posisi umpan terhadap rajungan pada bubu lipat Caesario 2011. Pustaka-pustaka tersebut dijadikan sebagai bahan acuan dalam melakukan penelitian dan
pembahasan hasil penelitian ini.
1.2 Tujuan
Penelitian ditujukan untuk menentukan: 1.
Ukuran mata jaring lintasan masuk bubu; 2.
Sudut kemiringan lintasan masuk bubu yang mudah dilewati kepiting bakau; 3.
Bentuk dan ukuran pintu masuk yang disesuaikan dengan tingkah laku, ukuran dan bentuk tubuh kepiting bakau; dan
4. Efektifitas bubu lipat modifikasi dibandingkan dengan bubu lipat standar
dalam menangkap kepiting bakau.
1.3 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah: 1.
Untuk memperoleh konstruksi bubu lipat yang produktif dan dapat meningkatkan hasil tangkapan kepiting bakau;
2. Sebagai bentuk kontribusi pada kekayaan alat tangkap di Indonesia; dan
3. Sebagai masukan dan referensi topik penelitian lebih lanjut dari bubu lipat
untuk menangkap kepiting bakau dalam rangka kemajuan teknologi perikanan tangkap di Indonesia.
1.4 Perumusan masalah
Permasalahan yang ditemukan pada bubu lipat standar adalah sulitnya kepiting melewati lintasan masuk bubu dan melewati pintu masuk. Kaki renang
dan kaki jalan kepiting bakau selalu terperosok masuk ke dalam mata jaring lintasan. Duri-duri yang terdapat pada karapas dan capit kepiting bakau sering
tersangkut pada pintu masuk bubu yang hanya berupa celah. Selain itu, kepiting bakau yang berukuran kecil masih tertangkap oleh bubu standar. Oleh karena itu,
konstruksi bubu perlu dimodifikasi pada beberapa bagian, yaitu ukuran mata jaring, sudut kemiringan pada lintasan masuk bubu, bentuk dan ukuran pintu
masuk bubu lipat.
Hal utama yang dilakukan pada penelitian ini adalah memodifikasi pintu masuk dari segi bentuk dan ukuran pintu supaya kepiting bakau mudah masuk ke
dalam bubu, khususnya kepiting bakau jenis S. serrata. Kepiting bakau jenis ini dijadikan sebagai target tangkapan utama. Alasannya adalah sering tertangkap
oleh nelayan. Ini berarti, kepiting bakau jenis S. serrata paling mudah didapatkan di alam. Selain itu, harga jual jenis kepiting bakau ini lebih tinggi dibandingkan
dengan ketiga jenis lainnya. Penentuan ukuran mata jaring dan sudut kemiringan lintasan masuk
dimaksudkan untuk mendapatkan ukuran mata jaring dan sudut kemiringan lintasan masuk bubu yang mudah dilewati oleh kepiting bakau saat memasuki
bubu lipat. Modifikasi pintu masuk, penentuan ukuran mata jaring dan sudut kemiringan lintasan bubu dimaksudkan agar kepiting tidak mengalami kesulitan
saat memasuki bubu. Keseluruhan hasil percobaan akan diaplikasikan pada bubu lipat standar
sehingga diperoleh bubu lipat modifikasi. Selanjutnya, bubu lipat standar dan modifikasi diuji coba bersamaan. Tujuannya untuk menentukan efektivitas masing
– masing bubu dalam menangkap kepiting bakau.
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kepiting Bakau