Populasi, Sampling dan Sampel

B. Populasi, Sampling dan Sampel

  1. Populasi

  Dalam penelitian penentuan populasi merupakan hal yang penting untuk memberikan batasan secara jelas tentang obyek yang akan diteliti. Menurut Sukardi, populasi adalah “semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara

  terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian”. 8 Menurut Suharsimi Arikunto, populasi adalah “keseluruhan subyek

  penelitian”. 9 Sedangkan menurut Mccail sebagaimana pada buku dasar-dasar metodologi penelitian kwantitatif dalam pendidikan, populasi adalah

  “kelompok besar individu yang mempunyai karakteristik umum yang sama”. 10 Menurut Sugiyono, populasi adalah “sebagai wilayah generalisasi yang terdiri

  atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. 11

  Adapun populasi pada penelitian ini adalah siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Ngantru Tulungagung kelas VII dan VIII semester genap tahun pelajaran 2009-2010 yang berjumlah 314 siswa.

  8 Sukardi, Metodologi Penelitian…, hal. 53. 9 Arikunto, Prosedur Penelitian…, hal. 108.

  10 Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi…, hal. 133.

  11 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan RD.

  (Bandung: Alfabeta, 2006), hal. 117.

  2. Sampling

  “Dengan melihat banyaknya populasi, maka untuk menghemat penulis perlu mengambil sebagian populasi yang bisa mewakilinya yang biasa disebut

  sampling”. 12 Menurut Ibnu Hadjar, sampling adalah “pemilihan sebagian individu dari populasi sebagai wakil yang representatif dari populasi

  tersebut”. 13 Sampel dapat dikatakan representatif apabila “subyek yang terpilih mempunyai karakter yang mencerminkan semua karakter yang

  dimiliki oleh populasi”. 14 Menurut S. Nasution, sampling adalah “memilih suatu jumlah tertentu untuk diselidiki dari keseluruhan populasi”. 15 Menurut Sugiyono, sampling adalah “teknik pengambilan sampel”. 16 Menurut

  Suharsimi Arikunto, sampling adalah “pemilihan sejumlah subyek penelitian sebagai wakil dari populasi sehingga dihasilkan sampel yang mewakili populasi dimaksud”. 17

  Cara yang ditempuh untuk menentukan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan stratified proportional random sampling yang dapat diuraikan yaitu di bawah ini:

  12 Ijzatul Laila, ‘Pengaruh Pelaksannaan Kurikulum Berbasis Kompetensi Terhadap Prestasi Belajar di MI Miftahul Huda Ngasem Ngajum Malang”, Skripsi. (Tulungagung: STAIN, 2006), hal.

  13 Hadjar, Dasar-Dasar…, hal.136. 14 Ibid., hal. 136. 15 S. Nasution, Metode Research: Penelitian Ilmiah. (Bandung: Jemmars, 1991), hal. 119. 16 Sugiyono, Metode Penelitian…, hal. 118. 17 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian. (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hal. 91.

  1. Stratified sampling adalah “memilih sampel dengan cara yang sedemikian rupa sehingga peneliti yakin bahwa semua kelompok dalam populasi terwakili dalam sampel yang terpilih”. 18

  Alasan penelitian menggunakan sampling ini adalah penulis melihat populasi yang ada di Madrasah Tsanawiyah Negeri Ngantru Tulungagung berstrata, yakni terdiri dari beberapa kelas. Sehingga penulis mengambil sampel dari semua kelas, dan dari masing-masing kelas diambil wakilnya sebagai sampel.

  2. Proportional sampling adalah “prosedur yang ditempuh dilakukan dengan jalan mengambil individu yang terdapat dalam masing-masing kategori populasi sesuai dengan proporsi atau perimbangannya untuk dijadikan

  sampel penelitian”. 19

  Penulis menerapkan proportional sampling dengan cara: penulis mengambil 8 kelas, yaitu 4 kelas untuk kelas VII dan 4 kelas untuk kelas

  VIII. Masing-masing kelas diambil 6 siswa sebagai wakil dari sampel

  penelitian. Ini didasarkan pada pendapat dari Suharsimi Arikunto yang menyatakan bahwa:

  Pengambilan sampel, yakni untuk sekedar ancer-ancer apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15 atau 20-25 atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari:

  18 Hadjar, Dasar-Dasar…, hal. 141. 19 Tulus Winarsunu, Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. (Malang:

  Universitas Muhammadiyah Malang, 2006), hal. 12.

  a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana.

  b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini

  menyangkut banyak sedikitnya data.

  c. Besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh peneliti. 20

  3. Random sampling adalah cara yang “dilakukan dengan jalan memberikan

  kemungkinan yang sama bagi individu yang menjadi anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel penelitian”. 21

  Penulis menerapkan random sampling dengan cara: diundi seperti undian yang dilakukan dengan jalan membuat gulungan-gulungan kertas yang berisi semua nomor dari anggota populasi, dan kemudian melakukan undian sebanyak jumlah sampel penelitian yang dibutuhkan.

  3. Sampel

  Menurut Suharsimi Arikunto, sampel adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. 22 Menurut Sugiyono, sampel adalah “bagian dari

  jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. 23 Menurut Sukardi, sampel adalah “sebagian dari jumlah populasi yang dipilih untuk

  sumber data tersebut”. 24 Menurut Ibnu Hadjar, sampel adalah “kelompok kecil individu yang dilibatkan langsung dalam penelitian”. 25 Dari penerapan

  sampling di atas diperoleh sampel sebanyak 48 siswa. Hal ini karena

  20 Arikunto, Prosedur…, hal. 112. 21 Winarsunu, Statistik dalam Penelitian…, hal. 16. 22 Ibid., hal. 109. 23 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan…, hal. 118. 24 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan…, hal. 54. 25 Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi…, hal. 133.

  keterbatasan waktu, tenaga dan dana, sehingga tidak memungkinkan bagi penulis untuk melakukan penelitian dengan sampel yang besar.