bias sehingga pendugaan parameter menjadi tidak efisien. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melihat nilai dari Durbin Watson
DW statistiknya yang dibandingkan dengan nilai dari tabel DW. Berikut merupakan kerangka identifikasi dalam menentukan ada tidaknya
autokorelasi.
Tabel 3 Kerangka Identifikasi Autokorelasi Nilai DW
Hasil 4-dlDW4
Tolak , autokorelasi negatif
4-duDW4-dl Hasil tidak dapat ditentukan
2DW4-du Terima
, tidak ada autokorelasi duDW2
Terima , tidak ada autokorelasi
dlDWdu Hasil tidak dapat ditentukan
0DWdl Autokorelasi positif
Sumber : Gujarati, 2004
b. Multikolinearitas
Multikolinearitas terjadi apabila terdapat hubungan linier antar variabel independen. Indikasi terjadinya multikolinearitas adalah dengan melihat hasil t
dan F statistik hasil regresi. Apabila koefisien parameter dari t statistik banyak yang tidak signifikan sementara F hitungnya signifikan, maka patut diduga
terjadi masalah multikolinearitas. Multikolinearitas dapat diatasi dengan cara menghilangkan variabel yang tidak signifikan, mentransformasi data, dan
menambah variabel.
c. Normalitas
Uji normalitas merupakan salah satu asumsi statistik dimana error term terdistribusi normal. Untuk mengetahui adanya normalitas, maka digunakan
uji Jarque-Bera. Apabila nilai probabilitas Jarque-Bera lebih besar dari taraf nyata α, maka persamaan tersebut tidak mempunyai masalah normalitas atau
error term terdistribusi normal Winarno 2007.
d. Heteroskedastisititas
Heteroskedastisitas terjadi apabila varian residual atau error tidak konstan atau berubah-ubah. Hal ini akan mengakibatkan varian koefisien regresi
cenderung akan besar sehingga akan mengakibatkan uji hipotesis, baik uji-t maupun uji-F, tidak lagi akurat. Untuk mengetahui ada tidaknya
heteroskedastisitas dapat digunakan uji White dengan melihat pada nilai R
2
nya. Jika nilai probabilitas R
2
mel ebihi nilai kritis dengan α yang dipilih, maka
hal tersebut menunjukkan bahwa tidak ada heteroskedastisitas, begitu pula sebaliknya.
Definisi Operasional Variabel
1. Volume permintaan ekspor CPO Indonesia di Amerika Serikat, Jerman, Inggris, dan Belanda yang menjadi variabel tak bebas dalam model dinyatakan
dalam satuan kilogram. 2. Harga ekspor CPO Indonesia ke negara tujuan USKg adalah harga yang
diperoleh dari hasil pembagian antara value ekspor CPO Indonesia ke negara