegiatan akademik yang sedang berjumlah 9 siswa 5. Peneliti berpendapat bahwa tingkat kedisiplinan dalam mengikuti kegiatan
akademik siswa yang sedang ini disebabkan karena siswa belum mampu menerapkan aturan-aturan yang telah disepakati bersama. Kesulitan dan
hambatan yang di alami siswa juga dapat dipengaruhi beberapa faktor antara lain yaitu: 1 anak itu sendiri, 2 sikap pendidik, 3 ligkungan,
dan 4 tujuan Haditono 1984:36. Sikap disiplin atau kedisiplinan antara siswa satu dengan siswa
yang lainnya itu berbeda-beda. Ada siswa yang mempunyai kedisiplinan tinggi, sebaliknya ada siswa yang mempunyai kedisiplian rendah. Tinggi
rendahnya kedisiplinan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik
yang berasal dalam diri maupun yang berasal dari luar diri. Selain ketiga
faktor di atas, faktor tujuan juga berpengaruh terhadap kedisiplinan seseorang. Tujuan yang dimaksud di sini adalah tujuan yang berkaitan
dengan penanaman kedisiplinan. Agar penanaman kedisiplinan kepada siswa dapat berhasil, maka tujuan tersebut harus ditetapkan dengan jelas,
termasuk penentuan kriteria pencapaian tujuan penanaman kedisiplinan di sekolah.
Siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan dalam mengikuti kegiatan akademik yang rendah dan sangat rendah yang berjumlah
masing-masing 1 siswa 0,5. Peneliti berpendapat bahwa tingkat kedisiplinan siswa dalam mengikuti kegiatan akademik yang rendah dan
sangat rendah ini kemungkinan disebabkan karena siswa belum memiliki kesadaran diri dalam mentaati peraturan-peraturan yang berlaku di dalam
lingkungan sekolah. Manullang 1981 berpendapat bahwa disiplin berarti kesanggupan melakukan apa yang sudah disetujui, baik persetujuan
tertulis, lisan maupun berupa peraturan-peraturan atau kebiasaan. Ada beda yang cukup signifikan tingkat kedisiplinan antara siswa
putra dan putri dalam mengikuti kegiatan akademik kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno Klaten Tahun Ajaran 20122013. Kedisiplinan siswa putri
frekuensinya lebih banyak dibanding siswa putra dalam mengikuti kegiatan akademik. Jenis kelamin siswa berpengaruh terhadap perilaku
disiplin siswa dalam mengikuti kegiatan di lingkungan sekolah. Baron 2003:195 mengatakan bahwa laki-laki digambarkan sebagai seorang
yang bertindak sebagai pemimpin, agresif, ambisius, atletis, kompetitif, mempertahankan keyakinan dominan dan memaksa. Kecenderungan
perempuan adalah penuh perasaan, ceria, penuh belas kasih, lemah lembut, feminim, ingin disanjung dan lugu.
Dalam hal kedisiplinan sendiri, perempuan mungkin lebih memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi jika dibandingkan dengan
tingkat kedisiplinan laki-laki. Dimana laki-laki lebih ceroboh, lebih menyelesaikan sesuatu dengan emosi dan kekerasan, tidak patuh terhadap
aturan-aturan yang ada, lebih mencari kemerdekaan berfikir, bertindak dan memperoleh hak-hak berbicara, senang memberontak dan mengkritik jika
tidak sesuai dengan pendapatnya serta tidak suka diatur. Sedangkan perempuan lebih menggunakan perasaan dalam menyelesaikan masalah,
lebih tekun dan lembut, patuh terhadap aturan-aturan yang ada, tidak suka melakukan kekerasan, lebih pasif ssehingga dengan mudah menerima dan
menyerap begitu saja apa yang seharusnya ditaati dan tidak boleh dilanggar serta lebih menghargai nilai dan norma yang ada
dilingkungannya.
C. Usulan Topik Bimbingan