Surplus Konsumen Surplus Konsumen dan Nilai Ekonomi Wisata Pulau Situ Gintung-3

6.5 Surplus Konsumen dan Nilai Ekonomi Wisata Pulau Situ Gintung-3

6.5.1 Surplus Konsumen

Surplus konsumen yang diterima oleh pengunjung dalam regresi poisson dapat dihitung dengan rumus: SK = - 1 TC β , dimana TC β adalah koefisien dari biaya perjalanan, sehingga dari rumus tersebut didapat surplus konsumen per individu adalah sebesar Rp 28.985,51. Besarnya surplus konsumen yang lebih besar dari harga tiket masuk PSG-3 menunjukkan bahwa dengan metode ini sebenarnya pengelola masih dapat meningkatkan harga tiket, mengingat penilaian pengunjung terhadap PSG-3 yang dilihat dari biaya korbanan yang mereka keluarkan untuk melakukan rekreasi di PSG-3 lebih besar dari harga tiket masuk PSG-3. 6.5.2 Nilai Ekonomi Wisata Pulau Situ Gintung-3 Nilai ekonomi wisata Pulau Situ Gintung-3 merupakan total surplus konsumen dalam satu periode yaitu satu tahun terakhir. Dapat dihitung dengan mengalikan surplus konsumen per kunjungan Rp 28.985,51 dengan jumlah kunjungan ke PSG-3 selama satu tahun terakhir yaitu sebanyak 116.373 kunjungan, sehingga total surplus konsumen pengunjung PSG-3 dalam satu tahun terakhir adalah sebesar Rp 3.373.130.755,00. Angka ini menunjukkan bahwa nilai ekonomi atau nilai manfaat wisata Pulau Situ Gintung-3 adalah sebesar Rp 3.373.130.755,00. Nilai manfaat wisata PSG-3 ini menunjukkan bahwa PSG-3 sebagai tempat wisata yang memanfaatkan sumberdaya alam dan lingkungan serta keindahan pemandangan sebagai daya tarik utamanya memiliki nilai ekonomi yang sangat besar. Hal ini dapat diartikan bahwa PSG-3 memiliki nilai manfaat tinggi yang dapat dirasakan oleh masyarakat, sehingga keberadaan PSG-3 beserta sumberdaya yang dimilikinya harus terus dijaga dan dipertahankan. Surplus konsumen yang diterima oleh pengunjung yang secara agregat lebih besar dari pendapatan yang diperoleh oleh pengelola PSG-3 dari penjualan tiket masuk dalam satu tahun terakhir mengindikasikan bahwa sebenarnya pengelola masih dapat memperoleh kelebihan manfaat tersebut untuk pengelolaan dan upaya konservasi tempat wisata agar keberlanjutan tempat wisata dapat tercapai, selain itu surplus konsumen juga mengindikasikan bahwa sebenarnya pengunjung masih dapat membayar lebih tinggi dari harga tiket awal. Oleh karena itu pengelola tempat wisata PSG-3 masih dapat menerapkan harga tiket lebih tinggi dari harga tiket saat ini. Namun, dalam pengambilan kebijakan apalagi untuk memutuskan menaikkan harga tiket, pengelola PSG-3 seyogyanya memperhatikan keinginan pengunjung sebagai konsumen utama dari tempat wisata. Oleh karena itu dalam penelitian ini juga dikaji keinginan membayar Willingness to Pay pengunjung terhadap kenaikan harga tiket untuk dapat mengetahui tingkat harga tiket masuk PSG-3 yang diinginkan pengunjung jika pengelola melakukan kebijakan menaikkan harga tiket. Kajian mengenai Willingness to Pay WTP pengunjung terhadap kenaikan harga tiket masuk PSG-3 akan dibahas pada bab selanjutnya.

VII. WILLINGNESS TO PAY DAN PERSEPSI PENGUNJUNG