Variabel Independen Bebas Pengaruh Proporsi Komisaris Independen, Ukuran Komite Audit, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Siklus Konversi Kas (Cash Conversion Cycle)

50 DPO = � � � 3 Dalam bentuk persamaan yang paling sederhana menggabungkan tiga komponen di atas, dimana semuanya terukur dalam satuan hari, sebagaimana yang dituliskan oleh Keown, dkk. 2001:492 cash conversion cycle dihitung dengan rumus sebagai berikut: CCC = DSO + DSI – DPO Keterangan: CCC = Cash Conversion Cycle DSO = Days of Sales Outstanding DSI = Days os Sales in Inventory DPO = Days of Payables Oustanding

2. Variabel Independen Bebas

Variabel independen adalah variabel yang memengaruhi variabel terikat, baik secara positif maupun secara negatif. Jika terdapat variabel dependen maka variabel independen juga harus hadir, dan di setiap unit kenaikan dalam variabel independen maka akan terdapat pula kenaikan atau penurunan dalam variabel dependen terikat. Dalam penelitian ini, variabel independen terdiri dari proporsi dewan komisaris independen, jumlah komite audit, dan ukuran perusahaan. Tujuan peneliti adalah untuk menjelaskan dan memprediksi apakah dewan komisaris independen, jumlah komite 51 audit, dan ukuran perusahaan mempengaruhi atau tidak mempengaruhi periode cash conversion cycle pada perusahaan. Variabel independen dapat secara umum dipaparkan sebagai berikut: a. Proporsi Dewan Komisaris Independen Proporsi dewan komisaris independen didefiniskan sebagai bagian atau isi dari dewan komisaris yang berada di perusahaan. Proporsi dari dewan komisaris independen meliputi tentang banyaknya dewan komisaris independen dibandingkan dengan total dewan komisaris yang ada dalam susunan dewan komisaris perusahaan sampel Boediono, 2005. Proporsi dewan komisaris diukur dengan cara: Keberadaan Dewan Komisaris Independen = ℎ � � ℎ � � b. Ukuran Komite Audit Ukuran komite audit merupakan jumlah komite audit yang dimiliki perusahaan sampel. Komite audit biasanya terdiri dari dua hingga tiga orang anggota. Pertimbangan anggota komite audit berjumlah lebih dari satu orang disebabkan agar antar anggota komite audit dapat saling bertukar pikiran dalam melaksanakan tanggung jawabnya dalam membantu dewan komisaris Tifani Vota, 2010. Dipimpin oleh seorang komisaris independen. Seperti komite pada umumnya, komite audit yang beranggotakan sedikit cenderung dapat bertindak lebih efisien. Akan tetapi, komite audit 52 beranggota terlalu sedikit juga menyimpan kelemahan yakni minimnya ragam pengalaman anggota. Sedapat mungkin anggota komite audit memiliki pemahaman memadai tentang pembuatan laporan keuangan dan prinsip-prinsip pengawasan internal. Skala yang digunakan adalah skala rasio Rina, 2008. c. Ukuran Perusahaan Besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity, nilai total penjualan, atau nilai total aktiva Riyanto, 1999. Menurut undang-undang No.9 tahun 1995 tentang usaha kecil point b, menjelaskan bahwa “perusahaan yang memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.1.000.000.000.000,- satu mi lyar rupiah digolongkan kelompok usaha kecil”. Dengan adanya ketentuan ini, maka dapat dinyatakan bahwa perusahaan yang memiliki hasil penjualan tahunan di atas satu milyar rupiah dapat dikelompokkan ke dalam industri menengah dan besar. Semakin besar suatu perusahaan semakin kompleks dalam pengelolaan modal kerjanya. Maka di dalam penelitian ini, pengukuran terhadap ukuran perusahaan mengacu pada pendapat Riyanto 1999 dan juga mengacu pada undang-undang No.9 tahun 1995, dimana ukuran perusahaan diproksikan dengan nilai logaritma natural dari total penjualan LnTR 53 Berdasarkan penjelasan di atas, maka operasional variabel penelitian dapat disajikan dalam tabel 3.1 di bawah ini: Tabel 3.1 Operasional Variabel Variabel Indikator Skala Cash conversion cycle CCC Keown et al., 2001 CCC = DSO + DSI – DPO Rasio Proporsi komisaris independen Boediono, 2005 �ℎ � �� � � � �ℎ � � � �� � � � Rasio Ukuran komite audit Rina, 2008 Jumlah Anggota Komite Audit Rasio Ukuran perusahaan Riyanto, 1999 Logaritma natural Total Revenue Rasio 54

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Deskripsi Objek Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, dan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Sektor Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

8 121 97

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 81 85

Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Independensi Dewan Komisaris, Komite Audit Terhadap Harga Sahan dengan Return On Investment (ROI) sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI tahun 2010 - 2013

21 91 114

Pengaruh Ukuran Kap, Proporsi Komisaris Independen, Free Cash Flow, Kepemilikan Institusional, Dan Ukuranperusahaan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

0 69 100

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Komisaris Independen, Komite Audit, Kualitas Audit, Leverage dan Profitabilitas Terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI pada Tahun 2010-2013

1 34 125

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 154 83

Pengaruh karakteristik komite audit dan mekanisme good corporate governance terhadap ketetapan waktu pelaporan keuanganan

0 10 112

Pengaruh dewan komisaris, komite audit, internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan enterprise risk management : dimensi iso 31000 : Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun

0 17 157

Analisis pengaruh islamic corporate governance terhadap corporate social responsibility (Studi kasus pada Bank Syariah di Indonesia)

0 3 26

PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT, MANAJEMEN LABA, LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK.

0 0 16