Pertambangan dan Penggalian 0,39 Industri Pengolahan 0,00 Listrik, Gas, dan Air Minum 0,18 Bangunan 0,07 Pengangkutan dan Komunikasi 0,07 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 0,02 Jasa 0,79

54 atas satu yaitu sektor pertanian, bangunan, perdagangan, hotel, dan restoran serta jasa. Tabel 5. Hasil perhitungan LQ Kabupaten Malinau menurut sektorsubsektor tahun 2000-2010 SektorSubsektor 2000 2010 Rata-rata Indeks LQ 2010 1. Pertanian 3,88 2,30 3,64 67,81 a. Tanaman bahan makanan 0,95 1,18 1,20 16,92 b. Tanaman perkebunan 0,20 0,13 0,17 1,74 c. Peternakan dan hasil-hasilnya 1,55 1,05 1,29 15,01 d. Kehutanan 6,56 6,92 8,33 100,00 e. Perikanan 0,45 0,55 0,52 7,79

2. Pertambangan dan Penggalian 0,39

0,69 0,38 20,10 a. Minyak dan gas bumi b. Pertambangan tanpa migas 0,40 0,67 0,36 9,60 c. Penggalian 0,18 1,22 0,94 17,45

3. Industri Pengolahan 0,00

0,01 0,01 0,00 a. Industri migas b. Industri tanpa migas 0,00 0,01 0,01 0,00

4. Listrik, Gas, dan Air Minum 0,18

0,74 0,54 21,67 a. Listrik 0,17 0,66 0,48 9,36 b. Air minum 0,28 1,26 0,92 18,13

5. Bangunan 0,07

3,38 2,42 100,00 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 0,78 1,17 1,27 34,32 a. Perdagangan 0,80 1,18 1,30 16,91 b. Hotel 0,38 0,70 0,71 9,91 c. Restoran 0,78 1,20 1,19 17,16

7. Pengangkutan dan Komunikasi 0,07

0,29 0,24 8,30 a. Pengangkutan 0,07 0,10 0,11 1,30 b. Komunikasi 0,10 1,26 0,96 18,04

8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 0,02

0,08 0,06 2,06 a. Bank 0,01 0,20 0,16 2,81 b. Lembaga keuangan bukan bank 0,01 0,03 0,02 0,31 c. Jasa penunjang keuangan d. Sewa bangunan 0,02 0,05 0,04 0,53 e. Jasa perusahaan 0,00 0,01 0,01 0,03

9. Jasa 0,79

1,23 1,18 36,30 a. Pemerintahan umum 0,99 1,59 1,49 22,79 b. Swasta 0,03 0,14 0,10 1,93 Sumber :Hasil Pengolahan data PDRB Kabupaten Malinau dan PDRB Provinsi Kaltim. 55 Dengan nilai LQ lebih dari satu mengindikasikan bahwa keempat sektor tersebut memiliki keunggulan komparatif di Kabupaten Malinau dibandingkan dengan Provinsi Kalimantan Timur. Dalam penelitian ini, hasil analisis LQ yang digunakan untuk mengambil keputusan ditetapkan hanya hasil LQ untuk tahun 2010 saja. Hal tersebut dikarenakan pada tahun 2010 merupakan tahun terakhir masa pemerintahan Bupati Kabupaten Malinau pertama dan juga merupakan tahun awal dari pemerintahan yang baru di Kabupaten Malinau. Sehingga sektor unggulan yang dibentuk dari hasil analisis LQ pada tahun 2010 dapat memberikan masukan bagi pemerintahan yang baru untuk fokus pembangunan pada sektor- sektor unggulan. Berdasarkan hasil analisis LQ tahun 2010, sektor-sektor yang mempunyai nilai LQ lebih dari satu adalah empat sektor yang sama dengan sektor penghitungan LQ secara rata-rata. Akan tetapi sektor bangunan ternyata memiliki nilai LQ yang terbesar yaitu 3,38 dan nilai ini menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Sedangkan sektor pertanian memiliki nilai LQ 2,30 dan nilainya semakin menurun dari tahun ke tahun. Sektor bangunan bisa menjadi sektor unggulan karena Pemerintah Kabupaten Malinau sedang giat-giatnya melakukan pembangunan infrastruktur untuk mengejar ketertinggalannya dari daerah lain. Isu daerah perbatasan yang menjadi halaman depan Negara Indonesia juga menyebabkan Kabupaten Malinau semakin berbenah terutama dalam pembangunan jalan, jembatan dan bangunan- bangunan kantor dan sekolah di perbatasan. Selain itu penetapan salah satu kecamatan di Kabupaten Malinau sebagai daerah pertumbuhan ekonomi 56 perbatasan, membuat segala sarana prasarana di kecamatan tersebut ditingkatkan kualitasnya, mulai dari jalan tembus ke Malaysia, jembatan, sekolah, dan bangunan lainnya. Sedangkan di wilayah kecamatan sekitar ibukota kabupaten terus meningkatkan proses pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan. Sehingga dalam beberapa tahun mendatang sektor bangunan masih menjadi primadona bagi perekonomian Kabupaten Malinau. Dari hasil analisis LQ tahun 2010 ini, nilai LQ nya kemudian diberi indeks untuk memberikan nilai yang sama dengan variabel lain sehingga mampu dihitung secara bersama-sama dengan analisis indeks komposit. Indeks LQ terbesar ada di subsektor kehutanan dan terendah ada di subsektor industri tanpa migas. Sedangkan nilai indeks tertinggi untuk sektor terdapat di sektor bangunan, terendah ada di sektor industri pengolahan.

5.1.2 Analisis Model Rasio Pertumbuhan MRP