Penentuan ukuran dan bentuk pintu masuk bubu Perbandingan jumlah kepiting yang tertangkap pada bubu lipat

pergerakannya diamati secara visual; 5. Hasil pengujian dan pengamatan dicatat pada datasheet; 6. Pengujian dilakukan sebanyak 18 ulangan dengan menggunakan 8 kepiting bakau yang memiliki ukuran mulai dari 6,28-10,1 cm; dan 7. Tahapan uji coba yang sama dilakukan pada 2 sudut selanjutnya, yaitu 40 o dan 60 o . Berikut adalah ilustrasi posisi kepiting bakau dalam penentuan sudut kemiringan lintasan yang ditunjukkan pada Gambar 16. Gambar 16 Ilustrasi posisi kepiting bakau, jaring lintasan dan umpan pada uji penentuan sudut kemiringan lintasan masuk bubu

3.3.3 Penentuan ukuran dan bentuk pintu masuk bubu

Percobaan dilakukan untuk mendapatkan ukuran dan bentuk pintu masuk bubu yang mudah dilalui kepiting bakau, tapi kepiting bakau tidak dapat keluar dari pintu masuk bubu. Ukuran dan bentuk pintu masuk bubu disesuaikan dengan tingkah laku dan ukuran kepiting bakau, yaitu tebal tubuh kepiting bakau yang sudah layak tangkap. Urutan proses penentuan ukuran dan bentuk mulut masuk bubu sebagai berikut: 1. Percobaan diawali dengan meletakkan model lintasan di tengah akuarium membentuk sudut kemiringan α = 20 o dengan jaring yang memiliki ukuran mata 1 inci; 2. Sekeping kaca diletakkan di atas model lintasan hingga membentuk sebuah celah yang lebarnya disesuaikan dengan ketebalan kepiting bakau layak tangkap; 3. Kepiting bakau diletakkan di depan model lintasan masuk; Arah gerak α 20 o , 40 o dan 60 o 4. Umpan diletakkan di belakang model lintasan supaya kepiting bakau mau bergerak dan melewati celah mulut yang terbentuk; 5. Kepiting bakau dibiarkan bergerak dan seluruh pergerakannya diamati secara visual; 6. Ketinggian dan posisi keping kaca dapat dirubah untuk membentuk suatu celah yang mudah dilewati kepiting bakau dan sulit kembali ke posisi semula; 7. Posisi keping kaca dan model lintasan yang membentuk celah masuk digambar agar tidak terjadi pengulangan; 8. Ukuran dan bentuk mulut masuk tersebut dijadikan acuan untuk merancang mulut masuk bubu; dan 9. Pengujian dilakukan tiga kali ulangan dengan menggunakan tiga kepiting bakau yang memiliki ukuran mulai dari 6,86-9,05 cm. Berikut adalah ilustrasi posisi kepiting bakau dalam menentukan ukuran dan bentuk pintu masuk bubu yang ditunjukkan pada Gambar 17. Gambar 17 Ilustrasi susunan jaring lintasan dan kepingan kaca pada penentuan ukuran dan bentuk pintu masuk bubu

3.3.4 Perbandingan jumlah kepiting yang tertangkap pada bubu lipat

standar S dan bubu lipat modifikasi M Percobaan ini dilakukan setelah semua pengujian di atas selesai dilakukan. Percobaan yang dilakukan di dalam bak percobaan ini bertujuan untuk membandingkan jumlah kepiting bakau yang tertangkap pada bubu standar dengan bubu modifikasi. Banyaknya kepiting bakau yang tertangkap, tingkah laku dan kemudahan kepiting bakau saat memasuki bubu akan menggambarkan Model lintasan masuk α Tinggi pintu masuk Kaca Arah gerak keefektifan dari kedua bubu dalam menangkap kepiting bakau. Berikut adalah tahapan pengujian efektivitas bubu lipat: 1. Dua bubu standar dan dua bubu modifikasi ditempatkan di dalam bak percobaan dengan posisi masing-masing bubu yang sama saling berhadapan. Setiap bubu diisi umpan; 2. Sebanyak 30 kepiting bakau dengan ukuran yang bervariasi, baik ukuran kecil, sedang dan besar yang telah diketahui ukuran panjang, lebar dan tebal karapasnya dimasukkan ke dalam bak percobaan Lampiran 1; 3. Pergerakan kepiting bakau di dalam bak percobaan diamati; 4. Percobaan dilakukan sebanyak 20 kali ulangan; 5. Setiap percobaan diberi waktu 20 menit; dan 6. Kepiting-kepiting yang tertangkap di dalam bubu dihitung dan dicatat pada datasheet. Pada Gambar 18 dijelaskan susunan dari kedua jenis bubu di dalam bak percobaan. Gambar 18 Ilustrasi posisi bubu standar S dan bubu modifikasi M pada pengujian keefektifan bubu dalam menangkap kepiting bakau S S M M Ø 1,5 m T bak = 0,75 m T air = 0,3 m Masuk M M S S

3.4 Analisis Data