Tumplek Ponjen, di dalamnya terdapat keyakinan tertentu yang menunjukkan adanya daya serap yang berbeda dari kekuatan tradisi setempat.
Seperti halnya adat istiadat budaya Jawa, upacara Tumplek Ponjen merupakan hasil perilaku dari manusia yang lebih mengarah pada sistem religi
Jawa. Hasil dari kekuatan cipta, rasa dan karsa manusia digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam rangka berke-Tuhanan. Artinya masyarakat
Jawa dengan kesadaran yang tinggi mengakui adanya Tuhan yang telah menciptakan dunia, alam semesta dan isinya. Menyadari akan hal itu dalam
keyakinan terhadap roh, maka dalam rangka sistem religinya masyarakat jawa tidak mengabaikan roh yang dimaksud sebagai sesama makhluk Tuhan.
Pemahamannya dalam melaksanakan persembahan syukur terhadap Tuhan, masyarakat Jawa menciptakan suasana hening, aman tanpa gangguan dari siapa
pun. Yang paling utama keikhlasan terhadap Tuhan, karena hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa kita menyembah, bersyukur dan memohon.
Tradisi perkawinan Tumplek Ponjenini merupakan momen penting bagi orang tua yang akan menikahkan anaknya yang terakhir. Adat ini sebagai wujud
syukur atas selesainya tugas orang tua. prosesi Tumplek Ponjen ini dilakukan pada saat sungkeman, orang tua akan memberikan kantong yang berisis biji-bijian
beras kuning, kedelai, jagung dan sejumlah uang yang di berikan oleh orang tua dan sanak keluarganya dalam satu kantong tersebut. Setelah selesai, orang tua
menyebar udhik-udhik yang berada dalam kantong, yang kemudian diperebutkan olehmempelai putra dan putri.
Salah satu daerah di Jawa Tengah yang hingga saat ini menggunakan Tradisi perkawinan Tumplek Ponjen tersebut adalah Desa Kedungwungu
Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal, yang dalam prosesi perkawinannya masih mempertahankan tradisi tersebut. Dari sudut pandang etnografis, tradisi
yang masih dipertahankan hingga saat ini tentunya mempunyai makna filosofis yang terkandung didalamnya, maka dari itu, atas pertimbangan tersebut penulis
tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Tradisi Tumplek Ponjen Dalam Perkawinan Masyarakat Adat Jawa Studi di Desa Kedungwungu
Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal Propinsi Jawa Tengah”.
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang masalah diatas penulis dapat mengidentifikasi beberapa masalah yang ada dalam bahasan ini. Masalah-masalah tersebut
diantaranya adalah: 1.
Apakah yang dimaksud dengan tradisi dan Tumplek Ponjen? 2.
Darimana asal-usul tradisi tersebut? 3.
Bagaimana tatacara pelaksanaan tradisi dan Tumplek Ponjen? 4.
Bagaimana masyarakat menjaga agar budaya itu tetap ada? 5.
Bagaimana pandangan hukum islam tentang tradisi dan Tumplek Ponjen? 6.
Bagaimana pandangan hukum positif dengan tradisi Tumplek Ponjen ? 7.
Bagaimana realisasi antara adat dan Islam?
C. Batasan dan Rumusan Maslah
1. Batasan Masalah
Dalam skripsi ini perlu adanya pembatasan masalah agar lingkup bahasannya tidak terlalu luas dan melebar. Adapun batasan masalah dalam
skripsi ini adalah mengenai persoalan tradisi Tumplek Ponjen yang ada di Desa Kedungwung Kabupaten Tegal, tatacara pelaksanaan tradisi perkawinan
dan pandangan Islam mengenai adat tersebut. 2.
Rumusan Masalah Sesungguhnya dalam Islam tidak terdapat pembeda ataupun
pengkhususan dalam hal pelaksanaan perkawinan bagi setiap orang. Namun dalam masyarakat Desa Kedungwungu Kabupaten Tegal terdapat
pengkhususan bagi sebagian orang yang akan melaksasakan perkawinan yaitu dengan dilaksanakannya upacara Tumplek Ponjen bagi anak bungsu. Oleh
karena itu pertanyaan penelitiannya adalah: a.
Bagaimanainteraksi antara tradisi Tumplek Ponjendi Desa Kedungwungu dengan Hukum Islam ?
b. Bagaimanainteraksi antara traadisi Tumplek Ponjen di Desa
Kedungwungu dengan Hukum Positif ?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan suatu penelitian adalah mengungkapkan secara jelas apa yang ingin dicpai dalam penelitian yang akan dilakukan. Dari definisi
tersebut, maka tujuan peneliti adalah: a.
Untuk mengetahui interaksi antara tradisi Tumplek Ponjen di Desa Kedungwungu dengan Hukum Islam
b. Untuk mengetahui interaksi antara tradisi Tumplek Ponjen di Desa
Kedungwungu dengaan Hukum Positif. 2.
Kegunaan Penelitian Sejalan dengan terciptanya tujuan tersebut diharapkan dari hasil
penelitian ini dapat diperoleh manfaat sebagai berikut : a.
Secara Akademik Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu karya tulis
ilmiah yang dapat menambah khazanah keilmuan khususnya dibidang Ilmu Hukum Keluarga dan umumnya pada Ilmu Pengetahuan.
b. Secara Praktis
Memberikan pencerahan kepada masyarakat luas khususnya kepada masyarakat Desa Kedungwungu Kabupaten Tegal mengenai
Tradisi Tumplek Ponjen dan dapat mengokohkan keyakinan terhadap hukum islam.
E. Tinjauan Terdahulu
Tinjauan terdahulu yang dimaksud adalah melihat data-data skripsi tahun- tahun sebelumnya dengan tujuan menganalisis skripsi yang berkaitan dengan
judul atau permasalahan penyusun. Dari sekian banyak skripsi yang penyusun temukan, diantara penelitian yang telah dilakukan sebelumnya adalah sebagai
berikut:
Tabel I.0
NO Penelitiaan terdaahulu
Penelitian Sekaraang
1 Judul
Penelitian 1.
Setyo Nur Kuncoro Tradisi
Upacara Tradisi
Tumplek Ponjen
Dalam
Perkawinan Adat
Kearaton Surakarta,
Fakultas Syariah,
Universitas Islam
Negri Malang, 2014 2.
India Rama Winona, Tata
Upaacaara Perkawinan
dan Hantaran
pengantin Bekasri
Lamongan, Fakultas
Teknik, Universitas Surabaya,
Vol 2 No. 2 tahun 2013
3. Ismiya
Hadiana, Makna
Filosofi Galam
rituaal Pengantin Jawa di
Rembang, Fakultas
Bahasa dan
Seni, Universitaas
Negri Semaarang, 2010
4. Sri Haryono Eko
setyawan, Proses
Perkaawinan Adat
Jawa dalam
Prespektif Hukum Islam,
Fakultas Hukum, Universitaas
Sebelaas Maret
Surakarta, 2010 Perkawinan
Masyarakat Adat
Jawa