GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Analisis perkembangan tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat menggunakan metode Camel studi kasus di PD. BPR Badan Kridit Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo periode 2009 2011

Pengertian kecukupan modal tersebut tidak hanya dihitung dari jumlah nominalnya, tetapi juga dari rasio kecukupan modal atau yang sering disebut sebagai Capital Adequacy Ratio CAR. Rasio tersebut merupakan perbandingan antara jumlah modal dengan aktiva tertimbang menurut risiko ATMR. Pada saat ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku, CAR suatu bank sekurang-kurangnya sebesar 8. 2. Assets Quality Dalam kondisi normal sebagian besar aktiva suatu bank terdiri dari kredit dan aktiva lain yang dapat menghasilkan atau menjadi sumber pendapatan bagi bank, sehingga jenis aktiva tersebut sering disebut sebagai aktiva produktif. Dengan kata lain, aktiva produktif adalah penanaman dana bank baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, surat berharga, penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening administratif. Didalam menganalisis suatu bank pada umumnya perhatian difokuskan pada kecukupan modal bank karena masalah solvensi memang penting. Kualitas aktiva produktif bank yang sangat buruk secara implisit akan menghapus modal bank. Walaupun secara riil bank memiliki modal yang cukup besar, apabila kualitas aktiva produktifnya sangat buruk akan bisa mengakibatkan kondisi modalnya menjadi buruk pula. Penilaian terhadap kualitas aktiva produktif di dalam ketentuan perbankan di Indonesia didasarkan pada dua rasio yaitu: a. Rasio Aktiva Produktif Diklasifikasikan terhadap Aktiva Penilaian rasio KAP dilakukan dengan ketentuan untuk rasio sebesar 15,5 atau lebih diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap penurunan 0,15 mulai dari 15,49 nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100. b. Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap Aktiva Penilaian rasio KAP untuk perhitungan PPAP dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut untuk rasio 0 diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap kenaikan 1 dari 0 nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100. 3. Management Manajemen atau pengelolaan suatu bank akan menentukan sehat tidaknya suatu bank. Penilaian faktor manajemen dalam penilaian tingkat kesehatan bank umum dilakukan dengan melakukan evaluasi terhadap pengelolaan terhadap bank yang bersangkutan. Penilaian

Dokumen yang terkait

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN METODE CAMEL PADA PERUSAHAAN DAERAH BADAN PERKREDITAN RAKYAT BADAN KREDIT KECAMATAN (PD. BPR BKK) BOYOLALI KOTA (periode 2006-2008).

0 1 8

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL (Studi Kasus PD BPR BKK Kabupaten Sukoharjo 2011) Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode Camel (Studi Kasus PD BPR BKK Kabupaten Sukoharjo 2011).

0 0 11

PENDAHULUAN Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode Camel (Studi Kasus PD BPR BKK Kabupaten Sukoharjo 2011).

0 1 7

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL (Studi Kasus PD BPR BKK Kabupaten Sukoharjo 2011) Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode Camel (Studi Kasus PD BPR BKK Kabupaten Sukoharjo 2011).

0 2 15

Analisis tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat (studi kasus pada PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul periode 2013-2015).

0 1 158

Analisis perkembangan tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat menggunakan metode Camel : studi kasus di PD. BPR Badan Kridit Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo periode 2009-2011.

0 0 132

Analisis perkembangan tingkat kesehatan bank perkreditan rakyat dengan menggunakan metode camel : studi kasus PT. Bank Perkreditan Rakyat [BPR] Shinta Bhakti Wedi, Klaten, Jawa Tengah.

2 8 194

Analisis tingkat kesehatan Bank perkreditan rakyat ( Studi Kasus di PT. BPR Nguter Kota Solo : 2009-2011)

0 1 121

ANALISIS PERKEMBANGAN TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL

0 0 192

Analisis tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat menggunakan metode camel : studi kasus pada PT. BPR Shinta Daya periode tahun 2007 sampai 2009 - USD Repository

0 0 139