Penilaian terhadap faktor Capital Permodalan

4.2. Penilaian Kesehatan Bank dengan Metode CAMELS

Pada penelitian ini, penilaian kesehatan bank dilakukan dengan pendekatan metode CAMELS yang dibatasi pada faktor Capital Permodalan, faktor Assets Kualitas Aset, faktor Earnings Rentabilitas, dan faktor Liquidity Likuiditas karena adanya keterbatasan data pada penelitian. Faktor-faktor CAMELS tersebut dikaji pada setiap akhir tahun selama periode 2006-2010 menggunakan laporan keuangan PT Bank Central Asia, Tbk yang telah diaudit dan dipublikasi. Penilaian ini dilakukan sesuai dengan peraturan pada Surat Edaran Bank Indonesia No.623DPNP tanggal 31 Mei 2004. Penilaian pada faktor Capital Permodalan dikaji terhadap rasio CAR. Penilaian pada faktor Assets Kualitas Aset dikaji terhadap rasio NPA. Penilaian pada faktor Earnings Rentabilitas dikaji terhadap rasio ROA, ROE, NIM, dan BOPO. Penilaian terhadap faktor Liquidity Likuiditas dikaji terhadap rasio LDR. Hasil dari seluruh rasio akan diperingkatkan pada masing-masing faktor CAMELS sesuai kriteria pada Bank Indonesia.

4.2.1 Penilaian terhadap faktor Capital Permodalan

Penilaian terhadap faktor permodalan PT Bank Central Asia, Tbk dilakukan berdasarkan laporan keuangan bank periode 2006- 2010. Penilaian ini dilakukan secara kuantitatif. Kriteria yang digunakan dibatasi dalam penilaian Kecukupan Pemenuhan Modal Minimum KPMM atau CAR. Capital Adequecy Ratio CAR atau rasio kecukupan modal adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko kredit, penyertaan, surat berharga, dan tagihan pada bank lain ikut dibiayai dari modal sendiri di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank Hariani, 2010. Penilaian ini dilakukan dengan perhitungan KPMM atau CAR selama periode 2006-2010. Hasil analisis dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Grafik hasil CAR PT Bank Central Asia, Tbk periode 2006-2010 CAR PT Bank Central Asia, Tbk pada tahun 2006 berada pada posisi 22,09 persen. Perhitungan CAR dapat dilihat pada Lampiran 6. Pada posisi ini Modal Bank terdiri atas modal inti, modal pelengkap, dan penyertaan senilai 16,2 triliun rupiah dan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko termasuk risiko kredit dan risiko pasar senilai 73,5 triliun rupiah. Pada tahun 2006, CAR PT Bank Central Asia, Tbk berada diatas standar minimum yang diwajibkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 8 persen. Oleh karena CAR sangat jauh lebih tinggi dari standar ketentuan minimum yang diwajibkan Bank Indonesia, maka peringkat komponen CAR dapat disimpulkan mendapat peringkat 1 satu yang mengindikasikan bank sehat sehingga bank mampu menutupi penurunan aktiva yang terjadi sebagai akibat dari kerugian- kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva berisiko. CAR PT Bank Central Asia, Tbk pada tahun 2007 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya menjadi 19,22 persen. Perhitungan CAR dapat dilihat pada Lampiran 6. Pada tahun 2007, Modal Bank Tahun C A R 2012 2011 2010 2009 2008 2007 2006 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 Accuracy Measures MAPE 2.28404 MAD 0.36251 MSD 0.19279 Variable Forecasts Actual Fits Trend Analysis Plot for CAR Quadratic Trend Model Yt = 26.04 - 4.27986t + 0.362143t2 terdiri atas modal inti, modal pelengkap, dan penyertaan meningkat dari tahun sebelumnya menjadi 18,5 triliun rupiah. ATMR meningkat dari tahun sebelumnya menjadi 96,7 triliun rupiah. Penurunan CAR disebabkan oleh peningkatan ATMR pada tahun 2007. Peningkatan ATMR disebabkan oleh pertumbuhan penyaluran kredit. Pada laporan tahunan PT Bank Central Asia, tbk tahun 2007 portofolio kredit tumbuh di semua segmen dan mencapai sekitar 82,4 triliun rupiah, meningkat sebesar 34,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu 61,4 triliun rupiah. CAR pada tahun 2007 berada diatas standar minimum yang diwajibkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 8 persen. Oleh karena CAR sangat jauh lebih tinggi dari standar ketentuan minimum yang diwajibkan Bank Indonesia, maka peringkat komponen CAR dapat disimpulkan mendapat peringkat 1 satu yang mengindikasikan bank sehat sehingga bank mampu menutupi penurunan aktiva yang terjadi sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva berisiko. CAR PT Bank Central Asia, Tbk pada tahun 2008 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya menjadi 15,78 persen. Perhitungan CAR dapat dilihat pada Lampiran 6. Pada tahun 2008 Modal Bank terdiri atas modal inti, modal pelengkap, dan penyertaan meningkat dari tahun sebelumnya menjadi 20,8 triliun rupiah. ATMR meningkat dari tahun sebelumnya menjadi 132,2 triliun rupiah. Penurunan CAR disebabkan oleh peningkatan ATMR pada tahun 2008. Peningkatan ATMR disebabkan oleh pertumbuhan penyaluran kredit. Pada laporan tahunan PT Bank Central Asia, tbk tahun 2008 portofolio kredit tumbuh di semua segmen dan mencapai 112,8 triliun rupiah atau meningkat sebesar 36,9 persen dari tahun sebelumnya, yaitu 82,4 triliun rupiah. Pada tahun 2008, CAR berada diatas standar minimum yang diwajibkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 8 persen. Oleh karena CAR sangat jauh lebih tinggi dari standar ketentuan minimum yang diwajibkan Bank Indonesia, maka peringkat komponen CAR dapat disimpulkan mendapat peringkat 1 satu yang mengindikasikan bank sehat sehingga bank mampu menutupi penurunan aktiva yang terjadi sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva berisiko. CAR PT Bank Central Asia, Tbk pada tahun 2009 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya menjadi 15,33 persen. Perhitungan CAR dapat dilihat pada Lampiran 6. Pada tahun 2009 Modal Bank terdiri atas modal inti, modal pelengkap, dan penyertaan meningkat dari tahun sebelumnya menjadi 22,8 triliun rupiah. ATMR meningkat dari tahun sebelumnya menjadi 148,9 triliun rupiah. Penurunan CAR pada tahun ini sangat sedikit dibandingkan dengan penurunan pada tahun-tahun sebelumnya. Penurunan ini diakibatkan PT Bank Central Asia, Tbk memperketat kriteria pemberian kredit sebagai upaya dalam mengantisipasi ketidakpastian dunia usaha akibat imbas dari krisis keuangan dan ekonomi global. Pada laporan tahunan PT Bank Central Asia, Tbk tahun 2009 tercatat bahwa portofolio kredit tumbuh sebesar 9,9 persen atau meningkat menjadi 123,9 triliun rupiah. Akibatnya, penyaluran kredit tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya sehingga peningkatan ATMR tidak terlalu besar. Pada tahun 2009 CAR berada diatas standar minimum yang diwajibkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 8 persen. Oleh karena CAR sangat jauh lebih tinggi dari standar ketentuan minimum yang diwajibkan Bank Indonesia, maka peringkat komponen CAR dapat disimpulkan mendapat peringkat 1 satu yang mengindikasikan bank sehat sehingga bank mampu menutupi penurunan aktiva yang terjadi sebagai akibat dari kerugian- kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva berisiko. CAR PT Bank Central Asia, Tbk pada tahun 2010 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya menjadi 13,50 persen. Perhitungan CAR dapat dilihat pada lampiran 6. Pada tahun 2010 Modal Bank terdiri atas modal inti, modal pelengkap, dan penyertaan meningkat dari tahun sebelumnya menjadi 27,7 triliun rupiah. ATMR meningkat dari tahun sebelumnya menjadi 205,3 triliun rupiah. Penurunan CAR disebabkan oleh meningkatnya ATMR. Peningkatan ATMR disebabkan oleh pertumbuhan penyaluran kredit. Berdasarkan laporan tahunan PT Bank Central Asia, Tbk tahun 2010 portofolio kredit BCA tercatat sebesar 153,9 triliun rupiah atau meningkat 24,2 persen dari tahun sebelumnya, yaitu 123,9 triliun rupiah. Pada tahun 2010, CAR berada diatas standar minimum yang diwajibkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 8 persen. Oleh karena CAR sangat jauh lebih tinggi dari standar ketentuan minimum yang diwajibkan Bank Indonesia, maka peringkat komponen CAR dapat disimpulkan mendapat peringkat 1 satu yang mengindikasikan bank sehat sehingga bank mampu menutupi penurunan aktiva yang terjadi sebagai akibat dari kerugian- kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva berisiko. Kecenderungan proyeksi trend CAR pada 2011 sampai 2012 adalah meningkat. Berdasarkan data laporan triwulan PT Bank Central Asia, Tbk pada bulan juni 2011 diperoleh nilai CAR aktual sebesar 13,92 persen. Peningkatan ini harus tetap dijaga dengan menekan nilai ATMR.

4.2.2 Penilaian terhadap faktor Assets Kualitas Aset