Umpan Metode pengoperasian bubu

b Gambar 12 Konstruksi bubu pintur Sumber: Martasuganda 2003 c Gambar 13 Konstruksi bubu lipat standar Keterangan a : 1. Rangka 2. Pintu 3. Pintu masuk 4. Tiang penyangga 5. Penusuk umpan Keterangan b : 1. Tali penyangga 2. Rangka 3. Jaring 4. Pemberat 5. Umpan Keterangan c : 1. Rangka 2. Mulut bubu 3. Badan bubu 4. Engsel 5. Tempat umpan

2.8.4 Umpan

Umpan merupakan salah satu faktor yang berpengaruhnya terhadap keberhasilan suatu usaha penangkapan Sadhori 1985 diacu dalam Rusdi 2010. Rusdi 2010 lebih lanjut menjelaskan bahwa umpan merupakan salah satu bentuk rangsangan stimulus yang bersifat fisika dan kimia yang dapat memberikan respons bagi organisme tertentu pada proses penangkapannya. Penggunaaan umpan dalam proses penangkapan ikan menggunakan bubu sudah dikenal luas oleh nelayan. Umpan disebut baik apabila memenuhi syarat, yaitu efektif untuk menarik ikan target, mudah dipasang pada berbagai posisi di dalam bubu, tahan lama, harga murah, mudah disimpan dan diangkut. Bubu yang menggunakan umpan 1 2 3 4 5 berupa ikan yang dipotong-potong memiliki hasil tangkapan lebih baik dibandingkan dengan menggunakan umpan buatan Slack and Smith 2001.

2.8.5 Metode pengoperasian bubu

Cara pengoperasian bubu dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu bubu dasar stationary fish pots, bubu apung floating fish pots dan bubu hanyut drifting fish pots. Bubu dasar biasanya dioperasikan di perairan karang atau diantara karang dan bebatuan. Agar lokasi pemasangan bubu mudah diketahui, bubu dilengkapi pelampung yang dihubungkan dengan tali panjang Subani dan Barus 1989. Tipe bubu apung dilengkapi dengan pelampung terbuat dari bambu atau rakit bambu. Bubu diletakkan di bagian atas pelampung atau digantungkan pada rakit bambu. Hasil tangkapan bubu apung adalah jenis-jenis ikan pelagis. Bubu hanyut dioperasikan dengan cara dihanyutkan. Bubu hanyut yang dikenal, yaitu pakaja, luka atau pataroni yang dikhususkan untuk menangkap ikan terbang flying fish Subani dan Barus 1989. Metode pengoperasian bubu diawali dengan penentuan daerah penangkapan. Apabila telah sampai di daerah penangkapan, bubu yang dioperasikan tanpa umpan dapat langsung diturunkan. Bagi bubu yang menggunakan umpan, maka umpan terlebih dahulu diletakkan ke dalam kantung umpan atau dikaitkan pada kawat yang ada di dalam bubu. Setelah itu, bubu ditenggelamkan ke dalam perairan. Pada umumnya pengoperasian bubu dimulai dengan menurunkan pelampung tanda, kemudian dilanjutkan dengan penurunan bubu satu persatu beserta pemberat ke dalam perairan Sudirman dan Mallawa 2004 diacu dalam Lastari 2007. 3 METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat