belakang personalia, khususnya para pengambil keputusan dan karakteristik proyek-proyek yang ditangani.
2.4. Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal meliputi variabel peluang dan ancaman di luar kontrol manajemen perusahaan. Audit eksternal terfokus pada upaya
mengidentifikasi dan menilai trend, serta peristiwa di luar kendali suatu perusahaan. Tujuan audit eksternal adalah membuat daftar terbatas
mengenai berbagai peluang yang dapat menguntungkan perusahaan dan berbagai ancaman yang harus dihindari David, 2004.
1. Lingkungan Makro
Kasmir 2008 mengungkapkan bahwa lingkungan makro merupakan kekuatan yang lebih luas dari lingkungan mikro dan juga
memengaruhi pemasaran bank. Sering juga diartikan lingkungan makro merupakan lingkungan jauh dari dunia perbankan. Lingkungan makro
juga memiliki komponen-komponen sebagai berikut: a. Lingkungan Demografis
Lingkungan demografis merupakan lingkungan yang menyangkut masalah kependudukan, seperti: jumlah penduduk, lokasi penduduk,
usia, jenis kelamin, pendidikan, dan pergeseran penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain.
b. Lingkungan Ekonomis Lingkungan ekonomis merupakan faktor-faktor yang memengaruhi
daya beli dan pola pembelanjaan konsumen. c.
Lingkungan Teknologi Lingkungan teknologi merupakan kekuatan-kekuatan yang
menciptakan teknologi baru, menciptakan inovasi baru melalui pengembangan produk baru, serta mampu menangkap peluang-
peluang yang ada. d.
Lingkungan Politik dan Undang-Undang Maksudnya adalah lembaga yang mengawasi perusahaan, seperti
badan pemerintah, kelompok penekan yang mempengaruhi dan
membatasi ruang gerak organisasi dan individu dalam suatu masyarakat.
e. Lingkungan Kultural
Merupakan lembaga-lembaga atau kekuatan lain yang mempengaruhi nilai di masyarakat, seperti persepsi, preferensi, dan
perilaku masyarakat terhadap produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan.
2. Lingkungan Industri
Aspek lingkungan industri akan lebih mengarah pada aspek persaingan dimana bisnis perusahaan berada. Akibatnya, faktor-faktor
yang mempengaruhi kondisi persaingan, seperti ancaman-ancaman dan kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan termasuk kondisi persaingan
itu sendiri menjadi perlu untuk dianalisis. Michael E. Porter mengemukakan konsep Competitive Strategy yang menganalisis
persaingan bisnis berdasarkan lima aspek utama yang disebut Lima Kekuatan Bersaing. R.E. Freeman yang dikutip Wheelen
merekomendasikan aspek yang keenam untuk melengkapinya Umar, 2005. Secara lengkap keenam aspek atau variabel yang membentuk
model untuk strategis bersaing tersebut yang dipaparkan di atas dapat dilihat pada Gambar 1.
Threat of New
Entrants Relative Power of Unions,
Governments, etc
Bargaining Power of Buyers
Bargaining Power
Threath of
Of Suppliers Substitute Products or
Services
Gambar 1. Konsep Competitive Strategy Porter Umar, 2005
Potensial Entrants
Industry Competitors
Rivalry Among
Existing Firms
Substitutes Suppliers
Buyers Other
Stakeholders
a. Ancaman Masuk Pendatang Baru
Masuknya perusahaan sebagai pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan yang sudah ada, misalnya
kapasitas menjadi bertambah, terjadinya perebutan pangsa pasar, serta perebutan sumber daya produksi yang terbatas. Kondisi
seperti ini menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang telah ada. Ada beberapa faktor penghambat pendatang baru untuk masuk ke
dalam suatu industri yang sering disebut dengan Hambatan masuk. Faktor-faktor Hambatan Masuk yang dimaksud adalah : Skala
ekonomi, diferensiasi produk, kecukupan modal, biaya peralihan, akses ke saluran distribusi, ketidakunggulan biaya independen dan
peraturan pemerintah. b.
Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri Persaingan dalam industri akan mempengaruhi kebijakan dan
kinerja perusahaan. Dalam situasi persaingan yang oligopoli, perusahaan mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk
mempengaruhi pasar. Sedangkan, pada pasar persaingan sempurna, biasanya akan memaksa perusahaan menjadi follower
termasuk dalam hal harga produk. Menurut Porter dalam Umar 2005, tingkat persaingan itu dipengaruhi beberapa faktor, yaitu :
jumlah kompetitor, tingkat pertumbuhan industri, karakteristik produk, biaya tetap yang besar, kapasitas, dan hambatan keluar.
c. Ancaman dari Produk Pengganti
Perusahaan-perusahaan yang berada dalam suatu industri tertentu akan bersaing pula dengan produk pengganti. Walaupun
karakteristiknya berbeda, barang substitusi dapat memberikan fungsi atau jasa yang sama. Ancaman produk substitusi kuat
bilamana konsumen dihadapkan pada switching cost yang sedikit dan jika produk substitusi itu mempunyai harga yang lebih murah
atau kualitasnya sama, bahkan lebih tinggi dari produk-produk suatu industri.
d. Kekuatan Tawar-menawar Pembeli Buyers
Para pembeli, dengan kekuatan yang mereka miliki, mampu mempengaruhi perusahaan untuk menurunkan harga produk,
meningkatkan mutu servis, serta mengadu perusahaan dengan kompetitornya.
e. Kekuatan Tawar-menawar Pemasok Suppliers
Pemasok dapat mempengaruhi industri lewat kemampuan mereka menaikkan harga atau pengurangan kualitas produk atau servis.
Pemasok menjadi kuat apabila beberapa kondisi berikut terpenuhi: 1
Jumlah pemasok sedikit. 2
Produkservis yang ada adalah unik dan mampu menciptakan switching cost
yang besar. 3
Tidak tersedia produk substitusi. 4
Pemasok mampu melakukan integrasi ke depan dan mengolah produk yang dihasilkan menjadi produk yang sama yang
dihasilkan perusahaan. f.
Pengaruh Kekuatan Stakeholder lainnya Stakeholder
yang dimaksud antara lain adalah pemerintah, serikat pekerja, lingkungan masyarakat, kreditor, pemasok, asosiasi
dagang, kelompok yang mempunyai kepentingan lain, dan pemegang saham.
2.5. Metode Analisis Data 1.