96
2. Fungsi Interaktif
Dalam Halliday dan Hassan 1994: 22 fungsi interaktif ini terbagi menjadi tiga yaitu fungsi mengawasi yang lain, fungsi saling mendukung, dan
fungsi menyatakan diri. Fungsi-fungsi ini berorientasi pada efek yang ditimbulkan dari pemakaian bahasa tersebut Luardini, 2009. Berikut fungsi
interaktif dalam seruan riak:
a. Fungsi Mengawasi yang Lain
Fungsi mengawasi yang lain dalam tuturan riak dapat dilihat dari penggunaan modus imperatif.
Modus adalah bentuk verba yang mengungkapkan suasana kejiwaan sehubungan dengan perbuatan menurut
tafsiran pembicara tentang apa yang diucapkan Kridalaksana, 1993:156. Modus imperatif merupakan bentuk kata verba yang digunakan dalam
kalimat imperatif, berupa bentuk kata perintah sebagai larangan atau anjuran tentang tindakan yang tidak patut dilakukan.
51 Puang iyuh alap kami ini jari nantu, lagi amulu nelang ajiken ‘tidak bisa kami ini diambil jadi menantu, karena masih suka
bermain’
52 Tarueh ini sa masih halus, pa iyuh bapacaran ‘kita berdua masih kecil, tidak boleh berpacaran
53 Ada hinang naun rueh ipanete mun huan kasian mandrei ‘jangan cepat-cepat berdekatan kalau mertua belum tidur’
Disini kata-kata ‘tidak bisa diambil jadi menantu karena masih suka bermain-main’, ‘tidak boleh berpacaran karena masih kecil’, dan ‘jangan
cepat berdekatan kalau mertua belum tidur’, bertujuan untuk mengawasi
97
atau mengontrol sesama untuk menjaga tingkah laku dan kesopanan dalam bersikap.
b. Fungsi Saling Mendukung
Fungsi saling mendukung maksudnya menunjukan adanya kontak antara penutur dan pendengar untuk saling mendukung, menjalin
hubungan, solidaritas, memperlihatkan perasaan bersahabat dan empati. Fungsi saling mendukung ditunjukkan dengan penggunaan modalitas
yaitu keterangan dalam kalimat yang menyatakan sikap pembicara terhadap hal yang dibicarakan Chaer, 2003: 262. Seruan riak muncul
dalam bentuk-bentuk kalimat berikut: 54 Arai atei takam tau pangasungu andri naun kula kawan
‘senang hati kita dapat bertemu dengan saudara dan teman’ 55 Paramisi naun teka rumbung rama kami mansuba ngakiul para
‘permisi kalian semua kami mencoba untuk menari’ Kedua seruan di atas merupakan sapaan atau salam dari pawa Wadian
kepada para tamu yang hadir saat memulai kegiatan, ini merupakan upaya mereka untuk menjalin hubungan dengan penonton dengan menyapa
orang-orang yang hadir dan juga menunjukan rasa bersahabat. 56 Hanyu ada sakit hati puang natarime, hanyu die kaiyuh sarjana
‘Kamu jangan sakit hati tidak ditermia, nanti dapat sarjana’ 57 Hanyu tutu puang daya kurang gilang, upu ini lagi pahe’ei
Tente bukan karena kurang goyang, laki-laki ini masih belum berani’
Dari data 56 dan 57 para Wadian menunjukan rasa empatinya kepada orang-orang yang tidak dipilih oleh mempelai laki-laki dalam ritual
iwurung jue, dengan memberikan dukungan dan hiburan .
98
58 Gere welum naun tau jari janang kalalawah ‘Semoga hidup kalian langgeng selamanya’
59 Salamat menempuh hidup baru, Tuhan memberkati ‘selamat menempuh hidup baru, Tuhan memberkati’
Dua seruan di atas merupakan ungkapan selamat dan dukungan dari para Wadian kepada kedua mempelai.
c. Fungsi Menyatakan Diri