Teori Basis Ekonomi TINJAUAN PUSTAKA

9 adanya tahapan dalam pertumbuhan ekonomi yaitu masyarakat tradisional, prasyarat untuk tinggal landas, tinggal landas, dewasa dan masa konsumsi massal Jhingan, 2010.

2.2 Teori Basis Ekonomi

Teori basis ekonomi economic base theory mendasarkan pandangannya bahwa laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor dari wilayah tersebut. Dalam pengertian ekonomi regional, ekspor adalah menjual produkjasa ke luar wilayah baik ke wilayah lain dalam negara tersebut maupun ke luar negeri. Tenaga kerja yang berdomisili di suatu wilayah, namun bekerja dan memperoleh uang dari wilayah lain termasuk dalam pengertian ekspor. Pada dasarnya kegiatan ekspor adalah semua kegiatan baik penghasil produk maupun penyedia jasa yang mendatangkan uang dari luar wilayah. Sektor basis adalah sektor yang mampu memenuhi kebutuhan wilayah tersebut dan wilayah lainnya. Sektor nonbasis adalah sektor yang hanya mampu memenuhi kebutuhan konsumsi lokal saja. Karena sifatnya yang memenuhi kebutuhan lokal, permintaan sektor ini sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan masyarakat setempat. Berdasarkan hal tersebut tersebut maka satu-satunya sektor yang bisa meningkatkan perekonomian wilayah melebihi pertumbuhan alamiah adalah sektor basis Tarigan, 2007. Pengembangan suatu wilayah dengan sektor basis harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut: 1. Harus mampu menjadi penggerak utama pembangunan perekonomian. 10 2. Mempunyai keterkaitan ke depan dan ke belakang. 3. Mampu bersaing dengan produk sejenis dari wilayah lain, baik dalam segi harga, biaya produksi, dan kualitas pelayanan. 4. Memiliki keterkaitan dengan wilayah, baik dalam hal pasar maupun pasokan bahan baku. 5. Memiliki status teknologi yang terus meningkat. 6. Mampu menyerap tenaga kerja berkualitas secara optimal. 7. Dapat bertahan dalam jangka panjang tertentu. 8. Tidak rentan terhadap gejolak eksternal dan internal. 9. Pengembangannya harus mendapatkan berbagai bentuk dukungan. 10. Pengembangannya berorientasi pada kelestarian sumber daya dan lingkungan. Kriteria lain dari komoditas unggulan adalah kontributif memiliki kontribusi yang besar dalam pencapaian tujuan utama pembangunan daerah, artikulatif memiliki kemampuan besar sebagai dinamisator bagi pertumbuhan sektor-sektor lain dalam spektrum yang luas, progresif dapat tumbuh secara berkelanjutan, tangguh memiliki daya saing, dan promotif mampu menciptakan tata lingkungan yang baik bagi kegiatan perekonomian Daryanto dan Yundi, 2010.

2.3 Otonomi Daerah