Black Campaign Uji Kriteria Ekonometrika
apresiasi pada nilai tukar riil rupiah terhadap mata uang negara importir sebesar satu persen akan mengakibatkan penurunan volume ekspor CPO
Indonesia di negara tujuan sebesar 0.32, ceteris paribus. Ketika terjadi depresiasi pada rupiah terhadap mata uang negara importir maka harga CPO
Indonesia di negara pengimpor lebih murah dan Indonesia cenderung untuk melakukan eskpor dikarenakan harga jual CPO lebih tinggi di pasar
internasional dibandingkan pasar domestik.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai analisis dampak black campaign
CPO terhadap volume ekspor CPO Indonesia di Amerika Serikat, Jerman, Belanda dan Inggris dengan periode analisis dari tahun 1996 hingga 2011
diperoleh beberapa kesimpulan yaitu : 1. Melihat kebutuhan akan CPO di pasar dunia yang terus meningkat, maka
permintaan ekspor CPO Indonesia perlu ditingkatkan. Volume permintaan ekspor CPO Indonesia ke dunia meningkat hingga mengalami penurunan
dimulai pada tahun 2009 yang disebabkan oleh krisis ekonomi global. Pada tahun 2009 harga internasional CPO mulai meningkat disebabkan naiknya
harga minyak dunia, stok sawit Malaysia yang menipis dan terganggunya produksi kedelai sebagai komoditi substitusi CPO. Meningkatnya harga
internasional CPO mengurangi volume permintaan ekspor CPO. Fluktuasi harga internasional CPO di pasar dunia ini adalah akibat dari situasi
perekonomian global yang sedang bergejolak dan pergerakan harga minyak dunia yang terus meningkat. Volume ekspor CPO Indonesia ke negara-negara
tujuan eskpor Amerika Serikat, Jerman, Belanda dan Inggris masih cenderung berfluktuasi juga akibat dari pengaruh kriris ekonomi global yang menurunkan
daya beli negara-negara tersebut. Black campaign juga dapat diindikasikan sebagai pengaruh dari penurunan volume ekspor CPO Indonesia. Inggris
mempunyai nilai pertumbuhan rata-rata ekspor CPO Indonesia yang terkecil, kemudian disusul oleh Belanda. Amerika mempunyai nilai pertumbuhan rata-
rata yang terbesar namun tidak diikuti dengan peningkatan volume ekspor dari tahun ke tahun. Nilai pertumbuhan rata-rata Amerika yang tinggi disebabkan
oleh peningkatan volume ekspor CPO Indonesia pada tahun 2006 ke 2007 yang sangat signifikan.
2. Hasil analisis model volume permintaan ekspor CPO Indonesia menunjukkan bahwa black campaign, nilai tukar riil rupiah terhadap mata uang negara
importir, GDP riil per kapita negara importir, harga internasional minyak kedelai soybean oil di pasar dunia dan harga ekspor CPO Indonesia ke
negara tujuan berpengaruh nyata terhadap volume permintaan ekspor CPO Indonesia. Sedangkan, harga internasional CPO di pasar dunia tidak
berpengaruh nyata. GDP riil perkapita negara importir, harga internasional minyak kedelai soybean oil di pasar dunia berhubungan positif dengan
volume permintaan ekspor CPO Indonesia. Sedangkan black campaign, harga
ekspor CPO Indonesia ke negara tujuan dan nilai tukar riil rupiah terhadap negara importir berhubungan negatif terhadap volume ekspor CPO Indonesia.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka disarankan kebijakan sebagai berikut:
1. Pentingnya penerapan konsep dayasaing berkelanjutan sudah tidak lagi hanya diperhatikan oleh negara-negara maju. Menurut Butler 2008 praktik tidak
ramah lingkungan telah menimbulkan citra buruk bagi industri kelapa sawit Indonesia. Kebijakan untuk meningkatkan permintaan ekspor CPO Indonesia
di negara-negara importir CPO adalah dengan memperluas pasar dan menjaga keberlangsungan ekspor CPO dengan cara memperbaiki standar kualitas
kelapa sawit sesuai dengan standar dunia memperhatikan prinsip sustainable competitiveness
. 2. Variabel black campaign berpengaruh nyata pada taraf nyata sepuluh persen
terhadap volume ekspor CPO Indonesia maka pemerintah perlu melakukan sosialisasi dan pelatihan penerapan prinsip dan kriteria berkelanjutan kepada
para pelaku industri kelapa sawit khususnya para petani untuk menghadapi persaingan dagang global dikarenakan pada masa mendatang bukan hanya
negara-negara maju saja yang memerhatikan akan konsep dayasaing berkelanjutan namun juga negara-negara berkembang yang dituntut untuk
memenuhi proses produksi berstandar lingkungan yang bertujuan untuk pelestarian bumi.
3. Variabel harga ekspor di negara tujuan bepengaruh nyata terhadap volume ekspor CPO Indonesia. Sebagai alternatif, pemerintah dapat memberikan
kebijakan subsidi ekspor. Subsidi ekspor untuk CPO Indonesia dapat melalui penurunan pajak ekspor CPO Indonesia. Namun juga tetap menjaga harga
ekspor tidak terlalu jatuh agar tidak merugikan kaum petani kecil.
4. Menggunakan Indonesian Sustainable Palm Oil ISPO sebagai alat promosi, advokasi dan kampanye publik untuk memperkuat posisi tawar kelapa sawit
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Badrun, M. 2010. Lintasan 30 Tahun Pengembangan Kelapa Sawit. Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementrian Pertanian dan GAPKI. Jakarta ID.
Brown, E dan M. F. Jacobson. 2005. Cruel Oil. Washington US : Center for
Science in the Public Interest Daryanto, A., I. Fahmi, dan A. Oktariani. 2010. Daya Saing Bisnis yang
Berkelanjutan Volume
15. [Agrimedia
Online]. http:agrimedia.mb.ipb.ac.iduploadspdf2011-0714_rubrik_utama.pdf
[30 April 2013].