Sejarah dan Kondisi Geografis

1 10-14 tahun 145 2 15-19 tahun 189 3 20-26 tahun 257 4 27-40 tahun 962 5 41-56 tahun 936 6 57- keatas 421 Sumber: buku Monografi Desa Kedungwungu Tahun 2015 Berdasarkan hasi wawancara penulis dengan Kepala Desa pada tanggal 25 jui 2015 bahwa perekonomin penduduk Desa Kedungwungu dalam tingkatan menengah kebawah, sehingga banyak masyarakat yang memilih putus sekolah dan memilih untuk merantau atau bertani. Penduduk desa Kedungwungu berdasarkan hasil registrasi penduduk tahun 2015 berjumlah 2.897 jiwa dengan jumlah perempuan 1.462 jiwa dan laki-laki 1.435 jiwa. Berikut ini merupakan data 2015 yang diperoleh dari prodeskel Desa Kedungwungu yang terahir diakses pada desember 2015 lalu: 7 Tabel 1.4 Jumlah penduduk Desa Kedungwungu No Tahun Jumlah Laki-laki orang Jumlah Perempuan orang Jumlah Total orang Jumlah Kepala Keluarga KK Kepadatan Penduduk jiwaKm2 1 2014 1.418 1.435 2.853 505 34 2 2015 1.435 1.462 2.897 509 34 Sumber: buku Monografi Desa Kedungwungu Tahun 2015 7 Data Monografi Desa Kedungwungu Tahun 2015. Mayoritas mata pencaharian Desa Kedungwungu adalah di bidang pertanian, perternakan dan perburuhan. Pertanian di Desa Kedungwungu ditinjau dari kepemilikan tanah yang terbagi menjadi dua jenis pertanian yaitu pertanian pribadi dan pertanian persil. Pertanian pribadi adalah pertanian yang dikerjakan di atas tanah milik sendiri, sedangkan pertanian persil adalah aktifitas pertanian yang dikerjakan di atas tanah lahan milik Perhutani yang ditanami kayu tines yang dimanfaatkan getahnya. 8 Meskipun menjadi mata pencaharian utama masyarakat desa, pertanian di wilayah Desa Kedungwungu tidak menjanjikan, hasil pertanian hanya berkisar pada tanaman Padi dengan hasil jual yang tidak begitu tinggi. Hal itu disebabkan keadaan geografis Desa Kedungwungu yang jauh dari keramaian dan berada di lingkungan perbukitan. Tabel 1.4 Penduduk Menurut Profesi atau Pekerjaan No Jenis Pekerjaan Laki-laki orang Perempuan orang Jumlah 1 Pegawai Negri Sipil 9 3 12 2 Pensiun TNIPOLRI 2 - 2 3 Petani 360 116 476 4 Buruh Tani 130 161 291 5 Pengrajin Industri Rumah Tangga 4 - 4 6 Pedagang Keliling 10 - 10 8 Wawancara pribadi dengan bapak Muchari, Kepala Desa Kedungwungu, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal, pada tangal 25 Agustus 2016. 7 Peternak 3 3 Sumber: buku Monografi Desa Kedungwungu Tahun 2015 Melalui data di atas, menunjukan pola kegiatan perekonomian masyarakat Desa Kedungwungu dengan mayoritas penduduk, bekerja sebagai petani, buruh dan pedagang keliling. Desa Kedungwungu adalah Desa yang sebagian besar masyarakatnya adalah petani dan buruh, karena mengingat lahan Desa Kedungwungu ini banyak pesawahan dan perkebunan. 9

B. Sosial Keagamaan Desa Kedungwung

1. Agama Dalam bidang agama, masyrakat Desa Kedugwungu seluruhnya beragama Islam. Tabel 1.5 Agama Penduduk Kedungwungu No Agama Laki-laki orang Perempuan orang 1 Islam 1.435 1.463 Sumber: buku Monografi Desa Kedungwungu Tahun 2015 Berdasarkan hasi wawancara penulis dengan Kepala Desa pada tanggal 27 juli 2016 bahwa kondisi keagamaan penduduk Desa Kedungwungu cukup baik. Dilihat dari kelompok pengajian yang diadakan setiap minggu dan setiap bulan. Kelompok pengajian laki-laki biasa diadakan pada malam jumat dan malam senin setiap satu minggu sekali sedangkan kelompk pengajian perempuansetiap minngunya pada hari jum’at dan minggu, setiap bulannya pada tanggal 5 pengajian limanan, dan 15pengajian limalasan. 9 Data Monografi Desa Kedungwungu. 2. Budaya Budaya ritual yang masih membumi di tengah-tenah masyarakat adalah: 10 a. Tradisi yang ada pada prosesi pernikahan adat jawa Desa Kedungwungu. b. Upacara anak dalam kandungan. Upacara ini biasanya dilakukan pada usia kandungan emat bulan karena menurut kepercayaan umat islam bahwa malaikat mulai meniupkan roh kepada sang janin. Biasanya dilaksanakan pada malam hari yang dihadiri oleh sanak keluarga, tetangga, para sesepuh serta tokoh Agama dengan cara yang islami sepertitahlilan. c. Muputi, tradisi masyarakat Desa Kedungwungu setelah melahirka adalah muputi yaitu memberi nama sang bayi dan di barengi dengan ari-ari sang bayi dibungkus dengan kain bagus lalu di letakan didalam tempat kemudia ditaam denga lampu selama 40-7- hari, karena ari-ari sang bayi tersbut dianggap sebagai saudara. Dalam acara ini biasanya akan dibuat tumpeng. d. Selametan menurut penanggalan jawa atau yang disebut „kalender jawa’ diantara kaender-kalender umat islam yang biasa dilakukan masyarakat Desa Kedungwungu antara lain: 12 Maulud Rabi Awal untuk merayakan hari kelahiran Nabi SAW,7 Syawal dengan acara ketupatan yaitu dengan diramaikan membuat ketpat dan digunakan untuk selametan di mushalla terdekat dan dibagikan kepada saudara terdekat. Di Desa Kedungwungu bisa dikatakan bahwa masalah budaya hubungan antara masyarakat telah terjadi secara turun-temurun dari tradisi nenek moyang, masyarakatnya saling tenggang rasa dengan sesamanya. 11 Desa Kedungwungu apabila ditinjau dari sarana pendidikannya terdiri dari beberapa gedung sekolah. Tabel 1.6 Data Sekolah Formal di Desa Kedungwungu No Jenis Gedung Jumlah Gedung 10 wawancara pribadi dengan bapak Muchari, Kepala Desa Kedungwungu, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal, pada tangal 2016. 11 wawancara pribadi dengan bapak Muchari, Kepala Desa Kedungwungu, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal, pada tangal 2016 1 Gedung SMASedrajat 2 Gedung SMPSedrajat 1 3 Gedung SDSedrajat 2 4 Gedung TK 1 5 Gedung Play Group 2 Sumber: buku Monografi Desa Kedungwungu Tahun 2015 Masalah pendidikan pada masyarakat Desa Kedungwungu masih belum tersedia Sekolah Menengah Atas dan kesadaran masyarakat mengenai pentignya pendidikan masih belum disadari dan keinginan anak-anak untuk melanjutkan sekolah mereka ke jenjang SMP masih sangat rendah. 12 Tabel 1.7 Data Pendidikan Penduduk Desa Kedungwungu Tahun 2015 No Jenis Pendidikan Jumlah 1 Taman kanak-kanak 2 Sekolah Dasar 98 3 SMPSLTP 91 4 SMASLTA 43 5 AkademiD1-D2 12 6 SarjanaS1-S3 20 Sumber: buku Monografi Desa Kedungwungu Tahun 2015 Tabel tersebut menunjukan bahwa masyarakat Desa Kedungwungu dari jenis pendidikannya yang tamat SD lebih besar dibandingkan lainnya. Hal ini 12 wawancara pribadi dengan bapak Muchari, Kepala Desa Kedungwungu, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal, pada tangal 2016 perlu mendapatkan perhatian dan dapat digunakan sebagai acuan lebih untuk meningkatkan taraf pendidikan masyarakat Desa Kedungwungu.

C. Tradisi Pernikahan Adat Jawa Desa Kedungwungu

Masyarakat Jawa menyebut perkawinan itu dengan mantu. Yang maksudnya mengantu-antu yang artinya sangat ditunggu-tunggu. Sementara pengantin dalam bahasa Jawa adalah pinaganten, yang kata aslinya berasal dari kapur dan sirih, terdapat pada tumbuh-tumbuhan ditanah. Pinang dan ganten ini akhirnya menyatu dalam kuyahan saat orang makan sirih. Istilah ini maksudnya asam di gunung dan garan di laut, bertemu dalam belanga. Pengantin laki-laki dan perempuan yang berasal dari kultur yag berbeda akan bersatu dalam sebuah harmoni keuarga yang saling melengkapi kekurangan masing-masing sehingga tercipta keluarga bahagia. 13 Saat ini, meskipun budaya globa telah menembus tembok-tembok peradaban, namun ritual pernikahan yang terdapat pada Desa Kedungwungu ini tidak sirna. Masyarakat Desa Kedungwungu masih teteap berkaca pada adat dan budaya sendiri untuk merayakan hari yang istimewa tersebut. Perkawinan bagi banyak orang hanya terjadi sekali seumur hidup, karena itulah pesta pernikahan tradisional justru kelihatan semakin meriah dan dikemas dengan segala pernak- pernik hiasan dan kreasi yang melambangkan keagungan nilai dan makna. Dalam pelaksanaan pernikahan yang ada pada Desa Kedungwungterdapat tahap yang harus dilalui yaitu: 1. Tahap persiapan upacara pernikahan 13 M.hari wijaya, Tata Cara Penyelenggaraan Perkawinan Adat Jawa Jogjakarta: Hanggar Kreator, 2004, h.13-14.